Anda di halaman 1dari 51

Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

MEMPERBAIKI KERUSAKAN
PADA SISTEM STARTER

AKADEMI TEKNOLOGI PRINGSEWU


Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

Penyusun :
Sumarsono, S.T

YAYASAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI PRINGSEWU


AKADEMI TEKNOLOGI PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWU

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter i


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

KATA PENGANTAR

Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang
Keahlian Teknik Motor, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang
disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).

Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaianya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan
dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.

Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas


keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan
karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan terima kasih


dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penulisan
naskah bahan ajar ini.

Jakarta, Agustus 2000


Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter ii


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Dr. Ir. Gatot Hari Priowiryanto


NIP 130675814

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter iii


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

PROFIL KOMPETENSI TAMATAN


PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

J J1. J2. J3.


Memperbaiki Menggunakan Memperbaiki Memperbaiki
kerusakan pada dan merawat kerusakan pada kerusakan pada
sistem kelistrikan peralatan sistem motor Sistem Starter
otomotif perbaikan sistem stater
kelistrikan
otomotif

J4. J5. J6.


Memperbaiki Memperbaiki Memperbaiki
kerusakan pada kerusakan pada kerusakan pada
sistem pengapian sistem sistem pembersih
konvensional penerangan dan kaca
sistem tanda

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter iv


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

DAFTAR ISI
JUDUL MODUL
Kata pengantar...............................................................................................i
Struktur Profil Kompetensi Tamatan...............................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
Pendahuluan .................................................................................................iv
Tujuan Umum Pembelajaran..........................................................................v
Petunjuk Penggunaan Modul:........................................................................vi
Kegiatan Belajar 1,.........................................................................................1
Kegiatan Belajar 2,.........................................................................................13
Kegiatan Belajar 3,.........................................................................................27
Informasi Tambahan.......................................................................................40
Kegiatan Belajar 4,.........................................................................................42
Kegiatan Belajar 5,.........................................................................................48
Kegiatan Belajar 6,.........................................................................................55
Kegiatan Belajar 7..........................................................................................59
Kegiatan Belajar 8..........................................................................................62
Lembar Evaluasi.............................................................................................65
Lembar Jawaban............................................................................................70
Umpan Balik...................................................................................................72
Daftar Pustaka................................................................................................73

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter v


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

PENDAHULUAN

Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor
tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama
kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai
penggerak mula dapat digolongkan antara lain :
 Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
 Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
 Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
 Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.
Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik
sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat
menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil,
Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil,
ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri
ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar
sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat
gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi
dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat awall
start.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang
cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal
start (tidak dapat dihidupkan).
Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran
dalam motor mobil dapat berlangsung adalah :
Motor bensin Motor diesel injeksi Motor diesel injeksi tidak
langsung langsung
60-90 Rpm 80-120 Rpm 60-140 Rpm

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter vi


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari Modul ini peserta belajar, diharapkan :


– Memahami Fungsi dan prinsip kerja dari Motor Starter.
– Memahami Konstruksi dan cara kerja Motor Stater.
– Menyebutkan Komponen-komponen Motor Starter.
– Memperbaiki Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada Motor Starter.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter vii


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul dengan judul “Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter” ini


dibuat untuk digunakan bagi siswa SMK Jurusan Mekanik Otomotif .
Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka beberapa hal berikut
ini harus di persiapakan dahulu, diantaranya :
– Model/Benda asli
– Wall Chart
– Papan Tulis
Penyajian modul ini dilakukan dengan metode mandiri, diskusi, dan
demonstrasi.Proses pembelajaran dalam modul ini, kita bagi dalam beberapa
kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan seterusnya secara berurutan.
Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses belajar
mengajar sebaiknya digunakan benda peraga asli dan percobaan (demonstrasi)
dalam pembelajaran materi. Peserta juga diharuskan memperhatikan
keselamatan kerja yang sudah di tetapkan.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta belajar dapat
melaksanakan perbaikan gangguan dalam Sistem Starter.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter viii


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter ix


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter x


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter

1
Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar
penghantar akan timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan
tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar.
Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan

Gambar 1.1 Gambar 1.2


 Arus listrik mengalir sesuai arah  Ibu jari menunjukkan arah arus
panah. listrik.
 Medan magnet searah dengan  Keempat jari lainnya
putaran jarum jam. menunjukkan arah medan
magnet.
Dalam simbol listrik dapat digambarkan sebagai berikut.

Arah garis gaya


magnet

Gambar 1.3 Gambar 1.4


 Arus menjauhi kita.  Arus mendekati kita.
 Arah garis gaya magnet searah  Arah garis gaya magnet
putaran jarum jam berlawanan putaran jarum jam.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 2


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet
permanen maka garis-garis gaya magnet pada magnet permanen dan pada
penghantar akan saling berinteraksi sebagi berikut:

 Garis gaya magnet yang searah akan saling memperkuat dan garis gaya
magnet yang berlawanan saling memperlemah.
 Pada kumparan akan timbul gaya elektro magnet sehingga kumparan
terdorong kebawah (sesuai arah panah)

Sebuah penghantar berbentuk U ditempatkan diantara dua kutup magnet


permanen, kemudian pada penghantar tersebut dialiri arus listrik maka
penghantar akan berputar.
Sisi penghantar terdorong keatas dan sisi penghantar terdorong
kebawah, sehingga pada sumbu penghantar terdapat gaya saling berlawanan
(kopel) dan penghantar akan berputar searah putaran jarum jam.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 3


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal
dijelaskan sebagai berikut :
Arus listrik mengalir dari  baterai  sikat positif  komutator  sikat negatif
baterai . .
 Sisi kumparan  (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan
garis gaya magnet searah putaran jarum jam.
 Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi dengan
medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya magnet yang
mengarah kebawah (arah panah).

 Sisi kumparan (arus mendekati kita) membentuk medan magnet, dengan


garis gaya magnet berlawanan arah putaran jarum jam.
 Medan magnet yang timbul antara kutub-kutub magnet saling berinteraksii
dengan medan magnet pada kumparan dan menghasilkan gaya magnet
mengarah keatas.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 4


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Akibat dari arah kedua gaya magnet yang berlawanan tersebut maka anker
akan berputar setengah putaran searah jarum jam
Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya
satu arah melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor
yang teratur secara terus menerus atau kontinyu..
Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang
kumparan yang berada dalam medan magnet.
Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan
untuk menjamin putaran motor yang lebih teratur.

Prinsip dasar motor seri arus searah.


Pada umumnya motor stater yang digunakan untuk motor mobil adalah motor
seri arus searah seperti yang ditunjukkan pada gambar prinsip berikut ini.

Motor seri DC : Kumparan medan terhubung seri dengan kumparan anker.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 5


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

1. Sifat starter.

Grafik motor starter 0,8 Kw dengan batterai 40 AH N4749

Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar
berbanding secara proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin
rendah putaran motor, makin besar arus yang mengalir sehingga menghasilkan
tenaga putar (torsi) yang besar.

Semakin tinggi putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri) pada
kumparan anker, sehingga arus yang mengalir pada motor starter menjadi kecil
dan mengakibatkan tenaga putar (torsi) yang dihasilkan rendah.

Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan


tegangan yang diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada
waktu menstart motor, dimana diperlukan tenaga yang sangat besar.

Grafik diatas menunjukan hubungan antara torsi, arus, dan tegangan pada
motor starter berukuran bisa (0,8 Kw) ketika di lakukan pengujian kapasitas.
Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila tegangan pada motor starter
bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Dengan demikian
kapasitas motor starter sangat erat hubungannya dengan tegangan baterai.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 6


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Hubungan antara kecepatan putar motor starter dan arus.


Hubungan antara kecepatan putar dan arus dapat dilihat pada grafik
sebelumnya. Pada saat distart, arus yang mengalir menurut grafik pada putaran
nol, adalah 330 A (lihat titik perpotongan antara putaran / rpm, dengan garis
horisontal arus).
Pada waktu itu tegangan terbaca 5,5 V (tarik garis vertikal memotong garis
tegangan dan dari titik tersebut tarik garis horizontal memotong (V).
berdasarkan data arus dan tegangan , maka dapat di hitung jumlah tahanan( R )
sebagai berikut:

V 5,5
R=   0,016
I 330

Pada saat purtaran motor starter naik mencapai 5000 rpm, arus yang mengalir
pada motor starter pada tegangan 11 V akan menjadi:

V 11
I=   687,5 A
R 0,016

Tetapi seperti dilihat pada grafik sebelumnya arus yang mengalir hanya 70 A.
Hal ini disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri) pada kumparan
anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya arus dari baterai.
Besarnya arus yang mengalir pada motor starter adalah :

V e
I=
R

Menjadi: e = V – IR
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sebagai berikut :
e = 11 – 70 x 0,016 = 9,88V
Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70
Amper, hal ini disebabkan karena adanya tegangan balik akibat induksi diri pada
kumparan anker kira-kira sebesar 9,88 Volt.Sehingga akhirnya arus yang
mengalir :
V  e 11  9,88
I=   70 A
R 0,016

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 7


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi
dari starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya
arus lawan, maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya
arus ke kumparan medan dan kumparan anker akan berkurang sehingga motor
starter akan menstabilkan putarannya.

Pada saat hambatan putaran membesar putaran motor starter lambat, arus
lawan pada kumparan anker dan kumparan medan kecil, torsi yang dihasilkan
akan menjadi besar

Kecepatan putar poros engkol.


