Disusun Oleh :
2020
1
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya
kepada-Nya lah kami memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan kami meminta
pertolongan.
Tidak lupa Shalawat dan salam kami haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna yang merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.
Oleh karena itu, kami sangat meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya.
PENULIS
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Rekayasa Genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan
Genetically Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai
manipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan cara menyisipkan
bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga
merupakan Pencangkokan Gen atau ADN Rekombinan. Rekayasa
Genetik, dinyatakan sebagai kemajuan yang paling mengagumkan
semenjak manusia berhasil memisahkan atom (Imawan, dkk: 2012).
Penerapan rekayasa genetika juga telah memasuki perangkat terpenting
bagi makhluk hidup yakni gen sehingga tumbuhan atau hewan yang
dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang
unggul, yang berbeda dari tanaman atau hewan aslinya. Disusul dengan
perkembangan bioteknologi sehingga pemuliaan tanaman merupakan salah
satu sektor paling menjanjikan dalam industri pertanian. Namun, seperti
teknologi baru lainnya, keberadaan tanaman hasil rekayasa genetika mulai
menuai kontroversi di masyarakat dunia. Ada pihak yang mendukung
dihasilkannya tanaman hasil rekayasa genetik (sering disebut sebagai
tanaman transgenik), tetapi ada beberapa pihak yang dengan jelas
penggunaan tanaman transgenik ini pada manusia. Hal ini menimbulkan
polemik bagi masyarakat dunia terhadap keberadaan makanan hasil
tanaman transgenik yang sudah tersebar luas di berbagai pasar. Selain
tumbuhan, rekayasa genetika terhadap hewan dan manusia juga
menimbulkan pro dan kontra. Sebagian pihak menganggap kehidupan
suatu makhluk tidak dapat dicampur tangangi oleh manusia karena hanya
Tuhan yang berhak mengutak atik gen. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai rekayasa genetika serta hubungannya dengan etika. Pembahasan
ini merupakan peninjauan ulang terhadap berbagai jurnal dan artikel
terkait rekayasa genetika dan hubungannya terhadap bioetika.
4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsep dari manipulasi gen?
Apa saja manfaat dan dampak dari manipulasi gen?
Bagaimanakah langkah-langkah dalam manipulasi gen?
Enzim apa saja yang berperan dalam manipulasi gen?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep dari manipulasi gen.
Untuk mengetahui manfaat dan dampak dari manipulasi.
Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam manipulasi
gen.
Untuk mengetahui enzim-enzim yang berperan dalam manipulasi
gen
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.2 Ekpresi gen
Ekspresi gen adalah suatu prosesyang di mulai dari inisiasi untuk proses
transkripsi gen melalui adanya promotor yang sesuai dan juga faktor
transkripsi lainnya, lalu berinteraksi dengan skuens yang sesuai dan
dilanjutkan dengan proses translasi dan kemudian membentuk Asam amino
yang kemudian akan menjadi protein yang akan digunakan untuk fungsi
seluler.
Ekspresi gen adalah rangkaian proses penggunaan informasi dari suatu gen
untuk sintesis produk gen fungsional. Produk-produk tersebut dapat berupa
protein, juga gen penyandi non-protein seperti transfer RNA (tRNA) atau
gen RNA inti kecil (snRNA) yang mana keduanya merupakan produk RNA
fungsional. Proses ekspresi gen digunakan oleh semua makhluk hidup
termasuk eukariota, prokariota (bakteri dan arkea), dan dimanfaatkan oleh
virus - untuk menghasilkan mesin makromolekul untuk kelangsungan
hidupnya.
Ekspresi gen adalah proses dimana informasi dari gen yang digunakan
dalam sintesis produk gen fungsional. Produk-produk ini seringkali protein,
tetapi dalam non-protein coding gen seperti gen rRNA atau gen tRNA,
produk adalah RNA fungsional. Proses ekspresi gen digunakan oleh semua
kehidupan yang dikenal - eukariota (termasuk organisme multisel),
prokariota (bakteri dan archaea) dan virus - untuk menghasilkan mesin
makromolekul untuk hidup.
8
2.3 PROSES EKSPRESI GEN
1. TRANSKRIPSI
Ini merupakan tahapan awal dalam proses sintesis protein yang nantinya proses
tersebut akan berlanjut pada ekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai
fenotip. Dan untuk mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang harus kita
ketahui adalah bagaimana mekanisme sintesis protein sehingga dapat terekspresi
sebagai fenotip.
DNA templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleotida Adenin (A), Guanin
(G), Timin (T), Sitosin (S)
enzim RNA polimerase
faktor-faktor transkripsi
9
prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).
Hasil dari proses sintesis tersebut adalah tiga macam RNA, yaitu :
mRNA (messeger RNA)
tRNA (transfer RNA)
tRNA (ribosomal RNA)
bagian utama dari suatu gen. Gen terdiri atas : promoter, bagian struktural
(terdiri dari gen yang mengkode suatu sifat yang akan diekspresikan), dan
terminator.
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap, yaitu :
Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di bagian hulu
(upstream) dari gen yaitu promoter. Salah satu bagian terpenting dari promoter
adalah kotak Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA
polimerase menempel pada promoter. Tahapannya dimulai dari pembentukan
kompleks promoter tertutup, pembentukan kompleks promoter terbuka,
penggabungan beberapa nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA
polimerase karena struktur sigma dilepas dari kompleks holoenzim.
10
Elongasi (pemanjangan )
Terminasi (pengakhiran/penghentian)
2. TRANSLASI
Ribosom terdiri atas subunit besar dan kecil. Ketika dua subunit digabungkan
untuk membentuk sebuah monosom. subunit kecil berisi peptidil (P), dan
11
Aminoasil (A). Sedangkan subunit besar mengandung Exit (E), P, dan A. Kedua
subunit mengandung satu atau lebih molekul rRNA. rRNA sangat penting untuk
mengidentifikasi bakteri pada tingkat biologi molekuler, pada prokariotik dan
eukariotik 16 S 18 S.
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan
atau tRNA disebut asilasi-amino. Amino-asilasi proses dikatalisis oleh enzim
tRNA sintetase. Kemudian ribosom mengalami pemisahan menjadi subunit besar
dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA subunit kecil menempel pada tongkat
dengan kodon awal: 5 ‘- AGGAGG – 3′. Situs order dimana subunit kecil disebut
urutan Shine-Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila IF-3. IF-
3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet pembentukan kompleks dan asam amino yang
disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP sebagai sumber energi.
tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P subunit kecil.Selanjutnya, subunit
besar menempel pada subunit kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan
GTP dihidrolisis terhadap GDP, dan siap untuk perpanjangan.
2. Pemanjangan
12
pertama adalah pengikatan tRNA ke sisi A pada ribosom. Transportasi akan
membentuk ikatan peptida.
3. Penghentian
Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon terminasi (UAA,
UGA, UAG) yang berada dalam posisi A pada mRNA mencapai ribosom. Pada E.
coli ketiga sinyal penghentian proses translasi diakui oleh protein yang disebut
faktor rilis (RF).Anil RF pada kodon terminasi mengaktifkan enzim transferase
peptidil yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada P dan
menyebabkan tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E (exit).
■ Replikasi
13
Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana proses ini
diperlukan dalam pembelahan sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya DNA
dilipatgandakan menjadi lebih banyak. Proses replikasi DNA pada dasarnya adalah
1 double stranded DNA dicopy menjadi 2 buah, dari 2 buah akan dicopy menjadi 4
buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang akan membuka pilinan dari double
stranded menjadi single stranded. Kemudian dengan bantuan sebuah enzim yang
disebut DNA polimerase, DNA akan terikat DNA polimerase kemudian copy DNA
terjadi. Melalui prinsip replikasi DNA ini lah PCR (Polymerase Chain Reaction)
dilakukan.
■ Transkripsi
Ini merupakan tahap awal dalam proses sintesis protein yang pada akhirnya
proses ini akan mengekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan
untuk mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang perlu kita ketahui adalah
bagaimana mekanisme sintesis protein dapat dinyatakan sebagai sehingge fenotipe.
