Anda di halaman 1dari 4

NPM : 17.0102.

0135

Nama : Fira Nurhidayah

PERAN AUDIT FORENSIK DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI


INDONESIA

A. Fenomena Korupsi di Indonesia


Korupsi hampir terjadi di setiap daerah di Indonesia, mulai dari kasus kecil
sampai dengan kasus kompleks, misalnya kasus korupsi yang terjadi pada tahun 2019,
dua pejabat Pemerintah kabupaten Indragiri Hulu, Riau, yang menjadi tersangka korupsi
anggaran Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) yang digelar pada tahun 2017 dan telah
merugikan keuangan Negara sebesar Rp. 313.000.000,00[ CITATION Syu19 \l 1033 ].
Pemberantasan korupsi sudah sangat banyak dilakukan, tetapi upaya untuk
menimbulkan efek jera dengan terpenjaranya pelaku koruptor ternyata tidak terwujud.
Hal ini disebabkan karena penegakkan hukum di Indonesia tidak bebas dari permainan
uang dan pengaruh kekuasaan. Strategi yang telah disusun oleh berbagai lembaga
pemerintah seperti BPK, BPKP, Inspektorat, KPK maupun oleh kalangan LSM seperti
MTI dan ICW masih belum mampu menuntaskan permasalahan korupsi yang sudah
menjamur sedemikian rupa[ CITATION IDE10 \l 1033 ].
[ CITATION Wil19 \l 1033 ], tahun ini merupakan puncak pelemahan
pemberantasan korupsi di Indonesia. Dengan adanya regulasi revisi UU KPK, pelemahan
melewati revisi UU KPK dan dimudahkanya remisi para koruptor dalam UU tentang
permasyarakatan. Hukumanya pun berkurang yang tadinya 4 tahun di tipikor lalu turun
menjadi 2 tahun, denda juga banyak berkurang. Kesulitan lain yang akan dihadapi KPK
ke depan yakni terkait hilangnya status penyidik dan penuntut pimpinan KPK.

B. Audit Forensik

[ CITATION IDE10 \l 1033 ],Audit forensik merupakan suatu pengujian mengenai


bukti atas suatu pernyataan atau pengungkapan informasi keuangan untuk menentukan
keterkaitannya dengan ukuran-ukuran standar yang memadai untuk kebutuhan
pembuktian di pengadilan. Audit forensik lebih menekankan proses pencarian bukti serta
penilaian kesesuaian bukti atau temuan audit tersebut dengan ukuran pembuktian yang
dibutuhkan untuk proses persidangan. Seorang auditor forensik bisa menjadi saksi ahli di
pengadilan. Auditor Forensik yang berperan sebagai saksi ahli bertugas memaparkan
temuan-temuannya terkait kasus yang dihadapi. Tentunya hal ini dilakukan setelah
auditor menganalisa kasus dan data-data pendukung untuk bisa memberikan penjelasan
di muka pengadilan.

Audit forensik merupakan perluasan dari penerapan prosedur audit standar ke


arah pengumpulan bukti untuk kebutuhan persidangan di pengadilan. Audit ini meliputi
prosedur-prosedur atau tahapan-tahapan tertentu yang dilakukan dengan maksud untuk
menghasilkan bukti. Teknik-teknik yang digunakan audit untuk mengidentifikasi dan
menggabungkan bukti-bukti guna membuktikan, seperti berapa lama fraud telah
dilakukan, bagaimana cara melakukan fraud tersebut, berapa besar jumlahnya, di mana
dilakukannya, serta oleh siapa pelakunya. Audit forensik pertama kali harus
mempertimbangkan apakah ia memiliki keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk
menerima pekerjaan tersebut karena audit forensik memerlukan pengetahuan tentang
investigasi fraud dan pengetahuan tentang hukum secara luas dan mendalam. Tahap
perencanaan merupakan tahap kedua setelah penerimaan tugas. Tahap ini
mengidentifikasi jenis fraud yang terjadi, seberapa lama fraud yang berlangsung, siapa
pelaku, dan kuantifikasi kerugian financial yang diderita klien. Auditor
mempertimbangkan cara terbaik mendapatkan bukti dan memberikan saran untuk
pencegahan terjadinya fraud tersebut[ CITATION Pur12 \l 1033 ].
[ CITATION Fau12 \l 1033 ],mengatakan bahwa pengumpulan bukti bisa saja
dilakukan dengan analisa dokumen-dokumen, wawancara investigasi, dan observasi
langsung ke lapangan. Sebelum melakukan pengumpulan bukti, auditor harus memahami
jenis fraud dan bagaimana fraud tersebut bisa dilakukan. Bukti yang dimiliki auditor
haruslah kuat dan dapat dibuktikan bahwa berdasarkan bukti tersebut terdapat
kemungkinan terjadinya kecurangan. Laporan yang diterbitkan auditor sebaiknya
membahas bagaimana fraudster melakukan suatu kecurangan, pengendalian internal yang
berhasil dibobol, dan memberikan masukan dalam pencegahan terjadinya
fraud[ CITATION Pur12 \l 1033 ].
[ CITATION Pur12 \l 1033 ], mendefinisikan fraud sebagai suatu kecurangan,
baik dalam bentuk penggelapan atau penipuan yang dibuat untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau untuk orang lain. Tindakan fraud menjadi tiga kelompok, antara
lain korupsi, penggunaan aset yang tidak selayaknya (asset misappropriation), dan fraud
atas laporan keuangan.. Kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan digambarkan
dalam segitiga kecurangan (fraud triangle) yang terdiri dari insentif atau tekanan,
kesempatan, dan sikap.
[ CITATION IDE10 \l 1033 ], mengungkapkan bahwa korupsi direalisasi oleh
aparat birokrasi dengan perbuatan menggunakan dana kepunyaan negara untuk
kepentingan pribadi yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum. Korupsi
dalam kaitannya dengan birokrasi dapat dalam bentuk kolusi, dan nepotisme. Seorang
ahli sosiologi korupsi, membedakan jenis-jenis korupsi menurut tipologi, yaitu :
Transactive Corruption, Exortive Corruption, Investive Corruption, Nepotistic
Corruption, Defensive Corruption, Autogenic Corruption dan Supportive Corruption.