Seperti yang telah diterangkan terdahulu bawah fungsi motor starter yang dii
kehendaki adalah memutarkan motor secukupnya untuk memperoleh putaran
minimum sehingga proses pembakaran dalam silinder motor bisa berlangsung..
Kecepatan minimum yang dibutuhkan untuk menstarter motor, disesuaikan
dengan kecepatan putar poros engkol adalah sebagai berikut:
a Model motor
Yang di maksudkan model motor di sini adalah meliputi banyaknya silinder,
volume silinder, bentuk ruang bakar dan sifat-sifat karburatornya.
b Kondisi motor
Pengertian disini adalah meliputi temperatur tekanan udara, campuran
udara bensin dan loncatan api
c Faktor lain
Adalah putaran minimum yang di butuhkan untuk menghidupkan motor ,
terutama pada saat temperatur rendah.

Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal,
tekanan kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik
untuk motor bensin yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d
2000 adalah 60~ 90 rpm. Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar
poros engkol adalah sebagai berikut :

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 8


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Motor bensin 1 ~ 2 silinder (500 cc) 120 rpm

4 ~ 6 silinder (1000  2000 cc) 60 ~ 90 rpm

4 silinder 60 rpm

6 silinder 100 rpm


Motor diesel

Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun
motor masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada
sistem yang lain. Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai
tidak menurun, maka poros engkol dapat distart kembali dengan putaran poros
engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada saat distart, putaran yang lebih rendah dari
ketentuan diatas maka arus yang lebih besar akan mengalir pada motor starter
sehingga tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan coil pengapian
berada dibawah normal (  8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak berfungsi.
Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila tegangan
baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.

2. Pentingnya “ Torsi” Untuk Menggerakkan Motor.

Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam
menentukan apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Setiap motor mempunyai maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4
silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc maksimum torsinya adalah  0,8 ~ 1,0 kg-m.

Untuk dapat menggerakkan motor dengan kapasitas tersebut, diperlukan torsi


yang melebihi (sampai 6 kg m) tetapi dalam hal ini starter hanya mempunyai
torsi  0,8 ~ 1,0 kg-m, tentu kemampuan tersebut tidak dapat memutar poros
engkol. Untuk memperbesar torsi yang dihasilkan, maka dilakukan dengan
bantuan roda gigi (gear).

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 9


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 – 13, maka torsi akan
menjadi 10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan
perbandingannya adalah sebagai berikut :
Jumlah gigi starter pinion 9
Jumlah gigi ring gear 115
115
Jumlah perbandingan gigi  12,78
9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang
diperlukan untuk starter adalah:
6
 0,47 Kg  m
12,78

Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter
adalah 0,47 kg-m.grafik dibawah menunjukkan data output starter yang
diperlukan oleh motor 12R.
Pada grafik sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran adalah 
1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:

1.700
 133rpm .
12,78

Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih
besar dari itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang
cukup pada permulaan starter.

Grafi motor starter dengan daya 0,8 Kw

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 10


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

3. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Penentuan Jenis Starter.


Tinggi rendahnya temperatur juga ikut menentukan jenis starter yang
bagaimana yang paling cocok untuk dipergunakan pada suatu motor. Makin
rendah temperatur berarti tahanan putaran motor makin bertambah, sehingga
membutuhkan torsi yang lebih besar pula untuk dapat memutarkan engkol.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan suatu starter yang mempunyai daya
tahan panas yang tinggi, ukurannya kecil dan ringan, dengan kecepatan roda
gigi yang mampu membangkitkan torsi yang lebih besar.
Jenis starter yang dapat memenuhi kondisi seperti diatas, dikenal dengan
starter reduksi. Penggunaan sifat starter reduksi yang dapat menimbulkan torsii
yang besar pada waktu start, dan dengan menyesuaikan tenaga baterai, maka
mampu distart pada waktu temperatur rendah.

Sifat “ Start” pada Temperatur Rendah.

Gambar grafik motor starter reduksi dengan daya 1,0 Kw

Mengenai sifat-sifat start pada temperatur rendah dapat dijelaskan dengan


bantuan gambar output starter reduksi (1,0 kw) yang digunakan pada motor
12R.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 11


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Motor 12 R yang menggunakan baterai 50 AH dan distart pada waktu


temperatur rendah adalah seperti berikut ini. Pada temperatur rendah

(-250C) tahanan putaran motor bertambah, diperlukan torsi yang berkekuatan 


11,5 kg-m dengan putaran poros engkol  80 rpm.

