Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

A. TINJAUAN MEDIS
1. Pengertian
Konsep diri (self-concept) merupakan bagian dari masalah
kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi
dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap
diinya. Konsep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan
tahap perkembangan psikososial seseorang. Secara umum, konsep
diri adalah semua tanda, keyakinan dan penderita yang dapat
mempengaruhi hubungan dengan orang lain, termasuk karakter,
kemampuan, nilai, ide, dan tujuan. [ CITATION Hid14 \l 1057 ]
Spritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti bernapas
atau angin. Spritual merupakan suatu yang dipercayakan oleh
seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi
(Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhna serta kecintaan
terhadap adanya Tuhan dan permohonan maaf atas ssegala yang
pernah diperbuat. Kebutuhan spritual adalah kebutuhan utuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai menjalin hubungan penuh rasa pecaya
dengan tuhan. [ CITATION has17 \l 1057 ].
2. Tahap perkembangan
a. Psikososial (konsep diri)
Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat
dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:
1) Usia 0-1 tahun
(a) Menumbuhkan rasa percaya diri konsentrasi dalam
kintraksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan
oleh orang tua atau orang lain
(b) Membedakan dirinya dari lingkungan
2) Usia 1-3 tahun
(a) Mulai menyatakan apa yang anda sukai dan tidak sukai
(b) Meningkatnya kemandirian dalam berpikir dan bertindak
(c) Menghargai penampilan dan funsi tubuh
(d) Mengembangan diri dengan mencontoh orang dikagumi,
menuri, dan bersosialisai.
3) Usia 3-6 tahun
(a) Memiliki inisatif
(b) Mengenali jenis kelamin
(c) Meningkatnya kesadaran diri
(d) Meningkatnya keterampilan berbahasa termasuk
pengenalan akan perasaan seperti senang, kecewa, dan
sebagainya.
4) Usia 6-12 tahun
(a) Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan
guru, keluarga dari dominan
(b) Meningkatnya harga diri dengan pengesuaannya
keterampilan baru (misalnya membaca, matematika,
olahraga, musik)
(c) Menguatnya identitas seksual
(d) Menyadari kekuatan kelamin
5) Usia 12-20 tahun
(a) Menerima perubahan tubuh/kedewasaan
(b) Belajar tentang sikap, nilai dan keyakinan, menentukan
tujuan masa depan.
(c) Merasa positif atas perkembangan konsep diri
(d) Beridentitas dengan orang-orang yang menurutnya
menarik secara seksual dan intelektual
6) Usia 20-40 tahun
(a) Memiliki hubungan intim dengan sekeluarga dan orang
lain
(b) Memiliki perasaan stabil dan positif mengenai diri
(c) Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya
tanggung jawab
7) Usia 40-60 tahun
(a) Dapat menerima perubahan penampilan dari ketahuan
fisik
(b) Mengevaluasi ulang tahun hidup
(c) Merasa nyaman dengan proses penuaan
8) Usia diatas 60
(a) Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
(b) Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi
berikutnya. [ CITATION Hid14 \l 1057 ]
b. Spritual
Perkembangan spritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi
kedalam empat tingkatan berdasarkan kategori umur yaitu:
1) Usia anak-anak merupakan tahap perkembangan
berdasarkan pengalaman. Pada masa ini anak-anak
biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta dan arti doa
serta mencari jawaban tentang kegiataan keagamaan.
2) Usia remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan
kepercayaan yang ditandai dengan adanya pertisipasi aktif
pada aktivitas keagamaan perkembangan spritual pada masa
ini sudah mulai keiginan akan pencapaina kebutuhan spritual
seperti keinginan memulai meminta, atau berdoa kepeda
penciptanya, yang berarti sudah mulai membutuhkan
pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan.
3) Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan
dini, diawali dengan proses pertanyaan akan keyakinan atau
kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk
yang tepat untuk mempercainya. Pada masa ini timbulnya
perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.
4) Usia pertengahan dewasa merupakan, tingkatan
kepercayaan diri sendiri, perkembangan ini diawali dengan
semakin kuatnya kepercayaan diri dipertahankan walauun
menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih
mengeri akan kepercayaan dirinya. [ CITATION Placeholder1 \l
1057 ]
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuhanan
a. Psikososial
1) Lingkunagan yang dimaksud disini adalah fisik dan
lingkunagn sikososial. Lingkungan fisik adalah segala sarana
yang tepat menunjang perkembangan konsep diri,
sedangkan lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan
dan perbaikan psikologis yang dapat mempengarui
perkembangan konsep diri.
2) Pengalaman masa lalu. Adanya umpan baik dari orang-orang
penting, situasi stresor sebelumnya, penghargaan diri dan
engalaman sukses atau gagal sebelumnya, penting dalam
hidup, atau faktor yang berkaitan dengan masalah stresor,
usia, skait yang diserita, atau trauma, semuanya dapat
mempengaruhi perkembangan konsep diri.
3) Tumbuh kembang. Adanya dukungan mental yang cukup
untuk membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya,
kegagalan selama masa tumbuh kembang akan terbentuk
konsep diri yang kurang memadai [ CITATION Hid14 \l 1057 ].
b. Spiritual
1) Perkembangan. Usia perkembangan dapat menentukan
proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap tahap
perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap
tuhan.
2) Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis
dalam memenuhi kebutuahn spritual, karena keluarga
memiliki ikatan emosional yang kuat selalu berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Ras/suku. Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang
berbeda-beda, sehingga proses pemenuhan kebutuhan
spiritual berbeda sesuai dengan keyakinan ayang dimiliki.
4) Agama yang dianut. Keyakianan apada agama tertentu yang
dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti pentingnya
kebtuhan spritual
5) Kegiatan keagamaan. Adanya kegiatan keagamaan adapat
selalu meningkatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan dan
selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.
4. Masalah kebutuhan
a. Psikososial
1) Gangguan identitas diri
a) Perubahan perkembangan
b) Taruma
c) Jenis kelamin yang tidak sesuai
d) Budaya yang tidak sesuai
2) Gangguan citra tubuh
a) Hilangnya bagian tubuh
b) Perubahan perkembangan
c) Kecacatan
3) Gangguan harga diri
a) Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b) Kegagalan perkembangan
c) Kegagalan mencapai tujuan
4) Gangguan peran
a) Kehilangan peran
b) Peran ganda
c) Konflik peran
d) Ketidak mampuanmenampilakna peran [ CITATION Tar153 \l
1057 ]
b. Spiritual
1) Penyakit akut, penyakit yang mendadak yang tidak
diperkirakan, yang mengharapkan baik ancaman langsung
jangka panjang terhadap kesehatan dan kesejahtraan klien,
dapat menimbulkan stres spriritual yang bermakan.
2) Penyakit kronis, seseorang yang dengan penyakit kronis
seing menderita gejala yang melumpuhakan dan menggangu
kemampuan untuk melanjutkan gaya hidup normal mereka.
3) Penyakit terminal, umumna menyebabkan ketakutan
terhadap nyeri fisik, ketdaktahuan dan ancaman terhadap
intregritas.
4) Indvidu, ketika seseorang menjalani hidup merek, sering
mengajukan pertanyaan untu menemukan dan memahami
diri (mereka) sebagai hal ini berada tetapi juga dalam
hubungan dengan orang lain individuasi digambarkan
sebagai krisis pertengahan hidup, individuasi umum pada
individu usia baya.
5) Pengalaman mendekati kematian, perawat atau bidan
mungkin menghadapi klien yang telah mempunyai
pengalaman mendekati kematian (NDE/ Near Death
Experience). NDE telah mengidentifikasi sebagai fenomena
psikologis tentang individu yang baik sangat dekat dengan
kematian secara klinis atau mungkin telah pulih setelah
dinyatakan mati
6) Perubahan dalam kenggotaan demominasi atau perubahan
religi. Melakukan perkawinan denganseseorang berbeda latar
belakang agamanya atau perpindah ke suatu lingkungan
yang tidak mempunyai cabang dari kelompok keagamaan
tertentu, akan merasa kehilangan bagi indvidu.
7) Intensifikasi kepatuhan terhadap keyakinan, Intensifikasi
praktik keagamaan secara suka rela dapat menyebabkan
masalah ketika seseorang tidak merasa bebas atau tidak
mengetahui bgaimana harus membicarakan tentang aspek
kegamaan atau mengintensifikasi praktik keagamaan dalam
menghadapi rasa bersalah atau untuk menghadapi trauma
sulit atau kehilangan.
8) Kehilangan atau mempertanyakan kepercayaan ,
kepercayaan adalah cara menunjukkan diri seseorang
