Anda di halaman 1dari 24

Available online at: prosiding.relawanjurnal.id/index.

php/comdev
Proceeding of Community Development
Volume 2 (2018): 1-5; DOI: https://doi.org/10.30874/comdev.2018.1
“Memperkuat Produktivitas untuk Ketahanan Ekonomi Nasional”

TIPE ARTIKEL: ARTIKEL PENELITIAN


MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP
JUMLAH PENERIMAAN PPN

Benyamin Melatnebar

Universitas Buddhi Dharma, Tangerang, Indonesia

benjaminwuarmanuk_81@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan uji apakah adanya pengaruh terhadap variabel –
variabel independen yang terdiri dari; (Pengusaha Kena Pajak Terdaftar, e-Faktur, e-Billing dan e-
Filling) terhadap variabel dependen yakni penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, baik uji secara
sebagian maupun secara bersamaan. Data yang diperoleh oleh penulis untuk penelitian berasal
dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tangerang Barat, yang terdiri dari jumlah Pengusaha Kena
Pajak Terdaftar, jumlah e-Faktur, jumlah e-Billing yang disetorkan oleh PKP, dan jumlah e-Filling
yang dilaporkan oleh PKP dan jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

Penulis menggunakan design penelitian kausal dalam metodologi penelitiannya dengan


jumlah sampel sebanyak 48 buah. Metode pemilihan sampel yang digunakan oleh penulis adalah
pengambilan sampling dengan menentukan special characteristics, dan adapun jenis datanya
adalah data sekunder, memakai kumpulan data selama 4 tahun. Sebelum dilakukannya uji
hipotesis, data yang didapat dengan memakai data collection technique. Dari data yang ada
dilakukan analisa dengan pengujian asumsi klasik. Adapun uji hipotesis menggunakan metode
analisa statistik regresi linier berganda.

Penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Hasil uji sebagian terbukti bahwa
Penghasilan Kena Pajak Terdaftar dan e-Billing berpengaruh secara negatif dan juga signifikan
terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, namun e-Faktur tidak memiliki pengaruh
terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, sedangkan e-Filling berpengaruh secara positif
dan juga berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. (2)
Adapun hasil uji secara simultan membuktikan bahwa Pengusaha Kena Pajak Terdaftar, e-Faktur,
e-Billing dan e-Filling berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai.

Kata Kunci: PKP Terdaftar, e-Faktur, e-Billing, e-Filling, Penerimaan PPN

ABSTRACT
Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

This research was conducted to test whether there was an effect on the independent
variables consisting of; (Registered corporate taxpayer, e-Invoice, e-Billing and e-Filling) on the
dependent variable, namely Value Added Tax receipts, both partially and simultaneously testing.
The data obtained by the authors for the study; came from the Tangerang West Pratama Tax
Office, which consisted of the number of Registered corporate taxpayer, the number of e-
Invoices, the number of e-Billing deposited by PKP, and the number of e-Filling reported by PKP
Value Added Tax receipts.

The author uses a causal research design in his research methodology with a total sample
of 48 pieces. The sample selection method used by the author is sampling by determining special
characteristics, and the data type is secondary data, using a data collection for 4 years. Before
conducting a hypothesis test, data is obtained using a data collection technique. From the existing
data, an analysis is carried out by testing classical assumptions. The hypothesis test uses the
method of multiple linear regression statistical analysis.

The author obtained the following research results: (1) The test results were partly proven
that Registered Taxable Income and e-Billing had a negative effect and also significant towards the
acceptance of Value Added Tax, but e-Invoice had no effect on the Value Added Tax receipt, while
e -Filling has a positive effect and also has a significant effect on Value Added Tax receipts. (2)
Simultaneous test results prove that Taxable Registered Entrepreneurs, e-Invoice, e-Billing and e-
Filling have a positive and significant effect on Value Added Tax revenue.

