Anda di halaman 1dari 4

Husnul Khotimah.

R
90400116013
Akuntansi 2016

ANALISIS KASUS ATLANTA HOME LOAN

Sebelumnya saya jelaskan dulu mengenai masalah yang terjadi pada perusahaan AHL
atau yang biasa disebut dengan Antlanta Home Loan. Semuanya bermula pada akhir 2002,
Albert Fiorini yang biasa disebut Al yang merupakan pendiri perusahan Atlanta Home Loan.
Singkat saja, pada september 2002 Al meninggalkan perusahaannya yaitu Atlanta Home
Loan untuk mendapatkan gelar MBA di California dan mengutus salah satu karyawannya
sekaligus partnernya yaitu Wilbur untuk menjalankan perusahaan. Namun ternyata hal yang
tak disangka sangka terjadi, wilbur dan karyawan-karyawannya membuat skema untuk
mengambil alih perusahaannya, Al yang jauh dari perusahaan tidak dapat menghentikan
mereka untuk mengambil alih perusahaan tersebut. Al berfikir apa yang salah dari semua ini
dan dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah masalah yang sedang terjadi.
Dengan adanya masalah yang tak terduga tersebut haruskah ia kembali mengambil
alih perusahaannya ? Akan tetapi apa yang masih tersisa untuknya? Mungkin saja hanya
peralatan yang hanya berkisar $25.000. Ataukah ia harus menyerah, membiarkan penjahat itu
mengambil alih perusahaannya yang merupakan rekannya sendiri, dan mencoba untuk
membangunnya kembali di tempat lain? Nah dari uraian di atas timbul pokok
permasalahan yang berkaitan dengan Sistem Pengendalian Manajemen, yaitu bagaimana
pengendalian yang tepat yang akan dilakukan oleh Albert Fiorini untuk dapat mengatasi
permasalahan yang terjadi pada perusahaannya yaitu Atlanta Home Loan ?
Menurut saya, yang harus dilakukan AI dalam mengatasi permasalahan
yang terjadi pada perusahaan AHL. Adalah sebagai berikut :
Albert (Al) Fiorini harus terus menghadapi masalah yang terjadi pada perusahaannya
ia harus menjalankan dan memepertahankan usahanya pada AHL. Dia harus terus berjuang
untuk mendaptkan kembali kendali atas perusahaannya yaitu AHL yang diambil alih oleh
rekannya sendiri. Dimana hanya terdapat sekitar $25.000 nilai investasinya yang masih ada.
Al dapat menerapkan unsur-unsur kontrol pada AHL dalam empat langkah, yaitu:
1. Yang pertama yaitu, Al harus mendefinisikan dimensi dimensi perusahaan. Ia harus
mendefinisikan dimensi kinerja secara benar karena ini sangat penting untuk menetapkan
tujuan perusahaan . Dalam hal ini Al harus mendefinisikan dimensi AHL untuk hasil yang
diinginkan seperti untuk keuntungan, kepuasan pelanggan atau cacat produk. Dimensi ini
akan membantu perusahaan dalam mencapai target perusahaan.
2. Kemudian yang kedua yaitu, mengukur kinerja dari dimensi-dimensi tersebut. Unsur
pengukuran yang melibatkan pengangkaan ke obyek (kuantitas), adalah elemen penting
dari sebuah sistem kontrol hasil. Al akan mengukur kinerja perusahaan setelah
mendefinisikan dielemen pertama. Mungkin banyak hasil pengukuran yang berbeda- beda
yang dapat dikaitkan dengan imbalan. Al dapat menghitung keuangan seperti pendapatan
bersih, laba per saham dan laba atas aset atau dalam ukuran non keuangan seperti pangsa
pasar, pertumbuhan, kepuasan pelanggan dan pencapaian tepat waktu tugas-tugas tertentu.
Selain itu, Al dapat menggunakan pengukuran yang melibatkan penilaian subyektif.
Misalnya evaluator mungkin diminta untuk menilai apakah manager adalah menjadi
pemain tim atau mengembangkan karyawan secara efektif dan untuk memahami penilaian
pada skala, pengukuran ordinal mentah.
3. Yang ketiga yaitu, menetapkan target kinerja bagi karyawan untuk berusaha lebih. Target-
target kinerja atau standar yang lain adalah hasil lain yang penting dari elemen sistem
pengendalian. Dalam sistem pengendalian, sasaran harus ditentukan untuk dimensi dari
setiap kinerja yang diukur. Dalam hal ini Al dapat memilih dua cara yang dapat
mempengaruhi perilaku. Pertama, mendorong tindakan dengan menanamkan kesadaran
kepada setiap pegawainya untuk berjuang tetapi kebanyakan orang lebih memilih untuk
diberikan target tertentu untuk dicapai, atau yang kedua, AL dapat memungkinkan
karyawannya untuk menafsirkan kinerja mereka sendiri, sehingga Al dapat menjalankan
bisnis nya dengan menetapkan target kinerja bagi karyawan untuk mencapainya.
4. Kemudian yang terakhir yaitu, memberikan penghargaan untuk memberikan semangat
