Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YUVINDANATI

NIM : 1820059

Tugas Resume Kesehatan Penyelaman Hiperbarik (KPH)

KELAINAN DAN PENYAKIT AKIBAT GAS: KERACUNAN CO,


HIPOKSIA, SINDROME NEUROLOGI AKIBAT TEKANAN TINGGI

A. Keracunan CO
1. Pengertian
Karbon monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak mengiritasi. Gas Karbon monoksida merupakan
bahan yang umum ditemui di industri. Gas ini merupakan hasil
pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor, alat pemanas,
peralatan yang menggunakan bahan api berasaskan karbon dan nyala api
(seperti tungku kayu), asap dari kereta api, pembakaran gas, asap
tembakau. Namun sumber yang paling umum berupa residu pembakaran
mesin.
2. Akibat dari Keracunan CO
 Oksigen akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan
molekul haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan
berkurang. Padahal seperti diketahui oksigen sangat diperlukan oleh
sel-sel dan jaringan tubuh untuk melakukan fungsi metabolisme.
 Gas CO akan menghambat komplek oksidasi sitokrom. Hal ini
menyebabkan respirasi intraseluler menjadi kurang efektif.
 CO dapat berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan
tulang. Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung
terhadap sel-sel tersebut, juga menyebabkan gangguan pada sistem
saraf.
3. Gejala Keracunan CO
 sakit kepala  mual
 muntah  kehilangan kesadaran
 rasa lelah  sakit dada mendadak
 berkeringat banyak juga dapat muncul pada
 pyrexia orang yang menderita

 pernafasan meningkat nyeri dada.

 confusion  Kematian akibat

 gangguan penglihatan keracunan karbon


monoksida disebabkan
 kebingungan
oleh kurangnya oksigen
 hipotensi
pada tingkat seluler
 takikardi
(seluler hypoxia).
4. Pertolongan Pertama saat Keracunan CO
 Segera bawa korban ke tempat yang jauh dari sumber karbon
monoksida
 Longgarkan pakaian korban supaya mudah bernafas
 Pastikan korban masih bernafas dan segera berikan oksigen murni.
Korban harus istirahat dan usahakan tenang. Meningkatnya gerakan
otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen, sehingga
persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang.
 Segera bawa ke rumah sakit terdekat.
5. Siapa yang Beresiko Keracunan CO
 Kasus kematian akibat kebakana gedung atau bangunan disebabkan
karena keracunan CO, oleh karena itu petugas pemadam kebakaran
merupakan yang beresiko tinggi mendapat keracunan CO
 Pengecat yang menggunakan cat yang mengandung metilin klorida,
asapnya mudah diserap melalui paru-paru dan mudah masuk ke
peredaran darah, metilin klorida ditukar ke karbon monokisida di
hati.
 Perokok adalah salah satu kelompok yang beresiko keracunan CO
karena asap tembakau merupakan salah satu sumber CO dan
mengandung 4% CO.
 Bayi, anak-anak dan mereka yang mengalami masalah kardiovaskuler
6. Langkah Pencegahan Keracunan CO
 Periksa semua saluran rumah yang bukaannya menghadap ke luar
rumah (pemanas air dsb) setiap tahun untuk memastikan saluran
pengeluaran tidak tersumbat.
 Periksa sistem AC mobil saudara untuk memeriksa kebocoran yang
mungkin terjadi
 Periksa pemanas air, pastikan bukaanya sempurna dan saluran tidak
bocor.
 Jangan nyalakan mobil di dalam garasi yang tertutup rapat

