Anda di halaman 1dari 197

HALAMAN FRANCIS

Editor Materi : Koko


Editor Bahasa : Willem
Ilustrasi Sampul :
Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE MALANG

Hak Cipta © 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Semua hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak (mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan


sebagian atau seluruh isi buku teks dalam bentuk apapun atau dengan cara
apapun, termasuk fotokopi, rekaman, atau melalui metode (media) elektronik
atau mekanis lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam kasus lain,
seperti diwujudkan dalam kutipan singkat atau tinjauan penulisan ilmiah dan
penggunaan non-komersial tertentu lainnya diizinkan oleh perundangan hak
cipta. Penggunaan untuk komersial harus mendapat izin tertulis dari Penerbit.

Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

Untuk permohonan izin dapat ditujukan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan, melalui alamat berikut ini:

Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan


Bidang Otomotif & Elektronika:

Jl. Teluk Mandar, Arjosari Tromol Pos 5, Malang 65102, Telp. (0341) 491239,
(0341) 495849, Fax. (0341) 491342, Surel: vedcmalang@vedcmalang.or.id,
Laman: www.vedcmalang.com

i
DISKLAIMER (DISCLAIMER)
Penerbit tidak menjamin kebenaran dan keakuratan isi/informasi yang tertulis di
dalam buku tek ini. Kebenaran dan keakuratan isi/informasi merupakan tanggung
jawab dan wewenang dari penulis.

Penerbit tidak bertanggung jawab dan tidak melayani terhadap semua komentar
apapun yang ada didalam buku teks ini. Setiap komentar yang tercantum untuk
tujuan perbaikan isi adalah tanggung jawab dari masing-masing penulis.

Setiap kutipan yang ada di dalam buku teks akan dicantumkan sumbernya dan
penerbit tidak bertanggung jawab terhadap isi dari kutipan tersebut. Kebenaran
keakuratan isi kutipan tetap menjadi tanggung jawab dan hak diberikan pada
penulis dan pemilik asli. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap setiap
perawatan (perbaikan) dalam menyusun informasi dan bahan dalam buku teks
ini.

Penerbit tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan atau


ketidaknyamanan yang disebabkan sebagai akibat dari ketidakjelasan,
ketidaktepatan atau kesalahan didalam menyusunmakna kalimat didalam buku
teks ini.

Kewenangan Penerbit hanya sebatas memindahkan atau menerbitkan


mempublikasi, mencetak, memegang dan memproses data sesuai dengan
undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan data.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Teknik Sepeda Motor, Edisi Pertama 2013
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan, th.
2013: Jakarta

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
tersusunnya buku teks ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku teks
untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi Teknik Dasar
Lisrtrik Otomotif.
Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada paradigma belajar kurikulum
abad 21 menyebabkan terjadinya perubahan, yakni dari pengajaran (teaching)
menjadi BELAJAR (learning), dari pembelajaran yang berpusat kepada guru
(teachers-centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik
(student-centered), dari pembelajaran pasif (pasive learning) ke cara belajar
peserta didik aktif (active learning-CBSA) atau Student Active Learning-SAL.
Buku teks ″Teknik Dasar Listrik Otomotif″ ini disusun berdasarkan
tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013diselaraskan
berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains.
Penyajian buku teks untuk Mata Pelajaran ″Teknik Dasar Listrik Otomotif″
ini disusun dengan tujuan agar supaya peserta didik dapat melakukan proses
pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai
aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan eksperimen ilmiah (penerapan scientifik), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru secara mandiri.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat PembinaanSekolah
Menengah Kejuruan, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi
kesempurnaan buku teks ini dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam membantu terselesaikannya buku teks siswa untuk Mata
Pelajaran Teknik Otomotif Sepeda Motor kelas XI/Semester 2 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
Jakarta, 12 Desember 2013
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA

iii
PETA KEDUDUDKAN MODUL
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA

PROGRAM KEAHLIAN : OTOMOTIF

PAKET KEAHLIAN : PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

KLAS SEMESTER BAHAN AJAR (BUKU)

Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

2 Mesin Sasis dan Kelistrikan


Kendaraan Pemindah Kendaraan
XII Ringan 4 Tenaga 4 Ringan 4
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

1 Mesin Sasis dan Kelistrikan


Kendaraan Pemindah Kendaraan
Ringan 3 Tenaga 3 Ringan 3
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

2 Mesin Sasis dan Kelistrikan


Kendaraan Pemindah Kendaraan
XI Ringan 2 Tenaga 2 Ringan 2
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

1 Mesin Sasis dan Kelistrikan


Kendaraan Pemindah Kendaraan
Ringan 1 Tenaga 1 Ringan 1
Teknologi Pekerjaan Teknik Listrik
2
Dasar Dasar Teknik Dasar
Otomotif 2 Otomotif 2 Otomotif 2
X
Teknologi Pekerjaan Teknik Listrik
1 Dasar Dasar Teknik Dasar
Otomotif 1 Otomotif 1 Otomotif 1

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN FRANCIS ............................................................................................. i
DISKLAIMER (DISCLAIMER) ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
PETA KEDUDUDKAN MODUL .............................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ix
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Prasyarat ..................................................................................................... 1
B. Petunjuk Penggunaan ................................................................................. 1
C. Tujuan Akhir ................................................................................................ 1
D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ...................................................... 2
E. Cek Kemampuan Awal ................................................................................ 2
II. PEMELAJARAN ............................................................................................. 3
BAB I BESARAN LISTRIK..................................................................................... 3
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR ............................ 3
A. PETA KONSEP ........................................................................................... 4
B. PETA KONSEP BESARAN LISTRIK........................................................... 5
C. MATERI PEMBELAJARAN ......................................................................... 6
1. ARUS LISTRIK...................................................................................... 10
1.1. KUAT ARUS LISTRIK. ................................................................... 13
1.2. RAPAT ARUS ................................................................................. 15
2. TEGANGAN (VOLTAGE) ....................................................................... 20
2.1. Beda Potensial Tegangan .............................................................. 24
2.2. Jenis Tegangan Beda Potensial Tegangan ....................................... 26
3. HAMBATAN/TAHANAN ........................................................................... 30
3.1. Hambatan Kawat Penghantar ........................................................ 33
3.2. Tahanan Dalam Penghantar .......................................................... 35
3.3. Konduktor, Isolator Dan Resistor ...................................................... 39
Latihan Evaluasi : ............................................................................................. 41
Rangkuman ...................................................................................................... 42
Evaluasi ........................................................................................................... 43
Tugas Mandiri .............................................................................................. 43

v
BAB II HUKUM-HUKUM PADA DASAR LISTRIK ............................................... 44
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR .......................... 44
B. PETA KONSEP ......................................................................................... 45
C. MATERI PEMBELAJARAN ....................................................................... 47
1. HUKUM OHM........................................................................................ 47
1.1. HUBUNGAN DAYA DAN HUKUM OHM ........................................ 52
1.2. HUBUNGAN KALOR DENGAN HUKUM OHM ............................. 53
1.3. HUBUNGAN DAYA LISTRIK DENGAN HUKUM OHM .................. 54
2. HUKUM KIRCHOFF.............................................................................. 57
2.1. Hukum Kirchoff I ............................................................................ 58
2.2. HUKUM II KIRCHOFF (CLOSE LOOP) ......................................... 61
LATIHAN EVALUASI : ...................................................................................... 62
RANGKUMAN .................................................................................................. 63
TUGAS MANDIRI ............................................................................................ 63
BAB III KAIDAH FLAMING .................................................................................. 64
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR .......................... 64
B. PETA KONSEP ......................................................................................... 65
C. MATERI BELAJAR ................................................................................... 67
1. KUTUB MAGNET.................................................................................. 67
1.1. SIFAT MAGNET ............................................................................. 69
1.2. JENIS – JENIS BAHAN PEMBUAT MAGNET ............................... 70
2. INDUKSI ELEKTROMAGNET .............................................................. 71
2.1. JENIS-JENIS MAGNET ................................................................. 72
2.2. Cara membuat medan magnit ....................................................... 74
3. KAIDAH FLAMING ................................................................................ 76
3.1. Prinsip Flaming .............................................................................. 76
3.2. PENGGUNAAN HUKUM FLAMING .............................................. 78
LATIHAN EVALUASI ; ...................................................................................... 87
RANGKUMAN .................................................................................................. 88
EVALUASI ........................................................................................................ 88
TUGAS MANDIRI ............................................................................................ 89
BAB IV PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN TAHANAN ........................... 90
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR .......................... 90

vi
B. PETA KONSEP ......................................................................................... 91
1. AMPER ................................................................................................. 93
2. VOLTMETER ........................................................................................ 97
3. OHMMETER ......................................................................................... 99
4. AVO METER ANALOG ....................................................................... 101
LATIHAN EVALUASI ...................................................................................... 107
RANGKUMAN ................................................................................................ 108
EVALUASI ...................................................................................................... 109
TUGAS MANDIRI .......................................................................................... 112
BAB V RANGKAIAN SERI, PARALEL DAN GABUNGAN ................................ 114
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR ........................ 114
B. PETA KONSEP ....................................................................................... 115
C. MATERI PEMBELAJARAN .................................................................... 118
1. RANGKAIAN LISTRIK SERI ............................................................... 119
1.1. Rangkaian Seri Pada Rangkaian Arus Langsung ........................ 119
1.2. Rangkaian seri pada Hambatan .................................................. 121
2. Rangkaian Listrik Paralel .................................................................... 126
2.1. Rangkaian Paralel pada Sumber Tegangan ................................ 126
2.2. Rangkaian Paralel pada Hambatan ............................................. 127
3. RANGKAIAN LISTRIK CAMPURAN ................................................... 131
4. Rangkaian Listrik Majemuk ................................................................. 135
PERMASALAHAN ......................................................................................... 137
RANGKUMAN ................................................................................................ 139
TUGAS MANDIRI .......................................................................................... 141
BAB VI INDUKSI SENDIRI DAN MUTUAL PADA KEMAGNITAN ..................... 143
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR ........................ 143
B. PETA KONSEP ....................................................................................... 144
C. MATERI BELAJAR .................................................................................. 146
1. PENGERTIAN INDUKSI ..................................................................... 146
1.1. Induksi magnetis .......................................................................... 147
2. INDUKSI SENDIRI (SELF-INDUCTION EFFECT) ............................. 152
2.1. Jenis –Jenis induksi Diri (self indusinpada lilitan) : ...................... 154
2.2. INDUKTANSI BERSAMA ............................................................. 158

vii
PERMASALAHAN ......................................................................................... 159
RANGKUMAN ................................................................................................ 161
KERJA MANDIRI ........................................................................................... 162
BAB VII MACAM-MACAM JENIS, UKURAN KABEL, TERMINAL DAN
PENGGUNAANNYA .......................................................................................... 163
A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR ........................ 163
B. PETA KONSEP ....................................................................................... 164
C. MATERI BELAJAR .................................................................................. 166
1. KABEL ................................................................................................ 167
1.1. FUNGSI KABEL ........................................................................... 167
1.2. KOMPONEN KABEL ................................................................... 169
1.3. UKURAN KABEL ......................................................................... 172
2. KOMPONEN-KOMPONEN PENGHUBUNG ...................................... 177
2.1. Junction Block dan Relay Block ................................................... 177
2.2. Terminal Kabel (sepatu kabel) ..................................................... 177
2.3. Konektor ...................................................................................... 179
2.4. Baut Massa .................................................................................. 180
3. KOMPONEN-KOMPONEN PELINDUNGI SIRKUIT ........................... 181
3.1. Sekring (FUSE) ............................................................................ 181
3.2. Fusible Link .................................................................................. 183
3.3. Circuit Breaker ............................................................................. 183
LATIHAN EVALUASI ...................................................................................... 184
RANGKUMAN ................................................................................................ 185
EVALUASI ...................................................................................................... 185
TUGAS MANDIRI .......................................................................................... 186
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 187

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengamatan rangkaian ................................................................ 7

Gambar 2. Pengamatan rangkaian ............................................................. 8

Gambar 3. Gerakan Elektron ......................................................................... 11

Gambar 4. Perumpaman Aliran arus .............................................................. 12

Gambar 5. Gambar Aliran Elektron Dan Arus listrik ....................................... 12

Gambar 6.Kerapatan arus listrik ..................................................................... 15

Gambar7. aliran arus ...................................................................................... 17

Gambar 8. Reaksi Kimia Baterai .................................................................... 17

Gambar 9. Grafik Arus Listrik Searah ( DC) ................................................... 27

Gambar 10. Grafik tegangan listrik Bolak-Balik .............................................. 28

Gambar 11. Penampang Kabel ...................................................................... 34

Gambar 12. Gerakan elektron di dalam penghantar logam ........................... 37

Gambar 13. Pergerakan tegangan dan arus terhadap tahanan ..................... 38

Gambar 14. Arus keluar Kirchoff .................................................................... 59

Gambar 15. Loop arus “ Kirchoff“ ................................................................... 59

Gambar 16. Pengaruh pada jarum kompas oleh penghantar yang dialiri arus
listrik ............................................................................................................... 71

Gambar 17. Arah Gaya Elektromagnet .......................................................... 83

Gambar 18. Arah medan magnet ................................................................... 85

Gambar 19. Model sederhana motor stater.................................................... 85

Gambar 20. Arah medan magnet ................................................................... 147

Gambar 21. Trafo step down .......................................................................... 148

ix
Gambar 22. Induksi Diri ................................................................................. 151

Gambar 23. Solenoida. .................................................................................. 153

Gambar 24. Perubahan arus di salah satu kumparan akan menginduksi arus
pada kumparan yang lain ............................................................................... 156

Gambar 25. bagian-bagian kabel ................................................................... 167

Gambar 26. Bagian Kabel tegangan rendah .................................................. 168

Gambar 27. bagian kabel bertegangan tinggi ................................................ 169

Gambar 28. Kabel Yang Diisolasi ................................................................... 169

Gambar 29. Jenis kabel ................................................................................. 171

Gambar 30. Penampang Kabel. ..................................................................... 172

Gambar 31. Isolasi ......................................................................................... 173

Gambar 32. Selang bakar ............................................................................. 174

Gambar 33. Selang kabel ............................................................................... 174

Gambar 34. Kotak Sekering .......................................................................... 175

Gambar 35. terminal kabel ............................................................................ 175

Gambar 36. terminal penghubung Kabel ....................................................... 176

Gambar 37. Konektor dari kabel ke komponen .............................................. 176

Gambar 38. Konektor ..................................................................................... 177

Gambar 39. Pin Kabel Konektor ..................................................................... 177

Gambar 40. Jumlah Pin konektor ................................................................... 177

Gambar 41. Baut Washer ............................................................................... 178

Gambar 42. sekring jenis blade (a) dan sekring jenis cartridge (b) ................ 179

Gambar 43. Circuit Breaker ............................................................................ 181

x
I. PENDAHULUAN

A. Prasyarat
Materi konsep dasar-dasar listrik otomotif memberikan bekal awal dalam
memahami kompetensi teknik dasar listrik otomotif. materi ini disampaikan pada
kelas X smester 1.

B. Petunjuk Penggunaan
Buku ini dibuat dengan memberikan penjelasan tentang pengetahuan konsep
dasar-dasar listrik otomotif. Untuk memungkinkan siswa belajar sendiri secara
tuntas , maka perlu diketahui bahwa isi buku ini pada setiap kegiatan belajar
umumnya terdiri atas. Uraian materi, rangkuman, Lembar kerja, dan Pengayaan,
sehingga diharapkan siswa dapat belajar mandiri (individual learning) dan
mastery learning (belajar tuntas) dapat tercapai.

C. Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah agar siswa mampu:
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang dasar-dasar listrik otomotif
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang Arus Listrik, Tegangan, Hambatan/Tahanan.
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang Kutub Magnet, Induksi Elektromagnet dan
Kaidah Flaming
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang ampere, Voltmeter, Ohmmeter dan Avometer
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang Rangkaian Listrik Seri,Rangkaian Listrik Paralel,
Rangkaian Listrik Campuran dan Rangkaian Listrik Majemuk
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang Pengertian Induksi dan Induksi Sendiri (Self-
Induction)

1
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan
pengamatan tentang Kabel, Komponen Penghubung, Komponen
Pelindung Sirkuit, Komponen Pelindung Kabel dan Ukuran Kabel

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


 Memahami jenis-jenis Besaran Listrik
 Memahami Rumus Dasar Besaran Listrik
 Memahami Hukum Ohm dan Kirchoff
 Memahami Medan Magnet dan Arah Medan Magnet
 Memahami Rangkaian Dasar Listrik Seri dan Paralel
 Memahami Pengaruh Induksi terhadap timbulnya listrik
 Memahami jenis kabel, ukuran kabel, dan konektor

E. Cek Kemampuan Awal


o Sebutkan satuan-satuan besaran listrik!
o Sebutkan cara pembentukan medan magnet!
o Apa yang dimaksud dengan GGL(Garis Gaya Listrik)?
o Apa yang dimaksud dengan HukumOhm dan Hukum Kirchoff!
o Sebutkan jenis-jenis rangkaian listrik!
o Sebutkan alat-alat yang digunakan untuk mengukur rangkaian listrik!
o Jelaskan Hukum Flamming!
o Sebutkan fungsi kabel!

2
II. PEMELAJARAN
BAB I BESARAN LISTRIK

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR


KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR
Dari pembelajaran kompetensi dasar-
Setelah mengikuti pembelajaran
dasar Listrik siswa mendapatkan
dengan kompetensi dasar-
pengalaman belajar :
dasar Listrik siswa dapat :
1. Mengamati simulsi terkait materi pokok
1. Menghayati dan
besaran listrik dan Mengeksplorasi
Mengamalkan perilaku
dalam Menyelesaikan sosl-soal terkait
jujur, disiplin, tanggung
materi besaran listrik,
jawab, peduli (gotong
2. Mengamati simulsi terkait materi pokok
royong, kerjasama, toleran,
besaran listrik dan Mengeksplorasi
damai), santun, responsif
dalam Menyelesaikan sosl-soal terkait
dan proaktif dan
Hukum Ohm dan Kirchof ,
menunjukan sikap sebagai
3. Mengamati simulsi terkait materi pokok
bagian dari solusi atas
besaran listrik dan Mengeksplorasi
berbagai permasalahan
dalam Menyelesaikan sosl-soal terkait
dalam berinteraksi secara
Kaidah Flaming
efektif dengan lingkungan
4. Mengkomunikasikan dalam pengukuran
sosial dan alam serta
tegangan, tahanan dan arus
dalam menempatkan diri
5. Mengamati simulsi terkait materi dan
sebagai cerminan bangsa
Mengeksplorasii rangkaian seri, paralel
dalam pergaulan dunia.
dan gabungan.
2. Memahami besaran listrik,
6. Mengamati simulsi terkait materi pokok
hukum Ohm dan Kirchof
besaran listrik dan
padar listrik otomotip
Mengeksplorasiinduksi sendiri, mutual
3. Menerapkan Dasar Listrik
pada kemagnitan
pada rangkaian seri, paralel
7. Mengkomunikasikan macam-macam
dan gabungan
8. Jenis, ukuran kabel, terminal dan
penggunaannya

3
A. PETA KONSEP

1. BESARAN
LISTRIK
7. JENIS,
UKURAN
KABEL, 2. HK. OHM &
TERMINAL KIRCHOF
DAN
PENGGUNAA
N

DASAR LISTRIK
6. INDUKSI
DIRI, MUTUAL 3. KAIDAH
PADA FLAMING
KEMAGNITAN

4.
5. RANGKAIAN PENGUKURAN
SERI PARALEL TEGANGAN,
& GABUNGAN TAHANAN &
ARUS

4
B. PETA KONSEP BESARAN LISTRIK

KUAT ARUS

1. AMPER RAPAT ARUS

BESARAN 2. VOLT
LISTRIK

3.
HAMBATAN

HAMBATAN DALAM
PENGHANTAR

KONDUKTOR,
ISOLATOR

5
C. MATERI PEMBELAJARAN

Selamat! Sekarang kalian telah menjadi peserta didik SMK. Saatnya telah tiba
untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang listrik melaluimata pelajaran. Dasar
Listrik Otomotif. Dasar Listrik Otomotip adalah ilmu yang mempelajari tentang
listrik sesuatu yang ada di kendaraan baik itu kendaraan ringan, dan
kendararaan berat secara sistematis.

melakukan serangkaian penelitian dengan sangat cermat dan hati-hati. Dengan


cara itu, mereka dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu dapat terjadi
serta memperkirakan sesuatu yang terjadi saat ini maupun yang akan datang
terhadap alam sekitar. Hasil-hasil temuan mereka dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan hidup manusia, seperti sepeda motor , mobil, excavator, dosher,
komputer, televisi, dan sebagainya.

Pada bab ini, kalian akan mempelajari apa yang diselidiki dalam Besaran Listrik
Otomotip, bagaimanamelakukan pengamatan, perhitungan serta pengukuran
sebagai bagian dari pengamatan tersebut. Langkah awal untuk mempelajari
benda-benda di sekitar adalah dengan melakukan pengamatan (observasi).
Sebagai permulaan, lakukankegiatan berikut untuk melatih pengamatan untuk
eksplorasi terhadap listrik disekitarmu.

6
PENGAMATAN

Gambar 1. Pengamatan rangkaian

Pada kegiatan ini, kalian telah menyimpulkan bahwa dalam kegiatanpengukuran


perlu menggunakan satuan baku, satuan yang disepakati bersama. Besaran
yang satuan nya didefinisikan ini disebut besaran pokok.

MENAKSIR / MENDISKRIPSIKAN RANGKIAN LISTRIK

1. Lihatlah gambar dibawah 1.1 , Rangkaian listrik , dan amati!

2. Buatlah taksiran arus listrik, tegangan dan hambatan pada rangkian


tersebut.

Catatlah taksiranmu dan taksiran teman-temanmu!

Membandingkan dan Berlatih

Bandingkan taksiranmu dan teman-temanmu dengan hasil perhitunganmu!

7
Diskusikan, apakah dekatnya hasil taksiran dengan hasil pengukuran
sebenarnya dapat ditingkatkan dengan latihan? Untuk mengujinya, berlatihlah
menaksir dan menghitung kemudian uji dengan hasil pengukuran!

Gambar 2. Pengamatan rangkaian

Pengamatan

1. Rangkailah komponen-komponen listrik seperti gambar 1.1 , baterai, kawat


penghubung, lampu dan saklar !
2. Gerakan saklar ke bawah (tutup saklar) dimana pada posisi On.
3. Amati dari manakah lampu itu bisa hidup / menyala !
4. Hidup / nyalakan lampu beberapa menit (kurang lebih 3 menit), kemudian matikan.
4. Ulangi langkah tersebut sampai 3 (tiga) kali, sampai bisa menemukan komponen
yang bisa membuat lampu hidup / menyala!

Bagaimanakah hasil pengamatanmu? Temuan apakah yang dapat kamu ambil


sebuah kesimpulan untuk menjelaskan kenapa lampu bisa nyala ?!
Dari hasil temuan dilapangan silahkan sesuaikan dengan gambar 1.1 Rangkaian
listrik

Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain ? Mengapa

8
hasilnya demikian? Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan tegangan
pada rangkaian listrik bisa menyalakan lampu ?

Pada kegiatan sebelumnya, kalian telah menyimpulkan bahwa dalam


kegiatan pengamatan pada rangkian listrik dimana lampu bisa menyala karena
adanya arus listrik, beda tegangan dan hambatan yang terdapat pada rangkian.
Arus listrik, beda tegangan dan hambatandapat di ukur dan perlu menggunakan
satuan baku, satuan yangdisepakati bersama.Besaran yang satuannya
didefinisikan ini disebut besaran pokok.

Besaran panjang, massa dan waktu disebut besaran pokok, karena dari
besaran ini dapat diturunkan besaran-besaran yang lain seperti gaya dan energi.
Besaran pokok didefinisikan sebagai besaran yang satuannya telah ditetapkan
terlebih dahulu.Satuan dari besaran pokok disebut satuan pokok.Satuan Pokok
SI seluruhnya ada tujuh, yaitu seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Satuan pokok SI

Besaran Satuan Simbol

Panjang meter m

Massa kilogram kg

Waktu sekon s

Kuat arus listrik ampere A

Suhu kelvin K

Jumlah zat mol mol

Intensitas cahaya Candela Cd

Tabel 1 Satuan pokok SI

Penggunaan berbagai macam satuan untuk besaran menimbulkan suatu


kesukaran, alat ukur suatu satuan tertentu menjadi macam-macam, yang lebih
menyulitkan lagi bahwa orang harus menyesuaikan diri terhadap berbagai
macam satuan.Dengan demikian diperlukan menetapkan satuan standar besaran

9
pokok.Syarat untuk membuat satuan standar yang berguna adalah praktis
digunakan, mudah didapat, mudah dibuat ulang, dan tetap setiap saat.Maka
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan sejumlah penemuan oleh
para ilmuwan, standar satuan terus berubah.Sebagai contoh, standar meter
mengalami perubahan beberapa kali dimana yang digunakan sekarang
ditetapkan pada tahun 1983 dan dianggap yang paling tepat sampai saat ini.
Berikut iniakan dijelaskan satuan standar besaran pokok untuk listrik, besaran
yang digunakan pada listrik terbagi menjadi dua, meliputi Besaran pokok dan
besaran turunan.

1. ARUS LISTRIK

Amper adalah satuan SI untuk besaran pokok listrik, dilambangkan dengan


huruf A. Satu amper adalah suatu arus listrik yang mengalir, sedemikian
sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan
penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu
7
meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 x 10 newton per meter.
Satuan ini diambil dari nama André-Marie Ampère, salah satu penemu
elektromagnetik.

DEFINISI ARUS LISTRIK

Adalah Elektron-elektron yang mengalir melalui suatu penghantar tiap


detik.atau dengan kata lain adalah mengalirnya elektron secara terus menerus
dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama.

Besarnya arus listrik yang mengalir melalui konduktor adalah sama


dengan jumlah elektron bebas yang melewati penampang konduktor setiap
detik. Arus listrik dinyatakan dengan I (Intensity) sedangkan besar arus listrik
dinyatakan dengan satuan ampere, disingkat A.Satu amperA sama dengan

10
pergerakan 6.25 x 1018 elektron bebas yang melewati konduktor setiap detik.
Atau dengan pengertian lain 1 ampere arus adalah mengalirnya elektron
sebanyak 624x1016 (6,24151 × 1018) atau sama dengan 1 Coulumb per detik
melewati suatu penampang konduktor”

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap
berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Gambar 3. Gerakan Elektron

Elektron bebas yang bermuatan negative selamanya akan selalu tolak


menolak satu dengan lainnya. Bila ada kelebihan electron disatu tempat, maka
akan ada kekurangan electron ditempat lainnya, electron akan selalu bergerak
ketempat yang kosong, dan kemudian mencoba untuk saling menjauh satu
sama lainnya. Saat pergerakan ini terjadi, aliran atau arus elektron terbentuk,
Arus akan terus berlanjut sampai electron genap terpisah dari intinya.

Arus dapat digambarkan seperti laju aliran elektron, besarnya aliran


electron bias diumpamakan seperti pada pipa air. Pada pipa yang diameternya
lebih besar mempunyai kapasitas aliran yang lebih besar pula. Artinya adalah
aliran arus akan besar bila jumlah electron yang bergerak juga banyak,
sehingga semburan air bisa jauh seperti gambar dibawah ini.

Pada pipa yang diameter kecil mempunyai kapasitas aliran yang lebih kecil,

11
artinya aliran arus akan kecil karena jumlah elektron yang mengalir kecil.
Berakibat semburan air melalui pipa menjadi kecil.

Gambar 4. Perumpaman Aliran arus

Jadi kesimpulannya adalah mengalirnya suatu electron sama dengan


mengalirnya suatu arus. Arus adalah mengalirnya electron secara kontinyu
pada konduktor akibat perbedaan jumlah electron pada beberapa lokasi yang
jumlah elektronnya tidak sama.

Gambar 5. Gambar Aliran Elektron Dan Arus listrik

Formula arus listrik adalah:

Dimana:

I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere

Q = Besarnya muatan listrik, coulomb

12
t = waktu, detik

1.1. KUAT ARUS LISTRIK.

Definisi Kuat Arus Listrik

Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang
pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu, dengan kata
lain Amper adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron
bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.

“Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”. listrik yang dapat
memisahkan,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu
detik.Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus
dan waktu.

Formula arus listrik adalah

1 (satu) Coulomb = 6,28 x 1018


electron

Dimana :

Q = Banyaknya muatan listrik dalam


satuan coulomb

I = Kuat Arus dalam satuan Amper.

t = waktu dalam satuan detik.

13
PERMASALAHAN KUAT ARUS LISTRIK

Sebuah baterai memberikan arus 0,5 A kepada sebuah lampu


selama 2 menit.
Berapakah banyaknya muatan listrik yang dipindahkan ?

PEMECAHAN MASALAH

Diketahui: I = 0,5 amp

t = 2 menit.

Ditanyakan: Q (muatan listrik).

Penyelesaian:

t = 2 menit = 2 x 60 = 120 detik

Q=Ixt

= 0,5 x 120 = 60 coulomb.

14
1.2. RAPAT ARUS
Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka
kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm2), ketika penampang penghantar
mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm2 (12A/1,5 mm²).
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar
dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah
ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).

Definisi

Rapat Arus

Adalah besarnya arus listrik tiap-tiap luas penampang kawat (mm2)

Gambar 6.Kerapatan arus listrik.

15
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2
inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm².Kerapatan arus
berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar
penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.Rumus-rumus dibawah ini
untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat:

Formula arus listrik adalah : Dijabarkan sebagai berikut :

Dimana : S = Rapat arus [ A/mm²]


I = Kuat arus [ Amp]
Q = luas penampang kawat [ mm²]

Kejadian-Kejadian Yang Disebabkan Oleh Arus Listrik

Bila arus mengalir pada konduktor atau elektrolit akan menyebabkan


(menimbulkan) tiga kejadian :

a. Pembangkit panas

16
Bila arus melewati konduktor, akan menghasilkan panas saat sistem
bekerja. Contohnya meliputi :Lampu kepala (Head Light), Korek api
dimobil (Cigarette Lighter), sekring (Fuse) dll.

Gambar7. aliran arus

b. Aksi kimia

Bila aksi kimia terjadi pada elektrolit (cairan yang dapat dilalui /dialiri arus
listrik) akan menyebabkan arus listrik mengalir. Baterai jenis basah
bekerja berdasarkan prinsip kimia.

Saat kondisi baterai kosong (teganan dan arus) yang tersimpan dibaterai
berkurang, reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :

Pb02 + Pb + 2H2S04 -----> 2PbS04 + 2H20

Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan


(discharging). Keadaan ini akan mengurangi reaktivitas dari cairan
elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga tahanan
antara kutub sangat lemah untuk pemakaian. baterai perlu diisi tegangan
dan arus (charging) mengakibatkan pada reaksi kimia akan berubah.
Perubahannya sebagai berikut :2PbS04 + 2H20 ----> PbO2 + Pb + 2H2S02

Gambar 8. Reaksi Kimia Baterai

17
c. Aksi magnet

Bila arus listrik mengalir pada kabel atau kumparan akan menghasilkan
medan magnet disekitarnya. Prinsip ini digunakan pada koil pengapian
(ignition coil), alternator, motor starter dan macam-macam solenoid.

RANGKUMAN ARUS LISTRIK:


 Arus listrik terjadi karena mengalirnya elektron.
 Bila aliran elektronnya banyak, maka arus yang mengalir juga lebih
banyak.
 Melalui perbedaan potensial, arus bisa mengalir dari potensial yang tinggi
ke potensial yang lebih rendah.
 Bila aliran elektron bebasnya banyak, maka akan menghasilkan panas,
karena itu kawat listrik menjadi panas dikarenakan banyaknya arus yang
lewat.
 Jumlah arus dapat diterangkan dengan mengambil perumpamaan pada
jumlah air yang mengalir pada sebuah pipa.

18
 Besarnya arus yang melewati kebeberapa aktuator (beban) berarti tenaga
listriknya juga kuat.

PERMASALAHAN RAPAT ARUS

1. Sebuah batere memberikan arus 0,5 A kepada sebuah lampu selama 2 menit.
Berapakah banyaknya muatan listrik yang dipindahkan ?

2. Muatan listrik 4500 C, arus listrik 1500 mA. Hitunglah waktunya

Diketahui : I = 0,5 amp

t = 2 menit.

Ditanyakan : Q (muatan listrik).

Penyelesaian : t = 2 menit = 2 x 60 = 120 detik

Q=Ixt

= 0,5 x 120 = 60 coulomb.

PEMECAHAN MASALAH 2

Diketahui : Q = 4500 C
I = 1500 mA = 1.5 A
Ditanyakan : t = ?
Jawab :
t =Q/I
= 4500 C / 1.5 A
= 3000 s = 3000 dt
= 50 menit = 5/6 jam

19
2. TEGANGAN (VOLTAGE)

Besaran turunan yang digunakan pada listrik adalah tegangan.

Pengamatan tegangan
1. Siapkan baterai bertengan 12 V, yang satu ber
tegangan rendah (kurang dari 12 V) dan satunya
bertegangan 12 V.
2. Siapkan bola lampu bertengan 12 V dan
penghantar (kabel)
3. Rangkailah, seperti gambar sebelah ini
4. Amati nyala lampu bila menggunakan tegangan
dibawah 12 V dan tegangan diatas 12 V

BANDINGKAN DAN SIMPULKAN

Bandingkan hasil pengamatanmu dan hasil pengamatan temanmu! Catat


persamaandan perbedaannya! Jika hasil pembelajaran tegangan
dikomunikasikan kepada orang lain,apakah orang tersebut memperoleh
pemahaman yang sama? Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, hal penting
apakah yang arus dirumuskan bersama? Diskusikan dalam kelompokmu

Diskusikan:

20
Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil
pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain ?
Mengapa hasilnya demikian? Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan
tegangan pada rangkaian listrik bisa menyalakan lampu ?

Tegangan listrik merupakan perbedaan potensial listrik antara dua titik pada
suatu penghantar atau rangkaian listrik.Beda potensial adalah perbedaan
jumlah elektron yang berada dalam suatu arus listrik.

Bila suatu battery dihubungkan ke lampu dan lampu tersebut menyala, hal ini
terjadi dengan adanya aliran listrik. Arus bias mengalir karena ada perbedaan
potensial antara kutub positip dan kutub negatip. Arus mengali rmelalui lampu,
artinya bahwa electron bergerak dari "-" ke "+" sehingga lampu dapat
menyala.Selanjutnya bagaimana dan mengapa arus mengalir? Kita lihat contoh
pada kincir air ,kincir tidak akan berputar bila tidak ada air yang mengalir, hal
yang sama jika tidak ada arus yang mengalir, maka lampu tidak akan menyala.
Bagaimana air akan mengalir pada contoh dibawah ini? Bila tangki air A dan B
tingginya sama, air tidak akan mengalir dan kincir air juga tidak bias berputar.
Jika ada perbedaan tingg ipermukaan air diantara kedua tangki tersebut, maka
air bias mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki yang lebih rendah
dengan sendirinya.

DEFINISI TEGANGAN

Adalah mengalirnya elektron-elektron disebabkan adanya perbedaan


potensial listrik antara dua titik pada suatu penghantar atau rangkaian listrik.

Di satu sisi sumber arus listrik terdapat elektron yang bertumpuk


sedangkan di sisi yang lain terdapat jumlah elektron yang sedikit. Hal ini terjadi
karena adanya gaya magnet yang mempengaruhi materi tersebut. Dengan kata
lain, sumber tersebut menjadi bertegangan listrik. Tegangan listrik (disebut juga
voltase) identik dengan beda potensial.

21
Pada dasarnya, beda potensial (tegangan) inilah yang menyebabkan aliran
elekron dari potensial rendah (negatif) ke potensial tinggi (positif). Artinya
adanya arus listrik disebabkan karena adanya tegangan listrik pada dua titik
(kutub positif dan kutub negatif). Pada rangkain listik, bisa jadi setiap komponen
listrik mempunyai beda potensial yang berbeda tergantung hambatan
komponen tersebut

Sebagai contoh,kincir air akan berputar. Hal yang sama juga berlaku pada
listrik, bila tidak ada perbedaan potensial, arus tidak mengalir, dan jika ada
perbedaan potensial, maka arus bisa mengalir dari potensial yang lebih tinggi ke
yang lebih rendah,hasilnya adalah arus atau tenaga listrik. Bila pergerakan
elektron bebas jumlahnya banyak,artinya adalah tenaga listriknya menjadi
besar.
Jika suatu kabel dihubungkan antara muatan positif dan muatan negatif,
maka elektron akan bergerak netral. Pada saat tersebut, panas terbentuk oleh

22
pergerakan elektron. Reaksi pembangkitan panas ini merupakan salah satu
dari tiga kejadian yang disebabkan oleh adanya arus listrik, misalnya cigaret
lighter, electricstove ,dll. Kedua adalah kejadian Magnetic, yaitu bila arus
melewati suatu kabel atau kumparan maka akan menghasilkan medan
magnet, contohnya solenoid dan yang ketiga adalah arus dapat menyebabkan
kejadian reaksi kimia seperti misalnya yang terjadi pada battery. Mari kita lihat
aliran arus pada battery kendaraan. Sumber energi battery terdiri dari dua
terminal yaitu positif dan negatif.

Dari penjelasan mengenai muatan positif dan negatif, dapat dikatakan


bahwa atom terminal positif protonnya lebih banyak dari pada elekronnya,
sehingga terminalnya berisi muatan positif. Dan satunya lagi, atom yang
terdapat pada terminal negatif mempunyai electron yang lebih banyak
disbanding dengan proton, sehingga terminalnya bermuatan negatif. Terminal
negative mempunyai suplai electron bebas yang sangat banyak sekali,ke
semua electron ini ,terkumpul disuatu area yang kecil dan saling tolak–menolak
satu sama lainnya.

Jika perbedaan listrik secara alami terhubung dengan kedua kawat yang
bermuatan berbeda ,maka arus bias mengalir dikarenakan adanya perbedaan
potensial listrik antara kedua muatan sehingga arus dapat mengalir. Perbedaan
potensial listrik biasa disebut dengan tegangan (voltage). Karena ada
perbedaaan potensial listrik,maka terjadi electromotive force(emf).

Tegangan (V) adalah unit listrik untuk menerangkan jumlah tekanan listrik

23
yang ada atau sejumlah tekanan listrik yang dibangkitkan oleh aksi kimia di
dalam battery. Simbol tegangan =E dan satuan teganan =V, dimana
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu
joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”. Dari pernyataan diatas
dapat diformulasikan sebagai berikut :

Dimana ;

E = W (joule) / Q (coulombs)Volt
W = tenaga listrik
1Q =jumlah muatanlistrik
Persetaraan satuan :
1volt :0.001 KV
volt :1,000mV
1kV:1,000v

2.1. Beda Potensial Tegangan


Tegangan dapat disebut sebagai potensial dan perbedaan potensial. Pada
gambar 2-3 (tangki air) menerangkan bagaimana mereka berhubungan satu
sama lainnya, saat kedua tangki air dihubungkan dengan sebuah pipa, maka
air akan mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki yang lebih rendah.
Tinggi air diukur dari permukaan tanah. Untuk kelistrikan, potensial diukur
berdasarkan standar tingkatan kepastian yang disebut dengan alam (eart)
atau bumi (ground), potensial dari bumi (ground) diambil dalam angka 0
volt(V). Biasanya alam secara phisik mewakili ground, namun pada bidang
otomotif ground adalah terminal battery negative (-).

24
Tinggi air pada tangki yang lebih rendah diibaratkan sebagai tinggi air dalam
nol volt (V). Pada battery, 12 volts artinya adalah perbedaan potensial antara
kedua terminal battery kutup positip dan kutup negatip.

Bila ketinggian tempat pada gambar diatas karenakan posisi air berbeda, air
akan mengalir dari tangki A ke tangki B, namun apabila bila posisinya tidak
berbeda (tekanansama), air tidak akan mengalir. Karena itulah, jika
tekanannya tidak berbeda atau sama ,arus akan diam. Karena tidak ada aliran
arus, maka Sistem tidak bekerja sehingga tidak terjadi panas. Jika ada
perbedaan tekanan antara tangki A dan B maka arus bias mendesak masuk
sehingga terjadi panas. Artinya adalah muatan positif pada battery adalah 12
volt dan negatifnya adalah 0 volt. Pada switch buka – tutup yang ada pada
gambar 2-4 dibawah, karena arus mengalir ,lampu bias menyala berdasarkan
posisi switch-nya. Agar terjadi aliran muatan (arus listrik) dalam suatu
rangkaian tertutup, maka haruslah ada beda potensial atau beda tegangan di
kedua ujung rangkaian (kutub baterai sebagai sumber tegangan).

Adalah perbedaan jumlah elektron yang berada dalam suatu arus listrik

Jika energi tiap muatan habis akibat penggunaan, maka di kedua ujung
rangkaian tidak akan ada beda potensial (beda potensial bernilai nol volt).
Akibatnya komponen-komponen elektronika seperti lampu, trafo, dan lain

25
sebagainya tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Perhatikanlah
gambar berikut. Adanya beda potensial pada ujung ujung sumber tegangan,
menyebabkan lampu dalam rangkaian tertutup tersebut dapat menyala. Pada
lampu terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kalor dan cahaya.

2.2. Jenis Tegangan Beda Potensial Tegangan

1. Sumber tegangan listrik searah ( DC = Direct Current )

Tegangan yang bekerja pada rangkaian arus listrik tertutup selalu dengan
arah yang sama, maka arus listrik yang mengalir arahnya juga sama.
Biasa disebut dengan arus searah (simbol normalisasi : ¾ ). Tegangan
listrik searah adalah arus listrik yang mengalir dengan arah dan besar
yang tetap/konstan.Yaitu sumber arus listrik yang tidak berubah fasenya.
Pada gambar grafik yang memperlihatkan hubungan antara tegangan (V)
dan waktu (t) pada tegangan Listrik searah (DC). Berarti bahwa pembawa
muatan listrik bergerak dengan arah arus listrik tertentu.

Besarnya tegangan listrik pada saat yang berbeda diperlihatkan pada


suatu grafik (grafik tegangan fungsi waktu). Untuk maksud ini sumbu
horisontal sebagai waktu (misal 1s, 2s, 3s dst.) dan sumbu vertikal
sebagai arusnya (misal 1A, 2A, 3A dst.).

Besarnya arus listrik yang


sekarang ditetapkan pada 1, 2

26
atau 3 sekon, untuk masing -
masing waktu yang berlaku
ditarik garis lurus ke atas atau
ke bawah (lihat gambar 1.14).
Kita hubungkan titik yang
sesuai dengan suatu garis,
Gambar 9. Grafik Arus Listrik Searah ( DC)
dengan demikian maka didapatkan suatu grafik arus fungsi waktu (grafik
garis). Gambar grafik seperti ini dapat dibuat secara jelas dengan suatu
oscilloscope.

Contoh Sumber arus listrik searah ( DC )

1. Batere/Baterai ( elemen kering )


2. Accumulator ( aki = accu ) (elemen basah )
3. Elemen Volta ( elemen basah )
4. Solar sel
5. Dinamo DC atau Generator DC
6. Adaptor AC ke DC : a. Adaptor Sistem Perata Tunggal, b. Adaptor
Sistem Cabang Tengah, c. Adaptor Sistem jembatan, d. Adaptor
Sistem Dwi Kutub

2. Tegangan bolak-balik

Tegangan pada suatu rangkaian arus, arahnya berubah - ubah dengan


suatu irama / ritme tertentu, dengan demikian maka arah dan besarnya
arus selalu berubah - ubah pula. Biasa disebut arus listrik bolak-balik
(simbol normalisasi : ~ ). Berarti bahwa elektron bebasnya bergerak maju
dan mundur

27
Gambar 10. Grafik tegangan listrik Bolak-Balik

Disini pada tegangan bolak-balik, sebagaimana digunakan didalam


praktik, arahnya selalu berubah - ubah (misalnya 50 kali tiap sekon),
electron - elektron di dalam penghantar kawat hanya sedikit berayun /
bergerak maju dan mundur.

Suatu tegangan listrik bergelombang yang besarnya selalu berubah,


tetapi arah tegangan listrik tersebut tetap konstan, maka dalam hal ini
berhubungan dengan suatu arus listrik yang terdiri atas sebagian
tegangan listrik searah dan sebagian yang lain berupa tegangan bolak-
balik. Biasa disebut sebagai tegangan bergelombang (alternating current).
Tegangan bergelombang adalah suatu arus yang terdiri atas sebagian
arus searah dan sebagian arus bolak-balik.Salah satu bentuk lain dari
arus bergelombang yang sering ditemukan dalam praktik yaitu berupa
pulsa arus searah (lihat gambar 4) tegangan hanya dapat diketahui dan
ditetapkan melalui reaksi atau efek yang ditimbulkannya.

Sebagai contoh akibat dari reaksi atau efek yang ditimbulkannya adalah
sebagai berikut :

1. Reaksi panas

Arus listrik selalu memanasi penghantarnya.Didalam kawat logam


misalnya, elektron-elektron saling bertumbukan dengan ion-ion atom,
bersamaan dengan itu elektron tersebut memberikan sebagian energi
geraknya kepada ion-ion atom dan memperkuat asutan panas ion-ion
atom, yang berhubungan dengan kenaikan temperatur.Penggunaan
reaksi panas arus listrik ini misalnya pada open pemanas, solder, kompor,
seterika dan sekering lebur.

