Anda di halaman 1dari 12

PEREKRUTAN POLITIK

Mata Kuliah: Sosiologi dan Politik


Dosen: Dr. Dra. Ni Luh Nyoman Kebayantini, M.Si.

Disusun oleh:

Ni Putu Santhi Sugiyanthi (1707531109)


Made Yuvi Adriana Nugraha (1707531112)
Ni Made Dwitarini (1707531114)
I Dewa Ayu Adnyaswari (1707531115)
I Nyoman Abie Kumala Surya (1707531119)
Putu Arinda Putriana (1707531121)
Dewa Ayu Mirah Satya Dewi (1707531124)

KELOMPOK III KELAS A3


JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas limpahan
Karunia dan Rahmat-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul “Perekrutan
Politik” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Sosiologi dan Politik.
Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan pengetahuan mengenai perekrutan politik
khususnya di Indonesia. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah
ini kami ucapkan terima kasih.

Denpasar, 30 Oktober 2018


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Penulisan .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Rekrutmen Politik..................................................................... 3

2.2 Fungsi Rekrutmen Politik........................................................................... 3

2.3 Sistem Rekrutmen Politik........................................................................... 4

2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rekrutmen Politik .............................. 4

2.5 Permasalahan dalam Rekrutmen Politik..................................................... 5


.................................................................................................................................

2.6 Rekrutmen Politik dalam Sistem Politik Indonesia ................................... 6

2.7 Contoh Kasus Rekrutmen Politik .............................................................. 7

BAB III PENUTUP................................................................................................. 8

3.1 Simpulan..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Sebuah kenyataan bahwa dalam perpolitikan di Indonesia pada saat ini banyak
menimbulkan kontraversi, yang sedang menjadi fenomena hangat saat ini yang
memunculkan banyak argumen dari berbagai pihak menyebabkan pergumulan yang sedang
dialami oleh bangsa Indonesia. Hal ini terlihat jelas ketika lembaga pemerintahan yang saat
ini sedang bermasalah antara pihak POLRI dan KPK yang saling tuding menuding.
Dalam hal ini peran sosiologi politik dalam menanggapi suatu permasalahan tersebut
sangat lah penting karena dalam. Pendekatan sosiologis terdiri dari konsep-konsep, variabel-
variabel, teori-teori, dan metodologi yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami
kenyataan sosial, termasuk didalamnya kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan proses
dan sistem politik yang didalamnya terdapat kekuasaan (power), kewenangan (authority),
kehidupan publik, (public life), pemerintahan (goverment), negara (state), konflik dan
resolusi konflik (conflict resolution), kebijakan (policy), pengambilan keputusan
(decisionmaking), dan pembagian (distribution), atau alokasi (allocation).
Jika sejenak kita melihat dari serangkaian peristiwa yang terjadi, kita dapat melihat
bahwa itu semua dimulai dari bagaimana proses rekrutmen politik di Indonesia. Untuk itu,
penyusun menyajikan sebuah makalah yang berjudul “Perekrutan Politik” untuk membahas
lebih jauh mengenai perekrutan politik dan apa saja yang ada di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Agar penulisan makalah ini terstruktur dan mencapai tujuan yang diinginkan maka
hendaklah kita membuat beberapa rumusan masalah, diantaranya:
1) Apa yang dimaksud dengan rekrutmen politik?
2) Apa fungsi dari rekrutmen politik?
3) Bagaimana sistem rekrutmen politik?
4) Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi rekrutmen politik?
5) Permasalahan apa saja yang ada dalam rekrutmen politik?
6) Bagaimana rekrutmen politik dalam sistem politik Indonesia?

1
7) Apa saja contoh kasus rekrutmen politik di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengertian dari rekrutmen politik.
2) Untuk mengetahui fungsi dari rekrutmen politik.
3) Untuk mengetahui sistem rekrutmen politik.
4) Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi rekrutmen politik.
5) Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam rekrutmen politik.
6) Untuk mengetahui bagaimana berjalannya rekrutmen politik dalam sistem politik
Indonesia.
7) Untuk mengetahui contoh kasus rekrutmen politik di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini untuk memberikan informasi dan pengetahuan bagi
masyarakat luas mengenai pengertian perekrutan politik, sistem rekrutmen politik, faktor-
faktor yang mempengaruhi rekrutmen politik, permasalahan dalam rekrutmen politik,
rekrutmen politik dalam sistem politik Indonesia, serta contoh kasus dalam rekrutmen politik
di Indonesia.
Kita ketahui bahwa rekrutmen politik memegang peranan penting dalam sistem politik
atau negara, karena proses ini menentukan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-
fungsinya dalam lembaga-lembaga negara nantinya. Dengan penulisan makalah ini,
diharapkan masyarakat dapat memahami sistem rekrutmen politik agar dapat turut
berpartisipasi pada rekrutmen politik dan agar dapat membangun Indonesia menjadi negara
demokratis yang lebih baik.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekrutmen Politik


Rekrutmen berlangsung dalam suatu tatanan yang jelas membutuhkan keberlangsungan
secara terus menerus dalam suatu lembaga. Rekrutmen menurut Mathis dan Jackson (2001)
adalah proses yang menghasilkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan
disuatu perusahaan atau organisasi.Kajian yang mengenai Rekrutmen memiliki berbagai
pengertian luas, banyak cakupan yang masing masing mengadopsi kata tersebut
Menurut Ramlan Surbakti (1992:118), rekrutmen politik adalah seleksi dan pemilihan
atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan
sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
Rekrutmen politik pada hakekatnya dapat diartikan sebagai penyeleksian terhadap individu
ataupun sekelompok orang dalam penempatan jabatan politik dalam sistem politik suatu
negara.

2.2 Fungsi Rekrutmen Politik


Rekruitmen politik memegang peranan penting dalam sistem politik satu negara, karena
proses ini menentukan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-fungsinya dalam
lembaga-lembaga negara. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi
kelangsungan sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,
kelangsungan hidup sistem politik akan terancam.
Fungsi rekrutmen politik diatur dalam konstitusi, yakni dalam Pasal 6A UUD 1945
menyatakan : “Pemilihan Presiden/Wakil Presiden diakukan secara langsung oleh rakyat
yang pasangan salunnya diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik”.Kemudian Pasal 23E Ayat (3) UUD1945 menyatakan : ”Peserta pemilihan umum
untuk memilih anggota DPR dan Anggota DPRD adalah partai politik”. Selain Presiden dan
Wakil Presiden, anggota DPR/MPR, pemilihan kepala daerah juga dilakukan oleh partai
politik. Hal ini berdasarkan Pasal 56 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang menyatakan : “Pemiihan kepala daerah/wakil kepala daerah dilakukan secara
langsung oleh rakyat dari pasangan calon yang dajukan oleh partai politik atau gabungan
partai politik”.
3
2.3 Sistem Rekrutmen Politik
Setiap sistem politik menganut pola rekrutmen yang berbeda-beda, begitu pula dengan
partai politik yang juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda-beda antara satu partai
dengan partai lainnya. Menurut Fadillah Putra, (2003:209) dalam bukunya “Partai Politik
dan Kebijakan Publik” terdapat beberapa mekanisme rekrutmen politik antara lain:
1. Rekrutmen terbuka, yang mana syarat dan prosedur untuk menampilkan seseorang tokoh
dapat diketahui secara luas. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai alat bagi elit
politik yang berkualitas untuk mendapatkan dukungan masyarakat.
2. Rekrutmen tertutup, berlawan dengan cara rekrutmen terbuka. Dalam rekrutmen tertutup,
syarat dan prosedur pencalonan tidak dapat secara bebas diketahui umum. Partai
berkedudukan sebagai promotor elit yang berasal dari dalam tubuh partai itu sendiri.

2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rekrutmen Politik


Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan rekruitmen politik ini bukan
mempertanyakan atau membahas siapa yang akan menjadi bakal calon pemimpin untuk
negeri kedepanya melainkan lebih menekankan terhadap persoalan disekitar politik,
kekuasaan rill, berada disuatu historis, serta pola dalam konsep politik
1. Persoalan disekitar politik ini berarti setiap calon-calon pemimpin yang akan dipilih
harus mampu mengoptimalisasikan segala tenaga dan upaya untuk menyeimbangkan
segala polemik-polemik yang sedang terjadi dinegara ini untuk dipersempit dampaknya.
2. Kekuasaan rill ini berarti seorang calon pemimpin harus memiliki teknik yang tersimpan
didalam konsep pikiranya untuk dikembangkan ketika telah menjadi pemimpin. Konsep
tersebut berisi suatu cara bagimana mempengaruhi masyarakat luas sehingga mampu
dipercaya untuk memimpin dalam periode yang lama.
3. Berada dalam suatu historis ini artinya setiap pemimpin otomatis menginginkan nama 
dan jasa-jasanya selalu terekam dalam benak pikiran masyarakat dan setiap calon
pemimpin harus mampu merangkai konsep tersebut sebelum dirinya terpilih menjadi
pemimpin.
4. Pola dalam konsep politik, ini artinya bahwa terdapat suatu sistem nilai, perbedaan
derajat, serta basis dan stratifikasi sosial terkandung didalam rekruitmen politik. Hal ini

4
berarti rekruitmen politik mampu membangkitkan perbedaan didalam masyarakat dalam
tingkatan-tingkatan peran masyarakat.

