MEMPERBAIKI KERUSAKAN
PADA SISTEM STARTER
Penyusun :
Sumarsono, S.T
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang
Keahlian Teknik Motor, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang
disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaianya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan
dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
DAFTAR ISI
JUDUL MODUL
Kata pengantar...............................................................................................i
Struktur Profil Kompetensi Tamatan...............................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
Pendahuluan .................................................................................................iv
Tujuan Umum Pembelajaran..........................................................................v
Petunjuk Penggunaan Modul:........................................................................vi
Kegiatan Belajar 1,.........................................................................................1
Kegiatan Belajar 2,.........................................................................................13
Kegiatan Belajar 3,.........................................................................................27
Informasi Tambahan.......................................................................................40
Kegiatan Belajar 4,.........................................................................................42
Kegiatan Belajar 5,.........................................................................................48
Kegiatan Belajar 6,.........................................................................................55
Kegiatan Belajar 7..........................................................................................59
Kegiatan Belajar 8..........................................................................................62
Lembar Evaluasi.............................................................................................65
Lembar Jawaban............................................................................................70
Umpan Balik...................................................................................................72
Daftar Pustaka................................................................................................73
PENDAHULUAN
Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor
tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama
kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai
penggerak mula dapat digolongkan antara lain :
Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.
Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik
sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat
menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil,
Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil,
ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri
ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar
sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat
gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi
dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat awall
start.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang
cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal
start (tidak dapat dihidupkan).
Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran
dalam motor mobil dapat berlangsung adalah :
Motor bensin Motor diesel injeksi Motor diesel injeksi tidak
langsung langsung
60-90 Rpm 80-120 Rpm 60-140 Rpm
1
Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if
Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar
penghantar akan timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan
tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar.
Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan
Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet
permanen maka garis-garis gaya magnet pada magnet permanen dan pada
penghantar akan saling berinteraksi sebagi berikut:
Garis gaya magnet yang searah akan saling memperkuat dan garis gaya
magnet yang berlawanan saling memperlemah.
Pada kumparan akan timbul gaya elektro magnet sehingga kumparan
terdorong kebawah (sesuai arah panah)
Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal
dijelaskan sebagai berikut :
Arus listrik mengalir dari baterai sikat positif komutator sikat negatif
baterai . .
Sisi kumparan (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan
garis gaya magnet searah putaran jarum jam.
Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi dengan
medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya magnet yang
mengarah kebawah (arah panah).
Akibat dari arah kedua gaya magnet yang berlawanan tersebut maka anker
akan berputar setengah putaran searah jarum jam
Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya
satu arah melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor
yang teratur secara terus menerus atau kontinyu..
Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang
kumparan yang berada dalam medan magnet.
Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan
untuk menjamin putaran motor yang lebih teratur.
1. Sifat starter.
Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar
berbanding secara proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin
rendah putaran motor, makin besar arus yang mengalir sehingga menghasilkan
tenaga putar (torsi) yang besar.
Semakin tinggi putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri) pada
kumparan anker, sehingga arus yang mengalir pada motor starter menjadi kecil
dan mengakibatkan tenaga putar (torsi) yang dihasilkan rendah.
Grafik diatas menunjukan hubungan antara torsi, arus, dan tegangan pada
motor starter berukuran bisa (0,8 Kw) ketika di lakukan pengujian kapasitas.
Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila tegangan pada motor starter
bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Dengan demikian
kapasitas motor starter sangat erat hubungannya dengan tegangan baterai.
V 5,5
R= 0,016
I 330
Pada saat purtaran motor starter naik mencapai 5000 rpm, arus yang mengalir
pada motor starter pada tegangan 11 V akan menjadi:
V 11
I= 687,5 A
R 0,016
Tetapi seperti dilihat pada grafik sebelumnya arus yang mengalir hanya 70 A.
Hal ini disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri) pada kumparan
anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya arus dari baterai.
