(Bab 8) Individu Dalam Organisasi
(Bab 8) Individu Dalam Organisasi
A. Organisasi Rasional
E. H. Schein memberikan satu definisi ringkas tentang organisasi yang
“rasional” sebagai berikut : “Organisasi adalah koordinasi rasional atas aktivitas-aktivitas
sejumlah individu untuk mencapai tujuan atau sasaran eksplisit bersama, melalui
pembagian tenaga kerja dan fungsi dan melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.”
Pada bagian dasar organisasi terdapat “tingkat operator” : para pegawai dan
pengawas. Di atas tingkat operator terdapat “manajer madya” yang mengarahkan unit-
unit di bawahnya dan memperoleh arahan dari jabatan atau tingkat yang lebih tinggi
dalam garis kewenangan formal. Pada puncak piramida terdapat manajemen tertinggi :
dewan direksi, pimpinan pejabat eksekutif, dan para stafnya. Model organisasi rasional
mengasumsikan bahwa sebagian besar informasi dikumpulkan dari tingkat operator, naik
melewati sejumlah tingkat manajemen formal, yang masing-masing mengumpulkan
informasi serupa, sampai akhirnya mencapai manajemen tertinggi.
Tanggung jawab etis dasar yang muncul dari aspek-aspek rasional organisasi
difokuskan pada dua kewajiban moral : (a) kewajiban pegawai untuk mematuhi atasan
dalam organisasi, mencapai tujuan-tujuan organisasi, dan tidak melakukan aktivitas-
aktivitas yang mengancam tujuan tersebut; dan (b) kewajiban atasan untuk memberikan
gaji yang adil dan kondisi kerja yang baik.
D. Organisasi Politik
Tidak seperti model rasional, model politik organisasi tidak hanya melihat
pada garis kewenangan (otoritas) dan komunikasi dalam organisasi ataupun
mengasumsikan bahwa semua perilaku organisasi secara rasional didesain untuk
mencapai suatu tujuan dan sasaran ekonomi seperti keuntungan atau produktivitas.
Namun sebaliknya, model politik melihat organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri
dari sejumlah koalisi kekuatan yang saling bersaing, jalur pengaruh dan komunikasi
formal dan informal yang terbentuk dari koalisi-koalisi tersebut.
Masalah etis utama difokuskan bukan pada kewajiban kontraktual perusahaan
dan pegawai (seperti dalam model rasional), namun pada hambatan-hambatan moral
terhadap penggunaan kekuasaan di dalam organisasi. Etika perilaku organisasional yang
dilihat dari perspektif model politik difokuskan pada pertanyaan : (a) Apa, jika ada,
batasan moral pada kekuasaan manajer yang dapat diterapkan pada pegawai? (b) Apa,
jika ada, batasan moral pada kekuasaan pegawai yang dapat diterapkan pada pegawai
lain?
E. Hak Pegawai
Seperti halnya dengan kekuasaan pemerintah yang harus menghormati hak-
hak sipil warganya, kekuasaan manajer juga harus mengormati hak-hak moral para
pegawainya. Hak-hak yang dimaksud adalah sebagai berikut : (1) Hak privasi; (2)
kebebasan suara hati; (3) whistleblowing; (4) hak untuk berpartisipasi; (5) hak atas protes
yang layak; (6) hak pegawai; dan (7) hak untuk berorganisasi.
F. Politik Organisasional
Taktik Politik dalam Organisasi
Etika Taktik Politik
G. Organisasi yang Penuh Perhatian