Anda di halaman 1dari 7

1.

Sampel

Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian objek atau wakil populasi yang

diteliti. Sampel yang dipilih dalam penelitian haruslah menggambarkan keseluruhan

karakteristik dari suatu populasi, tergambar dalam sampel. Sugiyono (2011:118)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas yang merupakan wakil dari populasi pada

semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.

Langkah-langkah untuk menentukan kelas sampel adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan nilai pretest seluruh peserta didik kelas VIII di SMPN 1 Gunung

Talang (Penjelasan lebih lanjut pada Lampiran I).

b. Melakukan uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.

Adapun langkah-langkahnya menurut (Sudjana, 2005) adalah sebagai berikut.

1) Menyusun skor nilai peserta didik dari yang rendah sampai yang tinggi.

a) Kelas VIII.1 adalah X 1=45, X 2=46, X 3=46, . . .,X 28= 87.

b) Kelas VIII.2 adalah X 1=46, X 2=46, X 3=47, . . ., X 28= 86.

c) Kelas VIII.3 adalah X 1=44, X 2=45, X 3=48, . . ., X 28= 85.

d) Kelas VIII.4 adalah X 1=45, X 2=45, X 3=55, . . ., X 28= 85.

e) Kelas VIII.5 adalah X 1=45, X 2=48, X 3=50, . . ., X 28= 83.

f) Kelas VIII.6 adalah X 1=44,X 2=45, X 3=50, . . ., X 28= 80.

2) Mencari skor baku dan skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

x i− x́
Zi =
S

Keterangan:
S = Simpangan baku

x́ = Skor rata-rata

x i = Skor yang diperoleh siswa ke-i

Untuk X 1 =50, pada kelas VIII.1, maka

xi −x́ 45−66,82 ¿− 12,25


z i= =¿ ¿−1,62
S 13,44 13,44

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang

F ( Z i )=P(Z ≤ Zi ). Maka diperoleh

F ( Z 1 )=F (−1,62 ) =0,0526

4) Menghitung harga S ( Z i ) yaitu proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama

dengan Zi dengan rumus:

banyak Z 1 , Z2 , … , Z n yang ≤ Z i
S (Zi )=
n

Berdasarkan perhitungan diperoleh:

1
S (Z1)= =0,3571
28

5) Menghitung selisih F ( Z i )−S ( Z i) , kemudian tentukan harga mutlaknya.

Maka diperoleh │F(Zi)-S(Zi)│=|0,0526−0,3571|=−0,3045

6) Ambil harga mutlak terbesar dari harga mutlak selisih tersebut, misalkan harga

mutlak tersebut sama dengan L0. Adapun Hipotesis uji normalitas adalah

sebagai berikut:

H 0: Populasi berdistribusi normal

H 1: Populasi tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Jika L0 < Ltabel maka H 0 diterima. Artinya, populasi berdistribusi normal.


2. Jika L0 > Ltabel maka H 0 ditolak. Artinya, populasi tidak berdistribusi

normal.

Adapun hasil analisis uji normalitas populasi disajikan dalam Tabel 3.3

berikut (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran II).

Tabel 3.3
Hasil Analisis Uji Normalitas Populasi dengan Uji Liliefors
No Kelas L0 Ltabel Kesimpulan Ket.
.
1. VIII.1 0,1087 0,1674 L0 < Ltabel Data Normal
2. VIII.2 0,0731 0,1674 L0 < Ltabel Data Normal
3. VIII.3 0,1452 0,1674 L0 < Ltabel Data Normal
4. VIII.4 0,1172 0,1674 L0 < Ltabel Data Normal
5. VIII.5 0,0993 0,1674 L0 < Ltabel Data Normal
6. VIII.6 0,1008 0,1674 L0 < Ltabel Data Normal

Uji normalitas populasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan

Statistical Product and Service Solution (SPSS) (Penjelasan lebih lanjut dapat

dilihat padal lampiran II).

c. Uji homogenitas variansi

Uji homogenitas variansi populasi dengan tujuan untuk melihat apakah

populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk menguji

homogenitas variansi digunakan uji Bartlett. Adapun langkah-langkah untuk

menguji homogenitas variansi ini digunakan langkah-langkah seperti yang di

kemukakan (Sudjana, 2005) sebagai berikut:

1) Menghitung variansi gabungan dari semua populasi dengan rumus:

∑ (ni −1)s 2i
S2 = ∑ (ni −1)
22432,2993
¿ =138,47
162

2) Menghitung harga satuan Bartlett

B=(log s 2) Σ (ni−1)
¿¿

¿ 386,923

3) Menghitung harga chi-kuadrat, dengan rumus:

X 2 =( ln 10 ) {B−Ʃ ( n1−1 ) log si 2 } dengan Ln 10 = 2,303

¿¿

¿ ( 2,303 ) { 2,6446 }

¿ 6,0905

4) Gunakan tabel  untuk α = 0,05 dengan taraf nyata 95% = 0,95

¿ ( 1−0.05,6−1 )

¿ ( 0.95,5 )

¿ 11,070

Kemudian harga X 2hitung dibandingkan dengan X 2tabel , berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh:

X 2hitung=¿ 6,0905

X 2tabel =11,070

Adapun hipotesis uji homogenitas variansi adalah sebagai berikut:

H 0: Populasi mempunyai variansi yang homogen.

H 1: Populasi mempunyai variansi yang tidak homogen.

Kriteria pengujian hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut:


1. Jika X 2hitung <X 2tabel maka H 0 diterima. Dengan populasi mempunyai variansi

yang homogen.

2. Jika X 2hitung >X 2tabel maka H 0 ditolak. Dengan populasi mempunyai variansi

yang tidak homogen.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi

mempunyai variansi yang homogen, karena X 2hitung <X²tabel. Kriteria

2
pengujian: terima H 0 jika x 2hitung < ¿ x (1−α ,k−1) dengan α =0,05. Dari perhitungan di

2
atas di peroleh x 2hitung < ¿ x (1−α ,k−1) (6,0905< 11,070) maka H 0 diterima, sehingga

dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai variansi yang homogen pada taraf

95% (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran III).

Selain dengan menggunakan Uji Bartlett pengujian homogenitas dapat

dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS.

Tabel 3.4
Test of Homogeneity of Variances

HASIL PRETEST MATEMATIKA KELAS VIIII

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.964 5 162 .442

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas (signifikan)

adalah 0,442 > 0,05. Artinya, populasi mempunyai variansi yang homogen.

d. Uji Kesamaan Rata-Rata

Melakukan Uji Kesamaan Rata-rata uji kesamaan rata-rata dilakukan

untuk mengetahui apakah populasi memiliki kesamaan rata-rata atau tidak. Uji ini

akan dilakukan dengan uji variansi satu arah. Uji ini dilakukan dengan langkah-

langkah yang dikemukakan (Sudjana, 2005)sebagai berikut:

1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:


2
(∑ x )
JK(R) = n ∑
111272
¿ =736965,05
168
2) Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
2
(∑ x i )
−JK ( R )
JK(A) = ni

¿ 737158,52−736965,05 ¿ 193,47

3) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:

JK (T )=∑ X 2

= 760417
4) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:

JK(D) = JK(T) – JK(R) – JK(A)

¿ 760417−736965,05−193,52
¿ 23258,43
5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:

JK ( A )
RJK(A) = k−1
193,52
¿ =38,704
5

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:


JK ( D ) 23258,43
RJK ( D )= = =143,57
( n−k ) 162

7) Pengujian signifikan dari kelompok dengan rumus:

RJK ( A ) 38,704
F= = =0,2696
RJK ( D ) 143,57

8) Menghitung F tabel

F tabel=F ( 1−α ), (k−1) , ∑ (n ¿¿i−k )¿

¿ F (1−0,05) (6−1 ) , ( 162 )


¿ F (0,95) (5 ) , ( 162 )

¿ 2,21

Dari perhitungan di peroleh F hitung < F tabel (0,2696< 2,21), maka dapat

disimpulkan bahwa kesembilan sampel mempunyai rata-rata yang tidak jauh

berbeda (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran IV).

Uji kesamaan rata-rata populasi juga dapat dilakukan dengan

menggunakan SPSS. Hasil tersebut disajikan dalam tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.5
ANOVA
HASIL PRETEST MATEMATIKA KELAS VIIII

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 194.101 5 38.820 .277 .925

Within Groups 22727.893 162 140.296

Total 22921.994 167

Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa nilai probabilitas 0,925 lebih

besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kesembilan sampel mempunyai

rata–rata yang sama.

e. Menentukan sampel

Setelah dilakukan pengujian, ternyata populasi berdistribusi normal,

homogen, dan mempunyai rata-rata yang sama. Selanjutnya, dilakukan

pengambilan sampel dengan pengundian nomor yaitu mengambil dua nomor

secara acak (random sampling). Berdasarkan hasil pengundian, ditetapkan bahwa

kelas yang terambil pertama adalah kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen,

sedangkan yang terambil kedua adalah kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol

Anda mungkin juga menyukai