Besarnya arus yang mengalir pada motor starter adalah :
V e
I=
R
Menjadi: e = V – IR
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sebagai berikut :
e = 11 – 70 x 0,016 = 9,88V
Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70
Amper, hal ini disebabkan karena adanya tegangan balik akibat induksi diri pada
kumparan anker kira-kira sebesar 9,88 Volt.Sehingga akhirnya arus yang
mengalir :
V e 11 9,88
I= 70 A
R 0,016
Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi
dari starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya
arus lawan, maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya
arus ke kumparan medan dan kumparan anker akan berkurang sehingga motor
starter akan menstabilkan putarannya.
Pada saat hambatan putaran membesar putaran motor starter lambat, arus
lawan pada kumparan anker dan kumparan medan kecil, torsi yang dihasilkan
akan menjadi besar
Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal,
tekanan kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik
untuk motor bensin yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d
2000 adalah 60~ 90 rpm. Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar
poros engkol adalah sebagai berikut :
4 silinder 60 rpm
Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun
motor masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada
sistem yang lain. Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai
tidak menurun, maka poros engkol dapat distart kembali dengan putaran poros
engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada saat distart, putaran yang lebih rendah dari
ketentuan diatas maka arus yang lebih besar akan mengalir pada motor starter
sehingga tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan coil pengapian
berada dibawah normal ( 8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak berfungsi.
Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila tegangan
baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.
Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam
menentukan apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Setiap motor mempunyai maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4
silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc maksimum torsinya adalah 0,8 ~ 1,0 kg-m.
Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 – 13, maka torsi akan
menjadi 10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan
perbandingannya adalah sebagai berikut :
Jumlah gigi starter pinion 9
Jumlah gigi ring gear 115
115
Jumlah perbandingan gigi 12,78
9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang
diperlukan untuk starter adalah:
6
0,47 Kg m
12,78
Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter
adalah 0,47 kg-m.grafik dibawah menunjukkan data output starter yang
diperlukan oleh motor 12R.
Pada grafik sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran adalah
1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:
1.700
133rpm .
12,78
Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih
besar dari itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang
cukup pada permulaan starter.
115
Jadi perbandingan 12,78
9
11,5
0,9 Kgm
12,78
Dalam gambar grafik starter reduksi, keluaran (out put) pada saat torsi 0,90 kg-
m, putaran starternya adalah 1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran
(NE) sebagai berikut :
1.000
NE = 12,78 86 rpm
Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini
arus yang mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar
dan mencukupi, tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada
starter dapat dijaga lebih dari 8,0 V .Maka yang diperlukan untuk start pertama
sudah terpenuhi.
Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur
rendah maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu
temperatur rendah, untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup
maka kapasitas baterai harus lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas
baterai merupakan faktor yang terpenting.
KEGIATAN BELAJAR 2
KONSTRUKSI MOTOR STARTER
Motor starter tersusun dari bagian-bagian yang dapat menghasilkan gaya putar,
mekanisme pemindah tenaga dan saklar magnet yang berfungsi memajukan
kopling starter supaya dapat berkaitan dengan roda gaya motor.
1.3 Anker
Anker tersusun dari besi plat (kern), poros anker, komutator, kumparan
anker dan bagian-bagian lainnya. Kedua ujung-ujungnya ditopang oleh
bantalan-bantalan (bearing) yang memungkinkan anker dapat berputar
diantara sepatu kutub. Kumparan anker dirakit dalm celah-celah plat dan
masing-masing ujungnya di sambungkan pada sekmen komutator. Dengan
demikian arus yang mengalir melewati semua kumparan dan anker dapat
berputar dan menghasilkan momen putar (torsi).
1.4 Sikat-sikat
Motor starter biasanya dilengkapi dengan 4 buah sikat arang (brush) 2 buah
diikatkan pada pemagang yang di isolasi dan dihubungkan dengan
kumparan anker melalui komutator. Sedangkan sikat lainnya diikat pada
pemegang yang dihubungan ke massa (body motor starter) sikat di tekan ke
komutator oleh pegas. Bila sikat tersebut telah aus atau tekanan pegasnya
menjadi lemah, maka sikat tidak akan dapat melakukan hubungan yang
baik dengan komutator. Akibatnya, starter tidak akan dapat menghasilkan
momen puntir yang cukup besar sesuai yang di butuhkan.
