Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu
para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi. Agar dapat
melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai keterampilan, antara lain sebagai berikut :
a. Memberikan penguatan yang sesuai, baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas
sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru. Dalam hal ini, guru harus selalu ingat
bahwa penguatan memegang peranan penting dalam mendorong siswa untuk belajar.
b. Mengembangkan supervisi proses awal, yang merupakan operasionalisasi dari sikap
tanggap guru terhadap proses kerja siswa pada awal-awal mulainya kegiatan.
Supervisi ini dapat dilakukan guru dengan cara pergi ke setiap kelompok atau
mendekati setiap siswa yang belajar secara perorangan untuk melihat apakah segala
sesuatunya sudah berlangsung lancar dan memadai. Dengan kata lain, guru mencoba
melihat apakah setiap kelompok/setiap siswa sudah mulai bekerja, apakah ada yang
perlu diberi bantuan atau apakah ada sesuatu yang kurang beres. Dengan demikian,
supervisi proses awal menekankan pada kelangsungan kegiatan pada awal mulainya
kegiatan kelompok/perorangan. Awal kegiatan yang mulai dengan baik merupakan
pendorong bagi tumbuhnya semangat dan kepercayaan pada diri siswa bahwa mereka
mampu melakukan kegiatan tersebut.
c. Mengadakan supervisi proses lanjut, yang menekankan pemberian bantuan secara
selektif agar kegiatan dapat berlangsung secara terarah sampai menjelang akhir
kegiatan. Bantuan secara selektif ini diberikan beberapa saat setelah kegiatan
berlangsung. Agar mampu memberikan bantuan secara selektif, guru harus memiliki
keterampilan berinteraksi sebagai berikut:
1) Memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan (tutoring) kepada siswa tertentu,
baik secara perorangan maupun kelompok. Bimbingan tersebut dapat berupa
membantu siswa memahami satu konsep atau membentuk suatu keterampilan
khusus.
2) Melibatkan diri sebagai peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dengan siswa. Ini berarti bahwa guru duduk di kelompok sebagai
anggota kelompok sebagaimana halnya siswa yang lain. Situasi seperti ini, akan
merupakan motivasi bagi siswa hingga mereka mengenal/menyadari potensinya
sendiri.
3) Langsung memimpin diskusi bila perlu, dengan menerapkan keterampilan
membimbing diskusi kelompok.
4) Bertindak sebagai katalisator dengan mengajukan pertanyaan, memberi komentar
atau saran-saran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berpikir/membahas satu masalah.
d. Melakukan supervisi pemaduan, yang memusatkan perhatian pada kesiapan
kelompok/perorangan untuk melakukan kegiatan akhir, seperti kegiatan merangkum
atau memantapkan konsep. Oleh karena itu, dalam melaksanakan supervisi ini, guru
mencoba melihat target/tujuan yang sudah dicapai oleh setiap kelompok/perorangan
sehingga mempunyai gambaran menyeluruh tentang kemajuan kerja setiap
kelompok/perorangan. Supervisi pemanduan dilakukan guru dengan mendatangi
setiap kelompok/perorangan, mencoba menilai kemajuannya, kemudian menyiagakan
mereka untuk mengikuti kegiatan akhir, misal dengan mengatakan: “Waktu tinggal10
menit lagi, setelah itu kita akan segera berkumpul untuk laporan. Setiap kelompok
diharapkan sudah siap dengan laporannya”.
Pemunculan ketiga jenis supervisi yang dilakukan guru akan tampak seperti pada gambar 8.6.
Kegiatan awal
1. Penjelasan tugas
2. Pembagian tugas
3. Supervisi Pemaduan
Kegiatan akhir:
- Laporan + tanya jawab
- Rangkuman
- Pemantapan
Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum biasa bagi banyak
guru di Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan secara efektif, hal-hal
berikut perlu diperhatikan.
1. Guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan
pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan. Sementara itu, guru yang belum
memiliki cukup pengalaman mengajar sebaiknya mulai dengan pengajaran
perorangan, kemudian bertahap ke pengajarankelompok kecil.
2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya
diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.
3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan
pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.
4. Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi
yang dapat berupa rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling belajar.
5. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efektif, guru perlu mengenal siswa
secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang siap pakai
(misalnya modul), belajar sendiri dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri atau
dapat pula bergabung dalam kelompok kecil.