2 September 2018
ABSTRAK
Penelitian ini fokus pada upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang
masih didominasi kasus perdarahan, hipertensi dan abortus. Pelaksanaan Maternal Health
Care masih berupa pemeriksaan rutin kehamilan, pendidikan kesehatan dan program
suplementasi zat besi ibu hamil serta pemeriksaan laboratorium untuk skrining terhadap
penyakit penyerta. Kenyataannya pada masyarakat masih ditemukan permasalahan
kesehatan selama kehamilan yang berakibat komplikasi pada masa kehamilan, persalinan
maupun nifas. Kontributor munculnya masalah tersebut adalah kategori defisit asupan zat
gizi ibu. Rekomendasi World Health Organization (WHO) yaitu promosi kesehatan
dalam hal penanganan masalah komplikasi dalam kehamilan adalah anemia. Merujuk
hasil penelitian sebelumnya, pengaruh konseling bagi ibu hamil berpengaruh sangat
tinggi dalam upaya pencegahan komplikasi kehamilan. Maka penting untuk
mengembangkan suatu media pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan
pengetahuan sekaligus memfasilitasi ibu hamil melakukan pencegahan langsung terhadap
resiko tinggi komplikasi kehamilan. Melalui penelitian ini akan dibangun sebuah
purwarupa aplikasi yang mampu mengukur kebutuhan zat gizi ibu hamil. Aplikasi ini
diharapkan membantu meningkatkan kualitas hidup ibu hamil, agar insiden kematian ibu
hamil dan bayi di Jawa Barat mengalami penurunan. Tahapan penelitian meliputi
beberapa tahap, yaitu melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan ibu hamil dengan
anemia, melakukan kajian kebutuhan dari tenaga kesehatan ahli seperti ahli gizi, dokter
kandungan, perawat dan bidan, pada akhir tahapan adalah membuat desain aplikasi
beserta konten promosi kesehatan berkenaan dengan pencegahan komplikasi kehamilan.
Kata Kunci: ibu hamil, promosi kesehatan, sistem informasi, nutrisi
ABSTRACT
This study focused on decreased of Indonesia mortality rate (IMR), which is maternal
mortalities in Indonesia dominated by bleeding, hypertension, and abortion. The
implementation of maternal health care is mostly delivered based on routine activities,
health education and free Fe tablets for three respective months, also additional
examinations will be made to screen from other disease. Moreover, health problem in
pregnancy period still found in general population, and developed to become
complications during pregnancy, delivery baby and postpartum. One of indicator as a
lead to be a complication during pregnancy is inadequate of nutrients intake among
pregnant women. The one thing program of world health organization about health
promotion is concerning to tackle anemia as a pregnancy complication. According to
previous studies about counseling for pregnant women there is has a strong influenced to
prevention of pregnancy complications. Furthermore, is important to develop a health
education method and to improve health knowledge in reduce of complication high risk
during pregnancy. This study will provide an application web prototype for estimated
nutrients needs among pregnant women. In additionally, this application can be an
alternative way to increase quality life of pregnant women and reduced of maternal and
neonatal mortality at West Java. This research consists of several stages started from
identification and need assessment analyzed of pregnant women with anemia, then
explored information from health professionals such as nutritionist, obstetrician, nurses,
and midwives. Lastly, create the application design including health promotion context
related to pregnancy complication prevention.
Keywords: pregnant women, health promotion, health information system, nutrition
Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung (2015) konseling gizi yang dilakukan
sebanyak 123 orang. saat ANC dengan atau tanpa laporan
Informasi yang diperoleh dari tenaga suplementasi gizi meningkatkan
kesehatan di Puskesmas Sukajadi, makanan asupan dan berat badan pada
Puskesmas Babakan Sari, Puskesmas ibu, mengurangi risiko anemia dan
Cempaka dan Puskesmas Jatinangor dan kelahiran prematur, peningkatan lingkar
beberapa puskesmas lainnya di wilayah kepala dan berat lahir. Akan tetapi pada
Jawa Barat, tidak menyelenggarakan kenyataannya konseling gizi yang
program khusus baik dari pemerintah dilakukan saat ANC sering kali
atau dari Puskesmas itu sendiri untuk terlewatkan. (Jerath, Devasenapathy,
menanggulangi KEK atau anemia pada Singh, Shankar, & Zodpey, 2015).
