Kelompok 10 Psikologi Kebidanan
Kelompok 10 Psikologi Kebidanan
OLEH
NUR SALIMAH
OCFA ANDARITA
RAJUL AULIA
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................2
C. Rumusan masalah........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terpreokupasi ketakutan mengalami suatu penyakit serius yang menetap terlepas dari
hipokondria akan disibukkan dengan rasa takut yang luar biasa, dimana dirinya
merasa memiliki penyakit serius yang mendasarinya. Padahal tidak ada dasar organik
yang bertanggung jawab sepenuhnya atas keluhan mereka yang membenarkan bahwa
mereka memiliki penyakit serius. Namun ketakutan memiliki penyakit serius tersebut
akan bertahan di pikiran mereka, meskipun tidak ada kepastian medis yang
lakukan sehari-hari. Penderita hipokondria juga, tidak secara sadar berpura-pura akan
melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa nyeri dan sakit. Tidak
hipokondria sangat peduli, bahkan benar-benar terlalu peduli, pada simptom dan hal-
4
hal yang mungkin mewakili apa yang ia takutkan. Meski prevalensi hipokondria
masih belum diketahui, gangguan ini tampak sama umumnya diantara pria maupun
wanita.
1. Tujuan
b. Paranoid
c. Psychogenaminore
2. Manfaat
Sebagai bahan materi untuk menambah atau mereview kembali wawasan ilmu
tentang kebutuhan dasar ibu hamil,juga sebagai tambahan untuk pemenuhan tugas
bagi mahasiswa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
diantara usia 20 dan 30 tahun dan tampak mempengaruhi kedua jenis kelamin secara
kegelisahan.
fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung yang tidak teratur,
berkeringat, batuk yang kadang terjadi, nyeri, sakit perut, di mana hal tersebut dapat
abdomen yang dimiliki pasien dengan gangguan ini. Hipokondriasis disebabkan dari
interpretasi pasien yang tidak realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau sensasi
fisik yang menyebabkan preokupasi dan ketakutan bahwa mereka menderita penyakit
yang serius kendatipun tidak ditemukan penyebab medis yang diketehui. Preokupasi
6
pasien yang menyebabkan penderitaan yang bermakna bagi pasien dan mengganggu
kemampuan mereka untuk berfungsi didalam peranan personal, social dan pekerjaan.
(Kaplan, 1997).
gejala mencerminkan gejala-gejala tubuh. Data tubuh yang cukup menyatakan bahwa
memiliki ambang dan toleransi yang lebih rendah terhadap gangguan fisik. Sebagai
contohnya apa yang dirasakan oleh orang normal sebagai tekanan abdominal, orang
dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut karena skema kognitif yang keliru.
tampaknya berat dan tidak dapat dipecahkan. Peranan sakit memberikan jalan keluar,
kecemasan dan menunda tantangan yang tidak disukai dan dimaafkan dari kewajiban
Teori ketiga adalah bahwa gangguan ini adalah bentuk varian dari gangguan
7
persen pasien dengan hipokondriasis mungkin memiliki gangguan depresif atau
yang menyatakan bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap orang lain
mengekspresikannya pada saat ini dengan meminta pertolongan dan perhatian dari
orang lain dan selanjutnya menolaknya karena tidak efektif. Hipokondriakal juga
dipandang sebagai pertahanan terhadap rasa bersalah yang melekat, suatu ekspresi
harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Penderitaan nyeri dan somatik selanjutnya menjadi alat untuk menebus kesalahan dan
membatalkan dan dapat dialami sebagai hukuman yang diterimanya atas kesalahan di
masa lalu dan perasaan bahwa seseorang adalah jahaat dan memalukan.
6 persen pada populasi klinik medis umum. Laki-laki dan wanita sama-sama terkena
oleh hipokondriasis. Walaupun onset gejala dapat terjadi pada setiap manusia, onset
paling sering antara usia 20 dan 30 tahun. Beberapa bukti menyatakan bahwa
8
diagnostik adalah lebih sering diantara kelompok kulit hitam dibandingkan kulit
putih.
pasien terpreokupasi dengan keyakinan palsu bahwa ia menderita penyakit yang berat
dan keyakinan palsu tersebut didasarkan pada misintepretasi tanda atau sensasi fisik.
bulan, kendatipun tidak adanya temuan patologis pada pemeriksaan medis dan
dalam intensitas waham (lebih tepat didiagnosis sebagai gangguan delusional) dan
tidak terbatas pada ketegangan tentang penampilan ( lebih tepat didiagnosis sebagai
didalam bidang penting hidupnya. Klinisi dapat menentukan adanya tilikan secara
yang belum dapat dideteksi dan mereka tidak dapat diyakinkan akan kebalikannya.
satu penyakit tertentu atau dengan jalannya waktu, mereka mungkin mengubah
keyakinannya tentang penyakit tertentu. Keyakinan tersebut menetap walau hasil lab
adalah negatif.
9
5. Diagnosis Banding Gangguan Hipokondrik
gangguan yang tampak dengan gejala yang tidak mudah didiagnosis. Penyakit –
penyakit degeneratif pada system syaraf, lupus eritematosus sistemik, dan gangguan
gangguan somatisasi tentang banyak gejala. Perbedaan yang tidak jelas adalah bahwa
onset sebelum usia 30 tahun sedangkan hipokondriasis memiliki usia onset yang
kurang spesifik. Pasien dengan gangguan somatisasi lebih sering adalah wanita
konversi adalah akut dan biasanya sementara, melibatkan satu gejala, bukan suatu
penyakit tertentu. Adanya atau tidak la belle indifferences adalah ciri yang tidak dapat
dipercaya yang membedakan kedua kondisi tersebut. Gangguan nyeri adalah kronis,
seperti juga hipokondriasis, tetapi gejalanya adalah terbatas pada keluhan nyeri.
Pasien dengan gangguan dismorfik tubuh berharap dapat tampil normal tetapi percaya
bahwa orang lain memperhatikan bahwa mereka tidak noemal, sedangkan pasien
10
Gejala hipokondriakal dapat terjadi pada gangguan depresi dan gangguan
maupun gangguan mental berat lainnya, seperti gangguan depresif berat atau
pada skizpfrenia dan gangguan psikotik lainnya tetapi dapat dibedakan dari
hipokondriasis dengna adanya gejala psikotik lain. Disamping itu waham somatic
B. Pengertian Paranoid
suatu kondisi karakteristik dimana individu tidak dapat mempercayai dan curiga
terhadap orang lain secara berlebihan. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila
Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut sebagai bentuk gangguan kepribadian bila
depresi berat) dengan gejala psikotik, atau gangguan psikotik lainnya (faktor
berlebihan ketika berinteraksi dengan orang lain sehingga individu PPD merasa takut
untuk dekat dengan siapa pun, mencurigai orang asing meskipun orang itu tidak tepat
untuk dicurigai.
11
Individu PPD mempunyai teman yang sedikit, sulit mempercayai orang lain
membuat individu ini tidak dapat diajak kerjasama dalam sebuah tim. Namun
Hampir setiap saat individu PPD kesulitan untuk bersikap tenang untuk tidak
mencurigai orang lain, kadang mereka sengaja mencari-cari orang untuk menjadi
tersangka dan patut untuk dicurigai. Rasa takut yang muncul justru membuat individu
tersebut tidak dapat berbuat apa-apa (gugup) ketika orang yang dicurigainya berada
1. Ciri-ciri
tidak mendasar
12
g) Menjaga jarak hubungan emosional dengan orang lain, tidak ingin
akrab.
h) Waspada berlebihan
j) Fanatik
2. Tanda - tanda
a) Kecurigaan yang berulang tanpa dasar atau bukti yang kuat, terhadap orang
lain bahwa orang itu akan mengeksploitasi, bersikap jahat atau menipu
dirinya.
b) Sulit mempercayai orang lain dan tidak dapat bersikap loyal terhadap orang
c) Enggan berbagi pelbagai informasi kepada orang lain disebabkan rasa takut
yang tidak beralasan bahwa sewaktu-waktu orang lain akan bersikap jahat
kepadanya
merendahkan dirinya
13
e) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, meskipun pada masalah-
masalah kecil. Sulit untuk memaafkan orang lain yang pernah menganggu,
akan segera bereaksi dengan amarah atau menyerang balik orang itu (dengan
kekerasaan fisik)
pasangannya.
3. Penyebab
masa kanak-kanak yang tumbuh dari keluarga yang mendidik anak-anaknya dengan
4. Treatment
a) Medikasi
Sama halnya dengan gangguan kepribadian lainnya, tidak ada obat medis
14
diberikan bila individu mengalami kecemasan berupa diazepam (dengan batasan
diberikan bila individu PPD untuk mengurangi agitasi dan delusi pada pasien.
b) Psikoterapi
Kesulitan yang dihadapi oleh terapist pada gangguan ini adalah penderita
tidak menyadari adanya gangguan dalam dirinya dan merasa tidak memerlukan
bantuan dari terapist. Kesulitan lain yang dihadapi terapis bahwa individu PDD
sulit menerima terapis itu sendiri, kecurigaan dan tidak percaya membuat terapi
sulit dilakukan.
menjaga sikap, perilaku, dan pembicaraanya, individu PDD akan meninggalkan terapi
bila ia curiga, tidak menyukai terapisnya. Terapis juga harus menjaga dirinya untuk
tidak melucu didepan individu PPD yang tidak memiliki sense of humor. Menjaga
umum CBT membantu individu mengenal sikap dan perilaku yang tidak sehat,
kelompok dalam CBT, individu akan dilatih agar mampu menyesuaikan dirinya
dengan orang lain, saling menghargai dan mengenal cara berpikir orang lain secara
15
Namun demikian, individu dengan PPD kronis terapi kelompok dan keluarga
tidak akan efektif dijalankan karena pada individu PPD kronis tingkat kepercayaan
5. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
Disamping itu karena pengurus proses tumbang yang tidak tuntas seperti BHSP tidak
yang berkepanjangan.
menjadi cemas, merasakan ada sesuatu yang tidak menyenangkan, individu mencoba
c) Faktor Fisik
tidur.
d) Status Emosi
yang ekstrim, bermusuhan/ marah, perasaan rendah diri/ ketidak berdayaan, rasa
malu, rasa bisalah, perasaan mendatar, tumpul tidak sesuai dengan keadaan.
e) Status Intelektual
16
Perasaan yang terpecah, paranoid, sombong, gagguan seksual,
f) Status Sosial
C. Psychogene Amenore
Adalah timbul oleh sebab-sebab psikis atau tertundanya / berhenti haid yang
pada umumnya sulit disembuhkan dengan pengobatan fisik atau pengobatan organis,
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
diantara usia 20 dan 30 tahun dan tampak mempengaruhi kedua jenis kelamin secara
kegelisahan.
fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung yang tidak teratur,
berkeringat, batuk yang kadang terjadi, nyeri, sakit perut, di mana hal tersebut dapat
suatu kondisi karakteristik dimana individu tidak dapat mempercayai dan curiga
terhadap orang lain secara berlebihan. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila
Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut sebagai bentuk gangguan kepribadian bila
18
depresi berat) dengan gejala psikotik, atau gangguan psikotik lainnya (faktor
3.2 Saran
tingkah laku dan pendekatan tenaga medis (dokter, bidan, perawat, dll) kepada
pasien, sehingga masyarakat dapat menghargai profesi tenaga medis dan mereka
dapat lebih mencintai profesinya dengan melihat peran dan tanggung jawab tenaga
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pikirdong.org/psikologi/psi39para.php
Behrman, Richard E, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson bab 552 kelainan
Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
PPDGJ III, halaman 84. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
Jakarta
http://handihka-ramadhan.blogspot.co.id/2010/08/gangguan-hipokondrik.html
https://www.kompasiana.com/ayulisnawati/gangguanhipokondria_552fc1316ea83
491308b45a0
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu Dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
20
21