sebagai komunitas seseorang dan kekuatan yang lebih tinggi
sebagai pusat. [ CITATION Placeholder1 \l 1057 ]
B. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Psikososial
1) Pengkajian psikologis
a) Status emosional
(1) Apakah emosi sesuai perilaku?
(2) Apakah klien dapat mengendalikan emosi?
(3) Bagaimana perasaan klien tampil seperti biasanya?
(4) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
b) Konsep diri
(1) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
(2) Bagaiman aorang lain menilai diri klien?
(3) Apakah klien suka akan dirinya?
c) Cara komunikasi
(1) Apakah klien mudah merespon?
(2) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
(3) Bagaimana perilaku nonverbal klien dalam
berkomunikasi?
(4) Apakah klien menolak untuk memberi respons
d) Pola interaksi
(1) Kepada siapa klien mau berinteraksi?
(2) Siapa yang penting atau berpengaruh bagi klien?
(3) Bagaimana sifat asli klienmendominasi atau positif?
2) Pengkajian sosial
a) Pendidikan dan pekerjaan
(1) Pendidikan terakhir
(2) Keterampilan yang mampu dilakukan
(3) Pekerjaan klien
(4) Status keuangan
b) Hubungan sosial
(1) Teman dekat klien
(2) Bagaimana klien bercimpung dalam kelomp
masyarakat?
(3) Apakah klien verkecimpung dalam kelompok
masyarakat?
c) Faktor sosialkultural
(1) Apakah agama dan budaya klien?
(2) Bagaiman atingkat pemahaman klien tentang agama?
(3) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi
dengan orang lain?
d) Pola hidup
(1) Diman tempat tinggal klien?
(2) Bagaimana tempat tinggal klien?
(3) Dengan siapaklien tinggal?
(4) Apa yang klien lakukan untuk menenangkan diri?
e) Keluarga
(1) Apakah klien sudah menikah?
(2) Apakah klien sudah mempunyai anak?
(3) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
(4) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
(5) Bagaimana tingkat kecemasan klien?[ CITATION Tar153 \l
1057 ]
b. Spiritual
Pengkajain spiritual terhadap masalah kebutuhan spiritual,
diantaraya adanya ungkapan tehadap masalah spiritual, seperti
atri kehidupan, kematian, dan penderitaan, keraguan, akan
kepercayaan yang dianut, penolakan beribadah, perasaan yang
kosong serta pengakuan alam.[ CITATION Hid14 \l 1057 ].
2. Diagnosis keperawatan[ CITATION PPN161 \l 1057 ]
a. Ansietas
1) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
2) Penyebab
a) Krisis situasional
b) Kebutuhan tidak terpenuhi
c) Krisis maturasioanal
d) Ancaman terhaap konsep diri
e) Ancaman terhadap kemtian
f) Kekhawatiran mengalami kegagalan
g) Disfungsi sistem keluarga
h) Hubungan dengan orang tua anak tidak memuaskan
i) Faktor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak
lahir)
j) Penyalah gunaan zat
k) Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan dan
lain-lain)
l) Kurang terpapar informasi
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
a) Mengeluh pusing
b) Anoreksia
c) Palpitasi
d) Merasa tidak berdaya
Objektif:
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
a) Mengeluh pusing
b) Anoreksia
c) Palpitasi
d) Merasa tidak berdaya
Objektif:
a) Frekuensi napas meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Tekanan darah meningkat
d) Diaforesis
e) Tremor
f) Muka tampak pucat
g) Suara bergetar
h) Kontak mata buruk
i) Sering berkemih
j) Berorientasi pada masa lalu
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit kronis progresif (mis. Kanker, autoimun)
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana operasi
e) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
f) Penyakit neurologis
g) Tahap tumbuh kembang
b. Berduka
1) Definisi
Respon psikososial yang ditunjukkan oleh klien akibat
kehilangan (orang, objek, fungsi, status, bagian tubuh, atau
hubungan).
2) Penyebab
a) Kematian keluarga atau orang yang berarti
b) Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
c) Kehilangan (orang, objek, fungsi, status, bagian tubuh,
atau hubungan)
d) Antisipasi kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status,
bagian tubuh, hubungan sosial)
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
a) Merasa sedih
b) Merasah bersalah atau menyalahkan orang lain
c) Tidak menerima kehilangan
d) Fobia
Objektif
a) Menangis
b) Pola tidur berubah
c) Tidak mampu berkonsentrasi
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
a) Mimpi buruk atau pola mimpi berubah
b) Merasa tidak berguna
c) Fobia
Objektif
a) Marah
b) Tampak panik
c) Fungsi imunitas terganggu
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Kematian anggota keluarga atau orang terdekat
b) Amputasi
c) Cidera menula spinalis
d) Kondisi kehilangan perinatal
e) Penyakit terminal (mis. Kanker)
f) Putuh hubungan kerja
c. Distres Spiritual
1) Definisi
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makana dan tujuan hidup melalui hubungan
dengan diri, orang lain, lingkungan atau Tuhan.
2) Penyebab
a) Menjelang ajal
b) Kondisi penyakit kronis
c) Kematian orang terdekat
d) Perubahan pola hidup
e) Kesepian
f) Pengasingan diri
g) Pengasingan sosial
h) Gangguan sosio-kultural
i) Meningkatkan ketergantungan pada orang lain
j) Kejadian hidup yang tidak diharapkan
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
a) Mempertanyakan makna/tujuan hidupnya
b) Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang bermakna
c) Merasa menderita/tidak berdaya
Objektif
a) Tidak mampu beribadah
b) Marah pada Tuhan
4) Gejala dan tanda Minor
Subjektif:
a) Menyatakan hidupnya terasa/kurang tenang
b) Mengeluh tidak dapat meneima (kurang pasrah)
c) Merasa bersalah
d) Merasa tersaing
e) Menyatakan telah diabaikan
Objektif
a) Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/pemimpin
spritual
b) Tidak mampu braktivitas (mis. Menyanyi, mendengarkan
musik, menulis)
c) Koping tidak efektif
d) Tidak berminat pada alam/literatur spiritual
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit kronis (mis. Arthritis rheumatoid, sklerosisi
multipel)
b) Penyakit terminal (mis. Kanker)
c) Retardasi mental
d) Kehilangan bagian tubh
e) Sudden infant death syndrome (SIDS)
f) Kelahiran mati, kelahiran ajnai, keguguran
g) Kemndulan
h) Gangguan psikiatrik
d. Gangguan Citra Tubuh
1) Definisi
Perubahan presepsi tentang penampilan, struktur, dan fungsi
fisik individu.
2) Penyebab
a) Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis. Amputasi, trauma,
luka bakar, obesitas, jerawat)
b) Perubahan fugsi tubuh (mis. Proses penyaki, kehamilan)
c) Perubahan fungsi kognitif
d) Ketidak sesuaina budaya, keyakinan atau sistem nilai
e) Transisi perkembangan
f) Gangguan psikososial
g) Efek tindakan/pengobatan (mis. Pembedahan, kemotrapi,
terapi radiasi)
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
a) Mengungkapkan kecatatan/ kehilangan bagian tubuh
Objektif
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Fungsi/struktur tubuh berubah atau kehilangan
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
a) Tidak mau mengungkapkan kecacatan/ kehilangan bagian
tubuh
b) Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan
tubuh
c) Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/ reaksi
pada orang lain
Objektif
a) Menyembunyikan atau menunjukkan bagian tubuh secara
berlebihan
b) Menyadari meliha dan/atau menyentuh perubahan tubuh
c) Fokus berlebihan pada perubahan tubuh
d) Respon non verbal pada perubahan dan presepsi tubuh
e) Fous pada penampilan dan kekuatan masa lalu
f) Hubungan sosial berubah
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Mastektomi
b) Amputasi
c) Jerawat
d) Parut atau luka bakar yang terlihat
e) Obesitan
f) Hiperpigmentasi pada kehamilan
g) Gangguan psikiatrik
h) Program terapi neoplasma
i) Alopecia chemically induced
e. Gangguan Identitas diri
1) Definisi
Tidak mampu mempertahankan kebutuhan presepsi terhadap
identitas diri.
2) Penyebab
a) Gangguan peran sosial
b) Tidak terpenuhinya tugas perkembangan
c) Gangguan neurologis
d) Ketidak adekuatan stimulasi sensori
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
(tidak tersedia)
Objektif:
a) Perilaku tidak konsisten
b) Hubungan yang tidak efektif
c) Strategi koping tidak efektif
d) Penampilan peran tidak efektif
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
(tidak tersedia)
Objektif:
(tidak tersedia)
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Gangguan austistik
b) Gangguan orientasi seksual
c) Periode perkembangan remaja
3. Intervensi keperawatan [ CITATION Tim181 \l 1057 ]
a. Ansietas : Reduksi ansietas
1) Definisi
Meminialkan kondisi individu dan pengalaman subyektif
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menggapai ancaman.
2) Tindakan
Observasi:
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stresor)
b) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik:

