Anda di halaman 1dari 12

BATU KANDUNG

KEMIH
Ns, Dwi Esti Handayani, S.Kep
DEFINISI
Urolithiasis adalah adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius (Brunner and Suddarth, 2002,
hal. 1460 ). Urolithiasis adalah klasifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali disebut
batu ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih ( Black, Joyce, 1997 hal.
1595).

Batu saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran
kemih atau infeksi (Sja’bani, 2006). Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal)
maupun di dalam kandungan kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini
disebut urolitiasis
ETIOLOGI
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih bisa terjadi karena air kemih
jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air
kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal
(Sja’bani, 2006). Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya
mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral
struvit (Sja’bani 2006).
Batu struvit (campuran dari magnesium, ammonium dan fosfat) juga
disebut batu infeksi karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih
yang terinfeksi (Muslim, 2007). Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5
sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut kalkulus staghorn. Batu
ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.
PATOFISIOLOGI
ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain :
peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang
kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi
saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan
batu.
Supersaturasi elemen urin sperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain
mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah
menjadi asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin.
Masalah-masalah dengan metabolisme urin mempengaruhi
pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan
batu. Batu kalisum fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin
yang alkalin.
NEXT…
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu
yang kecil dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin
dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan
tampak darah dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat
menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan dilatasi
struktur, akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi
ginjal.
Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan
kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal
kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.
Maka dapat terjadi penyakit GGK yang dapat menyebabkan kematian.
MANIFESTASI KLINIK
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan
nyeri punggung atau kolik renalis ( nyeri kolik yang hebat ). Kolik renalis
ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan
dan paha sebelah dalam.
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering
berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan
infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan
terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul di atas penyumbatan,
sehingga terjadilah infeksi.
NEXT…
Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke
saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis). Batu yang terjebak di kandung
kemih menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang
menyebar kepala abdomen dan genetalia. Klien sering merasa ingin kemih,
namun hanya sedikit yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat
aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter. Pada laki-laki nyeri khas
terasa menyebar di sekitar testis, sedangkan pada wanita nyeri terasa
menyebar di bawah kandung kemih dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan
ginjal.
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien,
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan (Effendy, 1995)
 Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam
empat tahap kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis
data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula yang
menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (ppni, 2016) standar diagnosis keperawatan Indonesia merupakan suatu
penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial.
A. Gangguan Eliminasi Urine
B. Retensi Urine
C. Gangguan Pola Tidur
D. Intoleransi aktivitas
INTERVENSI KEPERAWATAN
intervensi keperawatan.docx
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. (wartonah, 2015)
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi. (kozier, 2010)
Implementasi merupakan insiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (tauhar, 2013)
EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah aktfitas yang direncanakan, kelanjutan, dan terarah ketika klien dan
professional kesehatan menetukan kemajuan klien menuju pencapaian atau hasil yang keefektifan
rencana asuhan keperawatan. (kozier d. , 2010)
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat menetukan keberhasilan
dalam asuan keperawatan. (wartonah t. f., 2014)
Evaluasi merupaka evakuasi intervensi keperawatan dan terapi dengan membandingka kemajuan
klien dengan tujuan dan hasil yang diinginkan. (perry, 2010)
S ( Subjektif ) : Data subjektif berisi data pasien melalui anamnesis atau wawancara yang
merupakan ungkapan langsung.
O ( Objektif ) : Data Objektif berisi data yang dari obesrvasi melalui pengkajian fisik.
A ( Asesment ) : analisis data interprestasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu
tidaknya dilakukan tindakan.
P ( Planing ) : perencanaan merupakan rencana dan tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, diagnosis, laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai