Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pre opeasi adalah tahap yang dimulai ketika ada keputusan untuk

dilakukan intervensi bedah dan diakhiri dengan pasien dikirim ke meja operasi.

Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan preoperative.

Tahap ini merupakan awalan yang menjadi kesuksesan tahap-tahap berikutnya.

Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap

berikutnya (HIPKABI, 2014).

Kecemasan merupakan hal yang sering dirasakan pasien menjalani

pengobatan atau prosedur di rumah sakit. Sumber kecemasan pada pasien yang di

rawat dapat berupa penyakit yang di derita, perasaan kesepian, rasa takut

mengenai ajal, lingkungan seperti pencahayaan yang terus menerus, suara alat

yang terdengar sepanjang waktu, serta kesiagaan dari petugas medis (Wijayanti,

2016). Menurut Efendi (2008, dalam Sari, 2017) mengungkapkan bahwa dalam

keadaan cemas, tubuh akan memproduksi hormone kortisol secara berlebihan

yang akan berakibat meningkatkan tekanan darah, dada sesak, serta emosi tidak

stabil. Akibat dari kecemasan pasien pre operasi yang sangat hebat maka ada

kemungkinan operasi tidak akan dilaksanakan, karena pada pasien yang

mengalami kecemasan sebelum operasi akan muncul kelainan seperti tekanan

darah meningkat, sehingga apabila tetap dilakukan operasi akan mengakibatkan


penyulit terutama dalam menghentikan pendarahan dan bahkan setelah operasi

akan mengganggu proses penyembuhan.

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang dapat

menggunakan beberapa alat ukur (instrumen). Utomo (2015) menyebutkan alat

ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang

diantaranya, yaitu: Visual Analoge Scale for Anxiety (VAS-A), VAS didasarkan

pada skala 100 mm berupa garis horizontal, dimana ujung sebelah kiri

menunjukkan tidak ada kecemasan, ujung sebelah kanan menandakan kecemasan

maksimal. Hamilton Ratting Scale for Anxiety (HRS-A) Cara penilaian HRS-A

dengan sistem skoring yaitu : skor 0 = tidak ada gejala, skor 1 = ringan (satu

gejala), skor 2 + sedang (dua gejala), skor 3 = berat )lebih dari 2 gejala), skor 4 =

sangat berat (semua gejala). Bila skor <14 = tidak kecemasan, skor 14-20 = cemas

ringan, skor 21-27 = cemas sedang, skor 28-41 = cemas berat, skor 42-56 = panik.

Spileberg State Trait Anxiety Inventory (STAI), kuisioner ini berupa 40

pertanyaan mengenai perasaan seseorang yang digunakan untuk mengukur tingkat

kecemasan seseorang yang dirasakan saat ini dan kecemasan yang dirasakan

selama ini. Visual Numeric Rating Scale of Anxiety (VNRS-A) yaitu pasien

diminta menyatakan menggambarakan seberapa besar kecemasan yang dirasakan.

VNRS-A menggunakan skala dari 0-10, dimana 0 menyatakan tidak cemas, 1-3

cemas ringan, 4-6 cemas sedang, 7-9 cemas berat, dan 10 menunjukan tingkat

panic (Fajriati, 2013; Liza 2014). Alat ukur diperlukan dalam mengukur

kecemasan seseorang, karena dengan menggunakan alat ukur kecemasan, kita bisa
menilai tingkat kecemasannya, apakah termasuk tingkat kecemasan ringan,

sedang atau berat.

Word Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus bedah

adalah masalah kesehatan masyarakat. (Kemenkes RI 2018). Jumlah pasien

dengan tindakan operasi dari data WHO tahun 2012 bahwa dari tahun ke tahun

jumlah pasien operasi mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 terdapat 148 juta

jiwa pasien di seluruh Rumah Sakit di dunia yang mengalami tindakan operasi,

sedangkan di Indonesia sebanyak 1,2 juta jiwa pasien mengalami tindakan operasi

dan menempati urutan ke 11 dari 50 pertama penanganan penyakit di Rumah

Sakit se-Indonesia dengan pasien operasi (Hartoyo,2015).

Wijayanto dan Sari (2018) tentang pendidikan kesehatan terhadap tingkat

kecemasan pada pasien pre operasi kanker payudara menunjukkan bahwa

responden yang mengalami kecemasan ringan 28,1%, yang mengalami kecemasan

sedang 59,4%, dan yang mengalami kecemasan berat 12,5%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar pasien pre operasi mengalami kecemasan.