Keywords: Registered corporate taxpayer, e-Invoice, e-Billing, e-Filling, Value Added Tax
Receipt

PENDAHULUAN

2│ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

Bangsa yang hebat adalah bangsa yang bisa membawa masyarakatnya kepada
kemakmuran yang hakiki. Memiliki sumber daya alam yang kaya dari Sabang sampai Papua.
Dengan berbagai budaya, suku, agama dan ras yang berbeda – beda. Merupakan kekayaan yang
secara nyata tidak dimiliki oleh bangsa – bangsa lain di dunia. Setiap perbedaan inilah yang
dinamakan Bhinneka Tunggal Ika yang tertera pada lembaran kayu putih dalam genggaman
kokoh, burung garuda kebanggaan Indonesia. Bahwa ‘unity in diversity’ yang membuat Indonesia
menyatakan kemerdekaannya 73 tahun lalu. Hingga Belanda harus mengalah dan angkat kaki dari
Negara kepulauan tercinta, Indonesia. Tidaklah mudah untuk merebut kemerdekaan yang
dilakukan oleh para pahlawan yang telah gugur puluhan tahun lalu. Menjadi tugas bagi anak
bangsa untuk terus berjuang, berperang mempertahankan negaranya dalam berbagai bidang
kehidupan.

Sebagai putra putri bangsa harus ikut ambil bagian dalam menjaga keutuhan Negara
Indonesia. Mempertahankan, memperbaiki dan terus membangun untuk kejayaan bumi pertiwi.
Menjaga Negara dengan melakukan tambal sulam pada segala lini, melakukan improvement di
segala bidang. Pendidikan, Politik, Pertahanan Keamanan, Sosial Budaya dan Ekonomi. Kemajuan
suatu bangsa sangat dipengaruhi bidang perekonomiannya. Salah satu opsional pemerintah untuk
menggenjot perekonomian suatu bangsa adalah melalui sektor pajak. Bagaimana supaya
penerimaan pajak menjadi selebritas termashyur dan masyarakatnya pun tidak merasa ketakutan
dan
dan ingin menghindari dikenaikan pajak. Justru mereka ikut berpartisipasi bangga ketika ikut
berkontribusi untuk memajukan Negara ini.

Cakupan sektor ekonomi mengerucut pada perbankan dan keuangan. Salah satu turunan
sektor keuangan yang menjadi primadona adalah dari sisi perpajakan. Perusahaan – perusahaan
baik perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing
(PMA) yang mendirikan usahanya di Indonesia. Merupakan ladang basah bagi pemerintah
khususnya direktorat jenderal pajak dalam hal penerimaan pajak. Penerimaan pajak dari badan
usaha terdiri dari Pajak Penghasilan Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 4 ayat 2, Pasal 25/
29 dan Pajak pertambahan nilai, Dari sana, penulis ingin mengemukakan kajian jumlah
penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN). Yang mana jumlah penerimaan PPN dipengaruhi oleh
berbagai poin penting, diantaranya aplikasi sistem pelaporan pajak pertambahan nilai yakni e-
Faktur, media pembuatan surat setoran pajaknya yakni melibatkan kanal e-Billing pajak dan kanal

│Copyright
3 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

e-Filling dalam hal mediasi pelaporan surat pemberitahuan (SPT) PPN nya. Sehingga penulis
merasa sangat tertarik untuk membuat artikel: “ Menyoal Sistem e-Faktur, Kanal e-Billing Pajak
dan e-Filling Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. “ Dan menambahkan satu
variabel independen yakin PKP Terdaftar.

Adapun, penulis membuat risetnya di Kantor Pajak Pratama Tangerang Barat dengan
rentang waktu antara bulan Januari 2015 hingga Desember 2018. Alasan penulis menggunkan KPP
Pratama Tangerang Barat, karena realisasi penerimaan PPN mengalami peningkatan selama kurun
waktu 4 (tahun) berturut – turut.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah Pengaruh PKP Terdaftar, sistem e-Faktur, Kanal e-Billing Pajak dan e-Filling
Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya riset ini adalah untuk melakukan pengujian apakah ada
pengaruh terhadap variabel – variabel independen yang terdiri dari; (Pengusaha Kena Pajak
Terdaftar, Sistem e-Faktur, Kanal e-Billing Pajak dan Kanal e-Filling) terhadap variabel dependen
yang terdiri dari; (Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai) baik pengujian sebagian maupun secara
bersamaan, dengan obyek dan jangka waktu yang tentunya beda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya.

