Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL

Sebelum melakukan investasi, ada baiknya jika kita mempelajari bagaimana cara
menganalisa instrumen investasi melalui informasi yang ada. Tujuan kita melakukan
analisis adalah supaya kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap
pertumbuhan dan perkembangan investasi kita di masa yang akan datang.
Hal ini juga berlaku dalam berinvestasi saham, sehingga informasi sangat
penting bagi calon investor yang ingin lebih mengetahui saham-saham yang prospektif
untuk dibeli. Untuk keperluan tersebut maka dibutuhkan suatu pemahaman yang
mendalam mengenai harga saham itu sendiri dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerakannya. Penilaian harga saham suatu perusahaan dalam kaitannya untuk
melakukan investasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
teknikal dan analisis fundamental.

A. ANALISA FUNDAMENTAL

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental


ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan
kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi
kinerja keuangan perusahaan.
Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu :
Analisis Ekonomi
Investasi  dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung maupun
investasi tidak langsung.  Investasi aktiva langsung dapat dilakukan  dengan pembelian 
langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sedangkan investasi tidak langsung
dilakukan dengan membeli saham (surat-surat berharga) dari perusahaan investasi yang
diperdagangkan di pasar modal. Dari ketiga analisis tersebut, secara umum bahwa untuk
menganalisis dan menilai harga saham dapat dilakukan  dengan memperhatikan kondisi
ekonomi atau kondisi pasar yang terdiri dari variabel makro ekonomi maupun kondisi
spesifik perusahaan.
Indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator
yang berupa Informasi-informasi kondisi makro ekonomi diperlukan investor untuk

1
melakukan investasi. Kondisi makro ekonomi secara keseluruhan akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat, pengusaha dan investor. Kondisi makro ekonomi yang
baik akan menciptakan iklim investasi yang baik. Beberapa variabel ekonomi nasional
yang biasanya digunakan adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang biasanya dilihat
dari Produk Domestik Bruto, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar
rupiah, IHSG, index kesejahateraan masyarakat.
Analisis ekonomi perlu dilakukan karena adanya kecenderungan hubungan yang
kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dengan kinerja suatu pasar
modal. Perubahan kinerja pasar modal akan mencerminkan apa yang terjadi pada
perubahan perekonomian makro. Perubahan kinerja pasar modal tidak bisa dipisahkan
dengan perubahan yang terjadi pada prospek yang berbagai perusahaan yang ada di
pasar yang selanjutnya bisa mempengaruhi aliran kas yang bisa diperoleh dari suatu
perusahaan di masa datang. Dengan demikian, jika ingin mengestimasi aliran kas, bunga
atau premi risiko dari suatu sekuritas maka kita harus mempertimbangkan analisis
ekonomi makro.
Kondisi ekonomi seperti ekonomi resesi, naiknya suku bunga, dan turunnya harga
saham memberikan pengaruh pada keputusan-keputusan investasi yang akan diambil
oleh para pemilik modal. Apabila kondisi perekonomian mempengaruhi kondisi pasar,
maka pada gilirannya kondisi pasar akan mempengaruhi para pemilik modal. Apabila
pasar membaik atau memburuk, umumnya saham-saham juga akan berpengaruh dengan
arah yang sama. Selain itu, kondisi pasar juga mempengaruhi kemampuan memperoleh
laba dari perusahaan yang berpengaruh terhadap kondisi perusahaan, kondisi
perekonomian juga mempengaruhi kondisi industri. Proxy yang dapat digunakan dalam
analisis ekonomi ini adalah IHSG dan LQ45.
Untuk menganalisis dan menilai harga saham dapat dilakukan dengan
memperhatikan kondisi ekonomi atau kondisi pasar yang terdiri dari variabel
makroekonomi maupun kondisi spesifik perusahaan. Analisis ekonomi perlu dilakukan
karena adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dengan kinerja suatu pasar modal. Perubahan kinerja pasar
modal akan mencerminkan apa yang terjadi pada perubahan perekonomian makro.
Kondisi makro ekonomi secara keseluruhan akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat, pengusaha dan investor. Kondisi makro ekonomi yang baik akan

2
menciptakan iklim investasi yang baik. Dengan demikian, sebelum melakukan investasi
sebaiknya kita perlu untuk memperhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dimana
indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan
bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri yang berupa Informasi-
informasi kondisi makro ekonomi diperlukan investor untuk melakukan investasi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analilis ekonomi ini diantaranya adalah
memperkirakan kondisi ekonomi dan melihat indikator moneter. Sebagian besar pemilik
modal ingin memperkirakan gejala-gejala perekonomian di masa yang akan datang
untuk memperkirakan gerakan pasar, dan berapa lama perubahan tersebut mungkin akan
terjadi. Selain itu kebijakan moneter juga dianggap memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap perekonomian dan harga saham.untuk itu para pemilik modal juga harus
memiliki pengetahuan yang baik akan variabel-variabel moneter. Akan tetapi, terkadang
sering dijumpai dalam suatu periode tertentu kegiatan ekonominya tidak memiliki pola,
dari kondisi yang buruk, membaik, dan mencapai puncak, setelah itu memburuk,
mencapai kondisi paling buruk, membaik lagi (recovery), dan kembali ke puncak lagi,
demikian seterusnya.
Faktor ekonomi terhadap masing-masing kelompok industri saham mempunyai
pengaruh derajat berbeda-beda. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) kelompok industri
saham terbagi menjadi sembilan sektor, yaitu :
1. pertanian,
2. pertambangan,
3. industri dasar dan kimia,
4. aneka industri,
5. industri barang konsumsi,
6. properti dan real estat,
7. infrastruktur,
8. keuangan,
9. perdagangan, jasa, dan investasi.
Untuk melihat karakteristik kelompok perusahaan yang terkait dengan risiko dan
peluang keuntungan kelompok industri saham maka diperlukan analisis industri. Ada
berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh para investor dalam menghadapi peluang
dari karakteristik kelompok perusahaan tersebut, yaitu :