28
2. Reaksi cahaya
Pada lampu pijar reaksi panas arus listrik mengakibatkan kawat membara
dan dengan demikian menjadi bersinar, artinya sebagai efek samping dari
cahaya. Reaksi cahaya secara langsung ini ditemukan pada penggunaan
tabung cahaya, lampu mercury, lampu neon dan lampu indikator
(negative glow lamp).

3. Reaksi kemagnitan

Gas seperti neon, argon atau uap mercury dipicu/diprakarsai oleh arus
listrik sehingga menjadi bersinar.

Contoh sumber arus listrik bolak balik ( AC )

1. Generator AC
2. Jala-jala PLN yang dihasilkan oleh : PLTA, PLTU, PLTP, PLTN, dll.
3. Inverter DC ke AC

PERMASALAHAN :

Energy 12.500 J, muatan 250 C. Hitunglah besar tegangan listriknya

PEMECAHAN MASALAH :

Diketahui : W = 12.500 J
Q = 250 C
Ditanyakan : V = ?
Jawab :
V=W/Q
= 12.500 J / 250 C
= 50 Volt

29
3. HAMBATAN/TAHANAN

PERCOBAAN 1:

1. Sediakan 3 (tiga) jenis bahan kawat penghantar dari tembaga,


kuningan dan dari kawat nikelin.
2. Panjang kawat penghantar masing-masing 1 dan 3 meter.
3. sediakan bola lampu bertegangan 12 V sebanyak 3 buah.
4. Sediakan sumber tegangan 12 V
5. Hubungkan ke 3 (tiga) komponen kawat tembaga, kuningan
dan kawat nikelin dengan bola lampu serta sumber tegangan.
6. Rangkai seperti gambar disamping !
7. Amati nyala bola Lampu ! Mana yang lebih terang

Panjang : 1 m dan 3 m
Luas penampang : Tetap
Bahan : Berubah-ubah

30
Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain ?
Mengapa hasilnya demikian? Apakahyang memengaruhi hasil percobaan
tersebut?

Bandingkan dan Simpulkan

Jika prediksimu berbeda dengan kenyataannya, apa yang akan terjadi sesuai
hasilpengamatanmu?

Panjang Panjang Kondisi


Jenis Kawat Penghantar Penghantar 3 Menyala
1 meter meter (Terang /
Redup)

Kawat Tembaga

Kawat Nikelin

Kawat Kuningan

31
Panjang : Tetap
Luas penampang : Tetap
Bahan : dipanaskan
PERCOBAAN 2:

1. Seperti pada percobaan 1 (satu)


panaskan kawat penghantar
dengan menggunakan lilin dengan
jenis kawat penghantar berbeda-
beda!
2. Amati apa yang terjadi pada nyala
bola lampu?
Gambar Penampang kabel
dipanaskan

Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain ?
Mengapa hasilnya demikian? Apakah yang memengaruhi hasil percobaan
tersebut?

Bola lampu Kondisi Menyala


Jenis Kawat (Tegangan lampu 12 V) (Terang / Redup)
Tidak dipanaskan kondisi dipanaskan

Kawat Tembaga

Kawat Nikelin

Kawat Kuningan

32
MATERI PEMBELAJARAN

Jika suatu elektron bebas bisa bergerak didalam benda, dan dikarenakan
elektron mempunyai listrik alami, maka akan terjadi suatu aliran arus listrik.
Arus 1 ampere adalah elektron sebanyak 6.25x1018 electron bergerak dalam
satu detik. Perlu juga kita ketahui, bahwa semua jenis benda tersusun dari
atom-atom sehingga ada beberapa kemungkinan rintangan bagi elektron bebas
untuk bergerak, tertahannya pergerakan elektron bebas biasa disebut dengan
tahanan listrik.

Difinisi
Tahanan

Adalah hambatan-hambatan yang dialami oleh elektron-elektron pada


saat perpindahannya.Diukur dengan Ohm meter, satuan  (ohm).

Semua benda terdiri dari struktur atom yang berbeda, Karena itulah ruang
lingkup elektron bebas untuk bergerak menjadi beragam tergantung dari jenis
bendanya. Walaupun elektron dengan jumlah yang sama persatuan, jumlah
elektron yang dapat mengalir melalui ruang sempit persatuan waktu dapat
berubah, semakin besar ketebalan suatu benda, maka pintu gerbang dimana
elektron dapat bergerak juga menjadi semakin lebar. Jika jarak mengalir
elektron jauh, maka waktu perjalanan juga akan semakinl ama, sehingga
jumlah elektron yang bergerak dalam unit waktu dapat berkurang. Artinya
adalah banyak tahanan listriknya.

3.1. Hambatan Kawat Penghantar

Besar hambatan suatu kawat penghantar (L). Sebanding dengan panjang


kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar, makin besar

33
hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan
hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik dengan luas penampang
kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya. Jika
panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas penampang kawat
A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis:

Rumus untuk menjelaskan tahanan listrik adalah :

R = Tahanan suatubenda
𝜌 = Variable dari suatu benda (Ώ m)

L = Panjang kabel(m)
2
A = Lebar area(m )

Gambar 11. Penampang Kabel

Besaran ρ dikenal sebagai hambatan jenis atau resistivitas yang nilainya


bergantung pada jenis bahan penghantar. Dalam suatu batas perubahan suhu
tertentu, perubahan hambatan jenis sebanding dengan besar perubahan suhu
(Δt), Karena hambatan R berbanding lurus dengan hambatan jenis ρ, maka
perubahan nilai hambatan akan mengikuti hubungan.Sehingga rumus
hambatan sebagai berikut :

Dimana:
Rt = hambatan pada suhu t0C,
R0 = hambatan mula-mula,

34
α = Koefisien suhu hambatan
jenis (per 0C)
Δt = perubahan suhu (0C)
Koefisien suhu hambatan jenis (α) tergantung pada jenis bahan. Meskipun
hambatan jenis sebagian besar logam bertambah akibat kenaikan suhu, namun
bahan tertentu hambatan jenis justru akan semakin kecil akibat kenaikan suhu.
Hal ini terjadi pada bahan semikonduktor yaitu, karbon, grafit, germanium, dan
silikon.

Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda


potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui
penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan
berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk
mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti itu
dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula
penurunan tegangan listrik.

3.2. Tahanan Dalam Penghantar


Dalam suatu rangkaian listrik tentu terdapat hambatan. Hambatan / resistansi
merupakan karakteristik umum dari suatu rangkaian. Berikut akan dijelaskan
secara lebih detail karakteristik hambatan komponen-komponen dalam rangkaian
listrik. Besarnya hambatan kawat penghantar dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
Hambatan jenis penghantar,panjang penghantar, dan luas penampang
penghantar

35
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan
aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan
atom, setiap atom terdiri proton dan elektron.Aliran arus listrik merupakan aliran
elektron.Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati
atom sebelahnya.Akibatnya terjadi gesekan elektron denganatom dan ini
menyebabkan penghantar panas.Tahanan penghantar memiliki sifat
menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063
mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0° C”

36
Difinisi
Daya hantar

Adalah Kemampuan penghantar dalam menghantarkan daya hantar arus listrik


(arus).

Sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai


tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya
hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:

Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ ?/ohm]
G = Daya hantar arus/konduktivitas [Y/mho]

Gambar 12. Gerakan elektron di dalam penghantar logam

37
Jadi tahanan listrik pada suatu benda berbeda tergantung faktor sebagai
berikut:
a. Jenis benda
b. Bagian kabel
c. Panjang kabel
d. Temperatur

Juga jika suatu benda temperaturnya naik, gerakan atom akan menjadi lebih
lambat, karena atom – atom elektron bebas tersebut bergeraknya tidak bebas.
Jadi tahanan listrik akan naik apabila temperatur bendanya bertambah tinggi.
Huruf yang mewakili tahanan adalah : R Satuan tahanan adalah : Ω (ohm)
Simbol tahanan : --/\/\/\--

Gambar 13. Pergerakan tegangan dan arus terhadap tahanan

1 ohm : adalah suatu tahanan


listrik (konduktor) yang mampu
menahan aliran arus listrik
sebesar 1 ampere dengan
tegangan 1 volt

38
PERSETARAAN SATUAN
1kΩ =1,000 Ω
1Ω=0.001kΩ
1MΩ=1,000,000 Ω

3.3. Konduktor, Isolator Dan Resistor


Bila arus listrik mengalir melalui suatu benda dengan mudah, maka benda
tersebut disebut sebagai Konduktor (penghantar listrik). Logam seperti
tembaga, perak, emas, aluminum, dan baja dipakai sebagai penghantar
karena mereka adalah conductor yang baik. Tembaga banyak dipakai dalam
bentuk kabel karena ketahanannya dan biaya yang tidak begitu mahal.Lawan
dari conductor adalah insulator. Insulator adalah benda yang tidak bisa
mengalirkan arus listrik,
Contohnya adalah gelas, plastik, karet, dan keramik. Lapisan plastik pada
bagian luar kabel adalah salah satu contoh sebuah insulator. Saat elektron
bebas bergerak di dalam conductor, beberapa elektron bersinggungan dengan
atom-atom dan sebagian energi kinetik yang memancarkan cahaya atau panas.
Karena itulah, aksi pembangkitan panas disebut dengan Daya listrik (Joule
heat). Pembangkitan panas besarnya adalah sebanding dengan arus listrik dan
besar tahanan. Diformulasikan sebagai berikut :

Dimana ;
P : Daya (Jouleheat )
I : Aruslistrik
R : Tahanan

39
Alat yang menggunakan aksi pembangkitan panas adalah
- Electric Stove Electriciron
- Lamps
- Etc

Konductor Insulator

Tembaga Gelas
Besi Udara

Baja Kayu kering

Alumunium Pasir

Perak Air yang disuling

Kaleng Plastik

Ground (Bumi) Kertas

40
Latihan Evaluasi :

Kawat yang hambat jenisnya 0,000 001 Ωm dan luas penampangnya 0,000
000 25 m² digunakan untuk membuat elemen pembakar listrik 1kW yang harus
memiliki hambatan listrik 57,6 ohm. Berapa panjang kawat yang diperlukan?

PEMECAHAN MASALAH :

Diketahui
ρ = 0,000 001 Ωm R = 57,6 Ω
A = 0,000 000 25 m²
Ditanya : L ?
Jawab
R = ρ (L/A) =
57,6 = 0.000 001 . (L/o.oooooo25)
L = 57,6 . 0,25
L = 14,4 m

41
Rangkuman
Arus
1. Arus yang mengalir adalah sebesar jumlah elektron bebas.
2. Arus listrik menjalankan electric actuator
3. Bila tegangannya tinggi, arus yang mengalir juga banyak. Namun akan
mengakibatkan overheat bila aliran arusnya berlebihan.
4. Tahanan menahan aliran arus , jika tahanannya besar, aliran arus akan
berkurang.
5. Bila arus yang lewat berlebihan, akan terjadi panas.
6. Aksi megnet terjadi pada gulungan kawat yang dialiri listrik.

Tegangan
1. Bila ada potensial listrik, maka elektron mulai bergerak
2. Selanjutnya, aliran listrik dimulai
3. Bila tegangannya tinggi, elektron bisa bergerak lebih banyak lagi
4. Dan aliran listriknya juga menjadi lebih banyak

Resistance
1. Tahanan menghalangi gerak elektron bebas, juga menggangu aliran listrik
2. Jika tahanannya besar, aktuator kelistrikan 100% tidak bisa berjakan
karena tidak 100% arusyang lewat.
3. Tahanan dimulai dengan degradasi atau penuaian pada suatu wiring
harness.
4. Pada mobil problem kelistrikan dimulai dari tahanannya, kontak tahanan
pada connector,terlepasnya connector dan ground yang lemah.

42
Evaluasi
1. Kawat yang hambat jenisnya 0,000 001 Ωm dan luas penampangnya 0,000
000 25 m² digunakan untuk membuat elemen pembakar listrik 1kW yang
harus memiliki hambatan listrik 57, 6 ohm. Berapa panjang kawat yang
diperlukan ?
2. Seutas kawat yang panjangnya 50 cm, luas penampangnya 2 mm2 ,
ternyata hambatannya 100 Ohm. Dengan demikian, hambatan jenis kawat
tersebut adalah…?
3. Sebuah Kawat penghantar setelah diberi beda potensial listrik pada kedua
ujung 2 detik kemudian besar arus yang mengalir secara konstan pada
kawat tersebut terukur 4 A.
Hitunglah :
a. Jumlah muatan yang mengalir dalam tiap satuan menit,
b. Jumlah elektron yang mengalir dalam per menit.
4. Sebuah baterai memberikan arus 0,5 A kepada sebuah lampu selama 2
menit. Berapakah banyaknya muatan listrik yang dipindahkan ?.
5. Pada sebuah penghantar kabel yang berupa kawat tembaga yang memiliki
luas penampang sebesar 1 mm2 terdapat 2 x 1021 elektron bebas per
meter persegi. Berapa rapat arus yang dapat dihitung apabila kawat
tersebut dialiri listrik selama 1 menit jika diketahui muatan 1 elektron = 1,6 x
10-19C ? Diketahui : A = 1 mm2 = 1 x 10-6 m2 dan n = 2 x 1021 elektron
per meter persegi dapat kita hitung rapat arus dari persamaan berikut.

Tugas Mandiri
Pilihlah suatu L a mp u P e n e r a n g a n d i t e m p a t w o r k s h o p d i m a n a
l a m p u t e r s e b u t b i s a m e n y a l a t e r a n g d a n r e d u p sebagai
objek pengamatan.Kemudian,amati benda tersebut dengan
indramu. Lakukan penafsiran sebanyak – banyaknya terhadap benda
tersebut agar dapat kalian deskripsikan secara rinci. Buat laporan
tertulis tentang deskripsi objek itu. Lakukan analisis, adakah besaran
pada benda itu yang belum dapa diamati atau diukur. Kemukakan
idemu, bagaimana cara mengamati atau mengukurnya.

43
BAB II HUKUM-HUKUM PADA DASAR LISTRIK

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR


Dari pembelajaran kompetensi dasar-dasar
Setelah mengikuti pembelajaran
Listrik siswa mendapatkan pengalaman
dengan kompetensi dasar-dasar
belajar :
Listrik siswa dapat :

1. Menghayati dan Mengamalkan 1. Mengamati simulsi terkait materi pokok


perilaku jujur, disiplin, tanggung besaran listrik dan Mengeksplorasi
jawab, peduli (gotong royong, dalam Menyelesaikan Hukum Ohm dan
kerjasama, toleran, damai), santun, Kirchof ,
responsif dan proaktif dan 2. Mengamati simulsi terkait materi pokok
menunjukan sikap sebagai bagian besaran listrik dan Mengeksplorasi
dari solusi atas berbagai dalam Menyelesaikan sosl-soal terkait
permasalahan dalam berinteraksi Hukum Ohm dan Kirchof ,
secara efektif dengan lingkungan 3. Mengamati simulsi terkait materi pokok
sosial dan alam serta dalam Hukum Ohm dan Kirchof ,dan
menempatkan diri sebagai cerminan Mengeksplorasi dalam Menyelesaikan
bangsa dalam pergaulan dunia. sosl-soal terkait Hukum Ohm dan
2. Memahami besaran listrik, hukum Kirchof ,
Ohm dan Kirchof padar listrik 4. Mengkomunikasikan dalam Hukum
otomotip Ohm dan Kirchof ,
3. Menerapkan Dasar Listrik pada 5. Mengamati simulsi terkait materi dan
rangkaian seri, paralel dan Mengeksplorasi Hukum Ohm dan
gabungan Kirchof ,6.

44
B. PETA KONSEP

DASAR
LISTRIK

HUKUM
KIRCHOF
OHM

HUBUNGAN HUBUNGAN
KIRCOF 1 KIRCOF 2
DAYA KALOR

45
HUKUM-HUKUM PADA DASAR LISTRIK

Rudi seorang pelajar kelas 1 SMK yang baru masuk dari proses
penerimaan siswa baru. Pada suatu hari Andi bersama teman sekelasnya
dibimbing oleh guru pengajar dasar listrik otomotip melakukan praktikum di
workshop yang berkaitan dengan hambatan pada sumber tegangan.Andi
duduk berempat dalam satu kelompok sambil mendengarkan penjelasan guru.

Setelah pengarahan dari guru, Rudi dan ketiga temannya mulai melakukan
kegiatan untuk mengamati peralatan yang tersedia di meja praktikum yaitu dua
buah lampu yang berbeda hambatanya,penghantar, lampu dan sumber
tegangan yang telah dirangkaikan sesuai petunjuk buku dan pengarahan guru
mereka, mendapati lampu yang terpasang yang menyala terang dan satunya
menyalaredup. Rudii bertanya dalam hati, apa yang terjadi pada rangkaian
tersebut kaitannya dengan nyala lampu yang menyebabkan lampu dapat
menyala terang dan redup.

PENGAMATAN

1. Lakukan pengamatan terhadap dua buah lampu yang menyala terang dan
redup pada gambar diatas
2. Buatlah penafsiran lampu bisa menyala terang dan redup,

BANDINGKAN DAN SIMPULKAN


Bandingkan hasil pengamatanmu dan pengamatan temanmu! Catat persamaan
dan perbedaannya! Jika hasil pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain,
apakah orang tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus dirumuskan
bersama?

46
Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain?
Mengapa hasilnya demikian ? Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan
tegangan pada rangkaian listrik bisa menyalakan lampu

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. HUKUM OHM
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus
ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama
halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa.

Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam
sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari
potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah
tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar
energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan
titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak
ada artinya.

Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa


derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang
biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah
jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari
hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama

47
halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam
hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk
menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik.

Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam rangkaian ini,
kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi,
panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada
persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan,danhambatan.Symbol yang
digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar.
Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara
internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu
listrik. Ampere dari orang perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia
Alessandro Volta, dan ohm dari orang German Georg Simon Ohm.

Simbul matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk resistance
(Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard
symbol yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V
dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun beberapa tulisan
menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang mengalir pada
sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum.

Pada materi besaran listrik telah dijelaskan dalam perhitungan elektro,


yang sering dibahas mengenai satuan couloumb, dimana ini adalah besarnya
energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak stabil. Satu couloumb
setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron (6,25.1018) Symbolnya
ditandai dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan elektron
mengalir, satu ampere sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu
titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak
melewati conductor (penghantar).

Pada materi besaran listriktelah didefinisikan apa itu volt, kita harus
mengetahui bagaimana mengukur sebuah satuan yang kita ketahui sebagai
energi potensial. Satuan energi secara umum adalah joule dimana sama
dengan besarnya work (usaha) yang ditimbulkan dari gaya sebesar 1 newton
yang digunakan untuk bergerak sejauh 1 meter (dalam satu arah). Dalam british
unit, ini sama halnya dengan kurang dari ¾ pound dari gaya yang dikeluarkan

48
sejauh 1 foot. Masukkan ini dalam suatu persamaan, sama halnya dengan I
joule energi yang digunakan untuk mengangkat berat ¾ pound setinggi 1 kaki
dari tanah, atau menjatuhkan sesuatu dengan jarak 1 kaki menggunakan
parallel pulling dengan ¾ pound. Maka kesimplannya, 1 volt sama dengan 1
joule energi potensial per 1 couloumb. Maka 9 volt baterai akan melepaskan
energi sebesar 9 joule dalam setiap couloum dari electron yang bergerak pada
sebuah rangkian.

Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui
ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian.
Yang pertama dan mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan,
arus dan hambatan ini disebut hokum ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm
dan dipublikasikannya pada sebuah paper pada tahun 1827, The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik
yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm
menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana
hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.

Definisi
HUKUM OHM

Menyatakan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.

Rumus hukum Ohm dapat digambarkan seperti segitiga sehingga dengan


mudah menghitung salah satu besaran listrik, jika kedua besaran yang lain
sudah diketahui :

Dimana :

E atau V atau U :Tegangan dinyatakan dengan


nilai volts.
I : Arus dinyatakan dengan amps
R : Hambatan dinyatakan dengan ohms

49
Untuk mempermudah proses menghitung tegangan, hambatan dan arus dengan
cara menutup pakai tangan sesuai kondisi perhitungan yang dibutuhkan. Cara
untuk mengetahui atau menghitung tegangan dengan menutup bagian puncak
dari segitiga seperti terlihat pada gambar dibawah.

Menghitung tegangan

Gambar untuk menghitung tegangan

Menghitung arus

Gambar untuk menghitung arus

Menghitung Hambatan

Gambar menghitung arus

50
Pembuktian hukum Ohm dengan menggunakan perhitungan sederhana secara
sederhana sebagai berikut :

Hitunglah besar tegangan

U = I x R = 1 x 20 = 20 V

Hasil kontrol dengan voltmeter :


Hasil pengukuran = Hasil perhitungan

Hitunglah kuat arus

I =

Hasil kontrol dengan Ampermeter :


I Pengukuran = 0,2A (Sama dengan
hasil perhitungan)

Hitunglah besar tahanan

R =

Lepaskan tahanan dari sumber tegangan


pada saat pengukuran tahanan

Hasil kontrol dengan Ohmmeter :


R pengukuran = 30  ( sama dengan hasil
perhitungan ).

51
1.1. HUBUNGAN DAYA DAN HUKUM OHM
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus.
Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya:

 Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan
kompor listrik.
 Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
 Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik.
 Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu,
peristiwa penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain).

Jika arus listrik mengalir pada suatu penghantar yang berhambatan R, maka
sumber arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung
pada:

 Beda potensial pada ujung-ujung penghantar (V).


 Kuat arus yang mengalir pada penghantar (i).
 Waktu atau lamanya arus mengalir (t).

Berdasarkan pernyataan di atas, dan karena harga V = R.I, maka persamaan


energi listrik dapat dirumuskan dalam bentuk :

W = V.I.T = (R.I).I.T

W = I2.R.T (dalam satuan watt-detik)

dan karena I = V/R, maka persamaan energi listrik dapat pula dirumuskan
dengan:

W = I2.R.T
W = (V/R2.R.T)
W = V2.T/R (dalam satuan watt-detik)
52
Keuntungan menggunakan energi listrik:

a. Mudah diubah menjadi energi bentuk lain.


b. Mudah ditransmisikan.
c. Tidak banyak menimbulkan polusi/ pencemaran lingkungan.

1.2. HUBUNGAN KALOR DENGAN HUKUM OHM

Energi listrik yang dilepaskan itu tidak hilang begitu saja, melainkan berubah
menjadi panas (kalor) pada penghantar. Besar energi listrik yang berubah
menjadi panas (kalor) dapat dirumuskan:

Q = 0,24 V I T kalori

Q = 0,24 I2 R T kalori

Q = 0,24 V2.T/R kalori

Jika V, I, R, dan t masing-masing dalam volt, ampere, ohm, dan detik, maka
panas (kalor) dinyatakan dalam kalori.

Konstanta 0,24 didapat dari percobaan joule, Di dalam percobaannya Joule


menggunakan rangkaian alat yang terdiri atas kalorimeter yang berisi air serta
penghantar yang berarus listrik. Jika dalam percobaan arus listrik dialirkan pada
penghantar dalam waktu t detik, ternyata kalor yang terjadi karena arus listrik
berbanding lurus dengan:

a. Beda potensial antara kedua ujung kawat penghantar (V)


b. Kuat arus yang melalui kawat penghantar (i)

53
c. Waktu selama arus mengalir (t).