2.5 Permasalahan dalam Rekrutmen Politik


Dalam konteks rekrutmen politik parlemen, ada sejumlah gejala yang tidak kondusif bagi
proses membangun demokrasi. 
1. Sistem pemilihan umum proporsional telah mengabadikan dominasi oligarki dalam
proses rekrutmen. Elite partai di daerah sangat berkuasa penuh terhadap proses
rekrutmen. Bagaimanapun pola oligarki elite itu tidak demokratis, melainkan cenderung
memelihara praktik-praktik KKN yang sangat tertutup.
2. Proses rekrutmen tidak berlangsung secara terbuka dan partisipatif. Pihak kandidat sama
sekali tidak mempunyai sense terhadap konstituen yang menjadi basisnya karena dia
hanya “mewakili” daerah administratif (bukan konstituen yang sebenarnya).
3. Dalam proses rekrutmen tidak dibangun relasi yang baik antara partai politik dan
masyarakat sipil. Masyarakat sipil hanya dipandang secara numerik sebagai angka, bukan
sebagai konstituen yang harus dihormati dan dipejuangkan.
4. Dalam proses rekrutmen, partai politik sering menerapkan pendekatan “asal comot”
terhadap kandidat yang dipandang sebagai “mesin politik. Para mantan tentara dan
pejabat, pengusaha, selebritis, dan ulama diambil bukan karena mempunyai visi-misi,
melainkan karena mereka mempunyai sisa-sisa jaringan kekuasaan, dana yang melimpah,
dan masa yang sangat banyak.
5. Proses pemilihan umum dan proses rekrutmen bekerja dalam konteks “massa
mengambang” yang kurang terdidik dan kritis. Dalam jangka yang cukup panjang
masyarakat Indonesia tidak memperoleh pendidikan politik secara sehat sehingga
menghasilkan jutaan pemilih tradisional yang sangat rentan dengan praktik-praktik
mobilisasi.
2.6 Rekrutmen Politik dalam Sistem Politik Indonesia
Di Indonesia, perekrutan politik berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta
yang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat oleh suatu badan resmi. Seleksi ini
dimulai dari seleksi administrative, penelitian khusus yanitu menyangkut kesetiaaan pada
ideologi Negara.

5
Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik adalah sebagai
berikut:
1. Partisan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai sehingga
bisa direkrut untuk menduduki jabatan strategis.
2. Compartmentalization, merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang
pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang, misalnya
aktivis LSM.
3. Immediate survival, yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai
tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut.
4. Civil service reform, merupakan proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas
seorang calon sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.
Ada beberapa hal menurut Czudnowski, yang dapat menentukan terpilihnya seseorang dalam
lembaga legislatif, sebagaimana berikut:
1. Social background: Faktor ini berhubungan dengan pengaruh status sosial dan ekonomi
keluarga, dimana seorang calon elit dibesarkan.
2. Political socialization: Merupakan suatu proses yang menyebabkan seorang menjadi
terbiasa dengan tugas-tugas yang harus diilaksanakan oleh suatu kedudukan politik.
3. Initial political activity: Faktor ini menunjuk kepada aktivitas atau pengalaman politik
calon elit selama ini.
4. Apprenticeship: Faktor ini menunjuk langsung kepada proses “magang” dari calon elit ke
elit yang lain yang sedang menduduki jabatan yang diincar oleh calon elit.
5. Occupational variables: Calon elit dilihat pengalaman kerjanyadalam lembaga formal
yang bisa saja tidak berhubungan dengan politik, kapasitas intelektual dalam kualitas
kerjanya.
6. Motivations: Orang akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan politik karena dua hal
yaitu harapan dan orientasi mereka terhadap isu-isu politik.
7. Selection: Faktor ini menunjukkan pada mekanisme politik yaitu rekrutmen terbukan dan
rekrutmen tertutup.

