Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marpuah

NIM : EAK10180083

MIKOTOKSIN & TOKSISITAS

 Mikotoksin adalah Racun/ toksin hasil dari prosesmetabolisme sekunder jamur yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologis abnormal atau pathologis pada manusia dan
hewan.
 Mikotoksikosis merupakan keracunan oleh toksin yang dibentuk oleh jamur
 Toksin adalah zat beracun yang diproduksi di dalam sel atau organisme hidup.
 Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap organisme.

Kita perlu belajar mikotoksin karena:


Indonesia merupakan negara tropis kelembabannya tinggi yaitu sekitar RH > 78%,
suhunya hangat yaitu sekitar 25 - 32°C dan merupakan kelembaban dan suhu yang ideal untuk
pertumbuhan jamur, yang dapat menyebabkan kerusakan pangan dan cemaran mikotoksin.
Mikotoksin sendiri tahan terhadap faktor pengolahan yang bisa mengakibatkan karsinogenik,
toksisitas akut.
Mikotoksin dibentuk oleh bermacam jamur dan dapat dibentuk secara intraseluler efek
toksik dapat akut (mendadak)/ menahun (endomikotoksin) dan eksraseluler (eksomikotoksin).
1. Endomikotoksin: bila termakan memberikan efek akut kematian.
Misalnya : Alpha Amanitin dihasilkan oleh Amanita phaeloides
2. Eksomikotoksin: yang diekskresi sering ada dalam bahan makanan.
Misalnya : kacang, kedelai dan sebagainya
Efek toksik dapat akut (mendadak)/ menahun. Misalnya: Aspergillus flavus
Mikotoksin : metabolit jamur dengan konsentrasi kecil dan tidak bersifat antigenik.
Hepatoma  alflatoksin Aspergillus flavus
Pengaruh mikotoksik pada kesehatan  bisa akut, memunculkan penyakit
secara cepat atau bersifat jangka panjang ( bersifat karsinogenik, kanker:
kehilangan imunitas tubuh, teratogenic dan embryotoxic).
1. Aflatoksin  Segolongan senyawa toksik (mikotoksin, toksin yang berasal
dari fungi) yang dikenal mematikan dan karsinogenik bagi
manusia dan hewan.
2. Fumonisin  Mikotoksin trichothecene (T-2) adalah sekelompok lebih
dari 40
senyawa yang diproduksi oleh jamur dari genus Fusarium.
3. Deoxynivalenol / nivalenol (DON)  Terdapat dalam gandum, jagung, barley
yang diinfeksi oleh jamur Fusarium graminearum, F. crookwellense dan
F.
culmorum.
4. Zearalenone  Senyawa estrogenik yang dihasilkan oleh cendawan dari
genus
Fusarium seperti F. graminearum dan F. culmorum dan banyak
mengkontaminasi nasi jagung, tetapi juga dapat ditemukan
pada serelia dan produk tumbuhan.
5. Ochratoksin  Dihasilkan oleh cendawan dari genus Aspergillus,
Fusarium.

KEBERADAAN KE LIMA MIKOTOKSIN PADA PANGAN


PENGARUH
JAMUR
MIKOTOKSIN KOMODITI YANG
PENGHASIL
DITIMBULKAN
Jagung, kacang, Aspergillus flavus
Karsinogenik,
Aflatoksin bijian lain dan hasil Aspergillus
embriotoksik
(B1, B2, G1, G2) olahnya parasiticus

Aflatoksin M1 Pakan yg
dan derevatnya Susu mengandung AFB Karsinogenik

Jagung, gandum
Fumonisins Fusarium Karsinogenik
dan beberapa bijian
( B1,B2 ) moniliforme Accut
lain

Fusarium
Karsinogenik
Jagung, gandum, graminearum
Zearalenone System
barley F. Culmorum
reproduksi
F. crookwellense

Deoxynivalenol Jagung, gamdum,


Idem zearalenone
Nivalenol barley Idem

Aspergillus
Ochratoxin A ochraceus
Kopi, Coklat,
(OTA Penicillium Karsinogenik
Gandum
vericosum

Cemaran jamur penghasil mikotoksin cukup besar dan cemaran jamur penghasil
mikotoksin cukup besar sehingga langkah-langkah yang perlu diambil yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya yg ditimbulkan oleh mikotoksin
2. Perbaikan metoda budidaya untuk mengurangi cemaran jamur di lapangan
3. Perbaikan metoda panen dan pasca panen, dengan menyediakan alat pengering yang
memadai dan teknik penyimpanan yang benar
4. Pengembangan proses pengolahan untuk detoksifikasi mikotoksin dalam bahan mentah,
baik secara kimiawi maupunbiologis melalui proses fermentasi.

Uji Toksisitas, misalnya pada toksisitas jamur “Metarhizium anisopliae” terhadap Larva
Nyamuk “Aedes aegypti”  Tingkat toksisitas entomopatogen jamur M. anisopliae terhadap
larva nyamuk A. aegypti berdasarkan nilai LC 50 & LC 90. Dan dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin virulen entomopatogen pd jamur yg digunakan akan mempercepat kematian larva
2. Media paling baik untuk pertumbuhan jamur ini adalah PDA (Potato Dextrosa Agar)
3. Suhu paling baik bagi pertumbuhan jamur ini adalah 27°C
4. Kematian larva terjadi karena konidia pada jamur ini mengandung destruksin A, B, C, D dan E
(bahan aktif insektisida)
5. Semakin banyak tingkat pengenceran semakin banyak pula larva yg terbunuh

Anda mungkin juga menyukai