Anda di halaman 1dari 2

Kamen Ghaida

Kota yang biasa panas ini tumben agak mendung berawan. Suasana bubaran sekolah
tetap cerah ceria. Murid – murid keluar gerbang sekolah dengan riang gembira. Di sebuah
kerumunan anak sekolah, terlihat beberapa murid berjalan riang gembira sambil membawa
tas ransel.  Seorang anak perempuan yang bergaya agak tomboy, memisahkan diri dari
teman-temannya. Ia berjalan pulang kearah yang beda.

Anak perempuan tomboy itu berjalan di sebuah gang. Di ujung gang, nampak seorang
ibu yang sudah renta, ditodong oleh segerombolan troopers. Si anak tomboy itu mengintip
dibalik tiang listrik. Ia memegang ikat pinggang miliknya.

“Kamen Raydar! Ghaidaaa!!!” Ucap si gadis tomboy.

Setelah mengucapkan kalimat tadi, si gadis tomboy kini berubah menjadi sosok
pahlawan. Dengan memakai baju tempur, memakai helm dan mempunyai antena parabola,
sabuk berwarna telor dadar yang nge-jreng.

“Hei, lepaskan Ibu itu.”


“To.. Tolong saya!”

Para troopers segera menghampiri pahlawan bertopeng dan menghajarnya. Si pahlawan


menghajar sekumpulan troopers dengan lihai. Satu persatu tumbang. Ada satu troopers yang
berhasil melarikan diri.
Si Ibu masih ketakutan, si pahlawan membantu si ibu untuk bangun.

“Ma, makasih.” Ucap si Ibu.


“Sama-sama”.

Si pahlawan lalu pergi dengan berlari lalu menghilang di tikungan.

“Anak-anak maaf kakak telat.” Ucap si gadis tomboy.


“Kak, kita nunggu kakak nih, pengen belajar lagi.” Ucap seorang bocah.
“Soalnya kakak doang yang mau ngajarin anak-anak kurang mampu kayak kita.” Ucap
bocah lain.
“Iya, ini kakak bawa buku baru loh.” Lanjut si gadis tomboy.

Saat si gadis tomboy sedang mengajar, ada troopers dan monster yang datang
mengacak-acak tempat belajar anak-anak itu. Anak-anak berlarian ketakutan.
Beberapa troopers berhasil menangkap beberapa anak.

“Jika ingin anak ini selamat, suruh pahlawan kesorean itu datang.” Ucap si monster.
“Kakak tolong kami.” Rengek bocah.

Monster dan para troopers yang menculik anak – anak itu pergi dengan kendaraan
mereka. Si gadis tomboy terlihat marah. Ia mengepalkan tangannya.

“Kamen Raydar! Ghaidaaa!!!” Ucap si gadis tomboy.


Kini gadis tomboy itu berubah menjadi sosok pahlawan. Ia berlari kedepan jalan. Dari
sabuknya, keluar sebuah remote, dipencetnya remote itu. Tidak lama datang sebuah motor
beroda tiga dengan warna pelangi. Kini si pahlawan menaiki motor itu dan melaju dengan
cepat.

Para troopers kini membuat lingkaran, ditengahnya anak – anak bocah diikat dengan
tali. Si monster bersiap dengan pedangnya dan berdiri di dalam lingkaran.
Si pahlawan datang. Ia memarkir motornya dengan standard duaaa...
Para troopers langsung menghajarnya. Kini jumlah troopers lebih banyak. Sempat
kewalahan si pahlawan. Kini ia memegang sabuk pinggangnya. Keluar sebuah senjata
modern yang mematikan, bambu runcing. Dengan senjata itu si pahlawan menghabisi para
troopers.

“Kakak..!!!” Teriak seorang bocah.

Si pahlawan memalingkan perhatiannya ke arah si bocah. Tetapi dari belakng, si


monster menghantam kepala si pahlawan dengan pedang.

“Bodoh! Kamu terlalu baik jadi orang.” Ucap si monster.


“A... Adik – adik.” Ucap si pahlawan sambil terduduk lemas.
“Tidak ada yang bisa menghadang ambisiku, rasakan ini!!” Si monster mengayunkan
pedang ke arah pahlawan.

Anak – anak itu berteriak ketakutan. Para troopers terlihat gembira.  Si monster
mengayunkan pedangnya dengan kuat dan kencang.

“TIDAAAAKK!!!”

“IDAAAA!!!” Teriak seorang wanita.


“Iya Bu?” Jawab seorang gadis tomboy.
“Idaaa!!! Nonton Tv mulu. Bantu Ibu jaga warung nih.” Wanita itu melanjutkan
teriakannya.
“Iya Ibu, ini Ida uda selesai nonton tv, sekarang jaga warung.”

Gadis tomboy itu mematikan tv yang ada didepannya. Ia beranjak dari duduknya dan
beranjak dari ruang nonton tv.

Anda mungkin juga menyukai