Kota yang biasa panas ini tumben agak mendung berawan. Suasana bubaran sekolah
tetap cerah ceria. Murid – murid keluar gerbang sekolah dengan riang gembira. Di sebuah
kerumunan anak sekolah, terlihat beberapa murid berjalan riang gembira sambil membawa
tas ransel. Seorang anak perempuan yang bergaya agak tomboy, memisahkan diri dari
teman-temannya. Ia berjalan pulang kearah yang beda.
Anak perempuan tomboy itu berjalan di sebuah gang. Di ujung gang, nampak seorang
ibu yang sudah renta, ditodong oleh segerombolan troopers. Si anak tomboy itu mengintip
dibalik tiang listrik. Ia memegang ikat pinggang miliknya.
Setelah mengucapkan kalimat tadi, si gadis tomboy kini berubah menjadi sosok
pahlawan. Dengan memakai baju tempur, memakai helm dan mempunyai antena parabola,
sabuk berwarna telor dadar yang nge-jreng.
Saat si gadis tomboy sedang mengajar, ada troopers dan monster yang datang
mengacak-acak tempat belajar anak-anak itu. Anak-anak berlarian ketakutan.
Beberapa troopers berhasil menangkap beberapa anak.
“Jika ingin anak ini selamat, suruh pahlawan kesorean itu datang.” Ucap si monster.
“Kakak tolong kami.” Rengek bocah.
Monster dan para troopers yang menculik anak – anak itu pergi dengan kendaraan
mereka. Si gadis tomboy terlihat marah. Ia mengepalkan tangannya.
Para troopers kini membuat lingkaran, ditengahnya anak – anak bocah diikat dengan
tali. Si monster bersiap dengan pedangnya dan berdiri di dalam lingkaran.
Si pahlawan datang. Ia memarkir motornya dengan standard duaaa...
Para troopers langsung menghajarnya. Kini jumlah troopers lebih banyak. Sempat
kewalahan si pahlawan. Kini ia memegang sabuk pinggangnya. Keluar sebuah senjata
modern yang mematikan, bambu runcing. Dengan senjata itu si pahlawan menghabisi para
troopers.
Anak – anak itu berteriak ketakutan. Para troopers terlihat gembira. Si monster
mengayunkan pedangnya dengan kuat dan kencang.
“TIDAAAAKK!!!”
Gadis tomboy itu mematikan tv yang ada didepannya. Ia beranjak dari duduknya dan
beranjak dari ruang nonton tv.