Anda di halaman 1dari 9

A.

  Pengambilan Spesimen Darah

Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau spesimen darah.


Beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan spesimen darah, antara lain:

1.      Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT) atau alanin amoniotransferase.

Pemeriksaan SGPT dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.

Cara:

a.       Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Hindari hemolisis.

d.      Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:192)

2.      Albumin.

Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang


disintesis oleh hepar. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan adanya
gangguan hepar seperti sirosis, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan
protein dalam jumlah yang banyak.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:192)

3.      Asam Urat.

Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, anemia
asam folat, luka bakar, dan kehamilan. Terjadi peningkatan asam urat dapat
diindikasikan penyakit seperti leukemia, kanker, eklamsia berat, gagal ginjal,
malnutrisi, dan lain-lain.

a.       Ambil darah  ± 5-7 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.


c.       Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:192)

4.      Bilirubin (total, direct, dan indirect)

Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Pemeriksaan


pada bilirubin direct, dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh
karena batu atau neoplasma, hepatitis, dan sirosis. Pada bilirubin indirect,
pemeriksaan dapat mendeteksi adanya anemia, malaria, dan lain-lain.

Cara:

a.       Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Hindari hemolisis.

d.      Berikan label nama dan tanggal.(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:192)

5.      Estrogen.

Pemeriksaan estrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala


menopause dan pasca menopause, serta stres psikogenik. Peningkatan nilai
estrogen dapat menunjukkan indikasi adanya tumor ovarium, adanya kehamilan,
dan lain-lain.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:193)

6.      Gas Darah arteri.

Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan


keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh karena gangguan respiratorik atau
gangguan metabolik.
Cara:

a.       Ambil darah  ± 1-5 ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan heparin.

b.      Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:193)

7.      Gula Darah Puasa.

Pemeriksaan gula darah puasa dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes atau
reaksi hipoglikemik.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Puasakan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan. (Musrifatul Uliyah,


A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193)

8.      Gula Darah Postprandial.

Pemeriksaan gula darah postprandial bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes


atau reaksi hipoglikemik. Pemeriksaan dilakukan setelah makan.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 5-10 ml dari vena 2 jam setelah makan pagi atau siang.

b.      Masukkan ke dalam tabung atau botol. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:193)

9.      Gonadotropin korionik manusia (Human Chorionic Gonadotropin-HCG)

Pemeriksaan HCG dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG


adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta.

Cara:

a.       Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Hindari hemolisis.
d.      Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:193)

10.  Hematokrit.

Pemeriksaan hematokrit dilakukan untuk mengukur konsentrasi sel-sel darah


merah dalam darah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan
darah, gagal ginjal kronis, serta defisiensi vitamin B dan C. Apabila terjadi
peningkatan hematokrit dapat diindikasikan adanya dehidrasi, asidosis, trauma,
pembedahan, dan lain-lain.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 7 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:193-194)

11.  Hemoglobin.

Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia dan


penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukkan indikasi adanya
dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagl jantung kongestif, dan lain-
lain.

Cara:

a.       Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Hindari hemolisis.

d.      Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:194)

12.  Trombosit.
Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang
berhubungan dengan perdarahan, dan trombositosis yang menyebabkan
peningkatan pembekuan.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 5 ml dari vena.

b.      Masukkan pada tabung atau botol.

c.       Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:194)

13.  Masa Tromboplastin parsial (Partial Tromboplastin Time-PPT), masa


tromboplastin parsial teraktivasi (Activation Partial Tromboplastin Time-APTT).

Pemeriksaan PTT/APTT bertujuan untuk mendeteksi variasi trombosit,


memonitor terapi heparin, dan mendeteksi defisiensi faktor pembekuan kecuali
faktor VII dan VIII.

Cara:

a.       Ambil darah  ± 7-10 ml dari vena.

b.      Lakukan Pengambilan 1 jam sebelum pemberian dosis heparin.

c.       Masukkan pada tabung atau botol.

d.      Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:194)

14.  Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen darah antara lain pemeriksaan


kadar elektrolit dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum
keratinin, kortisol, kolesterol, T3, T4, dan lain-lain. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz
Alimul Hidayat,2008:194)

B.  Pengambilan Spesimen Urine

Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau


spesimen urine. Adapun pemeriksaannya dapat dilakukan antara lain:

1.      Asam Urat.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit
ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam, leukemia dengan diet tinggi purin, Uh u
ulseratif kolitis, dan laini-lain.

Cara:

a.       Tampung urine 24 jam dan masukkan ke dalam botol atau tabung.

b.      Berikan label nama dan tanggal pengambilan. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz


Alimul Hidayat,2008:195)

2.      Bilirubin.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu,


penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain.

Cara:

a.       Gunakan Ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria.

b.      Teteskan urine ± 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-cellulosa.

c.       Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air.

d.      Hasil positif jika warna biru atau ungu.

e.       Hasil negatif jika berwarna merah. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:195)

3.      Human Chorionic Gonadotropin (HCG).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG


adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta.

Cara:

a.       Anjurkan puasa 8-12 jam cairan.

b.      Ambil urine 60 ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 24 jam.

c.       Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul


Hidayat,2008:195)

4.      Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine antara lain pemeriksaan


urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis, dan
infeksi berat, pemeriksaan urinealisis digunakan untuk menentukan adanya berat
jenis, kadar glukosa, keton, dan lain-lain. Pemeriksaan kadar protein dalam urine
untuk menentukan kadar kerusakan glomerulus. Pemeriksaan pregnadion dalam
urine untuk menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan menilai adanya
ovulasi, serta pemeriksaan lainnya. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:195)

C. Pengambilan Spesimen Feses

Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman


seperti salmonella, Shigella, Escherichia coli, Staphylococcus, dan lain-
lain. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)

Persiapan dan Pelaksanaan:

1.      Tampung bahan dengan gunakan spatel steril.

2.      Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.

3.      Feses jangan dicampur dengan urine.

4.      Jangan diberikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat


pertumbuhan bakteri.

5.      Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan. (Musrifatul


Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:196)

C. Pengambilan Spesimen Sputum

Pemeriksaan dengan bahan sekret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi


adanya kuman seperti tuberkulosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronkhitis
kronis, bronkhietaksis.

Persiapan dan Pelaksanaan:

1.      Siapkan wadah dalam keadaan steril.

2.      Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan pagi.

3.      Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum.

4.      Pertahankan agar wadah dalam keadaan tertutup.

5.      Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam), ikut instruksi yang
ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum, yang dilakukan
selama tiga hari berturut-turut. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:196)

A. PEMERIKSAAN URINE

Anda mungkin juga menyukai