B. Hipoksia
1. Definisi
Hipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen
sehingga sel gagal melakukan metabolisme secara efektif.
2. Jenis Hipoksia berdasarkan Penyebabnya
 Jenis Hipoksia Hipoksik, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan
karena kurangnya oksigen yang masuk paru-paru. Sehingga oksigen
tidak dapat mencapai darah, dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi
darah. Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan atau obstruksi
di saluran pernapasan, baik oleh sebab alamiah atau oleh trauma atau
kekerasan yang bersifat mekanik, seperti tercekik, penggantungan,
tenggelam dan sebagainya.
 Jenis Hipoksia Anemic, yakni keadaan hipoksia yang disebabkan
karena darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa
oksigen yang cukup untuk metabolisme seluler. Seperti, pada
keracunan karbon monoksida (CO), karena afinitas CO terhadap
hemoglobin jauh lebih tinggi dibandingkan afinitas oksigen dengan
hemoglobin
 Jenis Hipoksia Stagnan, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan
karena darah (hemoglobin) tidak mampu membawaoksigen ke
jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi, seperti pada heart failure
atau embolisme, baik emboli udara vena maupun emboli lemak.
 Jenis Hipoksia Histotokik, ialah keadaan hipoksia yang disebabkan
karena jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen, salah satu
contohnya pada keracunan sianida. Sinida dalam tubuh akan
menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara
radikal, terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric
heme group dari oksigen yang dibawa darah.
3. Etilogi
 Anemia (anemic hypoxia).
 Intoksikasi gas karbonmonoksida (CO).
 Hipoksia respiratorik.
 Hipoksia sekunder karena daerah tinggi (high altitude hypoxia)
 Hipoksia sekunder karena pntasan ekstrapulmoner dari kanan ke kiri
 Hipoksia sirkulatorik.
 Hipoksia Organ khusus.
 Kebutuhan oksigen meningkat
 Penggunaan oksigen yang tidak sesuai
4. Akibat Hipoksia
Gangguan pada susunan saraf pusat khususnya di pusat-pusat yang
lebih tinggi, adalah akibat hipoksia yang penting. Hipoksia akut
menyebabkan gangguan pertimbangan, inkoordinasi motorik, dan
gambaran klinis menyerupai alkoholisme akut. Bila hipoksia terjadi
untuk waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan, mengantuk, apatis,
kurang mampu memusatkan perhatian, lambat berpikir, dan menurunnya
kapasitas kerja.
5. Gejala Hipoksia
 Napas pendek dan cepat.
 Detak jantung cepat.
 Warna kulit menjadi agak kebiruan atau dapat menjadi merah terang
seperti buah ceri, tergantung penyebab dari hipoksianya.
 Lemas.
 Menjadi linglung atau bingung.
 Kehilangan kesadaran.
 Berkeringat.
 Batuk.
 Rasa seperti dicekik.
 Napas berbunyi (mengi).
6. Pengobatan Hipoksia
 Pemberian oksigen tambahan
 Alat bantu nafas atau ventilator
 Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB)
7. Komplikasi Hipoksia
 Katarak
 Vertigo
 Kejang
 Perubahan perilaku
 Pneumonia
8. Pencegahan Hipoksia
 Menghindari lingkungan yang dapat menurunkan kadar oksigen atau
menggunakan oksigen tambahan dari tabung oksigen sebelum
hipoksia muncul.
 Hipoksia yang disebabkan oleh asma bisa dihindari dengan cara
menjalani pengobatan asma sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh dokter. Terapi tersebut juga bisa membantu pasien
mengendalikan asma.

C. Sindrome Neurologi akibat Tekanan Tinggi


1. Definisi
Sindrom saraf tekanan tinggi (HPNS - juga dikenal sebagai
sindrom neurologis tekanan tinggi ) adalah gangguan penyelaman
neurologis dan fisiologis yang dapat terjadi ketika seorang penyelam
turun di bawah ketinggian sekitar 500 kaki (150 m) menggunakan gas
pernapasan yang mengandung helium. Efek yang dialami, dan tingkat
keparahan efek tersebut, tergantung pada tingkat keturunan, kedalaman
dan persentase helium.
2. Gejala
 Tremor  Gangguan visual
 Menyentak mioklonik  Mual
 Mengantuk  Pusing
 Perubahan EEG  Penurunan kinerja
mental
3. Penyebab
HPNS memiliki dua komponen, satu dihasilkan dari kecepatan
kompresi dan yang lainnya dari tekanan absolut. Efek kompresi dapat
terjadi ketika turun di bawah 500 kaki (150 m) dengan kecepatan lebih
dari beberapa meter per menit, tetapi berkurang dalam beberapa jam
setelah tekanan stabil. Efek dari kedalaman menjadi signifikan pada
kedalaman lebih dari 1.000 kaki (300 m) dan tetap terlepas dari waktu
yang dihabiskan di kedalaman itu.
Kerentanan penyelam dan hewan terhadap HPNS bervariasi
tergantung pada individu, tetapi memiliki sedikit variasi antara
penyelaman yang berbeda dengan penyelam yang sama.
Efek helium terlarut pada saluran trans-membran tertanam juga
telah dipelajari oleh alat pemodelan molekuler. Mereka menyarankan
bahwa helium dapat menyebabkan distorsi membran lipid yang
substansial. Tekanan hidrostatik yang tinggi itu sendiri memiliki
pengaruh yang kurang merusak pada membran, mengurangi volume
molekuler, tetapi membiarkan batas molekul tetap utuh.
4. Pencegahan
Kemungkinan HPNS tidak dapat sepenuhnya dicegah tetapi ada
metode yang efektif untuk menunda atau mengubah perkembangan
gejala.
Memanfaatkan tingkat kompresi yang lambat atau menambahkan
penghentian pada kompresi telah ditemukan untuk mencegah
penurunan kinerja awal yang besar.
Termasuk gas-gas lain dalam campuran helium-oksigen, seperti
nitrogen (membuat trimix) atau hidrogen (penghasil hydreliox)
menekan efek neurologis.
Alkohol, anestesi dan obat-obatan antikonvulsan memiliki berbagai
hasil dalam menekan HPNS dengan hewan. [1] Tidak ada yang saat ini
digunakan untuk manusia.

Anda mungkin juga menyukai