LANDASAN TEORI

4│ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

e-Faktur

Sistem e-Faktur pajak telah dikembangkan oleh direktorat jenderal pajak dibawah
kementerian keuangan. Karena sebelum e-Faktur hadir. Lalu lintas faktur pajak fiktif begitu kuat.
Pengusaha yang belum dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak dengan lantang mengeluarkan
faktur pajak, padahal dirinya bukan pengusaha kena pajak. Penomeran faktur pajak yang bisa
dikeluarkan sendiri oleh wajib pajak, yang membuat kecolongan bagi direktorat jenderal pajak.
Karena wajib pajak bisa membuat nomor seri faktur pajak sesukanya, Sehingga ketika pelaporan
SPT PPN dilakukan di akhir bulan dan direktorat jenderal pajak melakukan penandingan faktur
pajak antara faktur pajak masukan dan faktur pajak keluaran, baru ketahuan bahwa tidak ada
lawan transaksinya. Hal ini membuat kecolongan bagi wajib pajak dan Negara mengalami
kerugian yang cukup signifikan. Sehingga dari sana direktorat jenderal pajak melakukan improve
dan development terkait administrasi pajak. Sebagai simulasi awal E-Faktur awalnya hanya
diperkenalkan pada perusahaan – perusahaan yang berada di Jawa dan Bali. Baru pada
pertengahan per 1 Juli tahun 2016 setiap PKP yang sudah dikukuhkan pada KPP di lingkungan
kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak khusus di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Papua dan Maluku diwajibkan untuk membuat faktur pajak berbentuk elektronik (atau
yang disebut dengan e-Faktur). (Pengumuman Nomor: PENG-05/PJ.09/2016 tentang penerapan
e-Faktur secara nasional).

Sedikit banyak sistem ini cukup diterima oleh masyarakat. Ada yang kaget senang, karena
pelayanan pajak khususnya dalam hal pelaporan pajak pertambahan nilai semakin dipermudah.
Hanya saja saat launching pertama kali harus melakukan install pertama kali dan perlu waktu
untuk melakukan operasional e-Faktur. Di sisi lain, ada beberapa pihak yang merasa keberatan
dengan implementasi e-Faktur. Karena hal ini akan mengakibatkan gerak gerik mereka untuk
melakukan penggelapan pajak pertambahan nilai menjadi semakin sempit. Direktorat jenderal
pajak cukup senang karena, kebijakan baru tersebut akan mengakibatkan jumlah faktur pajak
fiktif akan semakin berkurang dengan sendirinya. Sehingga saat penandingan e-Faktur pajak
masukan atau keluaran dengan dengan lawan transaksi customer dan vendor, dengan sendirinya
tidak akan kecolongan lagi seperti periode sebelum diterapkannya e-Faktur.

│Copyright
5 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

E-Faktur didefinisikan sebagai Faktur Pajak yang dibuat menggunakan aplikasi / sistem elektronik
yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (Pasal 1 ayat (1) Per 16/Pj/2014) menurut
http://www.pajakitumudah.com/2015/03/mengenal-e-Faktur-pajak.html

Sistem e-Faktur telah dikembangkan oleh direktorat jenderal pajak dan telah diaplikasikan
kepada seluruh pengusaha kena pajak di seluruh wiliyah Republik Indonesia. Sistem ini setiap
akhir bulan akan melakukan rekapitulasi untuk melakukan crosscheck bahwa faktur pajak keluaran
yang keluar dari wajib pajak badan tertentu telah dikreditkan oleh lawan transaksinya. Sehingga
dari sana lalu lintas faktur pajak yang beredar akan diketahui dengan pasti. Dan mengurangi
jumlah faktur pajak fiktif yang bisa saja terjadi dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dalam periode satu bulan e-Faktur yang sudah keluar, nantinya akan dihitung bersamaan dengan
e-Faktur masukan, sehingga diperoleh kurang bayar ataukah lebih bayar pajak pertambahan nilai
(PPN) nya. Bila terjadi kekurangan bayar PPN, nanti harus disiapkan surat setoran pajak yang saat
ini disebut dengan e-Billing Pajak.

e-Billing Pajak

e-Billing pajak adalah sistem bayar pajak online (secara elektronik) dengan cara membuat
kode billing atau ID billing terlebih dahulu. https://www.online-pajak.com/e-Billing-pajak-cara-
bayar-pajak-online

Sistem e-Billing pajak dikembangkan oleh direktorat jenderal pajak menggantikan lembaran surat
setoran pajak yang berjumlah 5 lembar. Hanya perlu masuk ke dalam website
https://sse3.pajak.go.id dari sana login menggunakan login wajib pajak badan terdaftar.
Memasukan nama dan password wajib pajak badan, kemudian masukan kode verifikasi.
Kemudian klik isi SSE (create Electronic Tax Payment Slip). Dari sana tampil dilayar Form Surat
Setoran Elektronik. Ada pilihan isian yang perlu diisi jenis pajak, jenis setoran, masa pajak, tahun
pajak, jumlah setoran dan uraian keterangan. Kemudian simpan. Setelah itu muncul keterangan
Rekam SSP berhasil dengan Nomor Transaksi : …….
Silahkan klik tombol 'Ubah SSP' untuk mengubah atau klik tombol 'Kode Billing' untuk
melanjutkan. Bila sudah ok, maka tinggal klik kode Billing. Setelah itu tampil keterangan –SUKSES-
00 pembuatan ID Billing Sukses. Tinggal dicetak kode Billingnya.

