Anda di halaman 1dari 5

Nyoman Lolly Tirta Sudibya

Teknik Fisika C
18/425018/TK/46713

Landasan Teori
Kekuatan mata manusia terbatas untuk memisahkan dua buah titik yang saling berdekatan agar tampak jelas
terpisah. Menurut Feynman, walaupun teknologi kini mampu menciptakan microscope dengan pembesaran
beribu kalilipat namun tetap saja mata manusia memiliki batasan untuk tidak dapat melihat dengan jelas dua
titik yang sangat berdekatan, sehingga yang tampak seperti terlihat hanya satu titik saja. hal ini sering disebut
dengan kendala batasan optika geometri.

Pada gambar diatas kita dapat mengamatai bagaimana cahaya masuk ke lensa mata
̅̅̅̅ 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑎, 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑚𝑏𝑜𝑙𝑘𝑎𝑛 𝐷) menuju ke retina (T) dan memfokuskan dua titik yaitu P dan P’.
(𝑆𝑅
Feynman menyatakan, P dan P’ titik yang berdekatan dapat dibedakan dengan jelas oleh mata jika waktu
tempuh cahaya dari ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ (𝑡2 ) memiliki selisih waktu lebih dari satu
𝑆𝑃′ (𝑡1 ) dan waktu tempuh cahaya dari 𝑅𝑃′
periode cahaya tertentu.

𝑡2 − 𝑡1 > 𝑇
Dimana T adalah periode dan 𝑡2 > 𝑡1 . Untuk mempermudah perhitungan, kedua ruas pertidaksamaan diatas
bisa dikalikan dengan kecepatan cahaya (𝑣) sehingga diperoleh komponen panjang ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ (𝑆2 ),
𝑆𝑃′ (𝑆1 ), panjang 𝑅𝑃′
dan panjang gelombang tertentu (𝜆).

(𝑡2 − 𝑡1 ) 𝑣 > 𝑇 𝑣
𝑆2 − 𝑆1 > 𝜆
Media dan Ketentuan
Spidol yang digunakan adalah warna merah dengan papan tulis berwarna putih. Warna merah memiliki panjang
gelombang yang lebih besar jika dibandingkan dengan panjang gelombang tampak lainnya. Dengan memilih
panjang gelombang terpanjang, maka cahaya dengan panjang gelombang yang lebih kecil pun juga tampak.

Warna Panjang Gelombang (nm)


Merah 780 - 622
Oranye 622 - 597
Kuning 597 - 577
Hijau 577 - 492
Biru 492 - 455
Violet 455 - 390
Sumber : http://www.livephysics.com/physical-
constants/optics-pc/wavelength-colors/

Sedangkan untuk ruangan kuliah yang dipilih di DTNTF adalah TN 1 karena memiliki papan tulis dengan jarak
pengamatan terjauh yaitu 23,2 m dengan asumsi garis penglihatan pengamat tegak lurus terhadap bidang papan
tulis menuju huruf yang dilihat.
Perhitungan
Untuk mencari jarak P’ dan P maka perlu mengetahui komponen 𝑆1 terlebih dahulu, kemudian nilai jarak
minimum pun dapat diketahui.

Mencari nilai 𝑺𝟏

Nilai 𝑆1 dapat diketahui dengan memakai dua rumus luas segitiga, rumus pertama dengan
komponen alas dan tinggi serta rumus kedua dengan komponen panjang setiap sisi segitiga.
Dimana tinggi segitiga dinyatakan dengan jarak pengamat terhadap titik (L) dan alas
dinyatakan dengan diameter lensa mata (d).
𝐿𝑢𝑎𝑠 ∆𝑃′𝑅𝑆

1 1 1 1 1
2
𝐿𝐷 = √2 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 ∆𝑃′ 𝑆𝑅 (2 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 ∆𝑃′ 𝑆𝑅 − 𝑆1 ) (2 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 ∆𝑃′ 𝑆𝑅 − 𝑆2 ) (2 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 ∆𝑃′ 𝑆𝑅 − 𝐷)