Hubungan ketiganya ini dikenal sebagai "hukum Joule"

Karena energi listrik 1 joule berubah menjadi panas (kalor) sebesar 0,24 kalori.
Jadi kalor yang terjadi pada penghantar karena arus listrik adalah:

Q = 0,24 V.I.T kalori

1.3. HUBUNGAN DAYA LISTRIK DENGAN HUKUM OHM

DEFINISI DAYA

Adalah banyaknya energi tiap satuan waktu dimana pekerjaan sedang


berlangsung atau kerja yang dilakukan persatuan waktu. Dari definisi ini, maka
daya listrik (P) dapat dirumuskan dan daya sama dengan energi/waktu ( Daya
= energi/waktu).

P =W/T

P = V.I.T/T

= V.I

P = I2 R

P = V2/R (dalam satuan volt-ampere,( VA)

54
Satuan daya listrik :

a. watt (W) = joule/detik


b. kilowatt (kW): 1 kW = 1000 W.

Dari satuan daya maka muncullah satuan energi lain yaitu:

Jika daya dinyatakan dalam kilowatt (kW) dan waktu dalam jam, maka satuan
energi adalah kilowatt jam atau kilowatt-hour (kWh).

1 kWh = 36 x 105 joule

Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara Joule
per detik (J/sec). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt
(kW). Konversi antara satuan HP dan watt, dinyatakan dengan formula sebagai
berikut:

1 HP = 746 W = 0,746 kW

1kW = 1,34 HP

Sedangkan menurut standar Amerika (US standard), daya dinyatakan dalam


satuan Hourse Power (HP) atau (ft)(lb)/(sec).

55
LATIHAN EVALUASI :

Pada sebuah rangkaian mengalis arus listrik sebesar 1500


miliAmpere dan hambatan listriknya 40 ohm. Tentukan besar
tegangan yang dipasang pada rangkaian tersebut ?

PEMECAHAN MASALAH :
Diketahui : I = 1500 miliAmpere = 1,5 A
R = 40 ohm
Ditanyakan : V = ?
Jawab :
V = I x R = 1,5 A x 40 ohm

TUGAS MANDIRI

1. Arus listrik 2A mengalir melalui seutas kawat penghantar ketika beda


potensial 12 V diberikan pada ujung-ujungnya. Tentukan hambatan listrik
pada kawat tersebut!
2. Pada sebuah rangkaian mengalis arus listrik sebesar 2500 miliAmpere
dan hambatan listriknya 60 ohm. Tentukan besar tegangan yang dipasang
pada rangkaian tersebut ?
3. Dalam hukum Ohm, kita mengenal tiga besaran listrik. Satuan setiap
besaran adalah: ….............sebutkan

56
2. HUKUM KIRCHOFF

PENGAMATAN

Perhatikan gambar disamping ini,


siapkan baterai, ampermeter,berjumlah
empat (4) busi pijar (tahanan pada
listrik) dan penghantar. Rangkailah
komponen - komponen tersebut dan
perhatikan arus pada masing-masing
busi pijar (tahanan). Bila busi pijar
(tahanan) pada rangkaian satu atau dua
dilepas (tidak difungsikan). Apa yang
terjadi pada alat ukur amper ?

Bandingkan dan Simpulkan

Bandingkan hasil pengamatanmu dan pengamatan temanmu! Catat persamaan


dan perbedaannya! Jika hasil pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain,
apakah orang tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus dirumuskan
bersama?

57
Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain?
Mengapa hasilnya demikian? Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan
tegangan pada rangkaian listrik bisa menyalakan lampu

Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi


pada pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi
radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan.

Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar


rangkaian, yang kita kenal sekarang dengan Hukum I dan Hukum II
Kirchoff.Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat bermanfaat untuk
menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit.Akan tetapi
sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia
terlahir dari hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum
kekekalan energi dan hukum kekekalan muatan listrik.

2.1. Hukum Kirchoff I

Merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa


jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal
ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang
masuk pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke
luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff,
perhatikanlah rangkaian berikut ini

58
ARUS MASUK = ARUS KELUAR

Gambar 14. Arus keluar Kirchof

Bila ada arus lain ( 2 atau 3 )


yang masuk pada cabang dan
kemudian keluar cabang ada 2
atau 3 maka rumusHukum Kirchof
dapat dijabarkan seperti gambar
dibawah ini :

Gambar 15. Loop arus “ KIRChOFF “

Rumus arus masuk ada 2 atau 3 ;


I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

59
LATIHAN EVALUASI

Antara titik a dan b pada suatu rangkaian terdapat resistor/hambatan listrik 4


ohm. Arus yang mengalir dari a ke b adalah 3 Ampere. Jika, potensial di titik a
= 24 Volt. Berapakah potensial di titik B. ?

PEMECAHAN :
Diketahui : R = 4 Ohm R = 4 ohm
I = 3 Ampere a b
Va = 24 Volt
Ditanyakan : Vb = ?
Jawab : I 24 Volt
Va - Vb = I x R
24 V - Vb = 3 x 4
Vb = 24 V - 12 V
Vb = 12 V
Jadi, potensial di titik b adalah = 12 Volt = 12

60
2.2. HUKUM II KIRCHOFF (CLOSE LOOP)

Adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian


tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak
Listrik) sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sama
dengan nol. Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan
persamaan

Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali


sumber ggl) dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II
Kirchoff, perhatikanlah sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut ini

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut


(anggap arah loop searah arah arus)

61
Persamaan dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut

I . R = E - I .r

Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga


sering disebut dengan tegangan jepit

LATIHAN EVALUASI :
Antara titik-titik a dan b pada suatu rangkian terdapat resistor/hambatan listrik
2 ohm. Arus yang mengalir dari a ke b adalah 2 Ampere. Jika, potensial di titik
a = 5 Volt. Berapakah potensial di titik b ?

PEMECAHAN MASALAH :

R = 2 Ohm R = 2 ohm
Va = 5 Volt a b
I = 2 Ampere
Ditanyakan :Vb = ?
I5V
Jawab :
Va - Vb = I x R
5 V - Vb = 2 x 2
Vb = 5 V - 4 V
Vb = 1 volt
Jadi, potensial di titik b adalah = 1 Volt = 1 V

62
RANGKUMAN

1. Hukum ohm, berbunyi bahwa besar arus listrik yang mengalir


melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya
2. Hukum kirchoff i , berbunyi arus masuk = arus keluar
3. Hukum kirchoff ii, berbunyi tegangan masuk = tegangan keluar

TUGAS MANDIRI
1. Kuat arus I1 = 10 A, I2 = 5 A arah menuju titik A. Kuat arus I3 = 8 A arah
keluar dari titik A. Berapakah besar dan arah kuat arus I4?
2. Ada lima buah percabangan berarus listrik, percabangan berarus listrik
masuk yaitu I1 = 10 A, I2 = 5 A, sedangkan percabangan berarus listrik
keluar yaitu I3 = 5 A, I4 = 7 A, sedangkan I5 harus ditentukan besar dan
arahnya, tentukan I5 tersebut !

63
BAB III KAIDAH FLAMING

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR


Dari pembelajaran kompetensi dasar-
Setelah mengikuti pembelajaran
dasar Listrik siswa mendapatkan
dengan kompetensi dasar-dasar
pengalaman belajar :
Listrik siswa dapat :

1. Menghayati dan Mengamalkan


1. Mengamati simulsi terkait materi
perilaku jujur, disiplin, tanggung
pokok besaran listrik dan
jawab, peduli (gotong royong,
Mengeksplorasi dalam
kerjasama, toleran, damai),
Menyelesaikan sosl-soal terkait
santun, responsif dan proaktif
materi KAIDAH FLAMING,
dan menunjukan sikap sebagai
2. Mengamati simulsi terkait materi
bagian dari solusi atas berbagai
pokok KAIDAH FLAMING dan
permasalahan dalam
Mengeksplorasi dalam
berinteraksi secara efektif
Menyelesaikan sosl-soal terkait
dengan lingkungan sosial dan
KAIDAH FLAMING
alam serta dalam menempatkan 3. Mengamati simulsi terkait materi
diri sebagai cerminan bangsa pokok besaran listrik dan
dalam pergaulan dunia. Mengeksplorasi dalam
2. Memahami besaran listrik, Menyelesaikan sosl-soal terkait
hukum Ohm dan Kirchof padar Kaidah Flaming
listrik otomotip 4. Mengamati simulsi terkait materi
3. Menerapkan Dasar Listrik pada
dan Mengeksplorasii rangkaian
rangkaian seri, paralel dan seri, paralel dan gabungan.
gabungan

64
B. PETA KONSEP

1. KUTUP MAGNIT

2. INDUKSI
4.KAIDAH KAIDAH EKTROMAGN
FLAMING FLAMING ETIK

3. JENIS - JENIS MAGNIT

65
Pengamatan

1. Ambilah suatu batang penghantar. Batangan magnet sejumlah 2 (dua)


batang.
2. Letakkan batang penghantar diantara kutub utara dan kutup selatan!
3. Lihat dan amati apa yang terjadi pada batang penghantar yang diletakkan
antar kedua kutub magnet!
4. Hasil pengamatan didiskusikan dengan teman yang selanjutnya
disimpulkan!

Bandingkan dan Simpulkan

Bandingkan hasil pengamatanmu dan pengamatan temanmu! Catat persamaan


dan perbedaannya! Jika hasil pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain,
apakah orang tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus dirumuskan
bersama?

Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain?
Mengapa hasilnya demikia ?
Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan tegangan pada rangkaian listrik
bisa menyalakan lampu

66
C. MATERI BELAJAR

Salah satu fungsi utama dari kelistrikan adalah menimbulkan kemagnetan.


Yang dimaksud dengan kemagnetan adalah sifat yang dimiliki oleh logam
tertentu untuk menarik besi atau benda yang mengandung besi.Suatu benda
dapat mengandung magnet apabila kemagnetannya terpusat di tempat
tertentu.Magnet yang kuat selalu dapat menarik beban yang lebih berat
daripada magnet yang lemah. Berdasarkan percobaan ternyata magnet yang
terbuat dari besi lebih lemah daripada magnet yang dibuat dari logam
campuran. Magnet yang ada terdiri dari beberapa bentuk seperti magnet jarum,
magnet batang, magnet tapal kuda, magnet sentral dan lain-lain tergantung
fungsinya, tetapi semuanya mempunyai kemagnetan yang terpusat di suatu
tempat yang disebut kutub.

1. KUTUB MAGNET

Magnet memiliki dua tempat yang gaya magnetnya paling kuat. Daerah ini
disebut kutub magnet.Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub utara (U) dan kutub
selatan (S).Seringkali kita menjumpai magnet yang bertuliskan N dan S. N
merupakan kutub utara magnet itu(singkatan dari north yang berarti utara)
sedangkan S kutub selatannya (singkatan dari south yang berarti
selatan).Kemagnetan suatu logam tidak dapat dilihat tetapi beberapa hasil
kerjanya dapat disaksikan. Untuk keperluan ini dapat menggunakan bantuan
serbuk besi.Caranya : Letakkan sebuah magnet dibawah sehelai karton, plastik

67
atau kaca tipis. Kemudian diatasnya ditaburi serbuk besi. Jika penutup tersebut
diketok-ketok, maka terlihatlah bahwa serbuk besi itu akan mengatur diri dalam
pola tertentu. Pola ini yang dinamakan medan magnet (seperti pada gambar
dibawah ini).

Gambar diatas menjelaskan bahwa menjelaskan bahwa garis gaya merupakan


garis yang keluar dari magnit melalui kutub utara dan masuk melalui kutub
selatan.Jadi garis gaya itu menunjukkan arah medan magnit, sedangkan jumlah
garis-garis gaya menunjukkan kekuatan medan magnit.Gaya tarik yang terkuat
dari magnit, terdapat pada ujungnya yaitu pada Kutub magnet.Magnet
mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Penentuan dua
kutub magnet sangat membantu kita dalam penggunaan magnet.Untuk dapat
mengetahui arah garis gaya dalam medan magnet, terlebih dahulu harus
diketahui kutubnya. Dengan mengetahui kutub utara dan kutub selatan magnet
maka kita dapat memastikan arah garis gaya magnet.Oleh karena itu kutub
magnet dapat membantu kita dalam penggunaan magnet, khususnya untuk
mengetahui arah garis gaya magnet.

68
1.1. SIFAT MAGNET

Sifat magnet adalah tarik menarik apabila didekatkan dua buah magnet yang
tidak sejenis. Dan akan tolak menolak apabila didekatkan dua buah magnet
yang sejenis.
Berdasarkan percobaan tentang kutub magnit, maka dapat dibuktikan bahwa:
“kutub magnit yang senama (sejenis) apabila didekatkan akan saling tolak
menolak,dan kutub magnit yang tidak senama (tidak sejenis) akan saling tarik
menarik”.

Medan magnet dan gari-garis gaya magnet sangat penting. Dengan adanya
medan dan garis gaya magnet menyebabkan magnet sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, khususnya dalam menunjang pemanfaatan teknologi,
seperti pada bidang Elektro dan Otomotif.
Medan magnet dapat menghasilkan arus listrik pada kawat penghantar apabila
medan magnet bergerak berpotongan dengan kawat penghantar tersebut.
Selain itu, arus listrik yang dihasilkan oleh medan magnet yang mengalir pada
sebuah penghantar dapat juga berfungsi untuk pengisian aki pada kendaraan
(charge).
Kunci pokok untuk memudahkan kita dalam penggunaan magnet yaitu :
Garis gaya magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub utara
Garis gaya magnet keluar dari kutub utara masuk kembali melalui kutub
selatan.

69
1.2. JENIS – JENIS BAHAN PEMBUAT MAGNET

Gaya tarikan atau tolakan bahan yang berada pada suatu medan magnit
ternyata tidak sama, seperti misalnya pada besi dengan emas. Besi menarik
garis-garis gaya dengan kuat sedangkan emas kurang menarik garis-garis
gaya.Hasil percobaan di atas menunjukkan bahwa bahan-bahan di alam dapat
dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :

1) Bahan Feromagnit, yaitu bahan yang memiliki sifat kemgnitan yang


sangat kuat atau sangat kuat menarik garis-garis gaya magnit. Contoh :
Nikel, kobalt, besi, baja,dan lain-lain.
2) Bahan Paramagnit, yaitu bahan yang memiliki sifat kemagnitan yang
kurang kuat, atau kurang kuat menarik garis-garis gaya magnit. Contoh :
aluminium, platina, dan lain-lain.
3) Bahan Diamagnit, yaitu bahan yang tidak memiliki sifat magnit, atau
sedikit menolak garis-garis gaya magnit. Contoh : Bismuth, tembaga,
emas, dan lain-lain.

Istilah bahan magnetik yang umum digunakan adalah bahan ferromagnetik,


yang dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik
lunak. Bahan in banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau
generator, rele, peralatan sonar atau radar.
2. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi
magnet tidak mudah kembali seperti semula yang disebut dengan bahan
magnetik keras.Bahan ini digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetik mirip dengan sifat dari bahan dielektrik, dimana
momen atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub
sama dengan momen dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada
bahan magnet seperti polaritas pada bahan dielektrik.

70
2. INDUKSI ELEKTROMAGNET
Kumparan yang dialiri arus listrik berubah menjadi magnet disebut
Elektromagnet. Berbicara tentang magnet tidak terlepas dari pembicaraan
tentang listrik.Pernyataan tersebut telah dibuktikan dalam percobaan. Misalnya:
bila sebuah kompas diletakkan dekat dengan suatu penghantar yang sedang
dialiri aruslistrik, maka kompas tersebut akan bergerak pada posisi tertentu
seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Gambar 16. Pengaruh pada jarum kompas oleh penghantar


yang dialiri arus listrik

Kompas bergerak karena dipengaruhi oleh medan magnet. Ini berarti bahwa
gerakan kompas seperti pada percobaan di atas adalah akibat adanya medan
magnet yang dihasilkan oleh gerakan elektron pada kawat penghantar.Yang
dimaksud dengan elektromagnetik adalah magnet yang timbul pada suatu
penghantar lurus atau kumparan pada waktu dialiri arus listrik. Seperti halnya
pada magnet biasa, pada elektromagnetpun memiliki medan magnet yang
timbul disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir melalui suatu kawat
penghantar. Untuk mengetahui bentukmedan magnet yang timbul di sekitar
penghantar, dapat dilakukan dengan suatu percobaan sederhana seperti
gambar dibawah ini.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuktikan adanya medan magnet


diantaranya : (1) serbuk besai, (2) penghantar, (3)Kertas, (4) baterai 3 volt, (5)
medan magnet yang terbentuk, (6) medan magnet yang digambarkan berupa
garis.

71
2.1. JENIS-JENIS MAGNET

Magnet dapat digolongkan atas 2 (dua) jenis.

1. Magnet tetap (permanen) Magnet tetap adalah magnet yang diperoleh dari
dalam alam (penambangan). Magnet ini berupa jenis besi yang disebut
Lodstone. Sifat atom magnet tetap tidak sama dengan sifat atom magnet
tidak tetap. Pada bahan magnet, garis edar elektron pada atom yang satu
dan lainnya membentuk formasi yang sejajar dan selalu tetap.Sedangkan
pada bahan yang bukan magnet, arah garis edar elektron pada setiap atom
tidak teratur.
2. Magnet tidak tetap (remanen atau buatan)
Magnet tidak tetap terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu :
1) Magnet hasil induksi.
Magnet hasil induksi ini dibuat dari besi atau
baja. Besi dan baja dapat dijadikan magnet
dengan cara induksi magnet. Besi dan baja
diletakkan di dekat magnet tetap Magnet
elementer yang terdapat pada besi dan baja
akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap
yang menyebabkan letaknya teratur dan
mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan
menjadi magnet sehingga dapat menarik
serbuk besi yang berada di dekatnya.
Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan
terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet

72
penginduksi. Apabila kutub utara magnet batang berdekatan dengan
ujung A besi, maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B
besi menjadi kutub utara atau sebaliknya.

Magnet hasil induksi bersifat sementara. Mengapa demikian ?


Karena apabila medan magnet yang dibuat di sekitarnya dihilangkan,
maka garis elektron akan kembali keposisi tidak teratur. Dengan kata
lain kemagnetannya menjadi hilang.

2) Magnet hasil perlakuan listrik.


Magnet ini dibuat dari baja lunak ( baja karbon rendah ). Baja ini
dipilih karena sifat baja lunak sifat kemagnetannya relatif mudah
dihilangkan.Penghilangan sifat magnet ini memang diperlukan untuk
hampir semua peralatan magnet hasil perlakuan listrik karena
seringkali kutub-kutub magnetnya harus berubah-ubah pada
kecepatan tertentu. Untuk membentuk magnet ini, diperlukan elektro-
magnet (akan dijelaskan selanjutnya) sebagai bahan sumber medan
magnet. Selain dengan cara induksi, besi dan baja dapat dijadikan
magnet dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihu-
bungkan dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi
dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan
baterai. Hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan
mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet dan
dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Magnet yang
demikian disebutmagnet listrik atau elektromagnet.

Besi yang berujung A dan B dililiti kawat


berarus listrik. Kutub magnet yang
terbentuk bergantung pada arah arus ujung
kumparan.Jika arah arus berlawanan
jarum jam maka ujung besi tersebut
menjadi kutub utara. Sebaliknya, jika arah
arus searah putaran jarum jam maka
ujung besi tersebut terbentuk kutub
selatan. Dengan demikian, ujung A kutub

73
utara dan B kutub selatan atau sebaliknya.

2.2. Cara membuat medan magnit


Ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat medan magnet
pada elektromagnet
a. Membuat inti besi pada kumparan.

Cara ini dilakukan dengan jalan meletakkan sepotong besi di dalam


kumparan yang dialiri listrik. Besi tersebut akan menjadi magnet tidak
tetap (buatan atau remanen). Karena inti besi menjadi magnet, maka
inti besi itu akan menghasilkan medan magnet.

Dilain pihak kumparan juga akan menghasilkan medan magnet pada


arah yang sama pada inti besi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
penguatan medan magnet. Penguatan medan magnet diperoleh dari
penjumlahan medan magnet yang dihasilkan oleh besi dengan
medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan.

b. Menambah jumlah kumparan.

Tiap-tiap kumparan elektromagnet menghasilkan medan magnet.


Dengan penambahan jumlah kumparan sudah tentu akan
memperkuat medan magnet secara keseluruhan. Kuatnya medan
elektromagnet merupakan jumlah dari medan magnet yang dihasilkan
oleh masing-masing lilitan.

c. Memperbesar arus yang mengalir pada kumparan.

Besarnya arus yang dialirkan pada kumparan berbanding lurus


dengan besarnya medan magnet. Setiap elektron yang mengalir
pada penghantar menghasilkan medan magnet. Dengan demikian

74
medan total tergantung dari banyaknya elektron yang mengalir setiap
detik atau kuat medan total ditentukan oleh besarnya arus yang
mengalir pada kumparan.

Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, magnet dapat dibedakan menjadi


empat tipe:
1. Magnet Permanen Campuran
Sifat magnet tipe ini adalah keras dan memiliki gaya tarik sangat kuat.
Magnet permanen campuran dibagi menjadi:
- Magnet alcomax, dibuat dari campuran besi dengan almunium
- Magnet alnico, dibuat dari campuran besi dengan nikel
- Magnet ticonal, dibuat dari campuran besi dengan kobalt
2. Magnet Permanen Keramik
Tipe magnet ini disebut juga dengan magnadur, terbuat dari serbuk ferit
dan bersifat keras serta memiliki gaya tarik kuat.
3. Magnet Besi Lunak
Tipe magnet besi lunak disebut juga stalloy, terbuat dari 96% besi dan 4%
silicon.Sifat kemagnetannya tidak keras dan sementara.
4. Magnet Pelindung
Tipe magnet ini disebut juga mumetal, terbuat dari 74% nikel, 20% besi, 5%
tembaga, dan 1% mangan. Magnet ini tidak keras dan bersifat sementara.

Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika:


1. Magnet dipanasakan hingga berpijar atau dibakar

Pemanasan pada magnet menyebabkan sifat kemagnetannya berkurang


atau bahkan hilang. Hal ini terjadi karena tambahan energi akibat
pemanasan menyebabkan partikel-partikel bahan bergerak lebih cepat dan
lebih acak, maka sebagian magnet elementernya

2. Magnet dipukul atau ditempa hingga bentuknya berubah atau rusak


Magnet yang mengalami pemukulan akan menyebabkan perubahan
susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan
magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah.Magnet-magnet
elementer yang tadinya segaris (searah) menjadi berarah sembarangan,

75
sehingga benda kehilangan sifat magnetiknya.