3
Strategi ofensif terkait dengan pemilihan kelompok saham progresif dengan peluang
keuntungan tinggi namun berderajat risiko tinggi pula. Strategi tersebut tepat dilakukan
terhadap kelompok saham dengan pertumbuhan sektor tinggi. Pada sektor itu di
antaranya saham kelompok subsektor teknologi, investasi, otomotif, dan saham
perusahaan yang sensitif terhadap siklus atau subsektor pertanian.
Strategi konservatif berhubungan dengan kelompok saham proporsional dengan
derajat peluang keuntungan sedang dan risiko moderat. Strategi tersebut tepat dilakukan
terhadap kelompok saham dengan pertumbuhan sektor yang perusahaannya cenderung
menghasilkan pendapatan tetap, misalnya subsektor telekomunikasi dan rokok.
Strategi defensif tepat diterapkan pada kelompok saham degresif dengan derajat
peluang keuntungan dan penerimaan risiko rendah. Tergabung pada sektor itu,
misalnya, subsektor pertambangan dan perdagangan.
Dalam melakukan analisis industri langkah pertama yang dapat dilakukan adalah
dengan mengidentifikasikan tahap kehidupan produknya untuk mengenali apakah
industri tempat perusahaan beroperasi merupakan industri yang masih akan berkembang
cepat, sudah stabil, ataukah sudah menurun. Langkah berikutnya adalah menganalisis
industri dalam kaitannya dengan ondisi perekonomian. Langkah ketiga adalah analisis
kuantitatif terhadap industri tersebut, yang dimaksudkan untuk membantu pemilik
modal menilai prospek industri di masa yang akan datang.
Siklus Kehidupan Industri :
1. Tahap Pertumbuhan
Ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang relatif masih tinggi, meskipun risiko
sudah tidak setinggi pada saat perkenalan.Karena tingginya pertumbuhan penjualan,
laba yang diperoleh mungkin tidak cukup untuk memebiayai ekspansi yang
diperlukan.
2. Tahap Kedewasaan
Pertumbuhan penjualan masih terjadi, tetapi sudah dalam tingkatan yang lebih
rendah daripada tahap pertumbuhan.Umumnya laba yang diperoleh cukup untuk
membiayai pertumbuhan usaha.
3. Tahap Penurunan
Pada tahap ini permintaan akan produk sudah mengalami penurunan, sehingga
pertumbuhan penjaulan menjadi negatif.

4
Fungsi dari analisis kondisi ekonomi, yaitu sebagai berikut :
1. Memperkirakan perubahan di dalam perekonomian atau pasar.
2. Penggunaan indikator moneter untuk memperkirakan kondisi pasar.
3. Kondisi ekonomi dan kondisi pasar.
4. Penggunaan model-model valuasi untuk memperkirakan kondisi pasar.
Tingkat pertumbuhan ekonomi biasanya dapat dilihat dari beberapa variabel ekonomi
nasional antara lain:
a. produk domestik bruto (PDB),
b. tingkat inflasi,
c. tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah.
Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam Analisis Fundamental
diantaranya:
1. Gross Domestic Product
Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/ periode
tertentu. PDB merupakan total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk
negara tersebut baik yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam negeri maupun yang
berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu.
Kaitan dengan analisis sekuritas dan pertumbuhan investasi dapat dijelaskan,
pertama pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Kedua, semakin baik tingkat perekonomian suatu negara,
maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang
lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan
masyarakatnya. Ketiga, dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan
semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat
dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk
surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal.
2. Tingkat inflasi
Inflasi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan kenaikan
harga-harga barang dan jasa dalam suatu periode tertentu. Bagi sebuah negara, keadaan

5
perekonomian yang baik umumnya diwakili dengan tingkat inflasi yang relatif rendah
dan terkendali. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental
ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang
sebenarnya. Nilai PDB dan PNB riil merupakan indikator yang sangat penting bagi
seorang investor dalam membandingkan peluang dan resiko investasinya di
mancanegara.
Seorang Trader akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan
tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan
melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan peningkatan tingkat
suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar dan mengendalikan tingkat
inflasi. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi
adalah untuk mencerminkan tingkat GDP dan GNP ke dalam nilai sebenarnya. Nilai
GDP dan GNP merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang Trader dalam
membandingkan peluang dan resiko investasinya di luar negeri. Beberapa indikator
untuk mengetahui tingkat inflasi:
Producer Price Index (PPI), adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan
harga yang diterima oleh produsen domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam
setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi
terutama dari sektor manufaktur, pertambangan dan pertanian.
Consumer Price Index (CPI), digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan
harga eceran dan sekelompok barang dan jasa tertentu. Kedua indeks tersebut, CPI dan
PPI, digunakan Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.
Bagi sebuah negara, keadaan perekonomian yang baik umumnya diwakili dengan
tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali. Penggunaan tingkat inflasi sebagai
salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan
PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai PDB dan PNB riil merupakan indikator
yang sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan resiko
investasinya di mancanegara.
3. Tingkat suku bunga
Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan
melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga merupakan
ukuran keuntungan investasi yang dapat diperoleh oleh investor dan juga merupakan

6
ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan dana
dari investor. Hubungan antara tingkat bunga dengan pergerakan harga saham adalah
berlawanan. Apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga, maka pergerakan harga saham
akan menurun, sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat suku bunga, maka harga
saham akan naik. Semakin tinggi tingkat bunga perbankan, akan menyebabkan investor
mengalihkan investasinya pada investasi di perbankan, obligasi atau aset-aset keuangan
berpendapatan tetap. Karena investor mengurangi portofolio saham dengan melepas
saham maka supplay saham di bursa saham atau pasar modal meningkat dan selanjutnya
akan menyebabkan penurunan harga saham tersebut.