➔ 𝑆2 − 𝑆1 = λ

𝑆2 = λ + 𝑆1

1 1
➔ 2
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 2
(𝑆1 + 𝑆2 + 𝐷)

1
= 2
(𝑆1 + (λ + 𝑆1 ) + 𝐷)
1 1
= 𝑆1 + 2 λ + 2 𝐷

1 1 1 1 1 1 1 1
= √(𝑆1 + 2 λ + 2 𝐷) (2 D + 2 𝜆) (2 D − 2 𝜆) (𝑆1 + 2 λ − 2 𝐷)

1
=
4
√(2𝑆1 + λ + 𝐷) (2𝑆1 + λ − 𝐷) (λ + 𝐷) (λ − 𝐷)
1
= 4
√((2𝑆1 + 𝜆)2 − 𝐷 2 ) (𝜆2 − 𝐷 2 )

(2𝐿𝐷)2 = ((2𝑆1 + 𝜆)2 − 𝐷 2 ) (𝜆2 − 𝐷 2 )


(2𝐿𝐷)2
(2𝑆1 + 𝜆)2 = (𝜆2 −𝐷 2 )
+ 𝐷2

(2𝐿𝐷)2
2𝑆1 + 𝜆 = √(𝜆2 −𝐷2 ) + 𝐷 2

(2𝐿𝐷)2
√ 2 2 +𝐷2 − 𝜆
(𝜆 −𝐷 )
𝑆1 =
2

Memasukan nilai-nilai yang diketahui :

(2𝐿𝐷)2
√ 2 2 +𝐷2 − 𝜆
(𝜆 −𝐷 )
𝑆1 =
2

(2𝑥23,2𝑥0,001)2
√ +0,0012 − 7,8 𝑥 10−7
((7,8 𝑥 10−7 )2 −0,0012 )
=
2

2,15296 𝑥 10−3
√ +1 𝑥 10−6 − 7,8 𝑥 10−7
−9,999993916 𝑥 10−7
=
2

√2,1529613 𝑥 103 +1 𝑥 10−6 − 7,8 𝑥 10−7


=
2

√2,152961301 𝑥 103 − 7,8 𝑥 10−7


=
2
4,640001401939 𝑥 101 − 7,8 𝑥 10−7
=
2

𝑆1 𝑆1 = 2,32000066197 𝑥 101 m
Mencari jarak P dan P’ minimum (X)
Sebelum mencari nilai X, penting untuk mengetahui sudut pada titik S kurang dari 90° atau lebih dari
sama dengan 90° sehingga rumus selanjutnya dapat ditentukan.

Jika diamati lebih teliti, 𝑆1memiliki batasan agar memenuhi syarat 𝑆1 < 𝑆2 ketika P’ digeser kebawah
dengan mempertahankan nilai L maka bisa ditarik kesimpulan bahwa selisih terbesar antara 𝑆1 dan 𝑆2
jika 𝜃 ≤ 90° yaitu ketika L = 𝑆1 = 23,2. Sedangkan hasil 𝑆1 yang didapat adalah 23,2000066197 𝑚,
maka dapat kita ketahui 𝜃 > 90°. Gambar yang diperoleh sebagai berikut.

X = ̅̅̅̅̅
𝑃′𝑃

= ̅̅̅̅̅̅ + 𝑂′𝑃
𝑃′𝑂′ ̅̅̅̅̅

̅̅̅̅̅
➔ 𝑃 ′ 𝑂 = ̅̅̅̅
𝑆𝑂
1
= 2𝐷

̅̅̅̅̅̅ = √𝑆1 2 − 𝐿2
➔ 𝑃′𝑂′

1
= 𝐷 + √𝑆1 2 − 𝐿2
2

1
= 𝑥 0,001 + √(2,32000066197 𝑥 101 )2 − 23,22
2

= 5 𝑥 10−4 + √3,071541 𝑥 10−4


= 5 𝑥 10−4 + 1,752581239201 𝑥 10−2
= 1,752581239201 𝑥 10−2

X = 1,752581239201 cm
SELANJUTNYA MASIH
DALAM PERBAIKAN.............!

Anda mungkin juga menyukai