a) Ciptakan suana terapeutik untuk menumbuhkan


kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
c) Pahami situasi yang membuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
f) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
g) Diskusikan perencanaan realistsi tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
a) Jelakan prosedur, termasuksensasi yang mungkin dialami
b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jiak perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
b. Berduka
1) Intervensi utama
a) Dukungan proses berduka
2) Definisi
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap
kehilangan yang bermakna.
3) Tindakan
Observasi:
a) Identifikasi kehilangan yang dihadapi
b) Identifikasi proses berduak yang dialami
c) Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau
orang yang bmengingat
d) Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
a) Tunjukkan sikap menerima dan empati
b) Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
c) Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau
orang terdekat
d) Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya,
agama dan norma sosial
e) Fasilitas mengekspresikan perasaan dengan cara yang
nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar,
atau bermain)
f) Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
Edukasi
a) Jelaskan kepada pasien dan keluarga dan sikap
mengingkari, marah, tawar menawar, sepresi, dan menira
adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
b) Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada
kehilangan
c) Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
d) Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
c. Distres Spiritual
1) Intervensi utama
a) Dukungan spiritual
2) Definisi
Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung
dengan kekuatan yang lebih besar
3) Tindakan
Observasi:
a) Indentifikasi perasaan khawatir, kesepian dan tidak
keberdayaan
b) Indentifikasi tentang pandangan hubungan antara spiritual
dan kesehatan
c) Identifikasi harapan pasien
d) Identifikasi ketaatan dalam beragama

Terapeutik:

a) Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang


penyakit dan kematian
b) Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredahkan
marah secara tepat
c) Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama
masa ketidakberdayaan
d) Sediakan privasi dan waktu tenang untuk spiritual
e) Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup,
jika perlu
f) Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah

Edukasi:

a) Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman dan/atau


orang lain
b) Anjurkan beradaptasi dalam kelompok pendukung
c) Ajarkan metode relaksasi, meitasi, imajinasi terbimbing

Kolaborasi:

a) Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. Ustadz,


pendeta, romo, biksu)
d. Gangguan Citra Tubuh
1) Intervensi utama
a) Promosi citra tubuh
2) Definisi
Meningkatkan perbaikan perubahan presepsi terhadap fisik
pasien
3) Penyebab
Observasi:
a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, umur terkait
citra tubuh
c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
isolasi sosial
d) Monitor frekuensi pertanyaan kritik terhadap diri sendiri
e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang
berubah

Terapeutik:

a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya


b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga
diri
c) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan
penuaan
d) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhicitra tubuh
(mis. Luka, penyakit, pendarahan
e) Diskusikan secara mengembangkan harapan citra tubuh
secara relistis
f) Diskusikan presepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh

Edukasi:

a) Jelaskan kepada keluarga pasien tentang keperawatan


perubahan citra tubuh
b) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap cita
tubuh
c) Anjurkan mengguanakan alat bantu (mis. Pakaian, wig,
kosmetik)
d) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok
sebaya)
e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
f) Latih peningkatan penampilan diri (mis. Berdandan)
g) Latih pengungkapan kemampuan diri kepda orang lain
maupun kelompok
e. Gangguan Identitas Diri
1) Intervensi utama
a) Orientas realita
2) Definisi:
Meningkatkan kesadaran terhadap identitas diri, waktu, dan
lingkungan
3) Tindakan
Observasi:
a) Monitor perubahan orientasi
b) Monitor perubahan kognitif dan perilaku

Terapeutik:

a) Perkenalkan nama saat memulai interaksi


b) Orientasikan orang, tempat, dan waktu
c) Hadirkan realita (mis. Berikan penjelasan laternatif,
hindari perdebatan)
d) Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten
e) Atur stimulus sensorik dan lingkungan (mis. Kunjungan,
pemandangan, suara, pencahayaan, bau, sentuhan)
f) Gunakan simbol dalam mengorientasikan lingkungan
(mis. Tanda, gambar, warna)
g) Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
h) Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup, sesuai
kebutuhan
i) Fasilitas akses informasi (mis. Televisi, surat kabar,
radio), jika perlu

Edukasi:

a) Anjurkan perawatan diri secara mandiri


b) Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. Kacamata, alat
bantu dengan, gihi palsu)
c) Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita
4. IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
a. Implementasi
Intervensi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
psikososial pasien dapat dikolompokkan ke dalam kategori
komunikasi terapeutik, edukasi dan dentifikasi sumber daya dan
sitem dukungan. [ CITATION Ben132 \l 1057 ]
b. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

A Aziz Alimul Hidayat & Musfiratula Uliya. (2014). Pengantar Kebutuhan


Dasar Manusia Edisi 2 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Tarwoto & Watonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Bennita W. Vaughans. (2013). Kebutuhan Dasar. Yogyakarta: Rapha


Publishing.

Haswita & Reni Sulisyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia untuk


Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Medika

Anda mungkin juga menyukai