Konstruksi kopling jalan bebas terdiri dari beberapa bagian seperti pinion,
peluru, ulir memanjang, poros pinion dan tabung penggerak. Kopling jalan
bebas semacam ini disebut juga kopling peluru. Kopling peluru di tempatkan
di antara pinion dan tabung penggerak. Tabung penggerak disatukan
dengan tabung alur ulir memanjang, sedangkan tabung bagian dalam
menjadi satu dengan pinion.
Apabila gigi pinion berhubungan dengan gigi roda gaya dimana akan terjadi
gesekan antara tabung dalam dan peluru kopling. Pada saat itu jika tabung
penggerak atau tabung luar berputar kearah panah maka peluru kopling
akan tertekan oleh pegas kearah ruangan (alur) yang menyempit. Akibatnya
tabung luar dan tabung dalam akan berputar kearah tanda panah sebagai
satu unit yang utuh (gambar kiri).
Tetapi setelah mesin hidup gigi pinion di putar oleh gigi gaya karena adanya
perbedaan perbandingan gigi antara gigi pinion dan gigi roda gaya maka
gigi pinion akan berputar lebih cepat dari putaran anker. Dalam hal ini dapat
dikatakan bawah anker dalam keadaan diam dan hanya tabung bagian
dalam kopling jalan bebas yang beputar kearah tanda panah (gambar
kanan). Akibatnya peluru kopling akan bergerak ke alur ruangan yang lebih
besar sehingga peluru kopling bebas, sehingga putaran anker tidak dapat di
percepat oleh roda gaya. Jika pada saat ini kunci kontak di putar keposisi
Off, maka gigi pinion akan terlepas dari roda gaya sihingga dengan mudah
akan kembali ke posisi semula.
Proses pada saat kunci kontak di putar kearah start sampai pada saat
pinion berkaitan dengan roda gaya di gambarkan sebagai berikut
Gambar A :
Ujung-ujung dari gigi-gigi sedang bersentuhan dengan gigi roda gaya
sehingga pinion tidak dapat maju. Pada saat ini ujung-ujung gigi pinion
semuanya tertekan oleh bagian sisi dari gigi roda gaya. Sesudah meluncur
melewati posisi seperti gambar B dan C, gaya T dan F akan menyebabkan
pinion tergelincir kedalam dan terjadilah perkaitan dengan gigi roda gaya
(gambar D)
Lengan pengerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion kearah berkaitan dan
menarik kearah melepas dari roda gaya. Lengan penggerak di rakit menjadi
satu dengan pegas pendorong apabila pinion akan berkaitan dengan roda gaya,
maka tekanan pegas (2) bertambah besar sehingga kontak dengan terminal
utama (3) lebih baik. Pegas pendorong juga berfungsi meringankan hentakan
pada saat terjadi berturan gigi dan gigi seperti terlihat pada gambar berikut.
Dengan adanya gigi ulir memanjang maka bila terjadi kesalahan perkaiatan
permukaan gigi, kopling tidak dapat mundur. Bila kunci kontak di putar kearah
Off, kontak utama akan membuka. Potongan/jarak lengan penggerak pada
kopling jalan bebas menjadi lebih besar dengan demikian maka anker berhenti
berputar (lihat gambar di atas)
Rem Anker
Rem anker berfungsi untuk mennghentikan dengan segera putaran anker untuk
memungkinkan dapat distart lagi secepat mungkin.Dua macam konstruksi rem
anker mekanis
Gambar sebelah kiri rem anker terpasang pada bagian belakang anker dan
gambar sebelah kanan terpasang pada rumah kopling bagian depan. Rem
anker mekanis menggunakan tegangan pegas dan plat gesek untuk
pengereman.
Disamping rem anker mekanik, ada juga rem anker listrik yang bekerja
berdasarkan arus listrik. Konstruksi motor starter ini sedikit berbeda dengan
motor starter biasa, yaitu terdapat 2 buah kumparan medan. Satu kumparan
medan terhubung seri dengan kumparan anker ke massa seperti motor starter
yang biasa, dan kumparan medan lainnya langsung terhubung ke massa.
Gambar diatas memperlihatkan rangkaian kelistrikan motor starter dengan
kumparan shunt.
