Anda di halaman 1dari 18

Kelompok : 1

MAKALAH
“ALJABAR BOOLEAN (1)”

Mata Kuliah : Matematika Terapan


Oleh :

Muhammad Hari Akbar Lubis (5193351024)

Kurniawan Hijriandi (5193351021)

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ALJABAR BOOLEAN (1)” dengan baik dan selesai pada waktu yang ditentukan

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Matematika Dasar yaitu Bapak Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom. dan juga
kepada rekan-rekan yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Kami juga mengakui bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik kata, kalimat maupun isi dari setiap pembahasan yang ada. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
yang membaca makalah ini.

Medan, 14 Maret 2020

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I KAJIAN TEORI DAN RUMUS-RUMUS..........................................................1
1.1 Definisi Aljabar Boolean....................................................................................1
1.2 Aljabar Boolean Dua-Nilai.................................................................................2
1.3 Exspresi Boolean................................................................................................2
1.4 Prinsip Dualitas..................................................................................................3
1.5 Hukum-hukum Aljabar Boolean.........................................................................3
1.6 Fungsi Boolean...................................................................................................5
1.7 Bentuk Kanonik..................................................................................................5
1.8 Konversi Antar Bentuk Kamonik.......................................................................6
BAB II SOAL DAN PEMBAHASAN.............................................................................7
2.1 Defenisi Aljabar..................................................................................................7
2.2 Aljabar Boolean Dua-Nilai.................................................................................8
2.3 Ekspresi Boolean..............................................................................................10
2.4 Prinsip Dualitas................................................................................................10
2.5 Hukum-hukum Aljabar Boolean.......................................................................10
2.6 Kombinasi........................................................................................................11
2.7 Bentuk Kamonik..............................................................................................12
2.8 Konversi Antar Bentuk.....................................................................................13
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................15
3.2 SARAN DAN KRITIK..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I
KAJIAN TEORI DAN RUMUS-RUMUS
1.1 Definisi Aljabar Boolean

Aljabar Boolean didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara paling
umum adalah dengan menspesifikasikan unsur-unsur pembentuknya dan operasi-
operasi yang menyertainya. Seperti.

Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan .,
dan sebuah operator uner’. Misal 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.
Maka, tupel

<B,+,.,’,0,1>

Disebut aljabar boolean jika untuk setiap a,b,c € B berlaku aksioma (sering
dinamakan juga Postulat Huntington) berikut :

1. Identitas
(i) a + 0 =a
(ii) a.1=a
2. Komutatif
(i) a+b=b+a
(ii) a.b=b.a
3. Distribusif
(i) a . (b + c) = (a . b) + (a . c)
(ii) a + ( b . c) = (a + b). (a + c)
4. Komplemen
Untuk setiap a € B terdapat elemen unik a € B sehingga
(i) a + a’ = 1
(ii) a . a’ = 0

Elemen 0 dan 1 adalah dua elemen unik yang didalama B. 0 disebut elemen
terkecuali dan 1 disebut elemen terbesar. Kedua elemen unik dapat berbeda-beda
pada beberapa aljabar boolean ( misalnya Ø dan U pada himpunan, F dan T pada
proposisi), Namun secara umum kita tetap menggunakan 0 dan 1 sebagai dua
elemen unik yang berbeda. Elemen 0 disebut elemmen zero, sedangkan elemen 1
disebut elemen unit. Operator + disebut operator penjumlahan,. Disebut operator
perkalian, dan ‘ disebut operator komplemen.

1.2 Aljabar Boolean Dua-Nilai

Aljabar Boolean yang terkenal dan memiliki terapan yang luas adalah aljabar
Boolean dua-nilai (two-valued Boolean algebra). Aljabar Boolean dua-nilai
didefinisikan pada sebuah himpunan B dengan dua buah elemen 0 dan 1 (sering
dan ., operator uner, ‘ . Kaidah untuk operator biner dan operator uner ditunjukkan
Tabel dibawah ini.

1.3 Exspresi Boolean

Misalkan (B, +, ., ‘) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam
(B, +, ., ‘) adalah :

(i) Setiap elemen didalam B,


(ii) Setiap perubah,
(iii) Jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2 e1 . e2 e1, adalah
ekspresi Boolean
Jadi menurut difinisi diatas, setiap ekspresi dibawah ini

Adalah ekspresi Boolean. Ekspresi Boolean yang mengandung n dinamakan


ekspri Boolean bagi n peubah.