3. KAIDAH FLAMING
Pada materi ini akan dibahas mengenai magnet dan hubungan antara
kelistrikan dengan kemagnetan.Kaidah tangan kiri flaming adalah sebuah kaidah
untuk menentukan arah gaya elektromagnit atau putaran pada sebuah motor
listrik.kaidah tangan kiri flaming diciptakan oleh John Ambrose Flaming seorang
fisikawan kebangsaan Inggris pada abad 18-19, untuk mengenang jasanya maka
kaidah tangan kiri fliming digunakan rumus pada penentuan arah gaya magnit.

3.1. Prinsip Flaming


1. Bila arus mengalir dalam suatu penghantar (conductor), medan
magnet akan bangkit pada arah yang terlihat pada ilustrasi di bawah
sesuai kaidah Ampere dari ulir kanan tidak lagi menunjuk arah yang
sama seperti semula. Bahkan setiap benda di atas suhu tertentu
sama sekali tidak dapat dibuat menjadi magnet.

2. Bila penghantar diantara kutub N dan S dari sebuah magnet


permanen, maka garis gaya magnet yang terjadi oleh arus listrik
dalam penghantar dan garis gaya magnet dari magnet permanen
saling berpotongan menyebabkan magnetic flux bertambah dibagian
bawah penghantar dan berkurang di bagian atas penghantar.Kita
dapat menganggap bahwa magnetic flux adalah sebagai sabuk karet
yang telah ditegangkan. Jadi magnetic flux, maka gaya aka

76
cenderung menarik pada satu garis lurus lebih kuat di bagian bawah
penghantar.Akibatnya dari hal ini di bawah penghantar akan
memperoleh gaya yang cenderung mendorongnya ke atas.

Kaidah ini berbunyi ukuran gaya


elektromagnetik paling besar saat arah
medan magnet tegak lurus dengan
arus, dan meningkat sebanding
dengan panjang konduktor, besar
arus, dan kekuatan medan magnet
dirumuskan sebagai berikut :

F = B .I . L

Dimana :
F : gaya elektromaknetik
B : Jumlah garis gaya magnit
I : Arus yang mengalir pada penghantar
L :panjang penghantar

77
Fluksi magnet mempunyai beberapa karakteristik :

a. Fluksi magnet dimulai dari kutub U dan berakhir di kutub S suatu magnet
atau magnet-magnet
b. Arah dari fluksi magnet adalah sesuai dengan arah kutub U jarum magnet
bila jarum berada di dalam fluksi.
c. Seperti halnya serbuk karet, garis gaya magnet di dalam fluksi berusaha
sependek mungkin, sejajar dan sedekat mungkin dengan poros U-S dari
medan magnet. Pada saat yang sama, cenderung menolak garis gaya
magnet lainnya yang searah, sehingga juga cenderung membentuk busur
keluar poros U-S.

Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya GGL atau arus listrik pada
suatu penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan garis-garis gaya
magnet (fluks magnetic).

3.2. PENGGUNAAN HUKUM FLAMING


Cara – cara untuk menghasilkan GGL/arus induksi :

1. Menggerak-gerakkan magnet di dekat kumparan percobaan faraday

2. Memutar kumparan pada medan magnet, prinsip kerja generator atau


alternator

78
3. Memutar magnet di dalam kumparan prinsip kerja dynamo sepeda pancal

4. Menggerakkan penghantar memotong medan magnet prinsip timbulnya


gaya Lorentz, digunakan pada motor stater.

5. Mengalirkan arus bolak-balik (AC) kepada kumparan primer untuk


diinduksikan keada kumparan sekunder yang ada di dekatnya. Prinsip
kerja transformator (trafo)

79
6. Mengalirkan arus searah (DC) yang diputus-putus kepada kumparan
primer untuk diinduksikan kepada kumparan sekunder yang ada
didekatnya, prinsip kerja inductor dan busi.

Cara-cara untuk membangkitkan medan magnit :

1. Mengalirkan arus ke sebuah penghantar. untuk menggerakkan


komponen-komponen pada sistem lain, sebagai contoh pada selenoit,
relai, motor wiper, starter, motor penghapus kaca dan jarum penunjuk
ammeter, volt meter, dan lain-lainnya.

80
cara kerja :

Sekarang apa yang terjadi pada fluksi magnet bila konduktornya melingkar dan
bukan kawat lurus. Bila konduktor lurus secara bertahap dibengkokkanm, akan
membentuk lingkaran (gambar a sampa D). Fluksi dari setiap titiklingkarang
adalah sama arahnya (dalam hal ini, searah jarum bila dilihat dari bawah),
gabungan ini membentuk fluksi yang lebih besar dan lebih kuat.

Dengan kata lain, bila arus mengalir di dalam kumparan, arah fluksi magnet
sedemikian rupa sehingga kutub U dan S dihasilkan di dalam koil seperti pada
gambar di bawah.

Bila konduktor dililitkan membentik kumparan dalam suatu tabung, seperti pada
gambar C, disebut solenoid.

81
Bila arus mengalir di dalam solenoid seperti pada gambar di bawah, arah fluksi
magnet sedemikian rupa sehingga kutub S yang dihasilkan berada di atas.
Jumlah garis gaya magnet juga bertambah sebanding dengan jumlah gulungan
dari kumparan.

Bila arus mengalir di dalam solenoid, jumlah garis gaya magnet bertambah
sebanding dengan besarnya arus. Prinsip solenoid yang diuraikan di atas dapat
dipergunakan untuk relay. Bila kita tempatkan logam yang dpat bergerak,
mudah terkena magnet (misalnya, plunger) di bawah solenoid, dan dengan
mengalirkan arus melalui solenoid. Hal ini karena medan magnet yang
dihasilkan solenoid menyebabkan logam menjadi magnet sehingga tertarik.
Akan tetapi bila medan magnet kurang kuat, logam tidak akan tertarik.

82
Bila kita letakkan inti besi (iron core) di dalam solenoid, garis gaya magnet yang
dihasilkan akan bertambah. Akibatnya solenoid dapat menarik logam dengan
lebih kuat. Hal ini karena disamping fluksi dari kumparan itu sendiri ditambah
garis gaya magnet pada inti besi.

Gambar 17. Arah Gaya Elektromagnet

Kita umpamakan kutub U dan S magnet ditempatkan berdasarkan satu dengan


yang lainnya, dan konduktor diletakkan di tengahnya, seperti pada gambar,
kemudian arus listrik dialirkan melalui konduktor.

83
Garis-garis gaya magnet di atas konduktor adalah lebih kecil karena fluksi
magnet yang dihasilkan oleh magnet arahnya berlawanan dengan arah fluksi
yang dihasilkan arus listri. Sebaliknya garis-garis gaya magnet di bawah
konduktor adalah lebih besar karena arah-arahnya sama (searah).

Karena garis gaya magnet bekerja serupa dengan sabuk karet, garis gaya
magnet cenderung menjadi lurus. Tendensi ini di bawah konduktor lebih kuat
dari pada di atasnya, sehingga konduktor terdorong ke atas.Gaya ini disebut
Gaya Elektromagnetik.

Jika sebuah konduktor memiliki arus yang mengalir melaluinya, maka akan
terbentuk medan magnet. Sebuah magnet permanen memiliki medan di antara
kedua kutubnya. Pada saat konduktor yang menghantarkan arus diletakkan
dalam medan magnet permanen, maka timbul gaya yang dihasilkan pada
konduktor karena medan magnet tersebut. Jika konduktor terbentuk dalam
sebuah simpul dan ditempatkan dalam medan magnetik, maka hasilnya adalah
sama. Karena aliran arus berada dalam arah yang berlawanan dalam coil,
sebuah sisi akan tertekan ke atas dan sisi lainnya tertekan ke bawah. Hal ini
akan membuat efek rotasi atau torsi pada koil.

Sama halnya dengan dengan sebuah lilitan kawat yang diletakkan diantara
kutub magnet permanen akan mulai berputar bila diberi arus (gambar 1.9 arah
medan magnet). Hal ini disebabkan arus mengalir dengan arah yang
bearlawanan pada masing-masing lilitan

Jadi gaya yang saling memotong dari lilitan dengan dari magnet itu sendiri.
Akibatnya lilitan kawat akan berputar searah dengan jarum jam. Seperti terlihat

84
pada gambar 1.9 Arah medan magnet.

Gambar 18. Arah medan magnet

Pada motor yang sebenarnya beberapa set kumparan dipergunakan untuk


membatasi ketidak teraturan putaran dan menjaga kecepatan agar tetap
konstan tetapi prinsip kerjanya sama.

Selanjutnya motor seri DC yang dikombinasikan pada motor stater


menggunakan sejumlah kumparan yang disebut field coil yang dirangkai secara
seri dengan beberapa kumparan armature sebagai pengganti magnet
permanen (gambar 1.10 Model sederhana motor stater).

Bila penghantar (kumparan anker) bermedan magnet, ditempatkan pada area


medan magnet dari kumparan medan, garis gaya magnet dari kedua medan
magnet saling berpotongan. Hal ini akan menyebabkan perbedaan energi
kemagnetan di sekitar pengantar dan menghasilkan gaya EMF
(Elektromagnetic Force ).

Gambar 19. Model sederhana motor stater

85
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sebuah rangkaian dibawah ini. Pada
rangkaian ini sebuah commutator dan beberapa brush dipergunakan untuk
menjaga motor listrik agar tetap berputar dengan cara mengendalikan arus
yang mengalir melalui simpul kawat/wire (Gambar 1.11 rangkaian comutator
dan brush). Commutator berfungsi sebagai sebuah sambungan listrik geser
antara simpul kawat/wire dan brush. Commutator memiliki banyak segmen,
yang saling terisolasi satu dengan lainnya

Brush berada pada bagian atas commutator serta menggeser commutator


untuk membawa arus battery ke simpul kawat/wire yang berputar. Ketika simpul
kawat/wire berputar menajauh dari sepatu kutup, segmen commutator merubah
sambungan listrik antara brush dan simpul kawat/wire. Hal ini akan
membalikkan medan magnet pada sekeliling simpul kawat/wire.

Simpul kawat/wire akan tertarik kembali serta melalui potongan kutub (Pole
Piece) yang lain. Koneksi listrik yang berubah terus-menerus akan membuat
motor berputar. Sebuah gerakan tarik-dorong terus dibuat ketika setiap simpul
bergerak di dalam potongan kutub (Pole Piece).

Gaya elektromagnetis (F) tersebut sebanding dengan besarnya medan magnet


(B) , arus yang mengalir pada penghantar(i) dan panjang penghantar (l).
Dengan kata lain gaya elektromagnetis lebih besar bila medan magnetnya
makin kuat, bila arus listrik yang mengalir pada penghantar makin besar atau
biila panjang penghantar yang berada pada medam magnet semakin besar.

Berbagai simpul kawat/wire serta sebuah commutator dengan segmen banyak


dipergunakan untuk meningkatkan daya motor beserta kehalusannya. Setiap
simpul kawat/wire dihubungkan dengan segmen tersendiri pada commutator
untuk menghasilkan aliran arus melalui setiap simpul kawat/wire ketika brush
menyentuh setiap segmen. Pada saat motor berputar, banyak simpul
kawat/wire memberikan kontribusi pada gerakan tersebut dengan menghasilkan
gaya putar yang halus dan konstan.

86
LATIHAN EVALUASI ;
Sebuah batang penghantar dengan panjang 25 centimeter dimasukkan pada celah
antara dua kutup magnet (utara dan selatan) yang selanjutnya batang penghantar
dialiri arus sebesar 5 ampere yang menghasilkan garis-garis gaya magnet sebesar 30
persatuan luas. Berapa besar gaya elektromagnetik yang terjadi?

PEMECAHAN MASALAH :

DIKETAHUI :
L = 25 CM
I=5A
B = 30
Ditanyakan : Besar Gaya Elektromanitik ?

F = B .I . L
= 30 .5 . 25
= 3750

87
RANGKUMAN
1. Magnet memiliki dua tempat yang gaya magnetnya paling kuat. Daerah ini
disebut kutub magnet.Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub utara (U) dan
kutub selatan (S).Seringkali kita menjumpai magnet yang bertuliskan N
dan S.
2. Magnet dapat digolongkan atas 2 (dua) jenis yaitu magnit permanan dan
non permanan.
3. Kaidah ini berbunyi ukuran gaya elektromagnetik paling besar saat arah
medan magnet tegak lurus dengan arus, dan meningkat sebanding
dengan panjang konduktor, besar arus, dan kekuatan medan magnet.

EVALUASI
1. Kawat yang hambat jenisnya 0,000 001 Ωm dan luas penampangnya
0,000 000 25 m² digunakan untuk membuat elemen pembakar listrik 1kW
yang harus memiliki hambatan listrik 79 ohm. Berapa panjang kawat yang
diperlukan?
2. Sebuah batang penghantar dengan panjang 80 centimeter dimasukkan
pada celah antara dua kutup magnet (utara dan selatan) yang selanjutnya
batang penghantar dialiri arus sebesar 15 ampere yang menghasilkan
garis-garis gaya magnet sebesar 60 persatuan luas. Berapa besar gaya
elektromagnetik yang terjadi?
3. Seutas kawat besi panjangnya 10 meter dan lulus penampangnya 1 mm2,
mempunyai hambatan jenis 10-7 Ohm m. Jika antara ujung – ujung
kawat dipasang beda potensial 60 Volt, tentukan kuat arus yang mengalir
dalam kawat!
4. Sebuah batang penghantar dengan panjang 110 centimeter dimasukkan
pada celah antara dua kutup magnet (utara dan selatan) yang selanjutnya
batang penghantar dialiri arus sebesar 10 ampere yang menghasilkan
garis-garis gaya magnet sebesar 60 persatuan luas. Berapa besar gaya
elektromagnetik yang terjadi?

88
TUGAS MANDIRI

1. Kawat yang hambat jenisnya 0,000 001 Ωm dan luas penampangnya


0,000 000 25 m² digunakan untuk membuat elemen pembakar listrik 1kW
yang harus memiliki hambatan listrik 57,6 ohm. Berapa panjang kawat
yang diperlukan?
2. Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan lulus penampangnya 1
mm2 , mempunyai hambatan jenis 10-7 Ohm m. Jika antara ujung – ujung
kawat dipasang beda potensial 60 Volt, tentukan kuat arus yang mengalir
dalam kawat
3. Sebuah batang penghantar dengan panjang 60 centimeter dimasukkan
pada celah antara dua kutup magnet (utara dan selatan) yang selanjutnya
batang penghantar dialiri arus sebesar 10 ampere yang menghasilkan
garis-garis gaya magnet sebesar 50 persatuan luas. Berapa besar gaya
elektromagnetik yang terjadi?
4. Sebuah batang penghantar dengan panjang 90 centimeter dimasukkan
pada celah antara dua kutup magnet (utara dan selatan) yang selanjutnya
batang penghantar dialiri arus sebesar 10 ampere yang menghasilkan
garis-garis gaya magnet sebesar 60 persatuan luas. Berapa besar gaya
elektromagnetik yang terjadi?

89
BAB IV PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN TAHANAN

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR


KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR
Dari pembelajaran kompetensi dasar-
Setelah mengikuti
dasar Listrik siswa mendapatkan
pembelajaran dengan
pengalaman belajar :
kompetensi dasar-dasar
Listrik siswa dapat : 1. Mengamati simulsi terkait materi
1. Menghayati dan pokok besaran listrik dan
Mengamalkan perilaku Mengeksplorasi dalam
jujur, disiplin, tanggung pengukuran arus, tegangan dan
jawab, peduli (gotong tahanan,
royong, kerjasama, toleran, 2. Mengamati simulsi terkait materi
damai), santun, responsif pokok besaran listrik dan
dan proaktif dan Mengeksplorasi dalam
menunjukan sikap sebagai pengukuran arus, tegangan dan
bagian dari solusi atas tahanan
berbagai permasalahan 3. Mengamati simulsi terkait materi
dalam berinteraksi secara pokok besaran listrik dan
efektif dengan lingkungan Mengeksplorasi dalam
sosial dan alam serta Menyelesaikan pengukuran arus,
dalam menempatkan diri tegangan dan tahanan
sebagai cerminan bangsa 4. Mengkomunikasikan dalam
dalam pergaulan dunia. pengukuran tegangan, tahanan dan
2. Memahami besaran listrik, arus
hukum Ohm dan Kirchof 5. Mengamati simulsi terkait materi
padar listrik otomotip dan Mengeksplorasipengukuran
3. Menerapkan Dasar Listrik arus, tegangan dan tahanan
pada rangkaian seri, 6. Mengamati simulsi terkait materi
paralel dan gabungan pokok besaran listrik dan
Mengeksplorasi induksi sendiri,
mutual pada kemagnitan

90
B. PETA KONSEP

AMPER METER
ALAT UKUR

VOLT METER

HAMBATAN

AVO METER

AVO DIGITAL

91
PENGAMATAN

Perhatikan gambar diatas ini, siapkan baterai, ampermeter,berjumlah satu


(1),lampu (sebagai tahanan pada listrik) dan penghantar. Rangkailah komponen-
komponen tersebut dan pasang alat ukur perhatikan arus pada lampu.Berapa
arus yang digunakan pada alat ukur ?

Bandingkan dan Simpulkan

Bandingkan hasil perhitunganmu dengan menggunakan alat Ampermeter


Catat persamaan dan perbedaannya! Jika hasil perhitungan
dikomunikasikan kepada orang lain, apakah orang tersebut memperoleh
pemahaman yang sama?
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus
dirumuskan bersama?

Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain?
Mengapa hasilnya demikian?
Apakah yang memengaruh hasil pengamatan tegangan pada rangkaian listrik
bisa menyalakan lampu

92
Dalam pengukuran dasar besaran-besaran listrik yang meliputi pengukuran
besaran dasar yaitu kuat arus listrik yang dinyatakan dengan Ampere, tegangan
yang dinyatakan dengan satuan Volt, dan hambatan yang dinyatakan dengan
satuan Ohm.

1. AMPER

Amper meter digunakan untuk mengukur besaran arus listrik.Ukuran


amper meterbiasanya dinyatakan dalam satuan yang disebut “ampere atau
amp”.Umumnya, kecuali amper meter jepitan, rangkaian harus dibuka dan
amper meter dihubungkan secara seri untuk mengukur aliran arus.sebelum
mengunakan alat ukur ini sebaiknya dikalibrasi dulu agar pembacaan akhir
menjadi tepat. Untuk mengalibrasi amper meter analog perhatikan jarum pada
skala, jarum harus tepat pada angka O. Bila kurang tepat putar baut pada
amper ke arah kiri atau ke kanan sampai jarum tepat menunjuk angka nol.
Amper meter yang dijual pada toko alat teknik beraneka ragam jenisnya,
saat digunakan mengukur pada sistem. Bila kita ingin mengukur arus listrik
pada arus AC maka gunakan amper meter jenis AC dan bila arus DC yang
diukur gunakan amper jenis DC. Bacalah instruksi yangdibuat oleh pabrik
pembuat tentang cara memasangnya atau menyambungnyake
rangkaian.Perhatikan gambar.dibawah ini, Setelah kita buka / putuskan
penghantar, kemudian sambungkan amperemeter di tempat itu.jangan sampai
terbalik dalam pemasangan kutup positip dan kutup negatip pada amper meter,
hal ini bisa menyebabkan pembacaan alat terbalik. Seharusnya jarum
menunjukkan angka pada alat ukur, karena terbalik tidak bisa menunjuk angka
yang sesuai.

93
Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus
yang mengalir melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui
jarum penunjuk.
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur
karena jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka tepat.Perhatikan amper
meter sebelum membaca pada alat menggunakan satuan Mili Amper (mmA),
Mikro amper (µA) atau Amper.

Kuat arus yang terukur (pada alat) dapat dihitung dengan rumus:

A = Amperemeter yang digunakan

PENGUKURAN ARUS DENGAN AVO


Apabila dalam pengukuran arus menggunakan AVO meter, maka selector
harus ditempatkan pada posisi DcmA, jika menggunakan AVO analog, maka
cara membaca hasil pengukuran adalah batas ukur dibagi dengan

94
penyimpangan skala penuh kemudian dikalikan dengan penunjukkan jarum,
atau dapat dituliskan dengan rumus:

Misalkan sebuah AVO meter analog untuk mengukur arus dengan batas ukur 10
amper dan simpangan skala penuh 50, apabila penunjukkan jarum pada angka
5, maka besarnya pengukuran adalah: (10/50) x 5 = 1 amper

Apabila dalam pengukuran menggunakan AVO digital, maka pembacaan harga


pengukuran tinggal melihat angka yang ditunjukkan dalam layar.Pengukur amper
harus mempunyai komponen tahanan yang nilainya sangat kecil, agar tidak
menimbulkan kerugian yang berarti terhadap alat yang diukur.

95
1. TANG AMPER

Fungsi dan Kegunaan Tang Amper

Tang ampere alat praktis untuk mengukur arus listrik tanpa memutus jalur arus
tersebut. Sebuah tang ampere atau clamp meter terdapat fungsi lain selain
untuk ukur arus listrik adalah untuk ukur voltase atau ukur nilai tahanan atau
resistor.Dalam penggunannya tang amper tidak bisa atau kurang sesuai untuk
pengukuran arus kecil (mili amper / mikro amper), kesesuaian hanya pada arus
besar.misal mengukur arus pemakaian pada motor stater, lampu kepala (head
lamp), pengisian pada baterai (aki) dan lain-lain.

Cara mengukur kemampuan dinamo Amper seperti terlihat gambar dibawah,


dan kehati – hatian akan selalu diperlukan :
1. Taruh tang amper pada kabel positif Alternator (B+) yang berukuranbesar.
2. Hidupkan saklar ON/OFF tang Ampere
3. Pilih selektor AC/DC dan taruh di bagian DC
4. Pada Selektor Fungsi Volt/Amper/Ohm biasa dengan simol huruf V/A/Ohm
pilih pada huruf A untuk ukur Amper.
5. Pada selektor pemilihan arus maksimal pilih 200 Ampere.
6. Setelah alat sudah siap hidupkan mesin kemudian baca nilai arus listrik
yang ditunjukan oleh Tang Amper digital tersebut.
7. Lakukan pemeriksaan atau cek arus listrik saat mesin idle atau stationer
tanpa beban berapa hasil pengukuran arusnya.
8. Kemudian beri beban pada Altenator dengan menghidupkan AC mobil serta
lampu besar atau headlamp dan berapa hasil pengukuran arus listrik yang
ditunjukan.
9. Seperti gambar diatas terlihat 20,08 Ampere saat melakukan pengukuran

96
arus listrik pada Dinamo Isi / Alternator dengan beban Ac mobil dihidupkan
dan Lampu besar di nyalakan.

