Anda di halaman 1dari 3

Nama: Marsella M. E.

Sumangkut
NIM: 19011101021

2. Jelaskan mengenai reseptor nyeri dan perangsangannya


Jawaban :
Reseptor Nyeri dan Rangsangannya
Reseptor Nyeri merupakan Ujung Saraf Bebas. Reseptor nyeri yang terdapat di kulit dan
jaringan lain semuanya merupakan ujung saraf bebas. Reseptor ini tersebar luas pada permukaan
superfisial kulit dan juga di jaringan dalam tertentu, misalnya periosteum, dinding arteri,
permukaan sendi, dan falks serta tentorium tempurung kepala. Sebagian besar jaringan dalam
lainnya hanya sedikit sekali dipersarafi oleh ujung saraf nyeri; namun, setiap kerusakan jaringan
yang luas dapat dijumlahkan sehingga menyebabkan nyeri jenis lambat kronis tumpul.
Tiga Jenis Stimulus yang Merangsang Reseptor Nyeri—Mekanis, Suhu, dan Kimiawi.
Nyeri dapat di sebabkan oleh berbagai jenis rangsangan. Rangsangan ini dikelompokkan sebagai
rangsang nyeri mekanis, suhu, dan kimiawi. Pada umumnya, nyeri cepat disebabkan oleh
rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat disebabkan oleh ketiga jenis
rangsangan tersebut.
Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi adalah bradikinin, serotonin,
histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proleolitik. Selain itu, prostaglandin dan
substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serat nyeri tetapi tidak secara langsung
merangsangnya. Substansi kimia terutama penting untuk perangsangan nyeri lambat, jenis nyeri
yang terjadi setelah cedera jaringan.
Sifat Reseptor Nyeri yang Tidak Beradaptasi. Berbeda dengan sebagian besar reseptor
sensorik tubuh lainnya, reseptor nyeri sedikit sekali beradaptasi dan kadang tidak beradaptasi
sama sekali. Bahkan, pada beberapa kondisi, eksitasi serat nyeri semakin meningkat secara
progresif, terutama pada nyeri lambat tumpul mual, karena stimulus nyeri berlangsung terus-
menerus. Keadaan ini akan meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri dan disebut hiperalgesia.
Kita dapat mengerti pentingnya ketidakmampuan reseptor nyeri untuk beradaptasi, karena hal ini
memungkinkan nyeri untuk memberitahu seseorang terus-menerus tentang adanya stimulus yang
merusak jaringan selama stimulus tersebut masih ada.
Kecepatan Kerusakan Jaringan sebagai Stimulus Nyeri Pada umumnya nyeri akan terasa bila
seseorang dirangsang panas dengan suhu di atas 45°C, seperti yang terlihat pada Gambar 48-1.
Suhu ini juga merupakan suhu ketika jaringan mulai mengalami kerusakan akibat panas;
memang, jaringan pada akhirnya akan rusak jika suhu menetap di atas nilai ini. Oleh karena itu,
jelaslah bahwa nyeri yang disebabkan oleh panas sangat erat hubungannya dengan kecepatan
kerusakan jaringan yang terjadi dan tidak berhubungan dengan kerusakan total yang telah terjadi.
Intensitas nyeri juga berhubungan erat dengan kecepatan kerusakan jaringan yang disebabkan
oleh pengaruh lain selain panas, seperti infeksi bakteri, iskemia jaringan, kontusio jaringan, dan
sebagainya.
Makna Khusus Stimulus Kimiawi sebagai Penyebab Nyeri Selama Kerusakan Jaringan.
Ekstrak dari jaringan rusak menyebabkan nyeri yang hebat bila disuntikkan di bawah kulit
normal. Banyak zat kimia yang disebutkan sebelumnya, yang merangsang reseptor nyeri kimia,
dapat ditemukan dalam ekstrak-ekstrak ini. Satu zat kimia yang mengakibatkan nyeri lebih hebat
daripada yang lain adalah bradikinin. Banyak peneliti yang menduga bahwa bradikinin mungkin
merupakan zat yang paling bertanggung jawab terhadap penyebab nyeri yang terjadi setelah
kerusakan jaringan. Juga, intensitas nyeri yang dirasakan berkorelasi dengan peningkatan
konsentrasi ion kalium setempat atau peningkatan enzim proteolitik yang secara langsung
menyerang ujung-ujung saraf dan menimbulkan nyeri dengan cara membuat membran saraf
tersebut lebih permeabel terhadap ion-ion.
Iskemia Jaringan sebagai Penyebab Nyeri. Bila aliran darah yang menuju jaringan terhambat,
sering dalam waktu saja jaringan menjadi sangat nyeri. Bila metabolisme jaringan makin cepat,
nyeri yang timbul akan semakin cepat pula. Contohnya, bila kita lingkarkan manset tekanan
darah di sekeliling lengan atas dan selanjutnya dipompakan udara (inflasi) ke dalam manset
sampai aliran darah arterinya berhenti, pergerakan otototot lengan bawah orang percobaan
kadang dapat menimbulkan nyeri otot dalam waktu 15-20 detik. Bila otot tadi tidak digerakkan,
dalam waktu 3 sampai 4 menit mungkin tidak akan timbul nyeri walaupun aliran darah ke otot
tetap nol.
Diduga, salah satu penyebab nyeri pada keadaan iskemia adalah terkumpulnya sejumlah besar
asam laktat dalam jaringan sebagai konsekuensi metabolisme anaerobik (metabolisme tanpa
oksigen). Mungkin juga ada bahan-bahan kimiawi lainnya, seperti bradikinin dan enzim
proteolitik yang terbentuk dalam jaringan akibat kerusakan sel, dan bahan-bahan ini selain asam
laktat, akan merangsang ujung serat saraf nyeri.
Spasme Otot sebagai Penyebab Nyeri. Spasme otot juga merupakan penyebab umum nyeri,
dan merupakan dasar banyak sindrom nyeri klinis. Nyeri ini mungkin sebagian disebabkan
secara langsung oleh spasme otot yang merangsang reseptor nyeri yang bersifat mekanosensitif,
namun mungkin juga nyeri ini secara tidak langsung disebabkan oleh pengaruh spasme otot yang
menekan pembuluh darah dan menyebabkan iskemia. Spasme otot ini juga meningkatkan
kecepatan metabolisme dalam jaringan otot, sehingga relatif memperberat keadaan iskemia,
menyebabkan kondisi yang ideal untuk pelepasan bahan kimiawi pemicu timbulnya nyeri.

SUMBER :
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 1022

Anda mungkin juga menyukai