1.4 Prinsip Dualitas

Misalkan S adalah kesamaan (identity) didalam aljabar Boolean yang melibatkan


operator +, ., dan komplemen, maka jika pernyataan S* diperoleh dari S dengan cara
mengganti

. dengan +

+ dengan .

0 dengan 1

1 dengan 0

Dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga
benar. S* disebut sebagai dual dari S.

1.5 Hukum-hukum Aljabar Boolean

Ada banyak hukum di dalam aljabar Boolean. Beberapa literatur bervariasi dalam
mengungkapkan jumlah hukum pada aljabar Boolean, tetapi hukum-hukum yang
paling penting ditampilkan di dalam dibawah ini. Catatlah bahwa beberapa dari
hukum yang terdapat di dalam tabel tersebut sudah disebutkan di dalam Definisi.
Kita dapat memperoleh hukum-hukum aljabar Boolean dari hukum-hukum aljabar

Ilimpunan dengan cara mepertukarkan

1.6 Fungsi Boolean


DEFINISI Fungsi; Boolean (discbut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari B"
ke B melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
f : Bn → B
yang dalam hal ini B adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n
(ordered n-tuplc) di dalam daerah asal B.
Misalkan ekspresi Boolean dengan n peubah adalah F(x1, x2, ..., x). Menurut Definisi
7.3 ini, setiap penberian nilai-nilai kepada peubah x, X2, .., X, merupakan suatu
pasangan terurut ganda-n di dalam daerah asal B" dan nila: ekspresi tersebut adalah
bayangannya di dalam daerah hasil B [LIU85]. Dengan kata lain, setiap ekspresi
Boolcan tidak lain merupakan fungsi Boolean. Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
fx, y, 2) - xyz + x'y + y'2. Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (x,
y, z) ke himpunan (0, 1}. Contoh pasangan terurut ganda-3 misalnya (1, 0, 1) yang
berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga f(1, 0, 1) -1.0.1+ 1'.0 +0'. 1-0 +0 +1 = 1.
Contoh :

1.7 Bentuk Kanonik


Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi dapat disajikan dalam dua
bentuk berbeda. Pertama, s3hagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai
perkalian dari hasil jumlah. Misalnya,

f(x, y, z) = x'y'z + xy'z' + xyz


dan
g(x, y, z) = (x + y + z)(x+y' +)(x +y'+2)X+y+z')(x'+y'+z)

adalah dua buah fungsi yang sama (dapat ditunjukkan dari tabel kebenarannya).
Fungsi yang pertama, f, muncul dalam bentuk penjumlahan dari hasıl kali,
sedangkan fungsi yang kedua, g, muncul dalam bentuk perkalian dari hasil
jumlah. Suku-suku di dalam ekspresi Boolean dengan n peuhah x1, x2, .. , X,
dikatakan minterm jika ia muncul dalam bentuk dan dikatakan maxterm jika ia
muncul dalam hentuk ĩ, +ĩ, +.. + , yang dalam hal ini , menyatakan literal x; atau
x, . Perhatikan bahwa sebuah minterm atau mnaxterm harus mengandung literal
yang lengkap. Sebagai contoh, x'y'z, xy'z , dan xyz pada fungsi fdi atas adalah tiga
buah minterm, dan x + y + 2, * + y' + 2, x + y' + z', x' +y + z', dan x' + y' + z pada
fungsi g di atas adalah empat huan maxterm ; setiap term mengandung litcral
lengkap dalam peubah x, y, dan z. Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai
penjumlahan dari satu atau lebih minierm atau perkalian dari satu atau lebih
maxterm disebut dalam bentuk kanonik.

Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:

1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-produci atau SOP)

2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)

Fungsi

1.8 Konversi Antar Bentuk Kamonik


Fungsi Boolean dalam bentuk kanonik SOP dapat ditransformasi ke bentuk
kanonik POS, demikian pula sebalikrya. Misalkan/ adalah fungsi Boolean dalam
bentuk SOP dengan tiga peubah:

Dan f’ adalah fungsi komplemen dari f,

Dengan menggunakan hukum De morgan, Kita dapat memperoleh fungsi f dalam


bentuk POS

Kesimpulan :

Mj’ = m

BAB II
SOAL DAN PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Aljabar

Contoh:
Misalkan B = {1, 2, 5, 7, 10, 14, 35, 70) adalah pembagian dari 70.
Tunjukkan cara membentuk B menjadi sebuah aljabar Boolean.
Penyelesaian :
Elemen-elemen himpunan B sudah didefinsikan. Sekarang kita
tentukan kaidah operasi untuk operator +, ., dan ‘. Misalkan kita
definisikan
a + b = KPK (a,b) = Kelipatan pesekutuan terkecil
a . b = PBB(a , b) = Pembagian bersama terbesar
a’ = 70/a
Maka sekarang kita tunjukkan apakah B bersama-sama dengan kedua
operator biner dan operator uner memnuhi ekempat aksioma yang
disebutkan didefinisi diatas.
1. Identitas 1 adalah elemen identitas untuk operasi penjumlahan ( 1
sebagai elemen zero) dan 70 adalah elemen identitas untuk
operasi perkalian (70 sebagai elemen unit), karena
(i) a + 1 = KPK (a, 1) = a
(ii) a. 70 = PBB (a, 70) = a
2. Komutatif: jelas berlaku karena
(i) a + b = b + a = KPK (a, b)
(ii) a . b = b .a = PBB (a, b)
3. Distributif Jelas berlaku karena (ditunjukkan dengan contoh)
(i) 10.(5 + 7) = PBB(10, KPK(5,7)) = PBB(10, 35) = 5
(10.5)+(10.7)=KPK (PBB(10,5), PBB(10,7)) = KPK(5,1) = 5
(ii) 10 + (5.7) = KPK(10, PBB(5, 7)) = KPK(10,1) = 10
(10 + 5).(10+7) = PBB(KPK (10,5), KPK (10, 7))=PBB(10, 70)
= 10
4. Komplemen : jelas berlaku karena
(i) a + a’ = KPK(a, 70/a) = 70
(ii) a . a’ = PBB(a, 70/a) = 1
Oleh karena semua aksioma didalam definisi diatas, maka B = {1, 2, 5, 7,
10, 14, 35, 70} yang didefinisikan pada operator biner + dan. Dan operator
komplemen’ adalah sebuah aljabar Boolean. Dengan kata lain, <B, +, ., ‘,
1, 70> adalah sebuah alljabar Boolean.

2.2 Aljabar Boolean Dua-Nilai


Kita harus dapat bahwa keempat aksioma didefinisi bab sebelumnya
terpenuhi pada himpunan B={0,1} dengan dua operator biner dan satu
operator uner yang didefinisikan diatas:

1. Identitas : jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa :
(i) 0+1=1+0=1
(ii) 1.0=0.1=1

Yang mempunyai elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan


pada postulat Huntington.

2. Komutatif : Jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.


3. Distributif :
(i) a . (b+c) = (a . b) + (a . c) dapat ditunjukkan benar dari tabel
operator biner diatas dengan membentuk tabel kebenenaran
untuk semua nilai yang mungkin dari a, b, dan c. Oleh karena
nilai pada kolom a . (b +c) sama dengan nilai pada kolom (a . b)
+ (a . c), Maka kesamaan a. (b + c) = (a . b) + (a . c) adalah
benar.
(ii) Hukum distributif a + (b . c) = (a + b).(a + c) dapat ditunjukkan
benar dengan membuat tabel kebenara dengan cara yang sama
seperti (i).

4. Komplemen : jelas berlaku karena tabel diatas memperlihatkan


bahawa
(i) a + a’ = 1, Karena 0 + 0’ = 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’ = 1 + 0 = 1
(ii) a . a = 0, karena 0.0’ = 0.1 =0 dan 1.1’ =1.0=0
Karena keempat aksioma terpenuhi dipenuhi, maka terbukti bahwa B =
{0, 1} bersama-sama dengan operator biner + dan. Operator
komplemen ‘ merupakan aljabar Boolean

2.3 Ekspresi Boolean


Contoh 1 :
Perlihatkan bahwa a + a’b = a+b.
Penyelesaian :
Tabel kebenaran untuk kesamaan a + a’b = a + b ditunjukkan pada Tabel
dibawah. Karena nilai pada kolom a + a’b sama dengan nilai-nilai pada
kolom a+b, maka a + a’b = a+b.