Jumlah gigi pinion starter 9

Jumlah gigi ring gear 115

115
Jadi perbandingan  12,78
9

Untuk menggerakkan poros engkol diperlukan torsi pada starter sebagai


berikut :

11,5
0,9 Kgm
12,78

Dalam gambar grafik starter reduksi, keluaran (out put) pada saat torsi 0,90 kg-
m, putaran starternya adalah  1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran
(NE) sebagai berikut :

1.000
NE = 12,78  86 rpm

Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini
arus yang mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar
dan mencukupi, tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada
starter dapat dijaga lebih dari  8,0 V .Maka yang diperlukan untuk start pertama
sudah terpenuhi.
Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur
rendah maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu
temperatur rendah, untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup
maka kapasitas baterai harus lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas
baterai merupakan faktor yang terpenting.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 12


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

KEGIATAN BELAJAR 2
KONSTRUKSI MOTOR STARTER

Tujuan Khusus Pembelajaran

Peserta belajar di harapkan dapat :

– Menyebutkan nama-nama komponen motor starter

– Menerangkan fungsi dari bagian-bagian utama motor starter

– Menjelaskan cara kerja bagian-bagian utama motor starter.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 13


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

– Motor starter biasa (starter dorong dan sekrup elektromagnetis)

Gambar Konstruksi motor starter biasa


Keterangan :
1. Kumparan penahan 14. Kontak utama
2. Kumparan penarik 15. Pegas pengembali kontak
3. Pegas pengembali 16. Plat penghubung kontak
4. Lengan pendorong 17. Rumah selenoid
5. Pegas penghantar 18. Rumah komutator
6. Rumah kopling 19. Rumah sikat arang
7. Plat rumah kopling 20. Sikat arang
8. Roda gigi pinion 21. Lamel komutator
9. Poros anker 22. Sepatu kutup magnet
10. Ring pembatas 23. Anker
11. Sekrup ulir memanjang 24. Rumah motor starter (yoke)
12. Ring penghantar 25. Kumparan medan
13. Terminal 30

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 14


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Motor starter tersusun dari bagian-bagian yang dapat menghasilkan gaya putar,
mekanisme pemindah tenaga dan saklar magnet yang berfungsi memajukan
kopling starter supaya dapat berkaitan dengan roda gaya motor.

1. Bagian Yang menghasilkan Gaya Putar.


1.1 Rumah Motor Listrik dan sepatu Kutub

Rumah starter (yoke) sebagai tempat mengikatkan sepatu kutub yang


dibuat dari besi/logam berbentuk silinder dan sekaligus merupakan rumah
anker. Sedangkan sepatu kutub berfungsi untuk menopang kumparan
medan dan memperkuat medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan
medan. Pada umumnya setiap starter mempunyai 4 buah sepatu kutub
yang diikatkan pada rumah starter dengan sekrup.

1.2 Kumparan Medan

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 15


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Untuk menghasilkan medan magnet pada starter, pada starter tidak


digunakan magnet permanen. Melainkan suatu medan magnet yang dii
hasilkan melalui arus listrik yang dialirkan melalui kumparan yang di sebut
kumparan medan.

Kuparan medan dibuat dari lempengan tembaga yang mampu mengalirkan


arus listrik yang besar. Arus yang mengalir melalui kumparan medan
berfungsi untuk menghasilkan kemagnetan yang kuat pada sepatu kutub
dan memperkuat garis gaya magnet. Kumparan medan dihubungan secara
seri dengan kumparan anker.

1.3 Anker

Anker tersusun dari besi plat (kern), poros anker, komutator, kumparan
anker dan bagian-bagian lainnya. Kedua ujung-ujungnya ditopang oleh
bantalan-bantalan (bearing) yang memungkinkan anker dapat berputar
diantara sepatu kutub. Kumparan anker dirakit dalm celah-celah plat dan
masing-masing ujungnya di sambungkan pada sekmen komutator. Dengan
demikian arus yang mengalir melewati semua kumparan dan anker dapat
berputar dan menghasilkan momen putar (torsi).

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 16


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

1.4 Sikat-sikat

Motor starter biasanya dilengkapi dengan 4 buah sikat arang (brush) 2 buah
diikatkan pada pemagang yang di isolasi dan dihubungkan dengan
kumparan anker melalui komutator. Sedangkan sikat lainnya diikat pada
pemegang yang dihubungan ke massa (body motor starter) sikat di tekan ke
komutator oleh pegas. Bila sikat tersebut telah aus atau tekanan pegasnya
menjadi lemah, maka sikat tidak akan dapat melakukan hubungan yang
baik dengan komutator. Akibatnya, starter tidak akan dapat menghasilkan
momen puntir yang cukup besar sesuai yang di butuhkan.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 17


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

2. Mekanisme Pemindah Tenaga.


2.1 Kopling Starter (Kopling Jalan Bebas)
Kopling starter (kopling jalan bebas) berfungsi untuk memindahkan momen
puntir dari poros anker ke roda gaya, dan mencegah pindahnya tenaga
gerak motor kestarter apabila motor telah hidup akibat putaran motor
melampaui putaran anker.

Konstruksi kopling jalan bebas terdiri dari beberapa bagian seperti pinion,
peluru, ulir memanjang, poros pinion dan tabung penggerak. Kopling jalan
bebas semacam ini disebut juga kopling peluru. Kopling peluru di tempatkan
di antara pinion dan tabung penggerak. Tabung penggerak disatukan
dengan tabung alur ulir memanjang, sedangkan tabung bagian dalam
menjadi satu dengan pinion.

Untuk mempermudah pemindahan kopling jalan bebas atau pinion pada


waktu pinion akan berkaitan/lepas dari roda gaya maka dibuat konstruksi
alur spiral bagian luar gigi pinion dengan bagian luar gigi roda gaya.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 18


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

2.1 Cara Kerja

Apabila gigi pinion berhubungan dengan gigi roda gaya dimana akan terjadi
gesekan antara tabung dalam dan peluru kopling. Pada saat itu jika tabung
penggerak atau tabung luar berputar kearah panah maka peluru kopling
akan tertekan oleh pegas kearah ruangan (alur) yang menyempit. Akibatnya
tabung luar dan tabung dalam akan berputar kearah tanda panah sebagai
satu unit yang utuh (gambar kiri).

Tetapi setelah mesin hidup gigi pinion di putar oleh gigi gaya karena adanya
perbedaan perbandingan gigi antara gigi pinion dan gigi roda gaya maka
gigi pinion akan berputar lebih cepat dari putaran anker. Dalam hal ini dapat
dikatakan bawah anker dalam keadaan diam dan hanya tabung bagian
dalam kopling jalan bebas yang beputar kearah tanda panah (gambar
kanan). Akibatnya peluru kopling akan bergerak ke alur ruangan yang lebih
besar sehingga peluru kopling bebas, sehingga putaran anker tidak dapat di
percepat oleh roda gaya. Jika pada saat ini kunci kontak di putar keposisi
Off, maka gigi pinion akan terlepas dari roda gaya sihingga dengan mudah
akan kembali ke posisi semula.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 19


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

3. Proses Perkaitan Pinion.

Gambar Proses Peerkaitan Gigi


F = Kombinasi daya pada saklar magnet yang T = Momen putar starter.
mendorong pinion dengan dorongan dari
perputaran anker dan alur spline.

Proses pada saat kunci kontak di putar kearah start sampai pada saat
pinion berkaitan dengan roda gaya di gambarkan sebagai berikut
Gambar A :
Ujung-ujung dari gigi-gigi sedang bersentuhan dengan gigi roda gaya
sehingga pinion tidak dapat maju. Pada saat ini ujung-ujung gigi pinion
semuanya tertekan oleh bagian sisi dari gigi roda gaya. Sesudah meluncur
melewati posisi seperti gambar B dan C, gaya T dan F akan menyebabkan
pinion tergelincir kedalam dan terjadilah perkaitan dengan gigi roda gaya
(gambar D)

Perkaitan gigi yang lebih baik, menghasilkan kombinasi tenaga F dan T


yang lebih besar, dan hal ini lebih baik untuk kopling starter dengan alur
spline yang memungkinkan dengan gaya magnet yang kecil dapat
menerima gaya F yang kuat.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 20


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

4. Proses Pelepasan Pinion.


Bila mesin telah hidup, pinion dan roda gaya berputar besama-sama.
Putaran pinion lebih besar dari roda gaya. Sebagai contoh bila perbadingan
putaran (rasio ) 15 maka jika motor berputar 1000 rpm maka pinion akan
berputar 15000 rpm. Dengan adanya gigi alur memanjang pada poros anker
maka tenaga atau gaya aksial pada kopling jalan bebas dengan arah yang
sama memungkinkan terjadi proses pelepasan pinion yang cepat dan
lembut. Bila anker mempunyai anker yang lurus maka pelepasan pinion
akan tergangtung sepenuhnya oleh gaya pegas pengembali dari saklar
magnet (selenoid).
Dengan demikian, putaran mesin yang diputuskan langsung terhadap anker
akan terjadi gaya tekan yang besar pada permukaan pinion dan roda gaya
sehingga proses pelepasannya menjadi sulit. Ini merupakan salah satu
alasan penggunaan kopling jalan bebas di samping fungsinya mencegah
putaran motor starter melebihi putaran mesin.

Lengan Pengerak dan Pegas Pendorong.

Lengan pengerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion kearah berkaitan dan
menarik kearah melepas dari roda gaya. Lengan penggerak di rakit menjadi
satu dengan pegas pendorong apabila pinion akan berkaitan dengan roda gaya,
maka tekanan pegas (2) bertambah besar sehingga kontak dengan terminal
utama (3) lebih baik. Pegas pendorong juga berfungsi meringankan hentakan
pada saat terjadi berturan gigi dan gigi seperti terlihat pada gambar berikut.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 21


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Dengan adanya gigi ulir memanjang maka bila terjadi kesalahan perkaiatan
permukaan gigi, kopling tidak dapat mundur. Bila kunci kontak di putar kearah
Off, kontak utama akan membuka. Potongan/jarak lengan penggerak pada
kopling jalan bebas menjadi lebih besar dengan demikian maka anker berhenti
berputar (lihat gambar di atas)
Rem Anker