Cara kerja pada saat saklar start ON, kumparan medan shunt memperkuat
kemagnetan pada kumparan medan, pada saat saklar start Off, plat kontak
terlepas, arus ke kumparan medan dan ke kumparan shunt terputus. Anker
masih tetap berputar karena kelembaman masa, sisa-sisa kemagnetan pada inti
besi (anker) memotong kumparan medan shunt sehingga terjadi induksi dengan
arah arus dan garis gaya magnet yang berlawanan. Akibatanya anker segera
berhenti berputar.
Saklar magnet
Fungsi utama saklar magnet (saklar magnet) adalah untuk menghubungkan dan
melepaskan kopling jalan bebas dengan roda gaya, dan sekaligus mengalirkan
arus listrik yang besar ke motor starter melalui terminal utama.
Saklar magnet terdiri dari plat kontak yang dihubungkan dengan plunyer dan
bekerja bersamaan. Seperti pada gambar, plunyer digulung oleh dua buah
gulungan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut kumparan
penarik. Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan
kumparan penahan.
Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini bereaksi dalam arah yang sama,
maka plunyer akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang
dihasilkan berlawanan arah maka masing-masing gaya magnet saling
menghapuskan sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula dengan
bantuan pegas pembalik (pegas pengembali).
Kumparan penarik dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan dan
kumparan anker, sedangkan kumparan penahan, dihubungkan langsung
dengan massa. Adapun cara kerja saklar magnetnya adalah sebagai berikut :
KEGIATAN BELAJAR 3
Apabila saklar starter diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
kumparan penahan ke massa dan dilain pihak kumparan penarik, Kumparan
medan dan ke massa melalui anker. Pada saat ini kumparan penahan dan
kumparan penarik membentuk gaya magnet dengan arah yang sama,
dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama,
seperti pada.gambar di atas.
Maka plat kontak (plunyer) akan bergerak ke arah menutup saklar utama,
sehingga lengan penggerak menggeser kopling jalan bebas ke arah posisii
berkaitan dengan roda gaya. Untuk lebih jelas lagi jalannya arus adalah sebagai
berikut :
Baterai terminal 50 kumparan penahan massa
Baterai terminal 50 kumparan penarik Kumparan medan
anker massa
Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil
maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan roda
gaya menjadi lembut. Pada keadaan ini plat kontak belum menutup saklar
utama.
Bila gigi pinion sudah berkaitan penuh dengan gigi roda gaya, maka plat kontak
akan mulai menutup saklar utama, lihat gambar di atas. Pada saat ini arus akan
mengalir sebagai berikut:
Baterai terminal 50 kumparan penahan massa
Baterai saklar utama terminal C Kumparan medan anker
massa
Seperti terlihat pada gambar, di terminal C ada arus, maka arus dari kumparan
penarik tidak dapat mengalir, akibatnya plat kontak ditahan oleh kemagnetan
yang ada pada kumparan penahan saja. Bersamaan dengan itu arus yang
besar akan mengalir dari baterai ke Kumparan medan anker massa
melalui saklar utama. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang
besar yang digunakan memutar roda gaya. Bilamana motor sudah mulai hidup,
roda gaya akan memutarkan anker melalui pinion. Untuk menghindari
kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling jalan bebas akan
membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang berlebihan.
Sesudah saklar starter diputar ke Off, dan saklar utama dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari plat kontak). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C
Kumparan medan Anker Massa
Oleh karena saklar starter diputar ke posisi Off maka kumparan penarik dan
kumparan penahan tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari
terminal C sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C
Kumparan penarik Kumparan penahan Massa
Karena arus kumparan penarik dan kumparan penahan berlawanan maka arah
gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling
menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan pegas pengembali dapat
mnegembalikan plat kontak ke posisi semula. Dengan demikian lengan
penggerak menarik kopling jalan bebas dan gigi pinion terlepas dari perkaitan.
Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan momen puntir yang lebih kuat, karena memakai gigi idle. Dengan
gigi idle tersebut, gaya rotasi atau gaya putar dari anker diperlambat sampai
sepertiga bagian sehingga dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat
pada gigi pinion, walaupun bentuk motor starternya lebih kecil. Lihat gambar di
bawah ini.
Kopling jalan bebas terdiri dari poros pinion yang perpindahannya jadi satu
dengan pinion, tabung ulir memanjang yang disesuaikan terhadap kopling
bagian dalam, kopling luar, peluru kopling dan gigi kopling.
Gerakan maju pinion disertai putaran lambat agar bisa terjadi perkaitan yang
baik dengan roda gaya. Jika perkitan dengan roda gaya gagal maka poros
pinion akan tetap maju, titik kontak utama terhubung maka anker akan berputar
dan akhirnya pinion berkaitan dengan roda gaya.
Saklar magnet
Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, kumparan penarik untuk
menarik plunyer dan kumparan penahan untuk menahan plunyer. Plunyer
dipakai untuk mendorong pinion keluar dari kontak utama untuk mensuplai arus
listrik dari batterai ke motor.starter.
Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunyer, pada waktu
yang bersamaan plunyer menekan pegas (springs 1). Plat kontak dan plunyer
merupakan satu kesatuan. Jadi apabila saklar starter pada posisi ON, plunyer
tertarik ke dalam dan poros plunyer mendorong kopling poros pinion keluar.
Dengan memutar kunci kontak ke posisi start, arus akan mengalir melalui
kumparan penahan dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke kumparan
penarik dan kumparan medan, kumparan anker, massa. Pada saat ini,
kumparan penarik dan Kumparan medan menghasilkan gaya magnet dengan
arah yang sama.
Bila saklar magnet dan sekrup ulir memanjang telah mendorong gigi pinion
sehingga terjadi perkaitan penuh dengan roda, plat kontak akan berhubungan
dengan plunyer dan menghubung singkat saklar utama antara terminal 30 dan
terminal C dengan demikian maka arus besar akan mengalir dari batterai ke
motor starter sehingga motor akan berputar dan menghasilakan torsi yang
besar. Pada waktu yang bersamaan tegangan pada ujung-ujung kumparan
penarik mendapatkan potensial yang sama sehingga kumparan tersebut tidak di
aliri arus. Plunyer di pertahankan pada posisi menempel ke kontak utama oleh
gaya magnet pada kumparan penahan.
Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh roda gaya, sehingga
kopling starter akan berputar bebas dan mencegah anker berputar pada
kecepatan tinggi yang berlebihan (diluar batas).
4. Pada saat saklar starter OFF
Dengan memutar saklar starter ke posisi OFF, arus yang mengalir ke kumparan
penahan akan terputus sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula, akibat
dari dorongan pegas 2 (plunyer spring). Dengan demikian kontak utama (main
contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn
terputus, dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu
dengan pengaruh pengereman dari gesekan antara sikat (brush) dan
kommutator.
INFORMASI TAMBAHAN
SUB STARTER
1. Penjelasan
Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan cabin
angkat (lift cabin), saklar penghubung starter ditempatkan di ruang motor
yang berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian starter dan mempermudah
menghidupkan motor bila cabin sedang diangkat.
2. Cara menggunakan penghubung starter
a Putar kunci kontak pada posisi “ON”
b Transmisi pada posisi netral
c Bukalah cabin
d Sambung penghubung starter dan start motor
3. Cara kerja starter
1.Persiapan untuk menghidupkan motor.
Kunci kontak “ON”
Saklar posisi Netral transmisi “ON”
Penghubung saklar starter “OFF”
Dengan kunci kontak di arahkan pada posisi “ON”, pindahkan
transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari terminal
B ke terminal starter, kunci kontak melalui relai saklar netral dan
terminal penghubung starter.
2. Menghidupkan motor
Transmisi posisi Netral “ON”
Penghubung starter “ON”
Dengan menekan penghubung saklar starter saat kunci kontak pada
“ON” dan transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari
baterai kunci kontak saklar pengaman transmisi netral saklar
penghubung starter relai starter massa. Relay akan bekerja dan
memungkinkan arus dari baterai secara langsung mengalir ke terminal
S saklar dan starter memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan
saklar starter dibebaskan atau berada pada posisi “OFF” tetapi motor
tetap hidup karena kunci kontak berada di “ON”.
3.Mematikan motor
Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan
mati bila kunci kontak diputar ke posisi “OFF”.