kepada karyawan. Penghargaan termasuk dalam kontrak insentif yang berupa kenaikan
gaji, bonus, promosi, keamanan kerja, penugasan kerja, kesempatan pelatihan, kebebasan,
pengakuan dan kekuasaan. Al dapat menghargai karyawan dengan apa yang karyawan
anggap penting sebagai usaha dalam menghargai mereka dari upaya yang mereka berikan
kepada perusahaan. Dan juga menjadi tegas apabila karyawannya melakukan kesalahan.
Selain itu, upaya yang dilakukan oleh Al adalah harus mengambil pengendalian
tindakan langsung dari pengendalian manajemen karena pengendalian tindakan melibatkan
pengambilan langkah-langkah untuk memastikan bahwa karyawan bertindak dalam
kepentingan terbaik organisasi dengan membuat tindakan mereka sendiri fokus pada
pengendalian. Pengendalian tindakan terdiri dari empat bentuk dasar.
Bentuk yang pertama adalah dengan melakukan behavioural constraints. Ini
merupakan bentuk negatif dari pengendalian tindakan. Mereka membuat sesuatu menjadi
lebih sulit bagi karyawan untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Dalam kasus ini, constraint dapat diterapkan secara fisik atau administratif. Sebagai contoh,
AI menggunakan beberapa bentuk dari kendala fisik seperti password komputer dan kunci
meja. Jadi tidak semua orang dapat mengakses area yang bernilai tersebut tanpa
sepengetahuan dari AI. Untuk kendala administratif juga dapat digunakan untuk
menempatkan batas pada kemampuan karyawan untuk melakukan seluruh atau sebagian dari
tindakan tertentu. Dengan menggunakan constraint ini, AI dapat melakukan pembatasan
dalam pengambilan keputusan kewenangan untuk karyawannya sehingga mereka tidak bisa
mengambil tindakan untuk keuntungan mereka sendiri .
Selanjutnya me-review pra tindakan yang melibatkan pengawasan dari rencana aksi
karyawan yang dikendalikan. Pengulas dapat menyetujui atau menolak tindakan yang
diusulkan, meminta modifikasi atau meminta lebih banyak rencana yang telah disusun secara
seksama sebelum memberikan persetujuan akhir. Di AHL, Al dapat membentuk ulasan pra
tindakan selama proses perencanaan dan penganggaran yang ditandai dengan beberapa
tingkat ulasan tentang tindakan yang direncanakan dan anggaran di tingkat organisasi yang
lebih tinggi.
Kemudian bentuk dasar dalam pengendalian tindakan adalah akuntabilitas tindakan.
Bentuk ini melibatkan pemegangan tanggung jawab karyawan atas tindakan yang mereka
ambil. Implementasi dari akuntabilitas tindakan memerlukan penjelasan tindakan apa yang
dapat diterima atau tidak dapat diterima, pengkomunikasian penjelasan tersebut kepada
karyawan, pengawasan terhadap apa yang terjadi, dan pemberian reward atau hukuman atas
tindakan karyawan. Al dapat mengambil pengendalian tindakan kepada karyawan dari empat
implementasi. Al mungkin perlu berkomunikasi dengan karyawannya secara tertulis ataupun
sosial. Komunikasi dengan cara tertulis berisi penggunaan aturan kerja, kebijakan dan
prosedur, kontrak provisi dan kode etik perusahaan. Tindakan yang diinginkan tidak perlu
dikomunikasikan secara tertulis namun dapat dikomunikasian secara langsung dalam rapat
atau secara privat dengan karyawannya. Tindakan karyawan dapat diamati secara langsung
dan berkelanjutan selama dilakukan oleh supervisor. Selain itu, Al juga dapat melacak
dengan memeriksa bukti dari tindakan yang dilakukan seperti activity report atau expense
documentation. Akuntabilitas tindakan biasanya diimplementasikan dengan penguatan
negatif. Dengan begitu, AI mungkin dapat lebih sering dikaitkan dengan punishment
daripada reward kepada karyawannya.
Yang terakhir adalah redundansi dimana hal ini meliputi kegiatan menugaskan lebih
banyak karyawan (atau mesin) untuk sebuah tugas dan memiliki karyawan (atau mesin) yang
berperan sebagai karyawan cadangan (back up employee) juga merupakan hal yang penting,
ini dapat dianggap sebagai kontrol tindakan karena menambah probabilitas bahwa sebuah
tugas dapat diselesaikan dengan baik. Untuk AHL, Al dapat menambah lebih banyak
komputer cadangan untuk kegiatan operasi bisnisnya yang dimana dijalankan menggunakan
telemarketer atau telemarketing karena pekerjaannya dapat dikerjakan dari rumah masing-
masing menggunakan sistem telekomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai