Pengambilan Spesimen Darah
Cara:
c. Hindari hemolisis.
2. Albumin.
Cara:
3. Asam Urat.
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, anemia
asam folat, luka bakar, dan kehamilan. Terjadi peningkatan asam urat dapat
diindikasikan penyakit seperti leukemia, kanker, eklamsia berat, gagal ginjal,
malnutrisi, dan lain-lain.
Cara:
c. Hindari hemolisis.
5. Estrogen.
Cara:
a. Ambil darah ± 1-5 ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan heparin.
Pemeriksaan gula darah puasa dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes atau
reaksi hipoglikemik.
Cara:
8. Gula Darah Postprandial.
Cara:
a. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena 2 jam setelah makan pagi atau siang.
Cara:
c. Hindari hemolisis.
d. Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:193)
10. Hematokrit.
Cara:
11. Hemoglobin.
Cara:
c. Hindari hemolisis.
12. Trombosit.
Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang
berhubungan dengan perdarahan, dan trombositosis yang menyebabkan
peningkatan pembekuan.
Cara:
Cara:
B. Pengambilan Spesimen Urine
1. Asam Urat.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit
ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam, leukemia dengan diet tinggi purin, Uh u
ulseratif kolitis, dan laini-lain.
Cara:
2. Bilirubin.
Cara:
Cara:
C. Pengambilan Spesimen Feses
C. Pengambilan Spesimen Sputum
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam), ikut instruksi yang
ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum, yang dilakukan
selama tiga hari berturut-turut. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:196)
A. PEMERIKSAAN URINE