Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

SENAM HAMIL

Disusun Oleh :

NAMA : DIANA RISQI AULIA

NIM : P07124018009

KELAS :A

TINGKAT/SEMESTER : II/IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI DIII KEBIDANAN

TA 2019/2020
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang


kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir,mitos,penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes,
2009:1). Dan pada setiap materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap
mengutamakan materi pokok (Depkes, 2009:7). Tingginya angka kematian
ibu (AKI) adalah indikator kritis status kesehatan para perempuan, kematian
seorang ibu dalam keluarga memiliki dampak hebat,tidak hanya dalam hal
kehilangan suatu kehidupan namun juga karena efeknya pada kesehatan dan
usia hidup anggota keluarga yang ditinggalkan. World Health Organization
(WHO) tahun 2007 memperkirakan sekitar 75-85% dari seluruh wanita hamil
akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya
serta mengancam jiwanya. Departemen kesehatan menyebutkan angka
kematian ibu di Indonesia tahun 2012 mencapai 359/100.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan
segera setelah persalinan, Penyebab langsung kematian ibu yaitu perdarahan
sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, dan infeksi sebesar 11%, sedangkan
penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronik (KEK)
pada saat kehamilan sebesar 37%,dan anemia pada saat kehamilan sebesar
40% (Puspitasari, 2012:1054-1060). Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo
menyebutkan angka kematian ibu di Ponorogo tahun 2014 mencapai
149,4/100.000 kelahiran hidup, jumlah kasus mencapai 15 AKI. Untuk
menurunkan AKI diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan
kehamilan,kelahiran dan nifas, upaya untuk mempercepat penurunan AKI
telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood
yang mendapat perhatian besar dan dukungan dalam berbagai pihak baik
dalam maupun luar negeri,pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah.
diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam
menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS), yang
dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000 Untuk mempercepat
pencapaian program MDG’s diperlukan upaya percepatan penurunan AKI
dengan diharapkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama
kehamilan menjadi meningkat, program yang diselenggarakan oleh
Kementrian Kesehatan untuk mendukung langkah tersebut adalah kelas ibu
hamil (Puspitasari, 2012:1054- 1060).

Data ibu hamil di indonesia adalah 5.191.116, data ibu hamil di Jawa
Timur 679460, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo jumlah ibu
hamil pada tahun 2014 sekitar 13801, jumlah ibu hamil di Wilayah
Puskesmas Babadan sejumlah 540 ibu hamil sedangkan jumlah ibu hamil di
Kelurahan Kadipaten Wilayah Kerja Babadan Kabupaten Ponorogo
sejumlah 42, dengan total 240 kelas ibu hamil dari 31 Wilayah Kerja
Puskesmas di Kabupaten Ponorogo. Wilayah Puskesmas Kecamatan
Babadan Kabupaten Ponorogo merupakan puskesmas yang mempunyai
jumlah kelas ibu haml terbanyak yaitu 24 kelas ibu hamil yang tersebar di 8
Kelurahan dan yang mengikuti kelas ibu hamil di Kelurahan Kadipaten
Wilayah Kerja Babadan Kabupaten Ponorogo sejumlah 32 dari 3 kelas ibu
hamil. Hasil dari studi pendahuluan yang dilaksanakan di kelas ibu hamil di
Kelurahan Kadipaten Wilayah Kerja Puskesmas Babadan Kabupaten
Ponorogo pada tanggal 10 Januari 2015 dengan metode kuesioner pada 10
responden di dapatkan hasil persepsi tentang kelas Ibu hamil ada 6 (6%)
responden mempunyai persepsi positif, sedangkan 4 (4%) responden
mempunyai persepsi negatif
Latihan senam hamil yang dilakukan secara teratur baik ditempat
latihan maupun di rumah dalam waktu senggang dapat menuntun ibu hamil
ke arah persalinan yang fisiologis selama tidak ada keadaan patologis yang
menyertai kehamilan. Senam hamil bukan hanya sekedar senam seperti
olahraga biasa yang membuat tubuh menjadi segar dan bugar, namun senam
hamil terbukti dapat membantu dalam perubahan metabolisme tubuh selama
kehamilan dan sangat membantu dalam proses persalinan (Syafrudin,2011).
Dengan senam hamil serta latihan untuk mengkoordinasikan semua kekuatan
saat persalinan diharapkan secara normal, tidak terlalu takut, akan
mengurangi rasa sakit dan mempunyai kepercayaan diri yang tetap mantap.
Melalui senam hamil diperoleh keadaan prima dengan melatih dan
mempertahankan kekuatan otot dinding perut, otot dasar panggul serta
jaringan penyangganya untuk berfungsi saat bersalin berlangsung. Senam
juga meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot
rahim sehingga tercapai hasil optimal menuju jalan lahir, dan meningkatkan
kesegaran rohani dan jasmani ibu hamil (Bandiyah, 2009:68). Sesungguhnya
senam hamil bukanlah suatu hal yang aneh dan luar biasa karena wanita-
wanita di negara maju sangat menyukai senam dan latihan fisik, baik saat
hamil maupun diluar kehamilan, untuk menjaga kondisi fisik dan mentalnya.
Di Indonesia hal ini baru disadari oleh sekelompok masyarakat kota–kota
besar yang modern dan maju demikian pula halnya, dengan latihan senam
hamil (Mochtar, 2010:56).
Pada dasarnya pelaksanaan kelas ibu hamil dan senam hamil
merupakan bentuk intervensi yang dilakukan petugas kesehatan dengan buku
KIA yang menjadi referensi utamanya, kelas ibu hamil dan senam hamil
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pendekatan belajar orang dewasa
(BOD), metode yang digunakan pendekatan belajar orang dewasa adalah
ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan praktik, curah pendapat, penugasan,
stimulasi diharapkan mampu mengoptimalisasi peningkatan pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil mengenai kehamilan dan perawatan bayi baru lahir
(Dinkes, 2009 :12). Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus
sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan
(Depkes,2009:25).
Berdasarkan paparan di atas tentang pentingnya kelas ibu hamil, maka
penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui persepsi ibu hamil
dalam mengikuti kelas ibu hamil di Kelurahan Kadipaten Wilayah Kerja
Puskesmas Babadan Kabupaten Ponorogo.