2. VOLTMETER

Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang


paralel terhadap komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu
dilakukan pemutusan penghantar seperti pada amperemeter. Untuk
mengalibrasi volt meter analog perhatikan jarum pada skala, jarum harus tepat
pada angka O. Bila kurang tepat putar baut pada volt ke arah kiri atau ke kanan
sampai jarum tepat menunjuk angka nol. Lihat gambardibawah ini:

Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus


sesuai.Kutub positip dengan potensial tinggi dan kutub negatip dengan

97
potensial rendah.Biasanya ditandai dengan kabel yang berwarna hitam dan
merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan terlihat penyimpangan yang
arahnya ke kiri dan bisa mengakibatkan proses kerusakan pada alat ukut.
Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi masalah.

Setelah voltmeter terpasang dengan benar maka hasil pengukuran harus


memperhatikan bagaimana menuliskan hasil pengukuran yang benar.
Tegangan yang terukur (V) adalah:

98
Contoh Soal:
Jika angka yang ditunjuk jarum = 2, dan kabel merah pada angka 2 V maka
hasil pengukuran adalah:

3. OHMMETER

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang
merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat
tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang
kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran
menggunakan ohm meter, yaitu :

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan
pengaturan sekrup.

3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm
pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel
terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur jarum AVO merer tepat
pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan tombol pengatur
Nol Ohm.

4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang


diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x
(kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca
pada alat ukur nantinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang
dipilih oleh saklar Pemilih.

5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur (ingat jangan
pasang alat ukur ohm saat komponen masih bertegangan).

99
Cara Membaca Ohm Meter

1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.

2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh


Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala
yang di pilih dengan sakelar pemilih.

3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang


anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai
tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.

Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai
resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:

Nilai yang di tunjuk jarum = 26

Skala pengali = 10 k

Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k = 260 k Ω= 260.000 Ohm (Ω).

100
4. AVO METER ANALOG

Multimeter adalah salah satu alat/perkakas Ukur yang digunakan untuk


mengukur Arus listrik (Ampere), Hambatan listrik (Ohm) dan tegangan listrlk
(volt). Alat pengukur listrik ini sering kita kenal dengan sebutan AVOM
(Ampere/Volt/Ohm Meter).

Ada dua kategori multimeter

a. Multimeter digital / DMM (digital multimeter) tampilannya menggunakan


tampilan angka, dan keunggulannya lebih akurat hasil
pengukurannya,

b. Multimeter / AVO Meter dilengkapi dengan dua kabel pencolok/kabel


penyidik yang masing-masing berwarna merah dan hitam. Untuk dapat
bekerja, avometer memerlukan sumber listrik berupa battery.Dalam
penyimpanan yang cukup lama, battery ini harus dilepaskan.Multimeter
analog hasil pengukurannya ditunjukkan oleh jarum cara membaca
hasil pengukurannya harus jeli melihat jarum penunjuknya.Kedua
kategori multimeter diatas fungsi dan cara penggunaannya sama,
masing-masing dapat mengukur listrik AC, maupun listrik
DC.Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur
hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak
digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai
komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau
jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan

101
untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan
baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

Bagian-bagian AVO meter sebagai berikut :

1. Saklar Jangkah (range selector) : Saklar jangkah ini digunakan untuk


memilih jenis besaran yang yang akan diukur (Ampere, Volt maupun
Ohm) dan saklar jangkah juga menunjukkan batas skala pengukuran.
2. Sekerup Kontrol NOL : Untuk mengatur posisi jarum, sebelum
pengukuran, jarum harus menunjukkan tepat angka NOL, bila tidak
sekerup kontrol NOL ini diputar untuk diatur ulang.
3. Kabel Penyidik : digunakan untuk menempelkan ke obyek yang di ukur.
Kabel MERAH dipasang pada lubang PLUS dan kabel hitam dipasang
pada lubang MINUS atau COMMON.
Multimeter / AVO Meter harus digunakan secara tepat, yang sangat
perlu dan selalu diperhatikan adalah pemilihan saklar jangkah yang tepat/
pemilihan obyek yang akan diukur. Kesalahan pemilihan jangkah dapat
mengakibatkan kerusakan avometer misalnya pengukuran voltage
dengan jangkah pada posisi OHM, maka akibatnya akan fatal bisa
menyebabkan AVO meter rusak. Bila besaran yang diukur tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, harus dibiasakan memilih jangkah/skala
tertinggi.Setiap selesai pengukuran, dibiasakan meletakkan jangkah pada
posisi OFF atau VDC angka tertinggi.

102
CARA MENGUKUR HAMBATAN / RESISTANSI

Putar saklar jangkah pada posisi OHM (misalnya x1, x10 atau x1k) ,kemudian
kalibrasi dengan cara ujung kabel penyidik merah dan hitam disentuhkan dan
lakukan zero seting (jarum menunjuk pada angka nol) dengan cara putar
sekrup tombol nol dan putar pula tombol kontrol nol.

103
CARA MENGUKUR RESISTOR
Cara mengukur Resistor bisa anda lihat pada gambar diatas. Hasil pengukuran,
misalnya apabila jarum penunjuk menunjuk pada angka 4,5 ohm, sedang
saklar jangkah kita posisikan pada x10 maka hasil pengukurannya adalah 4,5
x10 = 45 Ohm, jadi resistor yang kita ukur mempunyai hambatan 45 Ohm.

MENGUKUR TEGANGAN DC
Perkirakan tegangan yang akan diukur, letakkan saklar jangkah pada skala
yang lebih tinggi. penyidik merah pada positif dan hitam pada negative.

CARA MENGUKUR TEGANGAN DC


Seperti halnya pada pengukuran VDC, perkirakan tegangan yang akan diukur,
letakkan jangkah pada skala yang lebih tinggi jika tidak diketahui pasang
jangkah pada posisi skala tertinggi agar AVOmeter tidak rusak. Pada umumnya
AVOmeter hanya dapat mengukur arus berbentuk sinus dengan frekuensi
antara 30 Hz30 KHz. Hasil pengukuran adalah tegangan efektif (Veff). Hasil
pengukuran akan ditunjukkan langsung oleh jarum penunjuk (analog) dan
angka jika anda menggunakan AVOmeter Digital. Satuannya adalah Volt AC.

104
Dalam melakukan pengukuran terkait besaran listrik wajib dilakukan dengan
hati-hati, terutama dengan arus bolak-balik AC. Kesalahan prosedur dapat
menyebabkan kena sengat listrik alias ke setrum.

MENGUKUR ARUS (SEARAH)


Rangkaian yang akan diukur diputuskan pada salah satu titik, dan melalui
kedua titik yang terputus tadi arus dilewatkan melalui avometer, sebelumnya
muatan semua elco di discharge.

CARA MENGUKUR ARUS LISTRIK


Hasil pengukuran akan ditunjukkan langsung oleh jarum penunjuk (analog) dan
angka jika anda menggunakan AVOmeter Digital. Satuannya adalah Ampere.

105
CARA PEMERIKSAAN KONDENSATOR
Sebelumnya muatan kondensator didischarge.Posisikan saklar jangkah pada
OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POSITIF dan hitam pada
NEGATIF.Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara berangsur-
angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik.Bila jarum tidak bergerak,
kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan tidak balik,
kemungkinan kondensator bocor.

Pemilihan skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk
untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan
X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.

CARA MENGUJI DIODA


Dengan jangkah OHM x1 k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda
(ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Panyidik
dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum arus tidak
bergerak.Bila demikian berarti dioda dalam keadaan baik.Cara demikian juga
dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu
diode yang gelangnya terhapus.

106
LATIHAN EVALUASI
1. Hitunglah nilai hambatan bila selektor di 10 x seperti pada gambar
dibawah ini ?

2. Hitunglah nilai hambatan bila selektor di 100 x seperti pada gambar


dibawah ini ?

107
RANGKUMAN

1. Amper meter digunakan untuk mengukur besaran arus listrik. Alat ukur
amper dipasangan secara seri.
2. Volt meter digunakan untuk mengukur tegangan sumber. Alat ukur
dipasang secara paralel.
3. Ohm meter digunakan untuk mengukur nilai hambatan atau konduktor dari
sebuah benda, pemasangan alat ukur tidak boleh menggunakan sumber
tegangan.
4. Sebelum menggunakan semua jenis alat ukur harus dikalibrasi

108
EVALUASI
1. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 50 DCV seperti pada
gambar dibawah ini ?

2. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 250 ACV seperti pada


gambar dibawah ini ?

109
3. Hitunglah nilai arus bila selektor di 2,50 ACV seperti pada gambar
dibawah ini ?

4. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 1000 ACV seperti pada


gambar dibawah ini ?

110
5. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 250 ACV seperti pada
gambar dibawah ini ?

6. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 50 ACV seperti pada


gambar dibawah ini ?

111
TUGAS MANDIRI
1. Hitunglah nilai arus bila selektor di 2,50 ACV seperti pada gambar
dibawah ini ?

2. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 1000 ACV seperti pada gambar
dibawah ini ?

112
3. Hitunglah nilai tegangan bila selektor di 50 ACV seperti pada gambar
dibawah ini ?

113
BAB V RANGKAIAN SERI, PARALEL DAN GABUNGAN

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR


Dari pembelajaran kompetensi dasar-
Setelah mengikuti pembelajaran
dasar Listrik siswa mendapatkan
dengan kompetensi dasar-dasar
pengalaman belajar :
Listrik siswa dapat :
1. Menghayati dan Mengamalkan 1. Mengamati simulsi terkait materi
perilaku jujur, disiplin, tanggung pokok besaran listrik dan
jawab, peduli (gotong royong, Mengeksplorasi dalam rangkaian
kerjasama, toleran, damai), seri, paralel dan gabungan
santun, responsif dan proaktif dan 2. Mengamati simulsi terkait materi
menunjukan sikap sebagai bagian pokok besaran listrik dan
dari solusi atas berbagai Mengeksplorasi dalam rangkaian
permasalahan dalam berinteraksi seri, paralel dan gabungan
secara efektif dengan lingkungan 3. Mengamati simulsi terkait materi
sosial dan alam serta dalam pokok besaran listrik dan
menempatkan diri sebagai Mengeksplorasi dalam
cerminan bangsa dalam Menyelesaikan rangkaian seri,
pergaulan dunia. paralel dan gabungan
2. Memahami besaran listrik, hukum 4. Mengkomunikasikan dalam
Ohm dan Kirchof padar listrik pengukuran tegangan, tahanan dan
otomotip arus
3. Menerapkan Dasar Listrik pada 5. Mengamati simulsi terkait materi
rangkaian seri, paralel dan dan Mengeksplorasi rangkaian seri,
gabungan paralel dan gabungan

114
B. PETA KONSEP

RANGKAIAN LISTRIK

SERI

PARALEL

CAMPURAN

115
PENGAMATAN1

Perhatikan gambar diatas ini, siapkan baterai, 3 (tiga) buah lampu 12 V 5W dan
penghantar. Rangkailah komponen-komponen tersebut seperti pada gambar
diatas dan perhatikan jenis rangkaianapa yang digunakan ? Bila rangkaian diatas
difungsikan apa yang terjadi pada nyala lampu? Apa akibatnya bila rangkaian
tersebut mengalami kerusakan (satu lampu Putus) ?

PENGAMATAN2

Perhatikan gambar diatas ini, siapkan baterai, 3 (tiga) buah lampu 12 V 5W dan
penghantar. Rangkailah komponen-komponen tersebut seperti pada gambar
diatas dan perhatikan jenis rangkaianapa yang digunakan ? Bila rangkaian diatas
difungsikan apa yang terjadi pada nyala lampu? Apa akibatnya bila rangkaian
tersebut mengalami kerusakan (satu lampu Putus) ?

Bandingkan dan Simpulkan

Bandingkan hasil pengamatanmu dengan temanmu, catat persamaan dan


perbedaannya! Jika hasil pengamatanmu dikomunikasikankepada orang lain,
apakah orang tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus dirumuskan

116
117
Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan


hasilpengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain ?
Mengapa hasilnya demikian?
Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan pada rangkaian listrik bisa
menyalakan lampu dan mematikan lampu ?

C. MATERI PEMBELAJARAN

Rangkaian Listrik adalah rangkaian elektronika yang tersusun dari


beberapa komponen-komponen elektronika yang kemudian di rangkai dengan
sumber tegangan sehingga menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan
kegunaan masing-masing.Arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian
hanya dapat berfungsi apabila rangkaian tersebut berada dalam keadaan
terbuka. Rangkaian listrik nantinya akan menyediakan jalan bagi arus listrik
agar dapat mengalir dan beroprasi dengan baik. Arus yang mengalir nantinya
akan dikendalikan oleh tenaga, contohnya adalah baterai. Karena baterai dapat
menghasilkan tekanan listrik atau tegangan yang mendorong elektron di
sepanjang kabel.
Baterai yang sudah dialiri arus juga dapat mengubah energi kimia menjadi
energi listrik.Setiap sel mengandung dua elektroda dan bahan kimia yang
disebut larutan elektrolit.Larutan elektrolit berguna untuk memindahkan
elektron.Kelebihan dari pemakaian elektron yaitu dapat mengalir ke rangkaian
yang dihubungkan ke baterai sebagai arus listrik.Beberapa jenis baterai yang
dapat diisi ulang dan di gunakan kembali adalah baterai Nikel Cadmium dan Aki
Mobil.
Pada rangkaian kelistrikan otomotip pada kendaraan kecil, ringan, dan
kendaraan berat begitu pula pada bidang listrik menggunakan sumber listrik

118
dengan arus DC (Arus langsung) agar kendaraan tersebut bisa bergerak dan
pada sistem elektronik bisa bekerja.Pada rangkaian kelistrikan yang terpasang
pada kendaraan dan pada sistem elektronik yang sudah terangkaian tersebut
mengenal menggunakan rangkaian seri, paralel dan gabungan.

Pada materi ini akan dibahas mengenai rangkaian seri, paralel, gabungan dan
campuran.

1. RANGKAIAN LISTRIK SERI


Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik,dimana Dua tahanan atau
lebih yang dirangkaikan berurutan atau berderet, input suatu komponen
berasal dari output komponen lainnya.

1.1. Rangkaian Seri Pada Rangkaian Arus Langsung


Suatu rangkaian lengkap terdiri dari suplai tenaga, pelindung sirkuit, beban,
beberapa. pengontrol, dan jalur. Saat sebuah conductor menghubungkan
seluruh komponen ukung ke ujung, hasilnya disebut dengan rangkaian seri.
Bila beberapa battery dihubungkan satu sama secara seri (ujung ke ujung),
jumlah total tegangan yang keluar adalah hasil dari penambahan antara
battery2 tersebut. Meskipun rangkaian ini memberikan tegangan yang lebih
besar, kapasitas gabungan mereka untuk mensuplai arus adalah sama
seperti pada satu battery tunggal.

Di formulasikan sebagai berikut :


V = V1 + V2 + V3 + V4

Total tegangan battery


1.5 volt x 4 batteries = 6 volt

119
Total tegangan battery
12 volt x 2 batteries = 24 volt

Tahanan atau sumber tenaga yang cara merangkaiannya secara seri,


komposisi rangkaian yang disambungkan ke tahanan adalah sama seperti
tampak pada gambar di bawah.

Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya
(digunakan sedikit kabel penghubung). Selain memiliki kelebihan, rangkaian
listrik seri juga memiliki suatu kelemahan, yaitu jika salah satu komponen
dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi
sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input
dari lampu satu akan datang dari output lampu yang lain. Jika salah satu lampu
dicabut atau rusak, maka lampu yan lain akan ikut padam. Perhatikanlah
rangkaian seri tiga lampu dibawah ini

120
1.2. Rangkaian seri pada Hambatan

Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat diperoleh nilai
resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut.

Untuk menghitung total tahanan didalam sirkuit seri adalah sebagai berikut :

R total = R1 + R2 + R3
+ …….Rn.

Persamaan hambatan pengganti rangkaian seri dapat dicari dari persamaan awal
diatas, di mana kuat arus listrik pada tiap tiap hambatan adalah sama,
sedangkan beda potensial di tiap tiap hambatan bernilai berbeda. Untuk
membuktikan arus yang mengalir sama dan tegangan yang mengalir berbeda
dengan melihat gambar dibawah ini.

Tahanan – tahanan yang dirangkaikan secara seri dialiri oleh arus yang sama

121
Besar arus tidak berubah-ubah di dalam rangkaian seri
Hasil pengukuran : It = 1,26 A
I1 = 1,26 A
I2 = 1,26 A

Tegangan total hubungan seri adalah jumlah setiap tegangan pada tahanan –
tahanan

Hasil pengukuran : U1 = 6v

U2 = 6v

U tot = 12

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk hambatan seri memiliki ciri-ciri yang
dapat diformulasikan sebagai berikut :

122
123
LATIHAN EVALUASI

1. Tiga buah tahanan masing-masing 100 Ohm, 80 Ohm dan 40 Ohm


dihubungkan berurutan ( seri ) dan dihubungkan pada tegangan 220 volt.
Hitunglah tahanan total, besar arus dan tegangan masing-masing tahanan?

PEMECAHAN MASALAH

R = R1 + R2 + R3 = 100 + 80 + 40 = 220 

U 220
I =   1A
R 220

U1 = I × R1 = 1 × 100 = 100 V

U2 = I × R2 = 1 × 80 = 80 V

U3 = I × R3 = 1 × 40 = 40 V

Usumber = U1 + U2 + U3

220 V= 100 + 80 + 40 V

124
LATIHAN EVALUASI

2. Dua lampu berukuran sama 12V/15W disusun secara berderet dan


dihubungkan pada tegangan 12 volt..Hitunglah tahanan totaldan, besar
arus Ωdan?

PEMECAHAN MASALAHAN

U (Tegangan) = 12 V

P (Daya) = 15 W

Rumus daya (P) = I . V

15 = I . 12

I = 15 / 12

= 1,25 A

Untuk mencari R kita menggunakan hukum Ohm

V =I.R

R =V/ I

= 12 / 1,25

= 9,6 Ω karena dipasang seri

Rt = 9, 6 + 9,6

= 19,2 Ω

125
2. Rangkaian Listrik Paralel

Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel.

2.1. Rangkaian Paralel pada Sumber Tegangan


Rangkaian Seri dan Paralel merupakan jenis-jenis rangkaian yg dipakai
tuk menyambungkan dua ataupun lebih komponen elektrik sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh. Bila dilihat dari cara penyusunannya,
maka rangkaian seri di susun dengan cara bersambung atau sejajar.
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah pada lampu senter yang
komponen baterainya disusun berurutan. Berbeda halnya
dengan rangkaian paralel, dimana penyusunan komponennya dengan
cara berderet. Kalau rangkaian ini contohnya adalah lampu listrik yang
biasa kita gunakan dirumah.

Sebelum berbicara membahas lebih lanjut mengenai rangkaian


campuran, mari kita teliti satu persatu mengenai rangkaian ini. Rangkaian
seri memiliki dua/lebih beban elektrik yg disambungkan dengan catu-daya
melalui sebuah rangkaian.Dengan menggunakan rangkaian jenis ini, kita
bisa mengisikan beban listrik yang banyak di satu rangkaian saja.Contoh
penerapan rangkaian ini dengan beban yang banyak adalah pada lampu-
lampu di pohon natal, dimana bisa terdapat lebih dari dua puluh lampu
hanya pada satu rangkaian. Jenis rangkaian ini akan memberikan arus
yang lewat sama besarnya di tiap-tiap elemen yg disusun seri.

Pada Rangkaian Paralel jika dua buah baterai di jumper menjadi satu,
maka tegangannya tidak bertambah (tetap) tetapi arusnya bertambah.Hal
ini sesuai hukum Kirchoff I pada materi yang dahulu.

Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik


menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang
diperlukan lebih banyak).

126
2.2. Rangkaian Paralel pada Hambatan
Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu
dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, lampu
juga bisa diumpamakan tahanan, jika salah satu lampu dicabut atau
rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati begitu juga pada
tahanan. Perhatikanlah gambar susunan paralel tiga lampu (tahanan)
berikut ini

Rangkaian paralel pada hambatan adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari
dua atau lebih hambatan yang tersusun secara berderet atau tersusun
paralel.Sama seperti pada rangkaian seri, rangkaian paralel juga digunakan
untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti. Perhitungan rangkaian paralel
sedikit lebih rumit dari rangkaian seri.

Formulasi / rumus rangkaian paralel sebagai berikut:

127
Persamaan hambatan pengganti paralel dapat dicari dari persamaan awal, di
mana beda potensial di masing masing komponen adalah sama satu sama lain,
sedangkan kuat arus yang masuk titik percabangan sama dengan jumlah kuat
arus di masing masing komponen. Untuk membuktikan arus yang mengalir
sama dan tegangan yang mengalir berbeda dengan melihat gambar dibawah
ini.

128
Hasil pengukuran : U1 = 12 V

U2 = 12 V

U3= 12 V

Ut = 12 V

Diperoleh : U1 = U2 = U3 = Ut
Kesimpulan : Hubungan pararel terletak pada tegangan yang sama pada
setiap cabang.

Diperoleh : I 1 + I2 + I3 = It
Kesimpulan : Jumlah arus masuk = jumlah arus keluar
Hubungan paralel terdiri dari berbagai arus cabang.
Semua arus cabang bersumber dari arus utama, dan arus keluar kembali pada
jepitan tertutup.

129
1. Jika R1 = 10 ohm, R2 = 15 ohm dan R3 = 30 ohm disusun paralel,
berapakah hambatan pengganti dari rangkaian diatas?
Karena paralel maka :

1/R1+1/R2+1/R3 = 1/10+1/15+1/30= 6/30

Rangkaian pengganti = 30/6 = 5 Ohm

2. Dua buah tahanan, masing – masing R1 = 10 Ohm, dihubungkan pararel


dengan 200 V. Tentukan tahanan total arus yang mengalir pada tahanan
masing – masing serta perbandingan I1 : I2 ; R : R2 dan buatkan gambar.

130
PEMECAHAN MASALAH

10.40 400
Rt= = =8
10  40 50
U 200
I= = = 25 A
Rt 8
U 200
I1= = = 20 A
R1 10
U 200
I2= = =5A
R2 40

Kontrol : It = I1 + I2 = 20 + 5 = 25 A
I1 20 R2 40
= =4A Atau = =4
I2 5 R1 10

3. RANGKAIAN LISTRIK CAMPURAN

Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian


paralel.Untuk membuat rangkaian ini umumnya sangat sulit, karena kita harus
menggabungkan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.Untuk lebih
jelasnya tentang rangkaian listrik gabungan (seri-paralel) perhatikanlah gambar
dibawah ini

131
Untuk mencari besarnya hambatan pengganti rangkaian listrik gabungan seri -
paralel adalah dengan mencari besaranya hambatan tiap tiap model rangkaian
(rangkaian seri dan rangkaian paralel), Selanjutnya mencari hambatan
gabungan dari model rangkaian akhir yang didapat. Misalnya seperti rangkaian
di atas, maka model rangkaian akhir yang didapat adalah model rangkaian seri,
sehingga hambatan total rangkaian dicari dengan persamaan hambatan
pengganti rangkaian hambatan seri.