C. Peran Audit Forensik Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia


Audit forensik dalam menerapkan pemberantasan korupsi di Indonesia hanya
digunakan untuk mendeteksi dan investigasi fraud, deteksi kerugian keuangan, serta
untuk menjadi saksi ahli di pengadilan. Oleh karena itu, penggunaan ilmu audit forensik
dalam mendeteksi risiko fraud dan uji tuntas dalam perusahaan swasta belum dipraktikan
di Indonesia. Audit forensik dalam menjalankan peranannya dalam upaya pemberantasan
korupsi diharapkan mampu secara efisien mencegah, mengerti atau mengungkapkan, dan
menyelesaikan berbagai kasus korupsi melalui tindakan preventif, detektif, dan represif
[ CITATION IDE10 \l 1033 ]. Adanya strategi preventif dan dilakukan dengan
pemberian arahan pada hal-hal yang menjadi sebab timbulnya praktek korupsi untuk
dapat membuat meminimalkan penyebab korupsi serta peluang untuk dapat dengan
mudah melakukan korupsi. Pada strategi detektif ini dilakukan untuk sebuah kasus
korupsi yang telah terjadi, maka kasus tersebut dapat diketahui dalam waktu singkat dan
akurat untuk dapat mencegah terjadinya kemungkinan terjadinya kerugian yang lebih
besar. Strategi reprensif ini diarahkan untuk memberikan sanksi hukum kepada pihak
yang terlibat dalam praktik korupsi. Audit forensik juga bisa digunakan untuk mendeteksi
dan menghitung kerugian keuangan negara yang disebabkan tindakan fraud.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan suatu keahlian forensik
dalam pencegahan dan cara menanggulangi kecurangan- kecurangan seperti korupsi yang
diperlihatkan melalui pengadaan pelatihan kompetensi auditor forensik yang dilakukan
oleh BPKP. Diklat ini sebagai persiapan bagi auditor agar dapat mengikuti sertifikasi
kompetensi auditor forensik yang diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor
Forensik (LSPAF). Sejak memperoleh sebuah legalisasi tersebut, LSPAF melakukan
sebuah kegiatan sertifikasi auditor forensik dan dapat pula memberikan sertifikasi
kompetensi auditor forensik kepada beberapa auditor.
Peran yang harus dihadapi audit forensik di indonesia adalah masih lemahnya
institusi yang dapat menghasilkan tenaga forensik dan audit investigatif dalam upaya
pemberantasan korupsi. Audit forensik di Indonesia yang masih sangat terbatas dan
keberadaannya masih terdapat di pusat masih menjadi faktor utama korupsi yang masih
dapat berkembang di seluruh Indonesia. Didalam sektor publik, peran kekuasaan yang
diduduki oleh politisi dapat menjadi suatu hambatan didalam regulasi dan birokrasi yang
berbelit-belit dapat menjadi suatu kendala terbesar bagi audit forensik untuk menjalankan
tugasnya.
Cepatnya pertumbuhan korupsi, sangatlah tidak sebanding dengan pemberantasan
yang dilakukan lembaga pemberantas korupsi, oleh karena itu pemerintah harus
membuka ruang gerak bagi audit forensik untuk masuk lebih jauh lagi dalam upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi. Dengan terbukanya ruang gerak bagi akuntan
forensik, perlahan tapi pasti dapat membantu dalam menurunkan tingkat korupsi yang
terjadi di Indonesia, bahkan tidak mustahil untuk memberantas sampai ke akar dan
mengubah budaya korupsi yang sudah turun - menurun tersebut. Sehingga negara kita ini
dapat menjadi negara yang aman, tenang dan terbebas dari korupsi.

Anda mungkin juga menyukai