Penatalaksanaan kecemasan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

pemberian farmakologi dan non farmakologi. Tindakan pemberian terapy non

farmakologi adalah pemberian obat-obatan anti cemas. Secara farmakologi yaitu

obat anti cemas (anxiolitytic) cukup membantu menurunkan kecemasan tetapi

ketergantungan terhadap zat-zat tersebut dapat memicu timbulnya ansietas yang

lebih (Maryati, 2016). Sedangkan terapi non farmakologi seperti teknik distraksi,
teknik relaksasi, terapi music, terapi murotal dan terapy menggunakan

aromaterapi (Faridah, 2016).

Wicaksono menyebutkan bahwa jenis penanggulangan gangguan

kecemasan, yaitu obat penenang, teknik relaksasi, cognitive behavioral theraphy,

emotional freedom technique, hypnotherapy. Sedangkan menurut Lintya (2015),

tindakan keperawatan untuk penanggulangan masalah kecemasan pasien dapat

berupa tindakan mandiri oleh perawat, seperti tindakan relaksasi dan distraksi.

Salah satu teknik distraksi yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan

adalah dengan mendengarkan music klasik.

Murotal merupakan salah satu music yang memiliki pengaruh positif bagi

pendengarannya (Widayanti, 2011).Mendengarkan ayat- ayat dibacakan secara

tartil dan benar, akan mendatangkan ketenangan jiwa. Lantunan ayat- ayat Al-

Qur’an secara fisik mengandung unsur-unsur manusia yang merupakan instrument

penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Terapi pembacaan Al-

Qu’ran yang diperdengarkan di rumah sakit ternyata bisa mengurangi kecemasan

dan mempercepat penyembuhan. Itulah sebabnya terapi religi lebih banyak

dimanfaatkan untuk mendukung percepatan pengobatan di rumah sakit negara

Negara maju (Aini, 2018). Terapi murotal merupakan sebuah stimulant

menggunakan AL-Qur’an yang di dominasi gelombang delta daerah sentral dan

frontal yang dapat memberikan rasa tenang dan nyaman. Sel akan merangsang

otak memproduksi zat kimia neuropeptide yang merupakan umpan balik

kenikmatan dan kenyamanan (Nugraheni and Romdiyah, 2018).


Murotal (ayat-ayat Al-Qur’an) yang dibacakan dengan tartil mempunyai

beberapa manfaat yaitu : memberikan rasa rileks (Upoyo,2012), meningkatkan

rasa rileks (Hera, 2012), terapi murotal dapat menyebabkan otak memancarkan

gelombang delta yang menimbulkan rasa tenang (Assegaf, 2013). Kini telah

banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk menangani kecemasan

ataupun nyeri, salah satunya adalah terapy murotal yang dapat mengurangi tingkat

kecemasan pada pasien. Terapi ini terbukti berguna dalam proses

penyembuhankarena dapat menurunkan rasa nyeri dan membuat perasaan menjadi

rileks (Hamel, 2001, Mottaghi, Esmaili & Rohani, 2011).

Berdasarkan hal tersebut maka dari itu penyusun tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai Gambaran Penatalaksanaan Terapy murotal Al-

Qur’an surat Ar – Rahman untuk mengurangi Tingkat Kecemasan pada Pasien

pre Operasi di Ruang Kemuning 4 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

B. Rumuan Masalah

1. Bagaimanakah tindakan keperawatan dengan terapi murotal Al- Qur’an

surat Ar- Rahman dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre

operasi ?

C. Tujuan Study Kasus

1. Tujuan Umum
Menggambarkan terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-Rahman untuk

mengatasi tingkat kecemasan.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi

murrotal Al-Qur’an surat Ar-Rahman untuk mengatasi kecemasan pada pasien

pre operasi di Ruang Kemuning 4 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

D. Manfaat Study Kasus

Study kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Membudayakan pengelolaan mendengarkan terapy murotal Ar-

Rahman untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan Ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam gambaran penatalaksanaan Terapy Murotal suart Ar-

Rahman terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya study kasus tentang Pelaksanaan Terapi Murrotal

Al-Qur’an surat Ar-Rahman untuk mengatasi kecemasan di Ruang

Kemuning 4 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bndung.

Anda mungkin juga menyukai