6│ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

Hasil cetakan kode Billing silahkan diprint untuk dibawa ke kantor pos atau bank persepsi. Atau
bisa melakukan pembayaran dengan menggunakan internet banking, tanpa harus melakukan
print kertas e-Billing pajak. Adapun jatuh tempo pembayaran kekurangan bayar PPN adalah 30
hari setelah masa pajak berakhir.

e-Filling Pajak

Setelah memegang e-Billing pajak, wajib pajak badan akan menyiapkan laporan SPT PPN dan
harus dilaporkan paling lambat pun 30 hari setelah pajak. Wajib pajak tidak lagi harus antri untuk
melaporkan SPT PPN ke kantor pelayanan pajak. Tapi cukup buka website
https://djponline.pajak.go.id/account/login untuk melaporkan SPT PPN.

Ketika lapor SPT PPN tidak perlu harus datang ke kantor pelayanan pajak. Berpanas –
panasan, menghabiskan biaya transportasi ke kantor pajak, antri berlama-lama di kantor pajak,
menghabiskan berlembar – lembar kertas dan tinta. Tidak perlu datang untuk berantri – antri
lama. Dan gebrakan yang dibuat oleh direktorat jenderal pajak untuk memudahkan pelaporan SPT
PPN ini adalah membuat kanal e-Filling pajak untuk melaporkan SPT. Sehingga pelaporan SPT ini
dapat dilakukan dengan mudah dan dimana saja. Hanya perlu akses wifi dimana saja bisa
melakukan pelaporan SPT, khususnya SPT PPN.

Dari sana dibayarkan kekurangan pajaknya oleh wajib pajak badan dalam surat
pemberiahuan (SPT) PPN paling lambat akhir bulan berikutnya. Setelah itu, bersiap untuk proses
selanjutnya yakni pelaporan SPT PPN masa. Setelah masuk di web djponline.pajak.go.id kemudian
masukan nama dan password, lalu masukan kode dan klik login. Klik e-Filling dibawah nama
perusahaan atau wajib pajak di kanan atas. Lalu klik buat SPT. Disana ada perintah upload SPT, klik
browse file csv dan browse pdf, untuk mendownload file csv dan pdf SPT PPN. Adapun nama yang
harus digunakan haruslah menggunakan nama yang sama, karena bila berbeda maka
pengunduhan tidak akan berhasil. Kemudian start upload. Setelah proses upload sudah berhasil,
silahkan melakukan masukan kode verifikasi yang sudah diemail berdasarkan email terdaftar di
djponline dan setalah itu silahkan copy kode itu untuk dimasukan sesuai permintaan dan lakukan
pelaporan SPT PPN. Setelah itu akan pertanyaan terakhir, apakah anda puas atau tidak puas
terhadap fasilitas pelaporan e-Filling yang disajikan oleh djponline.

│Copyright
7 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

Pelaporan SPT PPN dirasa semakin simple. Wajib pajak semakin dimanjakan oleh fitur-
fitur dalam kanal e-Billing dan e-Filling pajak sehingga pelaporan SPT PPN dapat tereksekusi
dengan baik.

SELF ASSESMENT SYSTEM

Dalam rangka melakukan kewajiban perpajakan di Indonesia. Negara pada umumnya dan
direktorat jenderal pajak pada khususnya telah mengemukakan salah satu sistemnya yakni self
assessment system. Wajib pajak diperkenankan untuk melakukan penghitungan, pembayaran dan
pelaporan pajak secara sendiri. Sistem ini semakin memberikan ruang gerak kepada wajib pajak
untuk bertanggung jawab dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Tanggung jawab ini tentu
berdasarkan kepada undang-undang pajak yang berlaku di Negara kita.