Hasil dari proses sintesis tiga jenis RNA, yaitu mRNA messeger RNA),
tRNA (transfer RNA), rRNA (RNA ribosomal).Sebelum itu saya akan menjelaskan
terlebih dahulu bagian utama dari gen. Gen terdiri atas: promoter, bagian struktural
(terdiri dari gen yang mengkode sifat yang akan diekspresikan), dan terminator
1.Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di mana saja pada DNA, tapi di hulu (upstream) dari
gen promotor. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow
(TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase menempel pada
promotor. Tahapan dimulai dari pembentukan kompleks promoter tertutup,
pembentukan kompleks promoter terbuka, penggabungan beberapa nukleotida
awal, dan perubahan konformasi RNA polimerase karena struktur sigma
holoenzim kompleks dihapus.
2. Elongasi (pemanjangan)
15
3.Penghentian (terminasi)
16
yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan
teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
penyimpanan pascapanen, peningkatan kandunagn gizi, tahan terhadap serangan
hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap
herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida),
toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan
nutrisi, perubahan pigmentasi.
18
dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu.
19
Tahapan dalam Manipulasi DNA
1. Isolasi DNA
20
A berfungsi sebagai resuspensi yaitu penggabunagn kembali pelet yang telah
terbentuk dengan larutan yang dicampurkan. Selain itu larutan A juga berfungsi
sebagai buffer dan pengkelat. Pemilihan buffer tersebut dilihat dari kemampuan
buffer menghasilhkan arus listrik. Larutan B yang terdiri atas SDS dan NaOH
berfungsi sebagai larutan pelisis. NaOH sendiri dapat mendenaturasi protein.
Sedangkan larutan C befrungsi untuk merenarutasikan kembali. Etanol 70% yang
digunakan dalam proses isolasi berfungsi untuk mengeluarkan endapan garam
karena Na+ bermuatan positif dan DNA bermuatan negatif. Larutan ddH 2O yang
ditambahkan berfungsi agar endapan DNA yang dihasilkan didapat dengan
konsentrasi yang cukup tinggi. Larutan di vortex untuk memudahkan bakteri
tersuspensi. Bakteri yang telah diendapkan tersebut kana lisis dengan penambahan
larutan buffer. Agar proses lisisnya bakteri sempurna maka larutan dibolak-balik
secara halus. Bakteri yang telah lisis ini ditandai dengan munculnya lendir. Ciran
DNA yang dihasilkan kemudina dipisahkan dari endapannya. Cairan ini
ditambahkan RNase untuk melisiskan RNA supaya hasil yang diisolasi berupa
DNA murni.
2. Manipulasi DNA
22
Pada proses pemotongan molekul DNA, “gunting” yang dimaksud bukanlah
gunting yang biasa kita pakai untuk memotong sesuatu, tetapi merupakan suatu
enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu. Enzim ini dikenal dengan
nama enzim restriksi. Setiap enzim restriksi mempunyai tempat pemotongan yang
spesifik pada suatu urutan molekul DNA. Sebagai contoh adalah enzim EcoRI
yang selalu memotong DNA pada posisi G !
23
Gambar 2. Mekanisme pemotongan enzim EcoR1
Hingga saat ini, sudah ribuan enzim restriksi yang diperoleh dari
mikroorganisme. Beberapa diantaranya yang terkenal dan sering digunakan
adalah enzim EcoRV, HindIII, SacI, TaqI, BamHI, MspI dan lain-lain (tabel
1).
24
b. Penggabungan molekul DNA
25
3. Polymerase Chain Reaction(PCR)
26
Secara prinsip, PCR merupakan proses yang diulang-ulang antara 20–30 kali
siklus. Setiap siklus terdiri atas tiga tahap. Berikut adalah tiga tahap bekerjanya
PCR dalam satu siklus:
1. Tahap peleburan (melting) atau denaturasi. Pada tahap ini (berlangsung pada
suhu tinggi, 94–96 °C) ikatan hidrogen DNA terputus (denaturasi) dan DNA
27
menjadi berberkas tunggal. Biasanya pada tahap awal PCR tahap ini
dilakukan agak lama (sampai 5 menit) untuk memastikan semua berkas
DNA terpisah. Pemisahan ini menyebabkan DNA tidak stabil dan siap
menjadi templat ("patokan") bagi primer. Durasi tahap ini 1–2 menit.
2. Tahap penempelan atau annealing. Primer menempel pada bagian DNA
templat yang komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu antara
45–60 °C. Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat
menyebabkan tidak terjadinya penempelan atau primer menempel di
sembarang tempat. Durasi tahap ini 1–2 menit.
3. Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk proses ini tergantung dari
jenis DNA polimerase (ditunjukkan oleh P pada gambar) yang dipakai.
Dengan Taq-polimerase, proses ini biasanya dilakukan pada suhu 76 °C.
Durasi tahap ini biasanya 1 menit.
Lepas tahap 3, siklus diulang kembali mulai tahap 1. Akibat denaturasi dan
renaturasi, beberapa berkas baru (berwarna hijau) menjadi templat bagi primer
lain. Akhirnya terdapat berkas DNA yang panjangnya dibatasi oleh primer yang
dipakai. Jumlah DNA yang dihasilkan berlimpah karena penambahan terjadi secara
eksponensial.
4. Elektroforesis
28
bermuatan negatif, DNA akan bergerak menuju elektroda positif dalam medan
listrik.
Urutan nukleotida DNA dari sebagian besar organisme masih tidak diketahui.
Mengetahui urutan dari DNA suatu oganisme atau suatu klon fragment DNA
memberikan informasi yang sangat berharga untuk studi lanjutan. Urutan dari
suatu gen dapat digunakan untuk memprediksi fungsi dari gen, untuk
membandingkannya dengan urutan yang sama dari organisme yang berbeda, dan
untuk mengidentifikasi mutasi atau keselahan dalam urutan DNA.
karena genom dari sebagian besar organisme terdiri dari milyaran nukleotida
seh ingga molekul DNA yang digunakan untuk reaksi sekuensing harus dipotong
terlebih dahulu menjadi fragmen yang lebih kecil dengan menggunakan enzim
restriksi.
DNA rekombinan
29
Gambar : DNA Rekombinan terjadi karena ada penggabugan DNA dari sumber
yang berbeda
5. Kloning Gen
30
Terdapat berbagai macam enzim yang dapat berperan secara teknis untuk
membelah dan menggabungkan molekul-molekul DNA. Enzim-enzim tersebut
adalah sebagai berikut :
Telah ditemukan lebih dari 350 enzim rentriksi dengan berbaagai variasi
tempat pengenalan dan tempat pembelahan. Hasil pembelahan berupa fragmen
DNA untai rangkap berujung tumpul atau fragmen-fragmen DNA dengan ekor-
ekor untai tunggal.
3. Ligase DNA
31
Ligase DNA mengkatalisis pembentukan ikatan fosofodiester antara dua
rantai DNA. Enzim ini membutuhkan gugus-OH bebas pada ujung 3’ satu rantai
DNA dan gugus –PO pada ujung 5’ rantai DNA lainnya. Ligase DNA tak dapat
menyambung dua molekul DNA untai tunggal. Rantai-rantai DNA yang
digabungkan oleh ligase DNA harus merupakan bagian dari molekul DNA spiral
rangkap. Ligase DNA membentuk ikatan fosfodiester hanya jika ada paling sedikit
beberapa pasangan basa dalam daerah sambungan ini. Ligase DNA menutup takik
yaitu suatu ikatan fosfifiester yang terbuka hanya pada satu untai rantai spiral
rangkap DNA. Proses penggabungan ini sangat penting dalam penyambungan
rantai-rantyai DNA.
32
c) Bidang Industri
Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar
Bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak
berbahaya
Bakteri pembuat aspartanik.
33
Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki
dampak etika yag serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat5 dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit
diterima manusia. Bahan pangan transgenic yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Penerapan hak paten pada organism
hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas organism. Hal ini
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang mengghargai nilai intrinsic
makhluk hidup.
34
BAB III
PENUTUP
35
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, etc. 2009. Biologi. 8th edition. San Fransisco :Pearson
Benjamin Cumming
36
37