Analisis Industri
A. Konsep dasar Industri dan klasifikasinya:
Industri terdiri dari kelompok perusahaan yang terlibat dalam memproduksi atau
menangani produk yang sama atau dalam memberikan layanan yang sama. Analisis
industri biasanya dilakukan setelah melakukan analis ekonomi. Dalam analisis
industri seorang investor mencoba untuk memperbandingkan kinerja dari berbagai
industri, untuk dapat mengetahui jenis industri yang memberikan prospek paling
bagus dalam masa yang telah ditentukan. Setelah dilakukan analisis industri akan
didapatkan informasi mengenai kelompok industri yang akan dibentuk dan diyakini
akan memberikan peluang yang paling menjanjikan. Pemahaman kita mengenai
industri atau sekelompok industri seperti industri tekstil, industri bahan makanan,
dan mungkin juga industri jasa seperti perbankan, industri jasa transportasi, industri
jasa konsultansi dan lain sebagainya. Berikut beberapa pengklasifikasian industri di
beberapa negara:
Keterangan Dasar sistem Klasifikasi

SIC(Standard Sebuah klasifikasi Analis menggunakan Kode SIC dibantu secara


Industrial perusahaan kode SIC bisa fokus signifikan dalam membawa
Classification) berdasarkan apa pada kegiatan untuk masalah klasifikasi
yang mereka ekonomi di luar industri dengan
hasilkan negeri, atau sebagai menyediakan secara
menggunakan spesifik, cara yang konsisten untuk
data sensus diinginkan. menggambarkan industri

7
dan perusahaan.
NAICS (North Sebuah sistem Perusahaan NAICS menggunakan enam
American klasifikasi diklasifikasikan ke digit sistem hirarki untuk
Indistry perusahaan yang dalam industri mengklasifikasikan semua
Classification menggunakan berdasarkan terutama kegiatan ekonomi dalam 20
produksi mereka yang terlibat sektor industri yang
berorientasi menyediakan fleksibilitas
kerangka relatif lebih besar untuk
konseptual. kode SIC.

B. Arti penting analisis industri


Adapun peranan analisis industry bagi para investor adalah sebagai alat untuk
membantu investor dalam mengidentifikasikan peluang-peluang investasi, sebelum
mereka menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan di kemudian
hari. Hal ini dikarenakan dalam analisis industri akan memberikan informasi
mengenai karakteristik-karakteristik resiko dan return mengenai berbagai macam
industri.

C. Menganalisa Industri
Industri mempunyai Daur hidup tersendiri yang merupakan tahap evolusi suatu
industri dari perintis ke stabilisasi dan penurunan.

Dalam tahapan ini dapat diestimasi besarnya penjualan suatu industri yang diawali
tahap:

8
 Tahap permulaan, sebagai awal perkembangan industri pertumbuhan
penjualan sangat kecil, dengan tingkat biaya yang sangat besar untuk promosi
dan biaya pengembangan produk yang diyakini mempunyai prospek baik untuk
masa depan.
 Tahap pertumbuhan, setelah dikenalnya produk oleh masyarakat maka
pertumbuhan penjualan akan cepat dengan banyaknya permintaan pada industri
yang bersangkutan. Keuntungan perusahaan akan tinggi. Hal ini diprediksi
karena persaingan untuk produk tersebut belum ketat. Pertumbuhan ekonomi
pada tahap ini cenderung lebih besar.
 Tahap kedewasaan, mulai munculnya persaingan maka penjualan akan
menurun. Dampaknya keuntungan perusahaan akan menuju pada tingkat
keuntungan yang normal. Pertumbuhan industri ekonomi sedikit lebih besar
dari pertumbuhan ekonomi secara umum.
 Tahap stabil, merupakan tahap yang paling panjang dalam daur hidup
industri. Pertumbuhan industri cenderung sama dengan pertumbuhan ekonomi
secara umum di mana industri tersebut berada. Meskipun penjualan terkait
dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-
masing perusahaan secara individual dalam suatu industri akan berbeda-beda
satu dengan yang lain, tergantung kemampuan manajerial dari masing-masing
perusahaan.
 Tahap penurunan, tingkat penjualan dan keuntungan industri semakin
menurun. Pada tahap ini biasanya investor mulai mencari alternatif industri lain
yang lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh di
bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

D. Aspek kualitatif analisis industri


1. Historical Performances
Investor seharusnya mengetahui bagaimana histori penjualan, pertumbuhan laba
dan harga. Meskipun masa lalu tidak dapat menentukan bagiamana kinerja ke
depan suatu industri, namun hal tersebut masih dapat memberikan suatu
informasi yang berguna.

2. Kompetisi atau persaingan

9
Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat banyak
perusahaan yang ukurannya relatif sama bersaing dalam industri tersebut.
Persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap,
serta hambatan untuk keluar dari industri. Tingginya biaya tetap akan
mendorong peningkatan persaingan karena dengan tingginya biaya tetap akan
mengharuskan perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh. Hal itu
akan membuat penawaran di pasar akan semakin meningkat yang kemudian
akan menyebabkan harga barang semakin menurun, sehingga persaingan akan
semakin ketat. Terdapat lima faktor yang menentukan intensitas persaingan
dalam suatu industri tersebut adalah:

a. ancaman adanya pemain baru


b. daya tawar (bargaining power) pembeli
c. persaingan diantara pemain yang ada
d. ancaman adanya barang atau jasa substitusi
e. daya tawar (bargaining power) pemasok.

a. Ancaman pemain baru.


Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang sedikit, investor
juga perlu mengidentifikasi perusahaanperusahaan yang potensial menjadi
pemain baru dalam industri. Besarnya ancaman pemain baru ini akan
dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan masuk dalam suatu industri,
seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah, dan harga barang yang

10
relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi. Jika hambatan masuk suatu
industri relatif tinggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang masuk dalam
industri tersebut akan semakin kecil.
b. Ancaman adanya produk substitusi.
Produk substitusi akan membatasi profit potensial suatu industri karena barang
subtitusi akan memunculkan alternatif bagi produk perusahaan. Dalam kondisi
seperti ini, kemampuan perusahaan untuk menentukan harga produk akan
semakin berkurang, karena dibatasi adanya produk substitusi. Artinya, jika harga
produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk
substitusi yang ditawarkan di pasar.
c. Bargaining power pembeli.
Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa mempengaruhi profitabilitas
industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau meminta
kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan pilihan dari produk yang
diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah
industrinya maka bargaining power konsumen akan rendah. Sebaliknya jika
jumlah industri lebih banyak dari konsumen maka bargaining power konsumen
akan besar.
d. Bargaining power pemasok.
Pemasok dapat mempengaruhi return industri di masa yang datang karena
mereka mempunyai kekuatan untuk menentukan harga dan kualitas dari
produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang besar. Begitu juga
sebaliknya, jika pemasok lebih banyak dari industrinya maka bargaining power
pemasok akan berkurang.
3. Pengaruh pemerintah
Peraturan dan tindakan pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
industri. Investor harus mengetahui pengaruh nya terhadap investasinya lebih
awal agar dapat ditindaklanjuti kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan
terjadi.
4. Perubahan struktur ekonomi

11
E. Penggunaan analisis insustri:
1. Untuk merotasi investasi pada sektor industri.
Seperti misalnya sektor industri A sudah mulai menjadi pilihan investasi
yang sangat diminati, para investor tidak hanya berhenti di satu dan hanya
fokus pada industri tersebut. Para investor harus segera mencari sektor
industri lainnya yang akan dijadikan tempat investasi keduanya, maka ketika
momen sektor industri yang pertama sudah mulai kurang diminati dan turun,
dia bisa segera memindahkan investasinya ke sektor yang lainnya yang lebih
menguntungkan.

2. Untuk mengevaluasi industri di masa yang akan datang.


Proes evaluasi ini untuk mengetahui industri apakah yang nantinya akan
meguntungkan untuk diinvestasikan di masa yang akan datang. Juga
mengenai Industri manakah yang akan mengalami kesulitan di masa yang
akan datang.
3. Untuk dilakukan analisis siklus industri.
Suatu siklus industri diawali dengan muncul lalu tumbuh, berada dimasa
puncak, stabil dan kemudian mengalami penurunan.Dengan melakukan
analisis industri investor dapat menentukan kapan dia harus berinvestasi pada
saat awal, saat tumbuh, atau kapan dia akan menarik investasinya yaitu pada
saat industri mengalami penurunan.
4. Investasi jangka pendek.
Menentukan industri apakah yang memiliki prospek bagus sehingga akan
diinvestasikan untuk tahun yang akan datang.

Analisis Perusahaan

Analisis perusahaan dalam analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui


industri yang paling berprospek dan paling menguntungkan, hal ini dapat dilihat dari
laporan keuangannya. Dengan menggunakan laporan keuangan investor akan dapat
menghitung berapa besar pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan
terhadap jumlah saham perusahaan.
Laporan keuangan terdiri atas:

12
a. Neraca (Balance Sheet)
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
c. Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earning)
d. Laporan Aliran Kas (Statement of Cash Flows)

Neraca (Balance Sheet)


Informasi yang dicari analis dari neraca adalah:
 Sumber-sumber keuangan yang digunakan untuk mencapai aktiva perusahaan:
a) Dana jangka panjang, yang diinvestasikan kreditur, pemegang saham tertentu,
dan pemegang saham biasa.
b) Dana jangka pendek yang disediakan oleh bank, dokumen-dokumen
komersial, kreditur dagang, dan sebagainya.
Berdasarkan informasi di atas, investor dapat menghitung proporsi modal
investasi yang diberikan oleh kreditur, pemegang saham prefen, dan pemegang
saham umum. Pada perhitungan ini nilai pari biasanya digunakan untuk
persediaan umum, seperti total kapitalisasi umum pada pasar (jumlah saham dikali
nilai pasar)
 Kekuatan modal pekerjaan perusahaan yang bersangkutan sebagaimana
ditunjukkan oleh berbagai variasi rasio pekerjaan. Rasio tersebut menandakan
bahwa prakiraan kemampuan perusahaan dicocokkan dengan kepemilikan
terakhir, yang diharapkan dibayar dengan aktiva lancar.
 Aktiva perusahaan yang menandakan sumber-sumber pendapatan perusahaan dan
sikap modal yang diinvestasikan, seperti menyediakan dasar untuk
memperkirakan total aktiva dan bauran aktiva yang mendukung tingkat operasi
yang diharapkan.
 Data untuk sebuah analisis neraca digabungkan dengan analis laporan laba rugi.

Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Analisis saham mencari informasi dari laporan laba rugi untuk menjawab pertanyaan
berikut:
 Apa dasar pendapatan sebenarnya yang bertindak sebagai titik permulaan untuk
menggerakkan proyeksi masa depannya.

13
 Bagaimana perusahaan tersebut bertindak selama periode yang panjang (biasanya
menggunakan data 10 tahun) dan periode terakhir? Faktor apa saja yang
mempengaruhi pendapatan dan biaya/bebannya?
 Apakah perkembangan pendapatan konsisten ataukah perusahaan tersebut sedang
merosot? Apakah pola pendapatan dari tahun ke tahun signifikan? Jika ya apa
yang menyebabkannya?
 Bagaimana perkembangan pendapatan perusahaan dianalisis, dibandingkan
dengan aspek industri di mana perusahaan tersebut berkecimpung? Bagaimana
perusahaan tersebut dibandingkan dengan kompetitornya?
 Apakah perusahaan tersebut terlihat mempunyai kontrol keuangan yang baik?
Bagi investor, informasi laba yang diperoleh perusahaan dapat dijadikan dasar untuk
menilai tingkat profitabilitas perusahaan. Beberapa ukuran yang umumnya
digunakan adalah Return on Equity (ROE) yang menunjukkan seberapa besar nilai
kembalian dari modal sendiri yang ditanamkan di perusahaan, atau Earning per
Share (EPS) untuk menilai seberapa besar earning yang akan diperoleh dari setiap
saham yang dimiliki investor.

Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earning)


Perhitungan laba ditahan adalah laba bersih dikurangi deviden yang
dibagikan.Laba ditahan diinvestasikan kembali dengan harapan peningkatan laba
perusahaan pada tahun mendatang. Semakin besar laba ditahan perusahaan akan
semakin besar aset perusahaan, dan dapat dikatakan perusahaan tersebut “sehat”.
Laporan ini digunakan investor untuk menilai usulan kebijakan manajemen
perusahaan mengenai dividen.

Laporan Aliran Kas (Statement of Cash Flows)


Laporan aliran kas merupakan laporan yang memuat aliran kas masuk (cash inflow)
dan aliran kas keluar (cash outflow) dari tiga sumber aktivitas utama perusahaan,
yaitu
 operasional perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
aliran kas dari operasional harian perusahaan untuk melunasi utang,

14
pembiayaan operasional perusahaan, termasuk didalamnya pembayaran
dividen untuk pemegang saham,
 investasi, merupakan aliran kas masuk dan keluar yang berkaitan dengan
investasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dimasa
datang,
 dan aktivitas finansial merupakan aliran kas masuk yang berasal dari
penerbitan saham baru ataupun penerbitan surat utang oleh perusahaan

Analisis Profitabilitas Perusahaan


Pada tingkat perusahaan, EPS adalah puncak dari beberapa faktor penting yang
terjadi di dalam perusahaan.Variabel akuntansi dapat digunakan untuk menjelaskan
factor ini yang menentukan dengan menganalisis rasio keuangan.Menjelaskan analisis
komponen EPS untuk mencoba untuk menentukan apakah dan mengapa profitabilitas
perusahaan meningkat atau menurun.
 Earning per Share (EPS)
EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang diperoleh
investor atau pemegang saham per saham, Rumus :
EPS = keuntungan bersih/jumlah saham beredar
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan.
Biasanya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kuartal yang sama pada
tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan
perusahaan. Dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan
kenaikan atau penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.
Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena
semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Analisis Return On Equity (ROE)


Return on Equity Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam
pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per
satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut. Rumus ROE adalah
ROE = ROA x Leverage

15
Leverage = Total assets / stockholder’s equity

Analisis Return On Assets (ROA)


Return on asset (ROA): mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA = Net Income Mergin x turnover
Net Income margin = Net Income Sales / Sales
Turnover = Sales / total assets

The P/E Ratio


Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis
saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah rasio harga per lembar saham
saat ini (Current Price) terhadap laba bersih (Earning) perusahaan.Rasio PER
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.Semakin kecil
PER berarti kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin bagus.
Dengan mengetahui PER sebuah perusahaan, maka pihak manajemen dapat
menetapkan pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) berdasarkan informasi
mengenai laba perusahaan dari rasio PER.
Rumus perhitungan PER atau P/E Ratio: 
Harga Per Lembar Saham(Current Price)
Laba Per Lembar Saham( EPS)
Secara Fundamental, PER biasanya digunakan oleh para investor untuk
mengukur tingkat kewajaran harga saham. Dalam kaitannya dengan kebijakan dividen
yang dibuat perusahaan, “PER adalah ukuran tingkat harga pasar per saham terhadap
laba per saham.PER menunjukan jumlah rupiah yang harus dibayar investor untuk
setiap 1 rupiah laba periode berjalan.Maka semakin tinggi PER, semakin banyak
mereka membayar, sehingga semakin besar pula pendapatan yang mereka harapkan”.

The PEG Ratio


Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)
PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS
Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah
dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan

16
EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5%
dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.

ANALISIS RASIO KEUANGAN


a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut Keown (1999:91) merupakan alat untuk membantu
mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio
keuangan memberikan dua cara untuk membuat perbandingan dari data perusahaan
menjadi lebih berarti: (1) dapat meneliti rasio antar waktu unruk meneliti arah
pergerakannya; dan (2) dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan
perusahaan lain.
Menurut Djarwanto (1984:123) rasio dalam laporan keuangan adalah suatu
angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
laporan keuangan. Hubungan antar unsur tersebut dinyatakan dalam betuk
matematis sederhana. Sedangkan Van Horne (2005:201) menyatakan bahwa rasio
keuangan adalah suatu alat yang sering digunakan selama pemeriksaan.
Dapat disimpulkan berdasarkan beberapa pengertian diatas, bahwa rasio
keuangan adalah sebuah analisis penilaian sebuah perusahaan yang tercermin dalam
laporan keuangan untuk mengetahui kekuatan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan untuk melanjutkan kelangsungan operasionalnya.

b. Tujuan Analisis Rasio Kenuangan


Menurut Keown (1999:92) tujuan analisis rasio keuangan adalah untuk
mengetahui seberapa jauh likuiditas perusahaan, untuk mengetahui kemampuan
manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba operasi yang cukup atas aktiva
perusahaan yang ada, untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai
aktivanya, dan untuk mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang
ditanamkan para pemegang saham.
Sedangkan menurut Prastowo (2002:76) tujuan analisis rasio keuangan adalah
untuk menilai efektifitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam
rangka menjalankan aktivitas usahanya.

17
Dengan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
memiliki tujuan untuk menilai kinerja suatu perusahaan sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi para investor dan kreditor untuk menentukan keputusan
dalam berinvestasi dan kredit.
Rasio keuangan dapat dijadikan pihak manajemen perusahaan untuk menilai
apakah kinerja perusahaan sudah sesuai dengan yang telah direncanakan di awal
periode, sehingga bisa dilakukan evaluasi dan dapat pula dijadikan bahan
pertimbangan unruk melakukan langkah-langkah korektif untuk memperbaiki
kinerja perusahaan di masa mendatang.
c. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Hanafi(2004:37) rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada
dasarnya terdiri atas :
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (liquidity ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah :
 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Semakin
tinggi rasio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.Current ratio juga sering
digunakan sebagai ukuran likuiditas suatu perusahaan.
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi
suatu perusahaan dengan current ratioyang tinggi belum tentu menjamin
akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena
proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Utang Lancar
 Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini berfungsi sebagai pelengkap rasio lancar dalam menganalisis
likuiditas. Rasio ini sama dengan rasio lancar, hanya saja rasio ini tidak

18
meliputi persediaan yang diasumsikan bagian aktiva lancar yang paling
tidak likuid-sebagai angka yang dibagi.
( Aktiva Lancar −Persediaan)
Quick Ratio =
Utang Lancar
 Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya
dengan kas atau yang setara dengan kas.
Kas+Sekuritas yang dapat dipasarkan
Cash Ratio=
Utang Lancar
2. Rasio Leverage
Rasio Leverage digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas suatu
perusahaan.Rasio ini menjunukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasi.
Rasio Leverage yang umum dugunakan adalah :
 Rasio Utang (Debt Ratio)
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki.
Total Utang
Debt Ratio =
Total Aktiva
 Rasio Utang terhadap Ekuitas atau DER (Debt to
Equity Ratio)
Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt To
Equity Ratio menunjukkan berapa proporsi modal terhadap hutang yang
dimiliki perusahaan. Artinya semakin besar nilai Debt To Equity Ratio,
semakin besar pula hutang yang dimiliki perusahaan dibandingakan
dengan modal sendiri. Makin kecil angka rasio berarti semakin besar
jumlah aktiva yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dan makin besar
penyangga risiko kreditor.
Total Utang
DER =
Total Ekuitas

19
 Rasio Laba terhadap Beban Bunga atau TIE
(Times Interest Earned)
Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio), mengukur
kemampuan peenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi
(EBIT).
EBIT
TIE =
Beban Bunga
 Rasio Penutupan Beban Tetap (Fixed Charge Coverage)
Rasio ini mirip dengan rasio TIE, namun rasio ini lebih lengkap karena
dalam rasio ini diperhitungkan kewajiban perusahaan seandainya
perusahaan melakukan leasing (sewa beli) aktiva dan memperoleh utang
jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.
Laba Sebelum Pajak +Beban Bunga+ Kewajiban
FCC =
Beban Bungta+ Kewajiban
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
Rasio Aktivitas yang umum digunakan adalah :
 Rasio Perputaran perusediaan (Inventory Turnover)
Rasio perputaran perusahaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan
barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk
menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Cost Of Goods Sold
Inventory Turnover Ratio (at cost) =
Average Inventory
Sales
Inventory Turnover Ratio (at market) =
Inventory
 Periode Penagihan Rata-Rata (Average
Collection Period)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
perusahaan, rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka
waktu lamanya perusahaan harus menunggu pebayaran setelah melakukan
penjualan.

20
Piutang
Periode Penagihan Rata-Rata =
Penjualan per Hari
 Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas
kewajiban lancar.
Penjualan
Rasio Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja Bersih
 Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka
menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjulan bersih yang
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap.
Penjualan
Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap
 Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset
Turnover)
Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan
dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah
penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta
perusahaan.
Penjualan
Rasio Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva
4. Rasio Profitabilitas (Rasio Kemampulabaan)
Rasio Kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas
manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas
pengelolaan perusahaan.
Rasio Kemampulabaan yang umum digunakan adalah :
 Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien.

21
Penjualan−Harga Pokok Penjualan
Margin Laba Kotor =
Penjualan
 Marjin Laba Bersih (Net Profit Marjn)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan
Laba Bersih
Margin Laba Bersih =
Penjualan
 Daya Laba Dasar (Basic Earning Power)
Daya laba mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas
ekonomis perusahaan.
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Daya Laba Dasar =
Total Aktiva
Tinggi rendahnya rentablitas ekonomi tergantung dari :
a. Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba usaha
dan penjualan.
EBIT
Operating Profit Margin =
Penjualan
b. Perputaran Aktiva (Assets Turnover), yaitu kecepatan
berputarnya total aktiva dalam suatu periode tertentu.
Penjualan
Total Asset Turnover =
Assets
 Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets)
Laba Bersih
ROA =
Total Aktiva
 Hasil pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity)
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal
sendiri (net work) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang
saham perusahaan. Rasio ini kerap kali digunakan oleh investor untuk
mengetahui sejauh mana tingkat profitabilitas suatu perusahaan karena
semakin besar nilai Return On Equity mengindikasikan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Laba Bersih
Return On Equity =
Modal Saham

22
5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio Penilaian adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai hasil
kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh
risiko-risiko dan rasio hasil pengembalian.
Rasio penilaian yang umum digunakan adalah :
 Rasio Harga terhadap Laba atau PER (Price to Earning Ratio)
Harga Saham
PER =
Laba per Saham
 Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (Market to Book Ratio)
Rasio ini menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap manajemen
dan organisasi dari perusahaan yangs sedang berjalan.
Harga Pasar
Market to Book Ratio =
Laba Pasar per Saham
 EPS (Earning per Share)
EPS menggambarkan perbandingan antara laba bersih perusahaan setelah
pajak (EAT) dengan jumlah saham yang beredar.
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT )
EPS =
Jumlah Saham yang Beredar

B. ANALISIS TEKNIKAL
Analisis Teknikal (technical analysis) adalah salah satu analisis atau metode
pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, valas, kontrak berjangka
(future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya.
Para analis teknikal melakukan penelitian yang mendasar terhadap pola
pergerakan harga komoditi yang berulang dan dapat diprediksi.Bahkan analisis teknikal
bisa juga diartikan sebagai suatu studi utama mengenai harga, termasuk besarnya
(volume) dan posisi terbuka (open interest).
Jadi pada intinya analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan
harga di masa lampau dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan harga di masa yang
akan datang. Analisis teknikal ini sering juga disebut dengan chartist karena para
analisisnya melakukan studi dengan menggunakan grafik (chart), dimana mereka
berharap dapat menemukan suatu pola pergerakan harga sehingga mereka dapat
mengeksploitasinya untuk mendapatkan keuntungan.