B. Rumusan Masalah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Senam Hamil

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi


ibu hamil dalam rangka mengencangkan system tubuh dan menyiapkan
otot-otot yang diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama
kehamilan meskipun aktivitas rutin tetap dilakukan misalnya tenis, renang,
golf, dan menyetir mobil yang tidak menimbulkan ketegangan bisa terus
dilakukan secara aman menurut (Fauziah & Sutejo, 2012).

Senam pada ibu hamil diperlukan untuk menguatkan dan


mengencangkan otot perut, tungkai serta dasar panggul yang akan
membantu proses persalinan, selain itu senam hamil juga membantu ibu
mendapatkan pola pernafasan yang baik, serta tekhnik istirahat yang benar
menurut (Purwaningsih & Siti Fatmawati, 2010).

2. Alasan Mengikuti Senam Hamil

Menurut (Maryunani, A. dan Sukaryati, 2011) senam hamil sebaiknya


dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara lain sebagai berikut :
a. Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil
nyaman dan mudah dalam persalinan.
b. Senam hamil mengakibatkan peningkatan kadar norepinefrin di
dalam otak, sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi
rasa tegang

3. Tujuan Senam Hamil

Menurut (Fauziah & Sutejo, 2012) tujuan senam hamil adalah :


a. Mencapai persalinan yang fisiologi, alami, nyaman, dengan ibu serta
bayinya
b.Mempersiapkan mental dan fisik ibu hamil.
c.Mencapai keadekuatan kontraksi otot-otot dasar panggul dan saat
mengejan.
f. Mencapai rileksasi optimal selama kehamilan sampai persalinan baik
fisik maupun psikologis.
Menurut (Maryunani, A. dan Sukaryati, 2011) tujuan senam hamil adalah :

a. Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.

b. Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan

c. Membangun daya tubuh

d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi

e. Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan


keseimbangan
f. Meredakan ketegangan dan membantu relaks sehingga peredaran darah dalam tubuh
akan meningkat dan oksigen yang di angkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah
banyak. Dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya kejang/luka karna telah di
siapkan sebelumnya untuk melakukan gerakan yang lebih aktif. Begitu juga setelah
senam, lakukan gerakan pendinginan.

g. Bangkit dari lantai hendaknya di lakukan secara perlahan untuk menghindari


hipotensi orthostatik.

