Arti turunan suatu fungsi vector.

Suatu fungsi vektor r (t ) dengan variabel real t dikatakan mempunyai limita untuk t
mendekati t 0, apabila r (t ) terdefinisi pada setiap titik di sekitar t 0 (mungkin kecuali di t 0
) dan

lim |r ( t )−a|=0
t →t 0

Atau ditulis

lim r (t)=a
t →t 0

Fungsi vektor r (t ) dikatakan kontinu pada t=t 0, jika r (t ) terdefinisi di sekitar t 0 dan

lim r (t)=r (t 0)
t →t 0

Dalam sistem koordinat Cartesian, r (t ) dapat dinyatakan dalam komponen-

komponennya, yaitu r ( t )=r 1 (t ) i+ r 2 ( t ) j+ r 3 ( t ) k , dengan r 1 ( t ) , r 2 ( t ) dan r 3 ( t ) adalah
fungsi-fungsi skalar. Maka, r ( t ) kontinu pada t 0 jika dan hanya jika 3 komponennya
masing-masing kontinu pada t 0. Turunan (derivatif) dari r (t )didefinisikan sebagai :

dr r ( t +∆ t )−r (t )
= lim
dt ∆ t → 0 ∆t

apabila limit pada ruas kanan ada.

dr
dinyatakan pula dengan r ' (t ). Jika limit pada ruas kanan tersebut ada, maka
dt
dikatakan bahwa r (t ) terdiferensial pada titik t. Selanjutnya kita dapat menuliskan

r ' ( t +∆ t )−r (t ) '

=r ( t )+ ε
∆t

Dimana ε → 0, jika ∆ t →0, selanjutnya r ( t+ ∆ t ) =r ( t ) +(r ' ( t )+ ε ) ∆ t .

Jika ∆ t →0, maka r ( t+ ∆ t ) → r ( t ), sehingga diperoleh jika fungsi r ( t ) terdiferensial pada

t, maka fungsi itu kontinu di t.
Apabila r ( t )=r 1 (t ) i+ r 2 ( t ) j+ r 3 ( t ) k terdiferensial pada t, maka tiap-tiap komponennya

juga terdiferensial pada t sehingga r ' ( t )=r 1' ( t ) i+r 2' ( t ) j+ r 3' ( t ) k.

Turunan-turunan tingkat yang lebih tinggi didefinisikan seperti dalam Kalkulus.

d 2 r '' ( ) d r '
=r t =
dt dt

d 3 r '' ' ( ) d r ''

=r t = ,
dt dt

Dan seterusnya.

Rumus-rumus Turunan Fungsi Vektor

Rumus-rumus turunan yang telah kita kenal dalam Kalkulus memberikan rumus-rumus
yang bersesuaian dengan rumus turunan fungsi vektor. Misalkan, u=u ( t ) , v=v (t)dan
w=w(t) adalah fungsi-fungsi yang terdiferensial dit, maka :

1. e ' =0dan( c u )' =c u' (c vector konstan)

2. ( u+ v ) ’=u' + v '
3. ( fu )' =f u' + f ' u (f =f (t )suatu fungsi scalar)
4. ( u . v )' =u . v ' + u' . v
5. ( u × v )' =u× v ' +u' × v
6. ( u . v ×w )' =u . v × w' +u . v ' × w+u ' . v ×w
' '
7. ( u × ( v × w ) ) =u× ( v × w ) + u× ( v ' ×w ) +(u ' × ( v × w ) )

Contoh 1:

Jika u=u(t)danv=v (t), buktikanlah bahwa ( u × v )' =u × v' +u' × v

Bukti :
 (u+ ∆ u)× ( v +∆ v )−u × v
( u × v )' = lim
∆t→ 0 ∆t

u+∆ v +∆ u × v +∆ u × ∆ v
¿ lim
∆ t →0 ∆t

∆ v ∆u ∆u
¿ lim u ×
∆ t →0
( +
∆t ∆t
×v
∆t
×∆v )
¿ u × v ' +u ' × v

Jika u ( t )=u1 ( t ) i+u 2 ( t ) j+ u3 ( t ) k dan v ( t )=v 1 ( t ) i+v 2 ( t ) j+ v 3 ( t ) k , maka pembuktiannya

dapat dilakukan dengan menggunakan turunan dari suatu determinan, sebagai berikut.

i j k i j k

|| || |
i j k
d
dt
d
|
v1 v2 v3
u
( u× v ) = u1 u 2 u3 = 1
dt dv 1
dt
u2
dv 2
dt
u3
dv 3
dt
du
+ 1
dt
v1
du2
dt
v2
du3
dt
v3

d dv du
( u× v ) =u × + ×v
dt dt dt

( u × v )' =u × v' +u' × v

Khusus rumus-rumus yang berkaitan dengan hasilkali vektor, urutan vektor-vektornya

harus diperhatikan, karena hasilkali vektor tidak bersifat komutatif.

Contoh 2:

Misalkan u(t ) adalah suatu vektor yang panjangnya tetap (konstan), misalnya |u( t)|=c,
maka:

|u|2=u ∙u=c 2
u ∙u ' +u ' ∙ u=0

2 u ∙u' =0

u ∙u ' =0

Hal ini berarti bahwa u' =0 atau u' tegak lurus u

Contoh 3:
Jika u=3 t 2 i+t j−t 2 k dan v=sin t i−cos t j, tentukanlah:

(i) (u ∙ v )'
(ii) (u × v)'

Penyelesaian:

(i) (u ∙ v )' =u ∙ v ' +u ' ∙ v

¿ ( 3 t 2 i+t j−t 2 k ) ∙ ( cos t i+sin t j )+ ( 6 t i+ j−2 t k ) ∙ ( sin t i−cos t j )
¿ 3 t 2 cos t +t sin t+ 6 t sin t−cos t
¿ ( 3 t 2−1 ) cos t+7 t sin t

Atau dengan cara lain

u ∙ v=3 t 2 sin t−t cos t

( u ∙ v )' =3 t 2 cos t +6 t sin t+ t sin t−cos t

¿ ( 3 t 2−1 ) cos t+7 t sin t

(ii) ( u × v )' =u × v' +u' × v

i j k i j k

|
¿ 3t 2
t −t 2 + 6 t
cos t sint 0
1
||
sint −cos t
−2 t
0 |
¿ t 2 sin t i−t 2 cos t j+ ( 3t 2 sint−tcos t ) k +−2 t cos t i−2t sin t j−( 6 t cos t +sin t ) k

¿ ( t 2 sin t−2 t cos t ) i−( t 2 cos t+2 t sin t ) j+ ( ( 3 t 2−1 ) sin t−7 cos t ) k
Atau dengan cara lain:
i j k
u × v= 3t
| 2
t −t 2
sint −cos t 0 |
¿−t 2 cos t i−t 2 sin t j−( 3 t 2 cos t +t sin t ) k
( u × v )' =( t 2 sin t−2 t cos t ) i−( t 2 cos t +2 t sin t ) j+ ( 3 t 2 sin t−6 t cos t−t cos t−sin t ) k
¿ ( t 2 sin t−2 t cos t ) i−( t 2 cos t+2 t sin t ) j+ ( ( 3 t 2−1 ) sin t−7 cos t ) k

VEKTOR SINGGUNG, NORMAL, DAN BINORMAL

Misalkan C adalah kurva yang dinyatakan oleh fungsi vector r =r (t) yang terdiferensial
dan kontinu pada a ≤ t ≤ b
Misalkan pula bahwa t (t) dan r (t +∆ t ) berturut-turut adalah vector-vektor posisi titik P
dan Q pada kurva C, maka garis PQ mempunyai arah yang sama dengan vector

r (t +∆ t )−r (t)
∆t

Garis singgung pada kurva C di titik P didefinisikan sebagai posisi limit dan garis lurus
PQ, jika Q mendekati P sepanjang kurva, sehingga
r ( t +∆ t )−r (t) dr
ṙ = lim
∆t→ 0 ∆t (, ṙ=
dt )
merupakan vektor arah garis singgung dari kurva C di titik P. Selanjutnya, ṙ disebut
vector singgung dari kurva C di titik P.
Jika T adalah vector satuan yang searah dengan ṙ , maka:
ṙ
T=
|ṙ|
Selanjutnya T disebut vector singgung satuan dari kurva C di titik P.