Rem anker berfungsi untuk mennghentikan dengan segera putaran anker untuk
memungkinkan dapat distart lagi secepat mungkin.Dua macam konstruksi rem
anker mekanis
Gambar sebelah kiri rem anker terpasang pada bagian belakang anker dan
gambar sebelah kanan terpasang pada rumah kopling bagian depan. Rem
anker mekanis menggunakan tegangan pegas dan plat gesek untuk
pengereman.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 22


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Rem Anker Listrik

Disamping rem anker mekanik, ada juga rem anker listrik yang bekerja
berdasarkan arus listrik. Konstruksi motor starter ini sedikit berbeda dengan
motor starter biasa, yaitu terdapat 2 buah kumparan medan. Satu kumparan
medan terhubung seri dengan kumparan anker ke massa seperti motor starter
yang biasa, dan kumparan medan lainnya langsung terhubung ke massa.
Gambar diatas memperlihatkan rangkaian kelistrikan motor starter dengan
kumparan shunt.

Cara kerja pada saat saklar start ON, kumparan medan shunt memperkuat
kemagnetan pada kumparan medan, pada saat saklar start Off, plat kontak
terlepas, arus ke kumparan medan dan ke kumparan shunt terputus. Anker
masih tetap berputar karena kelembaman masa, sisa-sisa kemagnetan pada inti
besi (anker) memotong kumparan medan shunt sehingga terjadi induksi dengan
arah arus dan garis gaya magnet yang berlawanan. Akibatanya anker segera
berhenti berputar.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 23


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Saklar magnet

Fungsi utama saklar magnet (saklar magnet) adalah untuk menghubungkan dan
melepaskan kopling jalan bebas dengan roda gaya, dan sekaligus mengalirkan
arus listrik yang besar ke motor starter melalui terminal utama.

Gambar Kontruksi saklar magnet.

Saklar magnet terdiri dari plat kontak yang dihubungkan dengan plunyer dan
bekerja bersamaan. Seperti pada gambar, plunyer digulung oleh dua buah
gulungan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut kumparan
penarik. Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan
kumparan penahan.
Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini bereaksi dalam arah yang sama,
maka plunyer akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang
dihasilkan berlawanan arah maka masing-masing gaya magnet saling
menghapuskan sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula dengan
bantuan pegas pembalik (pegas pengembali).
Kumparan penarik dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan dan
kumparan anker, sedangkan kumparan penahan, dihubungkan langsung
dengan massa. Adapun cara kerja saklar magnetnya adalah sebagai berikut :

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 24


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

a. Pada saat saklar starter on


Bila saklar starter diputar ke posisi ON,
arus akan mengalir melalui kumparan
penarik dan kumparan penahan.
Akibatnya, akan terjadi gaya magnet
pada kumparan penarik dan kumparan
penahan dengan arah yang sama,
seperti tanda panah pada gambar di
samping Gaya-gaya tersebut akan
menarik plunyer / plat kontak dengan
kuat. Akan tetapi, arus yang dari
kumparan penarik ke Kumparan
medan dan anker belum mampu untuk
memutar motor.
b. Pada saat Menahan
Setelah plat kontak menutup, terminal
utama (MS) berhubungan dengan
terminal C sehingga arus besar dari
baterai akan mengalir ke Kumparan
medan – anker – massa. Akibatnya
anker berputar, sendangkan pada saat
ini melalui kumparan penarik tidak ada
arus yang yang mengalir, sehingga
kemagnetannya hilang dan plunyer
hanya ditahan oleh kemagnetan yang
terjadi pada kumparan penahan saja.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 25


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

c. Pada saat saklar starter OFF


Apabila saklar starter di OFF kan, arus
yang mengalir ke terminal 50 tidak
ada. Pada saat ini plat kontak masih
menutup, sehingga arus diterminal C
selain mengalir ke motor, juga mengalir
ke kumparan penarik, kumparan
penahan  langsung ke massa.
Karena arus yang mengalir
berlawanan, maka gaya magnet yang
dihasilkan oleh kumparan penarik dan
kumparan penahan akan saling
menghapuskan satu sama lainnya,
sehingga kemagnetan tersebut tidak
mampu lagi menahan plunyer. Dengan
demikan plunyer akan kembali ke
posisi semula dengan bantuan pegas
pembalik (pegas pengembali).

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 26


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

KEGIATAN BELAJAR 3

CARA KERJA MOTOR STARTER

Tujuan Khusus Pembelajaran

Peserta belajar di harapkan dapat :

– Menjelaskan cara kerja Motor Starter

– Menjelaskan cara kerja Motor Starter Reduksi.

– Menerangkan cara kerja Kopling Jalan Bebas.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 27


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

1. Pada saat Kunci Kontak ON

Apabila saklar starter diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
kumparan penahan ke massa dan dilain pihak kumparan penarik, Kumparan
medan dan ke massa melalui anker. Pada saat ini kumparan penahan dan
kumparan penarik membentuk gaya magnet dengan arah yang sama,
dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama,
seperti pada.gambar di atas.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 28


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Maka plat kontak (plunyer) akan bergerak ke arah menutup saklar utama,
sehingga lengan penggerak menggeser kopling jalan bebas ke arah posisii
berkaitan dengan roda gaya. Untuk lebih jelas lagi jalannya arus adalah sebagai
berikut :
Baterai  terminal 50  kumparan penahan  massa
Baterai  terminal 50  kumparan penarik  Kumparan medan 
anker  massa
Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil
maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan roda
gaya menjadi lembut. Pada keadaan ini plat kontak belum menutup saklar
utama.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 29


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

2. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh

Bila gigi pinion sudah berkaitan penuh dengan gigi roda gaya, maka plat kontak
akan mulai menutup saklar utama, lihat gambar di atas. Pada saat ini arus akan
mengalir sebagai berikut:
Baterai  terminal 50  kumparan penahan  massa
Baterai  saklar utama  terminal C  Kumparan medan  anker 
massa
Seperti terlihat pada gambar, di terminal C ada arus, maka arus dari kumparan
penarik tidak dapat mengalir, akibatnya plat kontak ditahan oleh kemagnetan
yang ada pada kumparan penahan saja. Bersamaan dengan itu arus yang
besar akan mengalir dari baterai ke Kumparan medan  anker  massa
melalui saklar utama. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang
besar yang digunakan memutar roda gaya. Bilamana motor sudah mulai hidup,
roda gaya akan memutarkan anker melalui pinion. Untuk menghindari
kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling jalan bebas akan
membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang berlebihan.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 30


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

3. Pada saat saklar starter off

Sesudah saklar starter diputar ke Off, dan saklar utama dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari plat kontak). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C
Kumparan medan Anker Massa
Oleh karena saklar starter diputar ke posisi Off maka kumparan penarik dan
kumparan penahan tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari
terminal C sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C
Kumparan penarik Kumparan penahan Massa
Karena arus kumparan penarik dan kumparan penahan berlawanan maka arah
gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling
menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan pegas pengembali dapat
mnegembalikan plat kontak ke posisi semula. Dengan demikian lengan
penggerak menarik kopling jalan bebas dan gigi pinion terlepas dari perkaitan.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 31


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

MOTOR STARTER REDUKSI

Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan momen puntir yang lebih kuat, karena memakai gigi idle. Dengan
gigi idle tersebut, gaya rotasi atau gaya putar dari anker diperlambat sampai
sepertiga bagian sehingga dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat
pada gigi pinion, walaupun bentuk motor starternya lebih kecil. Lihat gambar di
bawah ini.

Konstruksi dan cara kerja

1. Motor Starter dengan Gigi Reduksi


Motor starter ini terdiri dari anker starter dan sikat arang (brush). Seperti
ditunjukkan pada gambar di atas, pinion penggerak, gigi idle dan gigi kopling
jalan bebas berkaitan secara tetap. Putaran anker dipindahkan ke pinion
penggerak, melalui gigi idle dan gigi kopling jalan bebas sehingga putarannya
berkurang sampai seperempat setelah melalui mekanisme kopling.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 32


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

2. Kopling starter (kopling jalan bebas)


Seperti halnya pada starter konvensional, pada starter reduksipun dilengkapi
dengan kopling jalan bebas. Untuk motor starter model reduksi ini,
dipergunakan kopling jalan bebas seperti berikut:

Gambar Kopling jalan bebas starter reduksi

Kopling jalan bebas terdiri dari poros pinion yang perpindahannya jadi satu
dengan pinion, tabung ulir memanjang yang disesuaikan terhadap kopling
bagian dalam, kopling luar, peluru kopling dan gigi kopling.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 33


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Peluru kopling adalah jenis peluru luar (outer roller)


Cara kerja : Akibat gerakan saklar magnet menyebabkabn plunyer menekan
poros pinion dan karena konstruksi ulir gigi memanjang menyebabkab pinion
maju sambil berputar lambat dan terjadi perkaitan dengan roda gaya. Putaran
lambat pinion ini menjamin terjadinya perkaiatan yang lembut dengan roda
gaya. Fungsi pegas penggerak adalah untuk meredam hentakan plunyer agar
gigi-gigi tidak rusak.

Gerakan maju pinion disertai putaran lambat agar bisa terjadi perkaitan yang
baik dengan roda gaya. Jika perkitan dengan roda gaya gagal maka poros
pinion akan tetap maju, titik kontak utama terhubung maka anker akan berputar
dan akhirnya pinion berkaitan dengan roda gaya.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 34


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Cara kerja kopling jalan bebas


Seperti ditunjukkan pada gambar di
samping, mekanisme Kopling peluru
adalah jenis peluru luar (outer roller).
Bila starter bekerja, peluru-peluru
akan meluncur ke dalam sehingga
mengunci bagian dalam dan luar
tabung kopling dan
memutar/memindahkan momen
puntir dari rumah kopling bagian luar
(gigi kopling) ke rumah kopling
bagian dalam (tabung ulir
memanjang)

Sebaliknya, apabila motor mulai


hidup dan gigi roda gaya mulai
memutar pinion, maka rumah kopling
bagian dalam yang berhubungan
dengan poros pinion dan ulir
memanjang akan berputar lebih
cepat di bandingkan dengan bagian
luar kopling.Maka peluru-peluru akan
menekan pegas-pegas (springs) dan
kembali lagi ke posisi semula
Akibatnya bagian dalam kopling akan bebas terhadap bagian luar dan
mencegah terjadi putaran anker yang berlebihan (Over running).