4. Kontraindikasi Senam Hamil

Menurut (Maryunani, A. dan Sukaryati, 2011) ada kreteria ibu hamil


yang tidak di perkenankan untuk mengikuti senam hamil, Ibu hamil tersebut
adalah ibu hamil dengan :

a. Preeklamsia

b. KPD (Ketuban Pecah Dini)

c. Perdarahan trimester II dan trimester III

d. Kemungkinan lahir prematur

e. Incompten servik

f. Diabetes

g. Anemia

h. Thypoid

i. Aritmia

j. Riwayat perdarahan
k. Penurunan atau kenaikan berat badan berlebihan

5. Perlengkapan Alat dan Ruangan yang diperlukan

Menurut (Fauziah & Sutejo, 2012) perlengkapan alat dan ruangan


yang diperlukan adalah :

a. Kaset, tape recorder, matras beserta bantal-bantalnya, kursi-kursi untuk


latihan.
b. Persyaratan ruangan; setiap kelas 6-12 peserta dengan umur kehamilan
yang rata-rata sama, jauh dari keramaian/tenang, cat ruangan cerah
dilengkapi cermin dan gambar-gambar yang berhubungan dengan
kehamilan, perkembangan janin, persalinan, menyusui, serta cukup
ventilasi , dilengkapi pilar setinggi pinggul yang kuat, serta kamar
mandi, jarak antara matras 0,5 m dengan ukuran 80 x 200 m.

6. Pelaksanaan Senam Hamil

Menurut (Fauziah & Sutejo, 2012) pelaksanaan senam hamil yaitu :

a. Duduk bersila dengan kaki terlipat nyaman posisi ini memungkinkan


dinding perut menekan Rahim ke dalam posisinya sehingga kedudukan
janin tetap baik dan nyaman selama hamil.

Membungkuk, berlutut posisi merangkak luruskan punggung tanpa


memindahkan siku dan lutut, kencangkan otot-otot perut dan angkat
punggung, tahan posisi ini beberapa detik lalu kendurkan/lepaskan
kembali ke posisi semula , ulangi sampai 10x latihan, usahakan agar
bagian bawah punggung tidak terlalu melengkung.
b. Latihan menyamankan punggung dengan cara duduk bersandar dengan
punggung disangga beberapa bantal, luruskan kaki dan Tarik ujung
kaki bergantian sehingga tulang panggul bergerak ulangi 10x latihan.
c. Mengencangkan otot-otot panggul untuk melatih tulang panggul
dengan cara duduk bersandarkan beberapa bantal, lutut ditekuk, tapak
kaki rata dengan lantai, jatuhkan kedua kaki kesamping membuka lalu
dirapatkan kembali ulangi hingga 10 kali.
d. Untuk menguatkan otot-otot panggul dan dasar panggul, berdiri dengan
meregangkan kaki dan tangan berpegangan pada sandaran kursi,
punggung tegak lurus, perlahan-lahan turunkan pinggul dan kedua lutut
ditekuk lalu berdiri lagi, hal ini diulang 10x.
e. Melatih tulang belakang, dengan berdiri tegak dengan kaki regang
sambil berpegangan pada sandaran kursi, kemudian tegapkan dan
kendurkan tubuh dengan mengaktifkan dasar panggul selama latihan,
kaki menapak pada lantai lakukan 10 kali.
f. Menggoyang dan memutar panggul; duduk dikursi menghadap
sandarannya, dengan posisi kaki terbuka, tangan dipunggung kursi
dilapisi bantal sofa sikap ini mengangkat otot-otot bahu dan membantu
mengurangi tekanan di tulang rusuk. Gerakkan tulang punggung maju
mundur ulangi 10 kali.

Berlutut di lantai, tangan diletakkan pada dudukan kursi, putar pinggul


dari kiri ke kanan dan sebaliknya ulangi 10 kali ke dua arah. Gerakan
maju mundur dan memutar membantu mengurangi tekanan rongga
perut dan meredakan nyeri punggung.
g. Memperkuat otot-otot perut; sikap merangkak, posisi punggung lurus
tanpa digerakkan dan tahan otot-otot perut hilang sampai 5 hitungan,
perlahan lepaskan lagi, ulangi sampai 10 kali.
h. Menguatkan otot-otot kaki; berdiri dengan pegangan yang kukuh
setinggi panggul dan jaga keseimbangan tubuh dengan tetap
berpegangan, dan perlahan angkat tumit hingga posisi berjingkat lalu
turunkan, ulangi latihan ini 10 kali.

7. Tanda dan Gejala Senam Hamil harus dihentikan

Menurut (Maryunani, A. dan Sukaryati, 2011) tanda dan gejala


senam hamil harus dihentikan, antara lain :

a. Perdarahan pervagina

b. Sakit perut/dada

c. Bengkak mendadak pada tangan, muka dan kaki

d. Sakit kepala berat dan menetap


e. Pusing-pusing, sakit kepala ringan

f. Aktivitas janin menurun

g. Merah pada kaki, terasa sakit

h. Rasa linu pada daerah pangkal paha dan pinggang

i. Rasa perih dan panas saat BAK

j. Iritasi pada liang vagina

k. Suhu mulut melebihi 38 C

Anda mungkin juga menyukai