2.7 Contoh Kasus Rekrutmen Politik

6
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengusulkan adanya aturan
untuk mendorong partai politik melakukan rekrutmen calon anggota legislatif berdasarkan
"merit system" yang jelas parameternya, untuk memperbaiki kualitas.
"Parpol perlu didorong untuk melakukan rekrutmen calon-calon anggota legislatif dengan
metode dan parameter yang obyektif. Merit sistem juga harus berlaku di parpol," kata Anas
Urbaningrum di Jakarta, Kamis, pada diskusi akhir tahun 2010 bertemakan "Rekrutmen
Partai Politik, Penegakan hukum dan Pemberantasan Korupsi".
Selain Anas Urbaningrum, diskusi itu juga menghadirkan Bambang Widjojanto, Teten
Masduki dan Wali Kota DIY Herry Zudianto. Menurut Anas, rekrutmen politik berdasarkan
merit sistem diakuinya sangat tidak mudah, tetapi parpol harus mendorong. "Merit system"
merupakan pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada prestasi (merit) yaitu
segenap perilaku kerja pegawai dalam wujudnya sebagai prestasi yang baik atau prestasi
buruk dan berpengaruh langsung pada naik atau turunnya penghasilan dan/atau karir jabatan.
"Sudah harus ada sistem skor. Seperti apa?. Menurut saya harus diatur dalam UU. Perintah
imperatif sehingga parpol mau tak mau harus melaksanakan," kata Anas. Menurut Anas, di
parpol sangat mungkin munculnya unsur suka dan tak suka. Anas menegaskan, rekrutmen
politik melalui "merit system" penting dilakukan untuk memperbaiki kualitas anggota
legislatif. Anas mengakui jika dievaluasi anggota DPR RI, tidak semua anggota mempunyai
kapasitas yang mumpuni. "Ini terkait rekrutmen politik harus jadi bagian penting dari
parpol," kata Anas. Dalam kesempatan itu Anas juga mengatakan sampai sekarang dalam
pemilu legislatif belum menerima calon perseorangan. Meskipun, tambah Anas, pada Pemilu
1955 pernah ada calon perorangan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Rekrutmen berlangsung dalam suatu tatanan yang jelas membutuhkan keberlangsungan


secara terus menerus dalam suatu lembaga. Rekruitmen politik memegang peranan penting
dalam sistem politik satu negara, karena proses ini menentukan orang-orang yang akan
7
menjalankan fungsi-fungsinya dalam lembaga-lembaga negara. Setiap sistem politik
menganut pola rekrutmen yang berbeda-beda, begitu pula dengan partai politik yang juga
memiliki pola rekrutmen yang berbeda-beda antara satu partai dengan partai lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan rekruitmen politik ini bukan
mempertanyakan atau membahas siapa yang akan menjadi bakal calon pemimpin untuk
negeri kedepanya melainkan lebih menekankan terhadap persoalan disekitar politik,
kekuasaan rill, berada disuatu historis, serta pola dalam konsep politik Terdapat
permasalahan politik di Indonesia, yaitu sistem pemilihan umum proporsional telah
mengabadikan dominasi oligarki dalam proses rekrutmen, proses rekrutmen tidak
berlangsung secara terbuka dan partisipatif, dalam proses rekrutmen tidak dibangun relasi
yang baik antara partai politik dan masyarakat sipil, dalam proses rekrutmen, partai politik
sering menerapkan pendekatan “asal comot” terhadap kandidat yang dipandang sebagai
“mesin politik”, dan proses pemilihan umum dan proses rekrutmen bekerja dalam konteks
“massa mengambang” yang kurang terdidik dan kritis. Di Indonesia, perekrutan politik
berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta yang diusulkan oleh partainya
diseleksi secara ketat oleh suatu badan resmi. Seleksi ini dimulai dari seleksi administrative,
penelitian khusus yanitu menyangkut kesetiaaan pada ideologi Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2010. Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
Gaffar, Afan. 1999. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
Rachma, Anwar. 2016. Hukum Perselisihan Partai Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Suasta, Putu. 2015. Rekrutmen Politik dalam Parpol. https://indonesiana.tempo.co
Diakses pada 30 Oktober 2018.
8
(https://indonesiana.tempo.co/read/39381/2015/04/09/Rekruitmen-Politik-dalam- Parpol)
Latifiarni, Khilma. 2007. Problematika Rekrutmen Politik dalam Sistem Politik Indonesia.
https://tifiacerdikia.com
Diakses pada 30 Oktober 2018.
(https://tifiacerdikia.com/lecture/lecture-4/politik/problematika-rekrutmen-politik-dalam-
sistem-politik-indonesia/)
Gatara, Said M.Si & Said, Dzulkiah. 2007. Sosiologi Politik (Konsep dan Dinamika
Perkembangan Kajian. Bandung: CV. Pustaka Setia
Antara. 2010. Anas Usulkan Aturan "Merit System" Rekrutmen Politik.
http://id.news.yahoo.com
Diakses pada 30 Oktober 2018
(http://id.news.yahoo.com/antr/20101223/tpl-anas-usulkan-aturan-merit-system-rek-
cc08abe.html
Anonim. 2013. Rekruitmen Politik. http://windiloviyo.blogspot.com
Diakses pada 30 Oktober 2018
(http://windiloviyo.blogspot.com/2011/01/rekruitmen-politik_26.html)
Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku politik. Semarang: IKIP Semarang Press

Anda mungkin juga menyukai