ibu hamil. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan
Ada beberapa cara untuk mencegah dan oleh Girard & Oluwafunke (2012)
mengendalikan anemia karena defisiensi menyatakan bahwa pendidikan dan
zat besi yaitu, melalui pendekatan konseling gizi dapat meningkatkan berat
dengan suplementasi zat besi, fortifikasi badan 0,45 kg, menurunkan resiko
bahan pangan yang biasa dikonsumsi anemia kehamilan sebesar 30%,
dengan zat besi, edukasi gizi dan meningkatkan berat lahir 105 gram dan
pendekatan agrikultur untuk ketersedian menurunkan resiko premature 19%.
zat besi dalam bahan pangan yang Pengaruh pendidikan dan konseling gizi
umum (Gibney, Hartono, Palupi, & besar sekali apabila nutrisi memadai
Erita, 2009). sebagai contohnya makanan atau
Rekomendasi World Health suplementasi mikronutrien atau gizi
Organization (WHO) adalah promosi yang aman (Girard & Oluwafunke,
kesehatan termasuk konseling gizi 2012).
dalam mengatasi masalah anemia,
komplikasi kehamilan dan persalinan di METODE PENELITIAN
Indonesia (WHO, 2015). Tujuan Penelitian ini diawali dengan melakukan
penelitian ini untuk membangun analisis dan perancangan melalui
purwarupa aplikasi sistem informasi metode Waterfall. Data diperoleh
terpadu sebagai upaya promosi dengan dua cara, yaitu: 1). Data primer
pencegahan anemia kehamilan berfokus yang diperoleh melalui Focus Grup
pada status nutrisi ibu hamil. Discussion (FGD) dengan para ibu
hamil yang memiliki defisiensi zat besi
KAJIAN LITERATUR untuk menggali asupan nutrisi (recall
Berdasarkan referensi bahwa pendidikan nutrition), FGD dengan para ahli gizi,
gizi dan konseling merupakan salah satu dokter SPOG, bidan dan para perawat
strategi untuk meningkatkan status gizi untuk mendapatkan informasi dalam
selama kehamilan dan memiliki dampak menetapkan jenis makanan yang
signifikan terhadap kesehatan janin, bayi dibutuhkan oleh ibu hamil yang
dan ibu (Jerath, Devasenapathy, Singh, memiliki defisiensi zat besi; 2) Data
Shankar, & Zodpey, 2015). Diperkuat sekunder, data status nutrisi ibu hamil
oleh beberapa hasil penelitian yang yang meliputi kadar hemoglobin dan
dilakukan di negara lain, menurut berat badan.
Memon et al (2014) dalam penelitiannya Prosedur penelitian terdiri dari beberapa
di Tertiary Care Hospital di Pakistan langkah pengerjaan. Dipaparkan
menyatakan bahwa konseling menjadi lima tahapan utama dan
merupakan komponen yang penting diberikan spesifikasi khusus pada setiap
dalam perawatan wanita hamil tahapannya.
khususnya di negara berkembang
dengan kebutuhan tinggi, termasuk PEMBAHASAN
sektor publik rumah sakit (Memon, Proses penelitian terdiri dari lima
Sheikh, Syed, Sikandar, Devrajani, & tahapan kegiatan, diawali identifikasi
Memon, 2014). Menurut Jerath et al permasalahan di lapangan melalui
survey dan analisis masalah. Aktifitas aplikasi ini meliputi pengisian data-data
survey dilakukan tim peneliti dengan kebutuhan energi ibu hamil berdasarkan
menggali informasi pemenuhan usia kehamilannya, alternatif sumber
kebutuhan gizi pada ibu hamil melalui dan bahan makanan yang dapat
pengisian buku food record pada 68 ibu dikonsumsi yang dilengkapi dengan
hamil selama 15 hari. Peneliti ukuran zat gizinya. Selain itu aplikasi
melakukan pengkajian terhadap jenis pun dilengkapi dengan data yang
dan sumber bahan makanan yang diperlukan untuk menilai kondisi
dikonsumsi sehari-hari oleh ibu hamil. kesehatan ibu hamil. Data tersebut
Berdasarkan hasil kajian food record diperlukan untuk menentukan apakah
tersebut, peneliti menyusun beragam ibu hamil tersebut mengalami potensial
jenis dan bahan makanan yang paling masalah selama kehamilan, dengan
sering dikonsumsi oleh para ibu hamil, demikian diharapkan ada suatu upaya
serta mengelompokkannya dalam pencegahan terhadap masalah
berbagai sumber zat gizi. Penentuan kesehatannya. Aplikasi ini pun
bahan makanan tersebut disesuaikan dilengkapi dengan beberapa konten yang
dengan angka kebutuhan gizi yang telah berisikan materi seputar kehamilan
ditetapkan oleh Kemenkes RI tahun sebagai upaya pencegahan terhadap
2014. Adapun ukuran kebutuhan yang potensial komplikasi kehamilan. Melalui
ditetapkan pun mengacu pada aplikasi ini diharapkan para ibu hamil
perhitungan kalori dan kebutuhan energi dapat menghitung jumlah kebutuhan
dari Widyakarya Pangan dan Gizi yang energi yang terkandung dalam jumlah
telah disesuaikan dengan tinggi badan, bahan dan jenis makanan yang
usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. dikonsumsi setiap harinya. Adapun hasil
Selanjutnya, tim peneliti melakukan perhitungan kebutuhan zat gizi pada ibu
pengembangan model aplikasi software hamil melalui pengumpulan data dari
yang sudah tersedia dengan melengkapi food record selama 7 hari di jelaskan
fitur berdasarkan hasil analisis dalam beberapa table sebagai berikut:
kebutuhan sebelumnya. Pengembangan
Tabel 1 Hasil Uji Normalitas dan Angka Kecukupan Gizi Rata-rata Ibu Hamil di
Puskesmas Jatinangor Tahun 2017 (N=68)
Jenis Zat Gizi Angka Min Max Mean/Median SD/IQR
Kecukupan Gizi
(AKG)/hari
Makronutrient:
Energi(kkal) 2.550 669,2 2.228,1 1.505,41 342,21
Protein (g) 76 10,6 75,60 46,11 11,81
Mikronutrient:
Kalsium(mg) 1.300 24,8 567,1 261,01 128,11
AsamFolat(mcg) 600 61,4 497,3 310,31 105,11
Vitamin B6 (mg) 1,7 0,3 1,6 0,91 0,21
Vitamin B12 (mcg) 2,6 0,1 14,8 2,22 14,72
Vitamin C (mg) 85 1,9 193,6 46,22 191,62
Zatbesi(mg) 36 5,1 71,2 59,12 66,02
1 2
mean dan SD median dan IQR
Dari semua kebutuhan komponen zat gizi makronutrient pada ibu hamil
gizi makronutrient dan mikronutrient mempunyai nilai AKG berkisar
untuk setiap responden mempunyai 2.250kkal/hari. Terlihat nilai terendah
karakteristik berbeda-beda berdasarkan 669,2 dan tertinggi 2.228,1 dengan nilai
dengan usia dan trimester dan telah rata-rata konsumsi per hari sebanyak
dijabarkan dalam diatas. Berdasarkan 1.505,4. Sedangkan komponen zat gizi
tabel diatas dapat diketahui bahwa zat protein ibu hamil menunjukkan nilai
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Konsumsi Zat Gizi Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kota
Bandung Tahun 2017 (N=68)
Kriteria Konsumsi
Jenis Zat Gizi Baik Sedang Kurang Defisit
f % f % f % f %
Makronutrient
Energi(kkal) 0 0 2 2,9 15 22,1 51 75,0
Protein(g) 1 1,5 3 4,4 9 13,2 55 80,9
Mikronutrient:
AsamFolat(mcg) 0 0 1 1,5 5 5,9 63 92,6
Vitamin C(mg) 11 16,2 3 4,4 4 5,9 50 73,5
Vitamin B12(mcg) 33 48,5 2 2,9 2 2,9 31 45,6
Vitamin B6(mg) 1 1,5 3 4,4 8 11,8 56 82,4
Kalsium(mg) 0 0 0 0 0 0 68 100
ZatBesi(mg) 52 76,5 0 0 1 1,5 15 22,1
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui yang defisit. Hampir setengah dari
bahwa konsumsi energi sebagian besar responden yaitu 33 orang (48,5%)
dari responden yaitu 51 orang (75%) mengalami tingkat konsumsi vitamin
mengalami tingkat konsumsi energi B12 yang baik. Hampir seluruh dari
yang defisit. Hampir seluruh dari responden yaitu 56 orang (82,4%)
responden yaitu 55 orang (80,9%) mengalami tingkat konsumsi vitamin B6
mengalami tingkat konsumsi protein yang defisit. Seluruh dari responden
yang defisit. Hampir seluruh dari yaitu 68 orang (100%) mengalami
responden yaitu 63 orang (92,6%) tingkat konsumsi kalsium yang defisit
mengalami tingkat konsumsi asam folat dan hampir seluruh dari responden yaitu
yang defisit. Sebagian besar dari 52 orang (76,5%) mengalami tingkat
responden yaitu 50 orang (73,5%) konsumsi zat besi yang baik.
mengalami tingkat konsumsi vitamin C
sebesar 75 mcg sehari pada wanita tidak bagus adalah susu nonfat (Almatsier,
hamil. Vitamin C berperan sebagai 2011).
mediator yang membantu penyerapan Kebutuhan gizi selama kehamilan
zat besi di dalam tubuh (Klossner, 2006; menjadi hal sangat penting untuk
Lowdermilk, 2013; Orshan, 2008). diperhatikan, begitupun dengan
Maka ketika responden tidak mampu kebutuhan zat besi yang merupakan
memenuhi kebutuhan akan vitamin C unsur utama pembentukan hemoglobin.
akan mempengaruhi penyerapan zat besi Berdasarkan hasil penelitian,
di dalam tubuh, yang akan menyebabkan menunjukan bahwa hampir seluruh dari
ketidak optimalan yang akhirnya akan responden yaitu 52 orang mengalami
berpengaruh terhadap pembentukan tingkat konsumsi zat besi baik rata –
kadar hemoglobin. rata jumlah asupan zat besi ibu hamil
Pada asupan vitamin B12 menunjukan sebanyak 48,58 mg sehari. Jumlah
sebagian besar dari responden tersebut sudah mencukupi bila
mengalami tingkat konsumsi vitamin diandingkan dengan angka kecukupan
B12 baik sebanyak 3,356 mcg sehari. zat besi menurut Permenkes RI No.75
Jumlah tersebut lebih dari angka Tahun 2013, yaitu sebesar 26 mg sehari
kecukupan menurut Permenkes RI pada wanita tidak hamil. Untuk ibu
No.75 Tahun 2013, yaitu sebesar 2,4 hamil asupan zat besi bertambah sebesar
mcg sehari pada wanita tidak hamil. 200 mg sehari pada trimester I tidak ada
Untuk ibu hamil asupan vitamin B12 penambahan, dan pada trimester II
bertambah sebesar 0,2 mcg sehari pada bertambah 9 mg sedangkan trimester III
masa kehamilan, sedangkan asupan penambahan hingga 13 mg. Kurangnya
vitamin B6 menunjukan kategori deficit. zat besi di dalam tubuh menjadi
Salah satu fungsi dari vitamin B6 adalah penyebab timbulnya anemia, pemenuhan
untuk pembentukan sel darah merah, zat besi pada responden dikatagorikan
maka ketika responden tidak mampu pada rentang baik. Hal ini di dukung
memenuhi kebutuhan vitamin B6 dengan adanya program program
pembentukan sel darah merah terhambat pemerintah dengan pemberian 90 tablet
dan akan mempengaruhi kadar pada trimester satu dan 30 tablet pada
hemoglobin di dalam tubuh. trimester tiga (Kemenkes,2015)
Begitu pula dengan angka asupan Zat besi ini sendiri bersumber dari
kalsium pada seluruh responden nabati merupakan jenis zat besi non
menunjukan kategori deficit dimana rata heme, dimana jenis zat besi non heme
– rata jumlah asupan energi ibu hamil ini membentuk vitamin C untuk
sebanyak 261.02 mg sehari. Sedangkan penyerapan di dalam tubuh, sehingga
menurut Permenkes RI No.75 Tahun apabila kualitas sumber vitamin C-nya
2013, kebutuhan kalsium bagi wanita kurang baik, maka penyerapan zat
tidak hamil sebesar 1.000-1.200mg besinya pun tidak optimal. Selain dari
sehari dan selama kehamilan harus vitamin C yang membantu proses
ditingkatkan sebesar 200 mg. Jika penyerapan, adapula yang menghambat
asupan kalsium di dalam darah kurang, proses penyerapan zat besi seperti air teh
maka tubuh berkompensasi mengambil dan kopi, di mana air teh dan kopi
cadangan kalsium dari tulang dan akan memiliki zat polifenol (Gibney, 2009).
meningkatkan resiko osteoporosis Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi
(Orshan, 2008). tambahan tablet zat besi maka akan
Sumber utama kalsium adalah susu, ikan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Ini
yang dimakan bersama tulang, kacang- sejalan dengan apa yang dikemukakan
kacangan, dan hasil olahan kacang- dalam Iron Deficiency Anaemia In
kacangan seperti tahu, tempe, dan sayur- Pregnancy : Information For Patients
sayuran hijau. Tetapi makanan ini dari Oxford University Hospital bahwa
mengandung banyak serat, fitrat, dan ibu hamil di Inggris yang tidak
oksalat, yang mengahambat penyerapan mengkonsumsi tablet zat besi
kalsium. Sumber kalsium yang paling
mengalami kejadian anemia yang tinggi tahap perawatan dengan urutan yang
(Colman, 2017). terstruktur, bila ada kesalahan dalam
Model Waterfall satu tahap maka perlu kembali ke tahap
Model ini digunakan untuk merancang sebelumnya untuk mengecek kapan
aplikasi dari mulai tahap analisis sampai permasalahan muncul.