23
Dalam analisis teknikal, memprediksikan pergerakan harga forex sama seperti
memprediksi pergerakan harga komoditi karena para analis hanya melihat faktor grafik
dan volume transaksi saja.

The Dow Theory


Dow Theory atau Teori Dow merupakan teori dasar dari teknikal analis. Teori
Dow pertama kali dipublikasikan oleh Charles H. Dow (1851-1902) di 255 Wall Street
Journal, beliau merupakan seorang wartawan sekaligus editor dari Wall Street Jornal
sekaligus pendiri Dow Jones and Company. Penelitian pertama Dow dilakukan dengan
membagi saham-saham di Wall Street menjadi 2 yaitu Industrial Index dan
Trasportation Index. Dow mengatakan bahwa perkembangan Industri pabrikasi otomatis
akan diikuti pula oleh perkembangan industri transportasi, karena pabrik membutuhkan
transportasi untuk mendistribusikan barang-barang hasil produksi.
Karena berangkat dari asumsi bahwa jika keuntungan di industri transportasi
meningkat maka secara tidak langsung menunjukan juga bahwa produksi dari industri
pabrikasi meningkat dan permintaan dari konsumen meningkat pula yang pada akhirnya
dapat mendorong pada pertumbuhan laba masing-masing perusahaan.Secara global hal
ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.
Setelah Dow meninggal dunia ada beberapa orang yang ikut berperan dalam
mengembangkan Dow Theory berdasarkan tulisan yang di tulis oleh Dow, mereka
antara lain adalah:William P. Hamilton, Robert Rhea and E. George Schaefer.Basic
Tennets of Dow Theory:
1. The market has three movements
2. Trends have three phases
3. The stock market discounts all news
4. Stock market averages must confirm each other
5. Trends are confirmed by volume
6. The trend is assumed to be in effect until it give a definite signal
Poin-poin diatas digunakan sebagai dasar dalam ilmu Teknikal analisis.Aturan-
aturan yang dikemukakan Dow dan kemudian disempurnakan oleh para penerusnya.

PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL

24
Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis
teknikal, yaitu :
1. Market Price Discounts Everything
Yaitu segala kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan gejolak pada bursa valas
secara keseluruhan atau harga mata uang suatu negara seperti faktor ekonomi,
politik fundamental dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi dan lain sebagainya akan
tercermin pada harga pasar.
2. Price Moves in Trend
Yaitu harga valuta asing akan tetap bergerak dalam satu trend. Harga mulai bergerak
ke satu arah, turun atau naik. Trend ini akan berkelanjutan sampai pergerakan harga
melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang
berlawanan.
3. History Repeats It Self
Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar,
maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi pergerakan
harga di masa yang akan datang. Pola historis ini dapat terlihat dari waktu ke waktu
di grafik.Pola-pola ini mempunyai makna yang dapat diinterprestasikan untuk
memprediksi pergerakan harga.

Beberapa Indikator yang digunakan dalam Analisa Teknikal


 Support & Resistance
Adalah tingkat ketahanan harga yang bergerak antara bullish (uptrend) dan bearish
(downtrend).Bullish mendorong harga-harga naik, dan bearish
menurunkannya.Penunjuk harga pada dasarnya bergerak menunjukkan sampai
seberapa jauh harga bergerak naik atau turun.
 Support and Resistance Levels
Support adalah tingkat tahanan harga dibawah harga pasar saat itu, dimana buying
interest seharusnya bisa menguasai tekanan penjualan dan mempertahankan harga
agar tidak jatuh.

25
Resistance adalah tingkat tahanan harga diatas harga pasar saat itu, dimana tekanan
penjualan seharusnya cukup kuat untuk menguasai tekanan pembelian dan
mempertahankan agar tdak terlalu tinggi.
Ketika investor mengharapkan perubahan, seringkali mereka lakukan dengan tiba-
tiba. Catatan: breakout diatas level resistance disertai dengan peningkatan yang
signifikan di volume tersebut.
Perkembangan level support dan resistance kemungkinan merupakan kejadian yang
paling nyata dan terukur di chart harga. Penetrasi level support/resistance bisa dipicu
oleh perubahan fundamental diatas atau dibawah ekspektasi investor (contohnya:
perubahan pendapatan, manajemen, kompetisi dll.) atau oleh self-fullfilling
prophecy (investor melakukan pembelian saat harga naik). Penyebabnya tidak
sesignifikan seperti efek new expectations yang menuntun pada level harga baru
 Supply and demand
Garis supply menunjukkan quantity (seperti: jumlah saham) dimana penjual akan
melakukan aksi pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity penjual juga
meningkat saat itu sehingga banyak investor ingin menjual pada harga tertinggi
tersebut. Garis demand menunjukkan jumlah saham dimana pembeli ingin membeli
pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity pembeli menurun saat itu
sehingga sedikit investor yang mau membeli pada harga yang tinggi
Pada harga yang diberikan, chart supply/demand menunjukkan berapa banyak
pembeli dan penjual. Di pasar terbuka, garis ini secara berkala berubah-
ubah.Ekspektasi investor dapat berubah dan juga harga yang ditunjukkan antara
pembeli dan penjual masuk akal. Breakout diatas level resistance merupakan bukti
upward shift pada garis permintaan dimana lebih banyak pembeli ingin membeli
pada harga tinggi. Sama dengan kegagalan support level menunjukkan bahwa garis
supply telah berubah downward
Fondasi dari perangkat technical analis berdasarkan konsep supply/demand. Chart
harga-harga untuk instrument financial memberikan kita penglihatan yang lebih
terhadap kegiatan ini.
 Traders’ remorse
Mengikuti penetrasi level support/resistance, sangat umum bagi trader untuk
mempertanyakan level harga terbaru. Contohnya, setelah breakout diatas resistance

26
level, pembeli dan penjual bisa mempertanyakan validitas harga baru dan
memutuskan menjual. Hal ini menciptakan fenomena yang disebut “traders
remorse” dimana harga-harga kembali ke level support/resistance mengikuti
breakout harga.
Price action karena periode remorse adalah krusial.1 dari 2 hal bisa terjadi. Apakah
itu consensus dari ekspektasi dimana harga baru tidak bisa dijamin , dalam hal ini
harga-harga akan bergerak mundur ke level sebelumnya; atau investor akan
menerima harga baru, dalam hal ini harga-harga akan terus bergerak searah
penetrasi. Jika mengikuti trader’s remorse, consensus ekspektasi terhadap harga
terbaru yang lebih tinggi tidak dijamin, “bull trap” (atau false breakout) klasik
tercipta.
Sentiment yang sama menciptakan bear trap. Harga-harga jatuh dibawah level
support sangat lama agar downtrend berkurang (atau sell short) dan kemudian
bounce back diatas level support meninggalkan downtrend.
Cara yang paling baik untuk quantify ekspektasi mengikuti breakout adalah dengan
mengasosiasikan volume dengan breakout harga. Jika harga-harga menembus level
support/resistance dengan peningkatan yang besar pada volume dan periode trader’
remors relative low volume, hal ini menunjukkan ekspektasi baru akan terjadi
(minoritas investor akan salah bertindak).
Sebaliknya, jika breakout pada volume moderat dan periode “remorseful” sedang
dalam level peningkatan, hal ini menunjukkan sedikit sekali ekspektasi investor
berubah dan kembali ke ekspektasi aslinya.Resistance menjadi support. Ketika level
resistance berhasil ditembus, levelnya berubah menjadi level support.
 Resistance becomes support
Satu dari dua hal yang akan terjadi ketika harga instrument financial mendekati level
support/resistance. Di satu sisi, hal tersebut dapat bereaksi sebagai reversal point.
Dengan kata lain, ketika harga saham jatuh ke level support, harga akan naik
kembali. Sementara di sisi lain level support/resistance akan bergerak balik saat
penetrasi.
Contohnya, ketika harga pasar jatuh dibawah level support, level support
sebelumnya akan menjadi level resistance sementara pasar kemudian kembali ke
level sebelumnya

27
Strategi teknikalis
Analisa teknikal dapat diterapkan untuk keseluruhan pasar/industri tertentu atau
saham individu. Para teknikalis berusaha untuk mengalahkan pasar dan mendapatkan
keuntungan abnormal dengan menggunakan indikator teknikal. Untuk itu ada dua
strategi yang biasa digunakan para teknikalis yaitu mengikuti pasar (follow the smart
money view) dan berlawanan dengan pasar (contrarian view).
Strategi mengikuti pasar mengasumsikan investor yang ada di pasar modal
pintar dan memahami apa yang mereka lakukan sehingga cukup bijak jika teknikalis
berperilaku ikut-ikutan (herding atau jump the bandwagon) selagi masih ada waktu.
Strategi ini bisa dibandingkan dengan hukum Newton dalam fisika tentang kelembaman
yang mengatakan bahwa benda yang sedang bergerak cenderung untuk tetap bergerak.
Penganut strategi ini akan membeli saham pada saat harga sedang bergerak naik dengan
harapan momentum naik ini akan berlanjut di masa depan. Mereka akan berbalik arah
dan menjual saham bila sentimen pergerakan naik telah melemah atau selesai. Mereka
berusaha menerapkan strategi buy high and sell higher. Jangan takut untuk membeli
saham pada harga tinggi saat pasar bullish, jika kita dapat menjualnya lagi pada harga
yang lebih tinggi.
Strategi kontrarian, sebaliknya, berpendapat mayoritas investor saham salah dan
kita dapat memanfaatkan kesalahan ini dengan cara mengambil posisi melawan pasar
(kontra).
etika investor menunjukkan keserakahannya dalam membeli saham saat bullish,
pengikut kontrarian justru menunggu dan mencari saat yang tepat untuk menjual saham.
Kontrarian berusaha untuk menerapkan prinsip utama dalam berinvestasi yaitu buy low
sell high.
Saat pasar bearish dan harga saham sudah turun banyak karena investor panik,
investor kontrarian justru melakukan aksi beli. Kontrarian percaya pada teori pantulan
dan teori Newton yang lain yaitu gravitasi. Bahwa bola kenyal yang dibanting ke bawah
akan memantul ke atas dan what goes up must come down.
Tip dari saya, tentunya akan lebih mantap jika Anda memahami analisa fundamental
dan teknikal dengan baik sebelum berinvestasi saham langsung

28
MOVING AVERAGES
Moving averages adalah salah satu alat yang paling populer dan mudah digunakan
untuk para analis teknikal. Alat ini berfungsi untuk memuluskan satu serial data dan
memudahkan kita untuk memetakan tren, sesuatu yang khususnya akan sangat
membantu dalam pasar yang volatil. Dua jenis moving averages yang paling populer
adalah Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA).

29

Anda mungkin juga menyukai