Berikut adalah simulasi fisis rangkaian listrik seri-paralel atau sering juga
disebut rangkaian listrik campuran.Dalam rangkaian listrik ini, sifat sifat
rangkaian seri dan rangkaian paralel tetap berlaku.Untuk memudahkan
perhitungan rangkaian campuran seri paralel langkah petama yang paling
mudah dengan menghitung terlebih dahulu rangkaian hambatan seribaru
setelah itu menghitung rangkaian hambatan paralel, atau sebaliknya paralel
dulu baru seri, sebagai contoh lihat gambar dibawah ini.

Langkah pertama (1) adalah sebagai berikut ;

a. Hitung rangkaian kelistrikan seri

Rt = R1 + R2

132
Langkah ke dua (2) adalah sebagai berikut ;

c. Hitung rangkaian kelistrikan


paralel

d. Hasil akhir untuk rangkian tersebut


adalah seri, maka formulasinya
adalah :

R pengganti = Rt + Rp

PERMASALAHAN

Hitunglah hambatan
pengganti pada rangkaian
disamping ini :

133
PEMECAHAN PERMASALAHAN
Prinsip penyederhanaan rangkaian untuk perhitungan / aturan :

1
 R1,2 =
1 / R1  1 / R2

 Rt = R12 + R3 =
1
+ R3
1 / R1  1 / R2

100
R2, 3 = = 50 
2

Langkah 1 : perhitungan

R23

R2, 3, 4 = R2, 3 + R4 = 350 


R1 R4
400  300 

Langkah 2 :perhitungan

R1 . R234
R1 400  R1234 =
R23 R1  R234
4
350 

134
Langkah 3 : perhitungan Rt
R1.R234
Rt =
R1  R234

Rt 400.350
=
750
Rt = 186,67 

4. Rangkaian Listrik Majemuk

Rangkaian Listrik majemuk adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah
loop atau lebih. Gambaran berikut adalah rangkaian listrik majemuk beserta cara
memecahkannya

Langkah-langkah untuk menyelesaikan rangkaian majemuk di atas adalah:

1) Andaikan arah loop I dan loop II seperti pada gambar


2) Arus listrik yang melalui r1, R1, dan R4 adalah sebesar I1, yang melalui r2,
R2, dan R3 adalah sebesar I2, dan R5 dilalui arus sebesar I3
3) Persamaan Hukum I Kirchoff pada titik cabang b dan e adalah

I1 + I 2 = I 3

I3 = I1 + I2

4) Persamaan Hukum III Kirchoff pada setiap loop adalah seperti berikut

Loop I

135
a-b-e-f-a (arah looop sama dengan arah arus)

ΣE + ΣV = 0

I1R1 + I3R5 + I1R4 + I1r1 - E1 = 0

E1 = I1(r1 + R1 + R4) + I3R5

Loop II

b-e-d-c-b (arah loop searah dengan arah arus)

ΣE + ΣV = 0

I3R5 + I2R3 + I2r2 - E2 + I2R2 = 0

Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff, diperoleh persamaan I3 = I1 + I2, dan


dari Hukum II Kirchoff diperoleh persamaan (1) dan persamaan (2). Dari ketiga
persamaan tersebut dapat ditentukan nilai dari I1, I2, dan I3.Jika dalam
perhitungan diudapat kuat arus berharga negatif, berarti arah arus sebenarnya
berlawanan dengan arah arus yang anda andaikan. Namun perhitungannya tidak

136
perlu diulang karena nilai arusnya adalah tetap sama hanya arahnya saja yang
berbeda.

PERMASALAHAN

1. Perhatikanlah gambar rangkaian berikut. Tentukanlah besar tegangan


listrik antara titik a dan b

PEMECAHAN MASALAH :

1) Gambarkan arah arus pada setiap loop

Hukum I Kirchoff pada titik P

I3 = I1 + I2..................(1)

2) Persamaan Hukum II Kirchoff pada setiap loop

137
Loop I (arah loop searah putaran jarum jam)

Σ E + Σ IR = 0

-3 + 12 + I1(3 + 1 + 2) - I2 = 0

6I1 - I2 = -9.......................(2)

Loop II (arah loop searah putaran jarum jam)

Σ E + Σ IR = 0

-12 + I2 + 4,5 I3 = 0

-12 = I2 + 4,5(I1 + I2) = 0

4,5 I1 + 5,5 I2 = 12

9 I1 + 11 I2 = 24.................(3)

3) Kemudian eliminasi persamaan (2) dan persamaan (3) untuk memperoleh


nilai I1

4) Untuk memperoleh nilai I2, substitusikan nilai I1 ke dalam persamaan (2)

6I1 - I2 = -9
6(-1) - I2 = -9
I2 = 3A

138
5) Menghitung nilai I1 dari persamaan 1)

I3 = I1 + I2
-1 A + 3 A = 2 A

6) Menghitung tegangan listrik antar titik a dan b

Vab = I3 . R
Vab = 2 A . 4,5 Ω= 9 volt

RANGKUMAN
A. Rangkaian Seri
Dua elemen dikatakan seri, jika dan hanya jika:
1. Ujung terminal dari dua elemen tersebut terhubung dalam suatu
simpul.
2. Ujung elemen yang lain tidak terhubung dalam satu (terpisah).

Jika kita memiliki rangkaian gabungan seri dari n tahanan seperti Gambar 2.3,
maka kita dapat mengganti tahanan-tahanan ini dengan satu tahanan tunggal
yaitu Rek atau dapat pengganti, di mana:

Rek = R1 + R2 + … + Rn

B. Rangkaian Paralel
Dua elemen dikatakan paralel, jika dan hanya jika:
1. Ujung dari dua elemen terhubung dalam satu simpul.

139
2. Ujung-ujung elemen yang lain terhubung dalam satu simpul yang lain
pula.

Jika kita mempunyai gabungan paralel dari n tahanan, seperti yang


ditunjukkan pada Gambar 2.4, maka kita dapat mengganti tahanan ini dengan
satu tahanan tunggal:

C. Rangkaian Kombinasi
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
1. Gambarkan lagi rangkaian aslinya dengan rangkaian baru yang lebih
mudah dimengerti.
2. Jika dalam suatu rangkaian kombinasi paralel terdapat dua atau lebih
tahanan seri, dapatkan nilai total dari tahanan seri tersebut dengan
menjumlahkannya.
3. Gunakan rumus tahanan paralel untuk mendapatkan tahanan total dari
rangkaian bagian paralel.
4. Tambahkan rangkaian yang tersusun paralel tersebut dengan yang
tersusun seri dengannya.1/Rp1 = (1/R2) + (1/R3)
Rt = R1 + Rp1

140
TUGAS MANDIRI

1. Jika hambatan R1 = 12 Ohm, R2 = 4 Ohm dan R3 = 3 Ohm, sedangkan


kuat arus I1 = 0,5 A berapakah besar kuat arus total yang mengalir dalam
rangkaian?

2. Diketahui : Tiga buah kumparan masing–masing 75 Ohm


dihubungkan pararel dengan 150 Volt.

Ditanyakan : Arus total, tahanan total dan rangkaiannya.

R1
I1

I I2
R2

I3
R3

150 V

141
3. Hitung besarnya nilai hambatan pada gambar dibawah ini

4. Hitunglah nilai arus pada masing masing hambatan pada gambar


dibawah ini.

5. Hitunglah nilai semua arus dan tegangnan pada

142
BAB VI INDUKSI SENDIRI DAN MUTUAL PADA KEMAGNITAN

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR


dari pembelajaran kompetensi dasar-
setelah mengikuti pembelajaran dengan
dasar listrik siswa mendapatkan
kompetensi dasar-dasar listrik siswa
pengalaman belajar :
dapat :
1. menghayati dan mengamalkan 1. mengamati simulsi terkait materi
perilaku jujur, disiplin, tanggung pokok besaran listrik dan
jawab, peduli (gotong royong, mengeksplorasi dalam
kerjasama, toleran, damai), menyelesaikan induksi sendiri dan
santun, responsif dan proaktif dan mutual pada kemagnitan
menunjukan sikap sebagai bagian 2. mengamati simulsi terkait materi
dari solusi atas berbagai pokok besaran listrik dan
permasalahan dalam berinteraksi mengeksplorasi dalam
secara efektif dengan lingkungan menyelesaikan sosl-soal terkait
sosial dan alam serta dalam induksi sendiri dan mutual pada
menempatkan diri sebagai kemagnitan
cerminan bangsa dalam pergaulan 3. mengamati simulsi terkait materi pokok
dunia. besaran listrik dan mengeksplorasi
2. memahami besaran listrik, hukum dalam menyelesaikan sosl-soal induksi
ohm dan kirchof padar listrik sendiri dan mutual pada kemagnitan

otomotip 4. mengkomunikasikan dalam induksi


3. menerapkan dasar listrik pada sendiri dan mutual pada
rangkaian seri, paralel dan kemagnitan
gabungan 5. mengamati simulsi terkait materi
dan mengeksplorasiinduksi sendiri
dan mutual pada kemagnitan
6. mengamati simulsi terkait materi
pokok besaran listrik dan
mengeksplorasi induksi sendiri,

143
mutual pada kemagnitan

B. PETA KONSEP

1.
PENGERTIAN
INDUKSI

INDUKSI

3.
2. SELF
INDUKTANSI
INDUCTIN
BERSAMA

144
PENGAMATAN 1

Perhatikan gambar disamping ini, siapkan sebuah batang magnit jenis tapal
kuda, volt meter, kawat email dari tembagasebagai penghantar, dan inti (batang )
besi. Rangkailah komponen-komponen tersebut seperti pada gambar diatas dan
Dekatkan magnit tapal kuda pada lilitan yang terpasang pada inti besi.
Perhatikan alat ukur tegangan apa yang terjadi pada?

PENGAMATAN 2

Perhatikan gambar disamping ini, siapkan sebuah batang magnit jenis tapal
kuda, volt meter, kawat email dari tembagasebagai penghantar, dan inti (batang )
besi. Rangkailah komponen-komponen tersebut seperti pada gambar diatas dan
Gerakkan dengan lambatmagnit tapal kuda pada lilitan yang terpasang pada inti
besi. Perhatikan alat ukur tegangan apa yang terjadi pada?

PENGAMATAN 3

Perhatikan gambar disamping ini, siapkan sebuah batang magnit jenis tapal
kuda, volt meter, kawat email dari tembagasebagai penghantar, dan inti (batang )
besi. Rangkailah komponen-komponen tersebut seperti pada gambar diatas dan
Gerakkan dengan Cepat magnit tapal kuda pada lilitan yang terpasang pada inti
besi. Perhatikan alat ukur tegangan apa yang terjadi pada?

145
Bandingkan dan Simpulkan

Bandingkan hasil pengamatanmu dan pengamatan temanmu! Catat persamaan


dan perbedaannya! Jika hasil pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain,
apakah orang tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus dirumuskan
bersama?

Diskusikan:

Buat kelompok diskusi, bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil


pengamatan kelompok lain. Adakah yang berbeda dari kelompok lain ?
Mengapa hasilnya demikian? Apakah yang mepengaruhi hasil pengamatan
tegangan pada rangkaian diatas?

C. MATERI BELAJAR

1. PENGERTIAN INDUKSI

Pada percobaan diatas Jika magnet digerak-gerakkan dekat kumparan, maka


terjadi perubahan medan magnet dan selanjutnya timbul tegangan listrik.
Tegangan tersebut disebut “Tegangan Induksi, tegangan Induktansi merupakan
sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan timbulnya ggl
di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati rangkaian

146
(self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian primer
dan sekunder yang dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau
mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada
perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila sebuah
kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul medan
magnetik.

Cara-Cara Untuk Membangkitkan Induksi

Untuk membangkitkan induksi pada sebuah lilitan (kumparan / transformator)


adalah sebagai berikut :

1.1. Induksi magnetis

Jika magnet digerak-gerakkan dekat


kumparan, maka :

 Terjadi perubahan medan magnet


 Timbul tegangan listrik

Cara kerja :

Medan magnet induksi akan selalu


melawan arah magnet. Ketika kita
menggerakkan magnet keluar dari
kumparan, arus akan berubah dan
demikian pula arah medan magnet.

Sekarang, kutub selatan medan magnet induksi berada di dekat kutub utara
magnet. Kutub-kutub yang berlawanan saling tarik menarik. Dengan demikian,
terdapat sebuah gaya yang berupa mencegah kita menggerakkan magnet
menjauhi kumparan.Kemana pun arah kita menggerakkan magnet, terdapat
gaya yang melawan pergerakkan tersebut. Kita harus melakukan kerja otot
ekstra untuk dapat menggerakkan magnet. Energi tambahan yang kita gunakan
ini akan dikonversikan menjadi gaya gerak listrik atau timbul beda tegangan,

147
diantara ujung-ujung kawat kumparan. Contoh pada komponen kendaraan ini
digunakan untuk sistem pengisiandan penerangan pada sepeda motor yang
menggunakan lilitan (kumparan) dan magnit sebagai sumber magnit.
untukmenghasilkan sumber tegangan.

Ingat, sifat magnet: kutub-kutub sejenis saling tolak menolak dan


kutub-kutub yang berlawanan saling tarik menarik

1.2. Transformator

1. Prinsip kerja :

Jika pada sambungan primer


transformator dihubungkan dengan
arus bolak – balik maka :

 Ada perubahan arus listrik


 Perubahan medan magnet
o Terjadi tegangan induksii
o Lampu menyala

2. Cara Kerja Transformator

Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-


balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan
magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti
besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan
induktansi timbal-balik (mutual inductance). Mengakibatkan lampu menyala, bila
dihubungkan dengan sistem audio maka suara akan timbul.

148
Pada skema transformator
disamping, ketika arus listrik dari
sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik arah
(berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik
yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya.

Gambar 20. Arah medan magnet

Perbandingan Tegangan

Perbandingan tegangan sebanding


dengan perbandingan jumlah lilitan

 Jumlah lilitan sedikit


tegangan induksi kecil
 Jumlah lilitan banyak
tegangan induksi besar
Melihat pernyataan diatas maka
dapat diformulasikan sebagai berikut.

Dimana :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)

149
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
sekunder transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

Contoh penggunaan :

Tranformator untuk listrik dari tegangan asal 110 V menjadi 220 V

2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan


bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns),
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan
Contoh penggunaan : Adaptor AC-DC.

Gambar 21. Trafo step down

150
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).


2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan

Karakteristik transformator
Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektromagnetik,
menghendaki adanya plat-plat besi yang akan menjadi magnet antara
rangkaian primer dan sekunder. plat-plat besi magnet ini berupa inti besi tempat
melakukan fluks bersama. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti,
dikenal dua macam transformator, yaitu tipe batang dan tipe persegi (kotak).
Contoh alat penerapan dari Transformator
 TV
 Komputer
 Mesin foto copy
 Gardu listrik,dll.

a. Transformasi Dengan Arus Searah

Tidak dapat berfungsi dengan arus searah,


karena :
 Arus tetap
 Tidak tejadi perubahan medan magnet
 Tidak ada induksi

151
Bagaimana agar terjadi perubahan
medan magnet ?
Dengan memberi saklar pada sambu-
ngan primer. Jika saklar dibuka / ditutup
( on / off ), maka :

a. Arus primer terputus – putus


b. Ada perubahan medan magnet
c. Terjadi induksi

Contoh penggunaan : Koil untuk sistem pengapian pada kendaraan, tegangan


kerja 12 V menjadi 25 – 50 KV .

2. INDUKSI SENDIRI (SELF-INDUCTION EFFECT)


Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubah-ubah terhadap
waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu.
Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga
di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi(gaya gerak listrik)yang diakibatkan
oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri.Dengan
pengertian lain induksi diri adalah induksi yang disebabkan oleh dirinya sendiri
pada saat bekerja dan tidak bekerja.

Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus mengalir melalui


kumparan. Akibatnya, EMF (electromotive force) dibangkitkan dan
menghasilkan garis gaya magnet (magnetic flux) dengan arah yang ber-
lawanan dengan pembentukan garis-garis gaya magnet dalam kumparan
(coil). Ofeh karena itu arus tidak akan mengalir seketika pada saat dialirkan ke
kumparan tetapi membutuhkan waktu untuk menaikkan arus tersebut

152
sebagai contoh Bunga api yang terjadi pada saat memutuskan suatu sirkuit arus
selalu disebabkan karena induksi diri

Gambar 22. Induksi Diri


Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang
melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl
dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat
kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding
dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :

Dimana :
I = Arus mengalir pada rangkaian
t = Waktu arus mengalir
L = konstanta lilitan

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl
yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan
L disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry
(H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi
suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam
rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.Seperti
terlihat pada grafik dibawah ini.

153
Grafik diatas menunjukkan saat arus listrik sistem (misal sistem audio)
dihidupkan akanmengalir sumber tegangan dan arus ke sistem audio, karena
adanya induksi sendiri dari sistem belum hilang mengakibatkan arus listrik pada
sistem tidak bisa maksimum. Agar sistem audio berfungsi maksimal butuh waktu
lama sehingga grafik untuk arus jadi melengkung. Saat sistem listrik (misal
sistem audio) dimatikan arus listrik seharusnya hilang dengan cepat karena ada
induksi sendiri maka sistem audio tidak mati dengan cepat.

Atau pengertian lain dari grafik diatas sebagai berikut :


a) Saat stop kontak dipasang , induksi sendiri (self induction) memperlambat
arus listrik mencapai maksimum sehingga suara audio kecil.
b) Saat stop kontak dilepas, induksi sendiri memperlambat pemutusan arus
listrik, akibat adanya loncatan bunga api pada stop kontak pemutus dan
suara audio tidak mati dengan cepat

2.1. Jenis –Jenis induksi Diri (self indusinpada lilitan) :


a. Induktansi Diri pada Solenoida dan Toroida

Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk


silinder.Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila
arus dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di
dalam kumparan sejajar dengan sumbu.

154
Gambar 23. Solenoida.
Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga
sumbunya menjadi berbentuk lingkaran.Induktor adalah sebuah kumparan yang
memiliki induktansi diri L yang signifikan.

Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan


persamaan 4 pada induksi elektromagnetik. Medan magnet di dalam solenoida
adalah:

B = μ .n.I

155
dengan n = N/l, dari persamaan 3. pada induksi elektromagnetik dan (1) akan
diperoleh:

Jadi,

karena ΦB = B.A = μ0.N.I.A / l, Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks


besar :
Sehingga

Dengan:
L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)

156
b. Energi yang Tersimpan pada Induktor

Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk


medan magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L yang
dilewati arus I, adalah:

U = ½ LI2 ............................................................ (5)

Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya.


Berdasarkan persamaan (4), bahwa besar induktansi solenoida setara dengan
B = μ0.N2.A/l, dan medan magnet di dalam solenoida berhubungan dengan
kuat arus I dengan B = μ0.N.I/ Jadi,

𝐁 .
µ𝟎 . 𝐍
Maka, dari persamaan (5) akan diperoleh:

Apabila energi pada persamaan (6) tersimpan dalam suatu volume yang
dibatasi oleh lilitan Al, maka besar energi per satuan volume atau yang disebut
kerapatan energi, adalah:

157
2.2. INDUKTANSI BERSAMA

Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada Gambar 4, maka


sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah
fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada
kumparan tersebut.

Gambar 24. Perubahan arus di salah satu kumparan akan menginduksi arus
pada kumparan yang lain

Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang diinduksi ke kumparan tersebut


berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks
berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju
perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan:

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama.Nilai


M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya.

Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan


asal AS, Joseph Henry (1797 - 1878). Pada situasi yang berbeda, jika
perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka
konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu:

158
Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan
hubungan antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis
fluks melewati kedua kumparan tersebut.

PERMASALAHAN

Contoh Soal 1 :

Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut dialiri


arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl induksi diri kumparan
apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?
Penyelesaian:
Diketahui:
L = 2,5 H Δt = 0,4 s
I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A
I2 = 0
Ditanya: ε = ... ?
Pembahasan :

Contoh Soal 2 :
Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang
kumparan 5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah:
a. induktansi induktor,
b. energi yang tersimpan dalam induktor bila kuat arus yang mengalir 2 A!
Penyelesaian:
Diketahui:
N = 50 lilitan
L = 5 cm = 5 × 10-2 m
A = 1 cm2 = 10-4 m2

159
Ditanya:
a. L = ... ?
b. U jika I = 2 A ... ?
Pembahasan :

Contoh Soal 3 :

Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt
digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator
1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?

Penyelesaian:
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:

Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan

160
RANGKUMAN
1. SELF-INDUCTION EFFECT
Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus mengalir melalui
kumparan. Akibatnya, EMF (electro¬motive force) dibangkitkan dan
menghasilkan garis gaya magnet (magnetic flux) dengan arah yang
ber¬lawanan dengan pembentukan garis-garis gaya mag¬net dalam
kumparan (coil). Ofeh karena itu arus tidak akan mengalir seketika pada
saat dialirkan ke kum¬paran tetapi membutuhkan waktu untuk
menaikkan arus tersebut.
Bila arus mengalir dalam sebuah kumparan dan kemudian arus
diputuskan tiba-tiba, maka EMF akan dibangkitkan dalam kumparan
dengan arah dimana arus cenderung mengalir (arah yang merintangi
hilangnya garis gaya magnet). Dengan cara ini, bila arus mulai mengalir
ke kumparan, atau bila arus di-putuskan, maka kumparan
membangkitkan EMFyang bekerja melawan perubahan garis gaya
magnet pada kumparan. Inilah yang disebut "self induction effect".

2. MUTUAL INDUCTION EFFECT


Apabila dua kumparan disusun dalam satu garis clan besarnya arus
yang mengalir pada satu kumparan (kumparan primer) dirubah, maka
EMF akan bangkit pada kumparan lainnya (kumparan sekunder) dengan
arah melawan perubahan garis gaya magnet pada kumparan primer. Ini
disebut "mutual induction effect".semakin cepat perubahan banyaknya
garis gaya magnet yang dibentuk pada kumparan, semakin tinggi
tegangan yang diinduksi.
Untuk memperoleh EMF yang besar dari mutual in¬ductance (tegangan
sekunder yang dibangkitkan), maka arus yang masuk pada kumparan
primer harus sebesar mungkin dan pemutusan arus harus secepat
mungkin.

161
KERJA MANDIRI
1. Untuk menyalakan lampu 25volt dengan tegangan listrik dari PLN 220
volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer
transformator 2.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan
sekundernya ?

2. Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang


kumparan 5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah:
a. induktansi induktor,
b. energi yang tersimpan dalam induktor bila kuat arus yang mengalir
2A

3. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 4,5 H. Kumparan tersebut


dialiri arus searah yang besarnya 55mA. Berapakah besar ggl induksi
diri kumparan apabila dalam selang waktu 0,8 sekon kuat arus
menjadi nol?