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 35


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Saklar magnet

Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, kumparan penarik untuk
menarik plunyer dan kumparan penahan untuk menahan plunyer. Plunyer
dipakai untuk mendorong pinion keluar dari kontak utama untuk mensuplai arus
listrik dari batterai ke motor.starter.
Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunyer, pada waktu
yang bersamaan plunyer menekan pegas (springs 1). Plat kontak dan plunyer
merupakan satu kesatuan. Jadi apabila saklar starter pada posisi ON, plunyer
tertarik ke dalam dan poros plunyer mendorong kopling poros pinion keluar.

Gambar di atas menunjukkan bahwa pegas (spring 2) dipasang di dalam


plunyer. Fungsinya sama seperti pegas penggerak yang sudah diuraikan pada
bagian yang menguraikan kopling jalan bebas. Apabila pinion menyentuh roda
gaya, plunyer akan menekan pegas (spring 2) sehingga terminal utama tertutup.
Dengan tertutup terminal utama, anker berputar dan selanjutnya pinion akan
berkaitan dengan roda gaya secara sempurna.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 36


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

Cara kerja starter reduksi

1. Pada saat saklar starter ON

Dengan memutar kunci kontak ke posisi start, arus akan mengalir melalui
kumparan penahan dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke kumparan
penarik dan kumparan medan, kumparan anker, massa. Pada saat ini,
kumparan penarik dan Kumparan medan menghasilkan gaya magnet dengan
arah yang sama.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 37


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

2. Gigi Pinion Berkaitan Penuh

Bila saklar magnet dan sekrup ulir memanjang telah mendorong gigi pinion
sehingga terjadi perkaitan penuh dengan roda, plat kontak akan berhubungan
dengan plunyer dan menghubung singkat saklar utama antara terminal 30 dan
terminal C dengan demikian maka arus besar akan mengalir dari batterai ke
motor starter sehingga motor akan berputar dan menghasilakan torsi yang
besar. Pada waktu yang bersamaan tegangan pada ujung-ujung kumparan
penarik mendapatkan potensial yang sama sehingga kumparan tersebut tidak di
aliri arus. Plunyer di pertahankan pada posisi menempel ke kontak utama oleh
gaya magnet pada kumparan penahan.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 38


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

3. Selama Motor Hidup

Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh roda gaya, sehingga
kopling starter akan berputar bebas dan mencegah anker berputar pada
kecepatan tinggi yang berlebihan (diluar batas).
4. Pada saat saklar starter OFF

Dengan memutar saklar starter ke posisi OFF, arus yang mengalir ke kumparan
penahan akan terputus sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula, akibat
dari dorongan pegas 2 (plunyer spring). Dengan demikian kontak utama (main
contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn
terputus, dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu
dengan pengaruh pengereman dari gesekan antara sikat (brush) dan
kommutator.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 39


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

INFORMASI TAMBAHAN
SUB STARTER
1. Penjelasan
Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan cabin
angkat (lift cabin), saklar penghubung starter ditempatkan di ruang motor
yang berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian starter dan mempermudah
menghidupkan motor bila cabin sedang diangkat.
2. Cara menggunakan penghubung starter
a Putar kunci kontak pada posisi “ON”
b Transmisi pada posisi netral
c Bukalah cabin
d Sambung penghubung starter dan start motor
3. Cara kerja starter
1.Persiapan untuk menghidupkan motor.
Kunci kontak “ON”
Saklar posisi Netral transmisi “ON”
Penghubung saklar starter “OFF”
Dengan kunci kontak di arahkan pada posisi “ON”, pindahkan
transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari terminal
B ke terminal starter, kunci kontak melalui relai saklar netral dan
terminal penghubung starter.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 40


Te kn ik Me ka n ik Ot o mo t if

2. Menghidupkan motor
Transmisi posisi Netral “ON”
Penghubung starter “ON”
Dengan menekan penghubung saklar starter saat kunci kontak pada
“ON” dan transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari
baterai  kunci kontak  saklar pengaman transmisi netral  saklar
penghubung starter  relai starter  massa. Relay akan bekerja dan
memungkinkan arus dari baterai secara langsung mengalir ke terminal
S saklar dan starter memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan
saklar starter dibebaskan atau berada pada posisi “OFF” tetapi motor
tetap hidup karena kunci kontak berada di “ON”.
3.Mematikan motor
Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan
mati bila kunci kontak diputar ke posisi “OFF”.

Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 41

Anda mungkin juga menyukai