Anda di halaman 1dari 3

INDIVIDU DALAM ORGANISASI

A. Organisasi Rasional
E. H. Schein memberikan satu definisi ringkas tentang organisasi yang
“rasional” sebagai berikut : “Organisasi adalah koordinasi rasional atas aktivitas-aktivitas
sejumlah individu untuk mencapai tujuan atau sasaran eksplisit bersama, melalui
pembagian tenaga kerja dan fungsi dan melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.”
Pada bagian dasar organisasi terdapat “tingkat operator” : para pegawai dan
pengawas. Di atas tingkat operator terdapat “manajer madya” yang mengarahkan unit-
unit di bawahnya dan memperoleh arahan dari jabatan atau tingkat yang lebih tinggi
dalam garis kewenangan formal. Pada puncak piramida terdapat manajemen tertinggi :
dewan direksi, pimpinan pejabat eksekutif, dan para stafnya. Model organisasi rasional
mengasumsikan bahwa sebagian besar informasi dikumpulkan dari tingkat operator, naik
melewati sejumlah tingkat manajemen formal, yang masing-masing mengumpulkan
informasi serupa, sampai akhirnya mencapai manajemen tertinggi.
Tanggung jawab etis dasar yang muncul dari aspek-aspek rasional organisasi
difokuskan pada dua kewajiban moral : (a) kewajiban pegawai untuk mematuhi atasan
dalam organisasi, mencapai tujuan-tujuan organisasi, dan tidak melakukan aktivitas-
aktivitas yang mengancam tujuan tersebut; dan (b) kewajiban atasan untuk memberikan
gaji yang adil dan kondisi kerja yang baik.

B. Kewajiban Pegawai Terhadap Perusahaan


Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama
pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-
kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Pandangan-padangan tradisional
tentang kewajiban pegawai pada perusahaan membentuk apa yang disebut “hukum
agensi”─atau dengan kata lain peraturan yang menetapkan kewajiban-kewajiban hukum
dari “agen” (pegawai) kepada pimpinan mereka.
Ada situasi dimana pegawai gagal melaksanakan kewajiban untuk mencapai
tujuan perusahaan. Pegawa melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya “konflik
kepentingan”, mencuri dari perusahaan, atau menggunakan jabatannya sebagai sarana
untuk memperoleh keuntungan dari orang lain dengan melakukan pemerasan atau suap
(contoh: insider trading)
C. Kewajiban Perusahaan Terhadap Pegawai
Kewajiban moral dasar perusahaan terhadap pegawai, menurut pandangan
rasional adalah memberikan kompensasi yang secara sukarela dan sadar telah mereka
setujui sebagai imbalan atas jasa pegawai. Ada dua masalah yang berkaitan dengan
dengan kewajiban ini: kelayakan gaji dan kondisi kerja pegawai (meliputi kesehatan,
keamanan, dan kepuasan kerja). Gaji dan kondisi kerja merupakan aspek-aspek
kompensasi yang diterima pegawai dari jasa yang mereka berikan, dan keduanya
berkaitan dengan masalah apakah pegawai menyetujui kontrak kerja secara sukarela dan
sadar. Jika seorang pegawai “dipaksa” menerima pekerjaan tanpa upah yang memadai
atau kondisi kerja yang layak, maka kontrak kerja tersebut dianggap tidak adil.

D. Organisasi Politik
Tidak seperti model rasional, model politik organisasi tidak hanya melihat
pada garis kewenangan (otoritas) dan komunikasi dalam organisasi ataupun
mengasumsikan bahwa semua perilaku organisasi secara rasional didesain untuk
mencapai suatu tujuan dan sasaran ekonomi seperti keuntungan atau produktivitas.
Namun sebaliknya, model politik melihat organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri
dari sejumlah koalisi kekuatan yang saling bersaing, jalur pengaruh dan komunikasi
formal dan informal yang terbentuk dari koalisi-koalisi tersebut.
Masalah etis utama difokuskan bukan pada kewajiban kontraktual perusahaan
dan pegawai (seperti dalam model rasional), namun pada hambatan-hambatan moral
terhadap penggunaan kekuasaan di dalam organisasi. Etika perilaku organisasional yang
dilihat dari perspektif model politik difokuskan pada pertanyaan : (a) Apa, jika ada,
batasan moral pada kekuasaan manajer yang dapat diterapkan pada pegawai? (b) Apa,
jika ada, batasan moral pada kekuasaan pegawai yang dapat diterapkan pada pegawai
lain?

E. Hak Pegawai
Seperti halnya dengan kekuasaan pemerintah yang harus menghormati hak-
hak sipil warganya, kekuasaan manajer juga harus mengormati hak-hak moral para
pegawainya. Hak-hak yang dimaksud adalah sebagai berikut : (1) Hak privasi; (2)
kebebasan suara hati; (3) whistleblowing; (4) hak untuk berpartisipasi; (5) hak atas protes
yang layak; (6) hak pegawai; dan (7) hak untuk berorganisasi.
F. Politik Organisasional
 Taktik Politik dalam Organisasi
 Etika Taktik Politik
G. Organisasi yang Penuh Perhatian

Anda mungkin juga menyukai