162
BAB VII MACAM-MACAM JENIS, UKURAN KABEL, TERMINAL
DAN PENGGUNAANNYA

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR


Dari pembelajaran kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran
dasar-dasar Listrik siswa
dengan kompetensi dasar-dasar
mendapatkan pengalaman
Listrik siswa dapat :
belajar :
1. Menghayati dan
Mengamalkan perilaku jujur, 1. Mengkomunikasikan dalam
disiplin, tanggung jawab, macam - macam Jenis, ukuran
peduli (gotong royong, kabel, terminal dan
kerjasama, toleran, damai), penggunaannya
santun, responsif dan proaktif 2. Mengamati simulsi terkait
dan menunjukan sikap materi dan Mengeksplorasi
sebagai bagian dari solusi macam-macam jenis, ukuran
atas berbagai permasalahan kabel, terminal dan
dalam berinteraksi secara penggunaannya
efektif dengan lingkungan 3. Mengamati simulsi terkait
sosial dan alam serta dalam materi pokok besaran listrik
menempatkan diri sebagai dan Mengeksplorasi induksi
cerminan bangsa dalam sendiri, mutual pada
pergaulan dunia. kemagnitan
2. Memahami besaran listrik, 4. Mengkomunikasikan macam-
hukum Ohm dan Kirchof macam jenis, ukuran kabel,
padar listrik otomotip terminal dan penggunaannya
3. Menerapkan Dasar Listrik
pada rangkaian seri, paralel
dan gabungan

163
B. PETA KONSEP

KABEL / WIRING

KABEL
KONEKTOR
TERMINAL

164
PENGAMATAN

1. Lakukan pengamatan terhadap jenis kabel gambar diatas ada yang berserabut
banyak dan serabut tunggal
2. Buatlah penafsiran tentang kabel berserabut banyak dan tuggal.

Menaksir / mendiskripsikan kabel di otomotip

1. Lihatlah gambar dibawah diatas,bila dirangkai ke Rangkaian listrik dan


dihubungkan dengan sumber tegangna dan diberi beban sebuah lampu,
amati apa yang terjadi pada nyala lampu!
2. Buatlah taksiran tentang kabel berserabut banyak dan tunggal pada
rangkian tersebut. Catatlah taksiranmu dan taksiran teman-temanmu!

Membandingkan dan Berlatih

Bandingkan taksiranmu dengan teman-temanmu dengan hasil


pengamatanmu mu! Diskusikan, apakah ada kesamaan tafsiranmmu dengan
pengukuran sebenarnya dapat ditingkatkan dengan latihan ? Untuk
mengujinya, berlatihlah menaksir dan menghitung kemudian uji dengan hasil
pengukuran!

165
C. MATERI BELAJAR
.
Wiring harness adalah kumpulan dari satu atau lebih wire dengan
beberapa part untuk mengalirkan arus listrik agar sistem sistem pada kendaraan
bisa bekerja. wiring harness pada kendaraan kecil sebagai contoh sepeda motor,
mobil dan kendaraan berat tentu akan berbeda tergantung dari engine yang
digunakan. Sebagai contoh untuk sepeda motor agar bisa berjalan pada sistem
kelistrikan membutuhkan rangkaian pengapian untuk mesin diesel tentu tidak
menggunakan sistem pengapian untuk menghidupkan kendaraan. Jaringan kabel
(wiring harness) adalah sekelompok kabel – kabel dan kawat yang masing –
masing terisolasi, menghubungkan ke komponen – komponen , dan melindungi
komponen – komponen sirkuit , dan sebagainya, kesemuanya disatukan dalam
satu unit untuk mempermudah dihubungkan antara komponen – komponen
kelistrikan dari suatu kendaraan.
Untuk itu sistem waring sangat penting untuk menjalankan kendaraan.
Kabel adalah media penghantar untuk menyalurkan arus listrik, data, maupun
informasi melalui media konduktor terbaik berupa bahan logam atau bahan
lainya, tergantung dari jenis kabel tersebut. Pembungkus kabel yang merupakan
isolator terbuat dari bahan plastik lentur atau karet dengan fungsi sebagai
pelindung fisik dari kerusakan berupa bunga api, benturan, air dan lain-lain. Pada
jenis kabel tertentu, bagian pembungkus ini dilengkapi juga dengan pembungkus
yang melindungi dari interferensi elektromagnetik. Masing – masing jaringan
kabel (wiring harness) yang ada pada kendaraan baik kendaraan kecil (sepeda
motor), kendaraan ringan (mobil) dan kendaraan pada alat berat (excavator,
doser dll), terbagi menjadi 3 (tiga ) bagian penting terdiri dari item berikutini :

166
1. KABEL
Jaringan kabel (wiring harness) adalah sekelompok kabel – kabel yang masing–
masing terisolasi, menghubungkan ke komponen – komponen , dan melindungi
komponen – komponen sirkuit pada masing-masing sistem. Kabel yang digunakan
pada kendaraan (sepeda motor, mobil, truk, excavator, doser dsb) dikategorikan
sebagai Auto-Cable. Yaitu kabel yang spesifikasinya disesuaikan dengan keperluan
kendaraan pada umumnya, dengan tegangan kerja 12/24 volt DC. Tidak seperti
kabel lainnya, Auto-Cable diukur dari diameter luar keseluruhan atau tebal kabel.

1.1. FUNGSI KABEL


Kabel yang digunakan pada kendaran berfungsi untuk :
1. Penghantar arus listrik bertenaga besar (Power Cable)
Kabel ini digunakan untuk menyalurkan arus yang besar yang berasal
dari tegangan baterai, ukuran diameter kabel yang digunakan harus
besar.
Contoh penggunaan :
Kabel baterai ke motor stater(kode warna merah)
Kabel massa kendaraan(kode warna hitam)

167
2. Penghantar arus listrik dan data informasi.
Kabel ini digunakan untuk menyalurkan arus yang kecil yang berasal
dari tegangan baterai, ukuran diameter kabel yang digunakan harus
kecil yang sesuaikan dengan kebutuhan pada sistem kelistrikan pada
kendaraan. Sebagai contoh antara kabel yang digunakan untuk
menggerakan motor stater dan sistem pengapian. Diameter kabel yang
digunakan untuk menggerakkan motor stater harus besar karena
motor stater bekerja membutuhkan arus yang besar. Motor stater akan
menghisap sumber arus 60 -70 % dari kapasitas baterai. sebagai
contoh bila kita menggunakan baterai dengan kapasitas baterai 40 AH,
saat bekerja motor stater menghisap sumber arus 70% X 40 AH.
Sehingga arus untuk motor stater 24 A. Bila kita menggunakan kabel
kecil berakibat isolator kabel meleleh terbakar.
Contoh penggunaan :
Kabel sistem pengapian (kode warna lihat handbook masing
kendaraan)
Kabel sistem penerangan (kode warna lihat handbook masing
kendaraan)
Kabel sistem power window (kode warna lihat handbook masing
kendaraan)
Kabel sistem AC dll (kode warna lihat handbook masing
kendaraan)
Kabel penghantar data informasi digunakan untuk menyalurkan arus
yang kecil yang berasal dari sistem kontrol elektronik. Kabel jenis ini
harus khusus dan terlindungi dari listrik yang mengandung
elektromagnetik. Kabel penghantar data informasi digunakan pada
kendaraan yang memiliki sistem yang sudah modern sebagai contoh
kendaraan yang menggunakan sistem elektronik. Kendaraan yang
menggunakan sistem EFI (Electronic Fuel Injektion) dan CR
(CammodRail) agar mesin bisa bekerja maka sinyal-sinyal elektronik
(sensor engine) mengirim data-data ke kontrol unit. Kontrol unit akan
mengola data dan memberi sumber tegangan balik ke injektor. Bila
kabel tidak terlindungi dari medan magnit akibat sistem lain bekerja

168
maka berakibat data informasi akan kacau yang akan diberikan ke
injektor dan sistem tidak bekerja normal.
Contoh Penggunaan data dan informasi :
Kabel Pengirim sinyal (sensor) ABS (antilck Brake System)
Kabel pengirim sinyal putaran mesin (crank sensor)
Kabel pengirim Detonasi mesin, dsb.

1.2. KOMPONEN KABEL


Komponen-komponen penting yang ada pada kabel diantaranya :
1. Penghantar (Konduktor) adalah media untuk menghantarkan arus listrik
2. Isolator adalah bahan dielektrik untuk mengisolasi dari penghantar yang
satu terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungan disekelilingnya yang
mengandung elektromagnetis.
3. Pelindung luar adalah bahan yang memberikan perlindungan terhadap
kerusakan mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia elektrolysis, api atau
pengaruh pengaruh luar lainnya yang merugikan.

Gambar 25. bagian-bagian kabel

Macam-macam kabel yang digunakan pada kendaraan dibedakan menjadi 3 (tiga)


bagian :

Kawat tegangan rendah

Kawat tegangan tinggi (pada sistem kelistrikan mesin)

Kabel-kabel yang diisolasi

Beberapa tipe kawat dan kabel dibuat dengan tujuan untuk digunakan dalam
beberapa kondisi yang berbeda (besarnya arus yang mengalir, temperatur,

169
penggunaan dan lain-lain).

Kabel Bertegangan Rendah

Sebagian besar kawat dan kabel yang terdapatdalam kendaraanadalah kabel yang
bertegangan rendah (low-voltage wire). Masing-masing kabel bertegangan rendah
terdiri dari elemen kabel dan isolasinya. Elemen kabel ini berfungsi sebagai
konduktor untuk mengalirkan sumber tegangan listrik yang akan digunakan ke
sistem-sistem pada kendaraan. Isolasi berfungsi sebagai pelindung luar dan
hubungan singkat antar kabel saat disatukan dengan sistem kelistrikan lain.

Contoh penggunaan kabel bertegangan rendah :

 kabel positip dan negatip koil


 Kabel penggerak motor wiper
 kabel penggerak klakson dll

Gambar 26. Bagian Kabel tegangan rendah

Kawat tegangan tinggi (pada sistem pengapian)

Untuk mengalirkan arus listrik yang bertegangan tinggi dihasilkan oleh ignition coil ke
busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran, dipakai kabel tegangan tinggi.
Kabel yang disebut high tension cord ini memiliki konstruksi yang andal untuk tetap
bekerja prima pada tegangan tinggi.Kabel dibangun dari berbagai lapisan bahan.

170
Kabel inti penghantar atau coredibungkus dengan insulator karet yang tebal.
Selanjutnya, insulator karet (rubber insulator) dilapisi oleh pembungkus
(sheath).Bagian kabel resistive dibuat dari bahan fiberglass yang dicampur dengan
karbon dan karet sintetis. Ini dilakukan agar memberikan peregangan yang cukup
kuat untuk meredam gangguan bunyi pengapian (interfensi) pada radio/tape.

Gambar 27. bagian kabel bertegangan tinggi

Pada setiap permukaan pembungkus, dicetak tanda tahanan sebagai ciri bahwa inti
dari kabel tegangan tinggi adalah kabel bertahanan (resistive wire).

Yang penting diperhatikan, saat melepas kabel tegangan tinggi, pegang dan tariklah
selalu pada bagian tutupnya. Jangan sekali-kali memegang dan menarik
pembungkusnya. Alasannya, itu dapat mengakibatkan kabel terlepas dari tutupnya
dan bisa merusak kabel. Misalnya putus pada inti yang mengakibatkan arus listrik
tidak dapat mengalir sempurna ke busi. Imbasnya kinerja sistem pengapian mobil
menjadi tidak optimal lagi.

171
Gambar 28. Kabel Yang Diisolasi

Kabel yang diisolasi (shielded cable) digunakan, pada saluran kabel antene radio,
ignition signal line,oxygen sensor signal line, dan lain sebagainya.Hanya kelistrikan
yang bertegangan rendah dan arus rendah yang mengalir melalui signal line ini,

Gambar 110. Bagian kabel Diisolasi

signal dapat lebih mudah terpengaruh oleh gangguan yang ditimbulkan (suara dari
switch saat ON/OFF, suara pengapian dan sebagainya). Oleh sebeb itu, kabel yang
diisolasi yang dirancang untuk mencegah gangguan yang ditimbulkan sumber dari
luar dan digunakan untuk signal line

1.3. UKURAN KABEL


Kabel adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan komponen
satu dengan komponen yang lainnya yang terbuat dari tembaga dan diberi isolasi
supaya tidak terjadi konseleting.

Kabel yang digunakan pada kendaraan (mobil, motor, truk dsb) dikategorikan
sebagai Auto-Cable. Yaitu kabel yang spesifikasinya disesuaikan dengan keperluan
kendaraan pada umumnya, dengan tegangan kerja 12 / 24 volt DC. Tidak seperti
kabel lainnya, Auto-Cable diukur dari diameter luar keseluruhan atau tebal kabel.

Diameter kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan kabel berbeda-beda


ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir. Bila arus yang
mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang berdiameter besar, tetapi bila
arus yang mengalir kecil, cukup menggunakan kabel yang berdiameter kecil. Untuk

172
lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini

Cara pembacaan tabel, untuk sumber tegangan 12 V untuk pemakaian arus 5 A


dengan daya listrik yang digunakan 30 Watt maka butuh diameter kabel 0,8 mm.

Gambar 29. Jenis kabel

Perancang kendaraan khususnya teknisi listrik (electrical) sudah memperhitungkan


kabel dengan tebal berapa yang digunakan untuk tiap fungsi di kendaraan tersebut.

173
Tentunya dengan memperhitungkan juga panjang kabel yang dibutuhkan untuk
menyambung satu titik komponen ke komponen lainnya.

Semakin panjang kabel, akan ada kerugian tegangan yang diakibatkan adanya
resistansi pada kawat konduktornya. Kawat yang digunakan umumnya ada dua
macam, yaitu berbahan dasar Tembaga murni dan Aluminium. kabel-kabel dengan
panjang yang sama, namun dengan ketebalan yang berbeda, menghasilkan
tegangan output yang berbeda.Yang terbaik adalah yang berbahan dasar tembaga.

Gambar 30. Penampang Kabel.

Dari tabel dibawah ini, misalnya kabel dengan ukuran 1 mm² pada temperatur 20º C :
penghantarnya memiliki resistansi sebesar 23.4 ohm setiap 1 km panjang kabel dan
penyekatnya memiliki resistansi sebesar 51 M ohm setiap 1 km panjang kabel.

Tabel pengaruh suhu terhadap tahanan per Km

174
Komponen-komponen pelindung Kabel

Auto-cable mempunyai isolasi yang dirancang cukup tahan terhadap suhu panas dan
minyak/oli. Sehingga tidak mengganggu kemampuan untuk melindungi kawat di
dalamnya. Jika mudah meleleh atau bereaksi dengan minyak/oli maka bisa
menyebabkan short-circuit atau korslet. Komponen-komponen pelindung digunakan
untuk melindungi kawat dan kabel, yang membungkusi kabel agar terlindung dari
benturan,panas, gangguan elektromagnetik kotoran,air dan lain-lain. Komponen
pelindung ini harus terpasang dengan baik agar sistem kelistrikan yang dibungkus
(dilindungi) bisa berfungsi dengan baik.

Macam-macam komponen pelindung kabel antara lain :

Isolasi

Isolasi tersebut biasa disebut rubber tape, berbahan karet yang lentur dan memiliki
lem perekat khusus bernama Etilen linerless Propylene Rubber (EPR), memiliki
kemampuan tahan panas. Sehingga kabel-kabel yang dibungkusnya tak cepat rusak.
Rubber tape banyak merek. Ada 3M Scotch, Plymouth, Omega dan lainnya. Untuk
produk biasa berukuran 19 mm x 9,1 m x 0,7 mm.

Gambar 31. Isolasi

Selang bakar (Cable shrink)

Selang pembungkus ini terbuat dari bahan plastik yang mudah menyusut bila terkena

175
panas, tahan panas setelah terjadi penyusutan. Penyusutan selang bakar mengacu
berapa kali lebih kecil kabel, sebagai contoh ukuran selang bakar 3 mm : 1 mm saat
dibakar akan menyusut menjadi 1/3 dari ukuran aslinya.

Gambar 32. Selang bakar

Selang kabel

Selang ini terbuat plastik yang keras dan tidak mudah berubah bentuk saat terjadi
benturan, bentuk selang ini melingkar-lingkar.

Gambar 33. Selang kabel

176
2. KOMPONEN-KOMPONEN PENGHUBUNG
Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian untuk lebih memudahkan dalam
pemasangan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan kesalah satu
bagian oleh komponen penghubung sehingga komponen kelistrikan dan elektronik
dapat berfungsi seperti yang direncanakan

2.1. Junction Block dan Relay Block


Junction block (J/B) adalah salah satu kotak (Block) dengan connector yang
dikelompokkan bersama-sama untuk sirkuit kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari
bus bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit
breaker dan alat lain terpasang di dalamnya.Relay block (R/B) sama dengan junction
block, tetapi tidak memiliki bus bar atau centralized connecting function lainya

Gambar 34. Kotak Sekering

2.2. Terminal Kabel (sepatu kabel)


Terminal kabel berfungsi sebagai penghubung antara kabel satu dengan kabel yang
lain, sehingga terbentuk satu kesatuan yang utuh dari sebuah kabel.

177
Jenis terminal berdasarkan penggunaanya :

Terminal massa dibedakan berdasarkan diameter kabel menjadi :

Gambar 35. terminal kabel

Terminal penghubung Kabel dibedakan berdasar diameter kabel

Gambar 36. terminal penghubung Kabel

178
2.3. Konektor
Konektor digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara dua jaringan kabel
atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen.

Gambar 37. Konektor dari kabel ke komponen

Jenis -jenis Konektor

Dilihat dari hubungan terpasang Mengenal istilah konektor laki-laki dan konektor
perempuan, karena bentuk terminalnya berbeda. Agar hubungan antar konektor tidak
lepas saat pemasangan maka semua konektor dilihat padaluar konektor terdapat
pengunci di bagian atas.

Gambar 38. Konektor

179
Jumlah pin kabel yang terpasang. Dibagi menjadi :

a. Satu Pin

b. Dua pin

c. Tiga pin

d. Multi pin

Gambar 39. Pin Kabel Konektor

Gambar 40. Jumlah Pin konektor

2.4. Baut Massa


Baut massa (ground bolt) adalah baut khusus untuk menjamin massa yang dapat
dipercaya dari jaringan kabel dan komponen listrik lainya ke bodi. Contoh berikut ini
beberapa buah baut massa yang banyak digunakan

Baut dengan washer yang tidak dapat dilepas (mati)

180
Gambar 41. Baut Washer

Note : “PERBEDAAN BAUT MASSA”

Permukaan baut massa ditandai dengan crom hijau setelah diproses secara
listrik untuk mencegah oksidasi. Model baut ini mudah dibedakan dengan baut
biasa oleh adanya warna hitam kehijauan

3. KOMPONEN-KOMPONEN PELINDUNGI SIRKUIT


Sekring,fusible link dan circuit breaker digunakan sebagai komponen-komponen
yang melindungi sirkuit. Barang-barang ini disisipkan ke dalam sirkuit kelistrikan dan
sistem kelistrikan untuk melindungi kabel kabel dan connector yang digunakan dalam
sirkuit untuk mencegah timbulnya kebakaran oleh arus yang berlebihan atau
hubungan singkat.

3.1. Sekring (FUSE)


Fungsi

Sekring (fuse) ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila arus yang
berlebihan melalui sirkuit, maka sekring akan berasap atau terbakar, itu adalah
elemen dalam sekring yang mencair, sehingga sistem sirkuit terbuka dan mencegah
komponen-komponen lain dari kerusakan disebabkan arus yang berlebihan.

Tipe Sekring

Tipe sekring dikelompokkan ke dalam tipe sekring blade dan tipe sekring cartridge.

181
Gambar 42. sekring jenis blade (a) dan sekring jenis cartridge (b)

Tipe ini paling banyak digunakan. Tipe sekring blade dirancang lebih kompak dengan
elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang, diberi kode warna untuk
masing-masing tingkatan arus (5A-30A).

Identifikasi Sekring

Tabel Arus sekering

Kapasitas Sekring (A) Identifikasi Warna

5 Coklat kekuning-kuningan

7,5 Coklat

10 Merah

15 Biru

20 Kuning

25 Tidak berwarna

30 hijau

182
3.2. Fusible Link
Fungsi dan Konstruksinya

Fungsi dan konstruksi fusible link sama dengan sekring. Perbedaan utama pada
fusible link adalah dapat digunakan untuk arus yang lebih besar karena ukurannya
lebih besar dan mempunyai elemen yang lebih tebal.

Seperti juga sekring, fusible link juga dapat terbakar atau putus, dan harus diganti
dengan yang baru. Fusible link diklasifikasikan kedalam tipe Link dan tipe cartridge.

Fusible Link Tipe Cartridge

Fusible link tipe cartridge dilengkapi dengan terminal dan bagian sekring dalam satu
unit. Rumahnya diberi kode untuk masing-masing tingkatan arus.

Tabel Arus pada Fusible link

Kapasitas Fusible Persamaan Luas Identifikasi Warna


Link (A) Penampang pada
Fusible Link

30 0.3 Merah Muda

40 0.5 Hijau

50 0.85 Merah

60 1.0 Kuning

80 1.25 Hitam

100 2.0 biru

3.3. Circuit Breaker


Circuit Breaker digunakan sebagai pengganti sekring untuk melindungi dari kesulitan
pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power window, sunroof dan sirkuit pemanas
(heater).

183
Konstruksi

Prinsip dasar dari circuit breaker terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang
dihubungkan pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan.

Gambar 43. Circuit Breaker

LATIHAN EVALUASI
Sebutkan Macam-macam kabel yang digunakan pada kendaraan ?

Sebutkan jenis kabel yang digunakan pada sistem pengapian di kendaraan ?

Sebutkan dan jelaskan nama-nama komponen pada kabel ?

Sebutkan dimana penggunaan kabel tegangan rendah berarus besar ?

184
RANGKUMAN
Kabel yang digunakan pada kendaran berfungsi untuk Penghantar arus listrik
bertenaga besar (Power Cable) dan Penghantar arus listrik dan data informasi.

Sekring,fusible link dan circuit breaker digunakan sebagai komponen-komponen


yang melindungi sirkuit. Barang-barang ini disisipkan ke dalam sirkuit kelistrikan dan
sistem kelistrikan untuk melindungi kabel kabel dan connector yang digunakan dalam
sirkuit untuk mencegah timbulnya kebakaran

EVALUASI
Sebutkan fungsi pelindung kabel yang digunakan pada kendaraan ?

Sebutkan fungsi terminal kabel yang digunakan pada kendaraan ?

Sebutkan dan jelaskan nama-nama komponen pada kabel ?

Sebutkan dimana penggunaan kabel tegangan rendah berarus kecil pada sistem
kendaraan ?

185
TUGAS MANDIRI

Buatlah pengertian tentang ukuran kabel pada masing-masing baris pada tabel
diatas !

186
DAFTAR PUSTAKA
 Modul Sistem Pengapian Konvensional , P4TK / VEDC Malang
 Modul Sistem Listrik, P4TK / VEDC Malang
 New Step 1 Training Manual, Toyota
 Sistem Pengapian Training Manual, Toyota
 Buku diklat Training Manual, KPC

187

Anda mungkin juga menyukai