2.4 Prinsip Dualitas


Tentukan dual dari
(i) a+0=a
(ii) (a . 1) (0 + a’) = 0
(iii) a(a’ + b) = ab
(iv) (a + b)(b + c) = ac + b
(v) (a + 1)(a + 0) = a

Penyelesaian:

(i) a .1 = a
(ii) (a + 0) + (1 . a’) = 1
(iii) a + a’b = a + b
(iv) ab + bc = ( a + c)b
(v) (a . 0) + (a . 1) =a
2.5 Hukum-hukum Aljabar Boolean
Contoh :

Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean


maka kesamaan berikut

a + a’b = a + b dan a(a’ + b) = ab

adalah benar

Atau, dapat juga dibuktikan melalui dualitas dari (i) Sb :

2.6 Kombinasi
Sebagai contoh, misalkan sebuah klub memiliki 25 orang anggota. Kita akan
memilih lima orang sebagai panitia. Panitia atau komite adalah kelompok yang
tidak terurut, artinya setiap anggota di dalam panitia kedudukannya sama.
Misalnya jika ada lima orang yang dipilih, A, B ,C, D, dan E, maka urutan
penempatan masing-masingnya di dalam panitia tidak penting (ABCDE sama
saja dengan BACED, ADCEB, dan seterusnya). Banyaknya cara memilih
anggota panitia yang terdiri dari lima orang anggota adalah C(25,5) = 53130
cara.

Contoh soal

1. Ada berapa cara kita dapat memilih 3 dari 4 elemen himpunan A = {a ,b ,c


,d} ? Penyelesaian :
Ini adalah persoalan kombinasi karena urutan kemunculan ketiga elemen
tersebut tidak penting.

Perhatikan tabel berikut :

Untuk setiap 3 elemen ada 3! = 6 urutan yang berbeda (permutasi).

Jadi, jumlah cara memilih 3 dari 4 elemen himpunan adalah C(4,3) = 4!/3!(4

3)! = 4, Yaitu himpunan {a,b,c},{a,b,d},{a,c,d}, dan {b,c,d}.

Contoh soal

1. Ada berapa cara kita dapat memilih 3 dari 4 elemen himpunan A = {a ,b ,c


,d} ?
Penyelesaian :
Ini adalah persoalan kombinasi karena urutan kemunculan ketiga elemen
tersebut tidak penting.
Perhatikan tabel berikut :

Untuk setiap 3 elemen ada 3! = 6 urutan yang berbeda (permutasi).


Jadi, jumlah cara memilih 3 dari 4 elemen himpunan adalah C(4,3) = 4!/3!
(4-3)! = 4,
Yaitu himpunan {a,b,c},{a,b,d},{a,c,d}, dan {b,c,d}.

2.7 Bentuk Kamonik


Contoh soal
Tinjau fungsi Boolean yang dinyatakan oleh dibawah ini. Nyatakan fungsi
tersebut dalam bentuk kanonik SOP dan POS
Penyelesaian :
(a) SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama
dengan 1 adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam
bentuk kanonik adalah f(x, y, z) = x’ y’ z + xy’ z’ + xyz
Atau (dengan menggunakan lambang minterm),

(b) Kombinasi nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi yang sama
dengan 0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Boolean
dalam bentuk kanonik POS adalah

atau dalam bentuk lain,


2.8 Konversi Antar Bentuk

Nyatakan ix, y, 2)= [T (0, 2, 4, 5) dan g(w, x, y, z) = 2(1, 2, 5, 6, 10, 15) dalam
benluk

SOP.

Penvelesaian:

Fungsi f dikonversi ke SOP dengan mengambil nilai-nilai antara O sampai 7


selain 0, 2, 4,

dan 5, menjadi:

Ax, y, z) = E (1, 3, 6, 7)

Fungsi g dikonvcrsi ke POS dengan mengambil nilai-nilai antara 0 sampai 15


selain 1, 2,

5, 6, 10, dan 15, menjadi:

g(w, x, y, z)- || (0, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang di bahas di atas si penulis dapat menyimpulkan bahwa
untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3. Memenuhi postulat Huntington
3.2 SARAN DAN KRITIK
Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan
kekurangan dan masih banyak lagi harus belajar dalam membuat makalah untuk
selanjutnya. Maka apabila ada kritik dan saran yang membangun kami sangat
membutuhkannya dalam mengevaluasi tulisan kami ini. Karena kritik dan saran
dari para pembaca sangat membantu kami untuk lebih baik lagi kedepannya.

Karena pengetahuan kami yang masih kurang, kami memohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
orang.

DAFTAR PUSTAKA

Munir Rinaldi; 2010; Matematika Diskrit; Bandung;

https://mdiskrit-sutejo-yesaya2115r1080.blogspot.com/2019/11/makalah-
kombinatorial-matematika-diskrit.html (Diakses pada 07/03/2020. pukul 16.35
WIB)

Anda mungkin juga menyukai