Menghitung

Melakukan perhitungan sendiri terhadap setiap transaksi berkaitan dengan PPN keluaran dan PPN
masukan yang ada di dalam perusahaan. Lalu, melakukan penandingan PPN keluaran dan PPN
masukan. Sehingga diperoleh kurang bayar PPN yang harus di bayarkan kepada negara

Membayar

Melakukan persiapan pembayaran SPT PPN dengan melakukan visitasi ke website


https://sse3.pajak.go.id Adapun penjelasan yang akan penulis utarakan di bawah ini, bahwa wajib
pajak sudah terdaftar di http://ss3.pajak.go.id kemudian melakukan login ke dalam web, untuk
menyiapkan e-Billing atau istilah konvensionalnya adalah surat setoran pajak. Adapun langkah –
langkah yang dilakukan adalah masukan npwp dan password. Kemudian input kode keamanan.
Untuk dapat mengakses ke dalam website. Lalu klik isi SSE (surat setoran pajak elektronik). Nanti
akan dihadapkan pada form surat setoran elektronik yang harus diisikan. Wajib pajak hanya
tinggal mengisi jenis pajak, jenis setoran, masa pajak, tahun pajak, jumlah setoran dan uraian. Klik
simpan, setelah itu ada notifikasi ‘apakah data yang disimpan sudah benar?’ Bila sudah ok, maka
akan ada informasi ‘ SUKSES - Rekam SPP berhasil dengan nomor transaksi: xxxxxxxxxxxx –
Silahkan klik tombol ‘Ubah SSP’ untuk mengubah atau klik tombol ‘kode Billing’ untuk
melanjutkan. Langsung klik OK. Bila ada kesalahan input, silahkan ubah SSP. Bila tidak ada
kesalahan input, langsung klik kode Billing dari situ akan muncul notifikasi berikutnya yakni

8│ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

SUKSES – 00: Pembuatan ID Billing Sukses. Silahkan klik Ok. Lalu tinggal melakukan cetak kode e-
Billing dan disimpan dalam bentuk PDF. Silahkan di print untuk di bawa ke bank persepsi atau
dibawa ke kantor pos untuk dibayarkan atau bisa juga tidak perlu diprint dalam bentuk kertas,
langsung dibayarkan menggunakan internet banking.

Melapor

e-Billing pajak sudah eksekusi di bayarkan. Kemudian siapkan nomor NTPN (Nomor Transaksi
Penerimaan Negara) untuk diinput ke dalam e-SPT (elektronik surat pemberitahuan) atau SPT
manual supaya dilakukan pelaporan. Untuk melakukan pelaporan cukup masuk ke
https://djponline.pajak.go.id/account/login Adapun penjelasan yang akan penulis utarakan,
bahwa wajib pajak sudah terdaftar di https://djponline.pajak.go.id Lalu masukkan npwp,
password kemudian masukan kode keamanan dan login. Lalu klik E-Filling kemudaian buat SPT.
Kemudian upload SPT, klik browse file csv dan klik browse file pdf . Adapun nama file yang
dimasukan haruslah sama antara file csv dan file pdf .Kemudian start upload setelah berhasil.
Wajib pajak akan menerima bukti lapor pajak atas SPT yang dilaporkan ke email yang terhubung
dengan djponline.pajak.go.id

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menerangkan pengaruh PKP Terdaftar, sistem e-Faktur, kanal e-Billing dan e-
Filling pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

Pengembangan Hipotesis

Pengusaha Kena Pajak dan Pajak Pertambahan Nilai

Direktorat jenderal pajak telah melakukan berbagai upaya, supaya wajib pajak yang telah
mengukuhkan dirinya sebagai pengusaha kena pajak untuk melakukan kewajiban pajaknya secara
menyeluruh. Dalam upaya agar wajib pajak badan melakukan seluruh kewajiban pajaknya
khususnya pajak pertambahan nilai (PPN), jumlah wajib pajak badan tetap diupayakan untuk terus
mengalami peningkatan. Dari sini dapat diperoleh hasil pertambahan jumlah wajib pajak badan,
akan berdampak pada penambahan potensi pajak khususnya terhadap objek Pajak Pertambahan
Nilai yang artinya increasing jumlah realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai itu sendiri.
Adapun riset terdahulu telah dilakukan oleh Nursanti dan Padmono (2013) menyatakan bahwa

│Copyright
9 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) memberikan pengaruh secara negative signifikan terhadap
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Akan tetapi dilain pihak, Handayani (2011) dan Masitoh
(2011) justru mengungkapkan hasil yang tidak sama, yaitu jumlah PKP menunjukkan pengaruh
positif signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Dari hasil deskripsi dan riset
terdahulu, maka hipotesis yang penulis penulis ajukan adalah:

Ha1: Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terdaftar berpengaruh positif terhadap PPN

e-Faktur dan Pajak Pertambahan Nilai

Kini wajib pajak khususnya wajib pajak badan melakukan inputan faktur keluaran dan faktur
masukannya menggunakan aplikasi e-Faktur. Sehingga pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat di generate menggunakan aplikasi tersebut. Kemudahan
wajib pajak badan dalam hal melaporkan PPN nya menggunakan aplikasi e-Faktur dirasakan
dampaknya dalam penerimaan pajak pertambahan nilai. Atas dasar ini maka penulis menyatakan
hipotesisnya yang ke dua.

Ha2: Sistem e-Faktur berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai

e-Billing Pajak dan Pajak Pertambahan Nilai

e-Billing atau istilah konvensionalnya surat setoran pajak (SSP) merupakan media untuk
melakukan pembayaran pajak pertambahan nilai. e-Billing PPN ini akan dibayarkan melalui bank
persepsi, kantor pos atau bisa menggunakan internet banking. Setalah melakukan pembayaran,
dalam bukti pembayaran akan tertera didalamnya Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN).
NTPN merupakan bukti bahwa setoran pajak sudah tercatat dalam sistem di kas Negara. Sehingga,
semakin banyak e-Billing PPN yang disetorkan oleh PKP, maka semakin besar pula realisasi
penerimaan PPN.

Penelitian terdahulu berkaitan dengan e-Billing pajak telah dilakukan oleh Handayani (2011),
Masitoh (2011), dan juga dilakukan oleh Nursanti dan Padmono (2013). Para peneliti ini
menyatakan bahwa jumlah SSP PPN (dalam hal ini e-Billing Pajak Pertambahan Nilai) memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan
uraian dan hasil riset terdahulu ini, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah:

10 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

Ha3: Sistem e-Billing pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai

e-Filling Pajak dan Pajak Pertambahan Nilai

e-Filling Pajak merupakan media untuk melakukan pelaporan SPT PPN ke kantor pajak. SPT PPN
merupakan sarana bagi WP badan untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan jumlah PPN
dan PPnBM yang terutang. Di dalamnya tertera NTPN bila WP mengalami kekurangan bayar pajak.

Penelitian terdahulu berkaitan dengan deskripsi di atas, telah dilakukan oleh Nursanti dan
Padmono (2013) yang menyatakan bahwa jumlah SPT masa PPN (bila diaplikasikan sesuai
keinginan penulis, dalam hal ini yang dilaporkan dalam kanal e-Filling Pajak) tidak berpengaruh
terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Tetapi, Masitoh (2011) menyatakan hal yang tidak
sama, yaitu jumlah SPT masa Pajak Pertambahan Nilai (bila diaplikasikan sesuai keinginan penulis,
dalam hal ini yang dilaporkan dalam kanal e-Filling Pajak) memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Sehingga dari deskripsi dan riset terdahulu, maka
hipotesis yang penulis ajukan adalah:

Ha4: Sistem e-Filling pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai

PKP Terdaftar, e-Billing PPN, e-Filling pajak dan Penerimaan pajak pertambahan nilai

Salah satu sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia, dimana wajib pajak
diperkenankan untuk melakukan perhitungan, pembayaran dan pelaporan pajaknya sudah
dilakukan oleh banyak wajib pajak khususnya wajib pajak badan. Wajib pajak badan telah
melakukan penginputan baik faktur keluaran dan faktur masukannya secara periodical setiap
bulan. Kemudian menyajikan laporan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN)
yang di generate oleh system e-Faktur untuk mendapatkan angka Kurang Bayar (KB) atau Lebih
Bayar (LB). Setelah didapatkan angka KB atau LB, bila kondisinya mengalami KB maka langkah
selanjutnya menyiapkan surat setoran pajak yang dapat diakses di kanal e-Billing untuk
melakukan pembayaran pajak melalui kantor pos atau bank persepsi. Dan melakukan akses ke
kanal e-Filling untuk melakukan pelaporan SPT PPN. Dan mendapatkan kiriman ke email berupa
bukti pelaporan SPT ke email yang linking dengan kanal e-Filling yang bersangkutan. Atau bila
terjadi LB maka wajib pajak langsung melakukan eksekusi pelaporan dengan langsung mengakses

│Copyright
11 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

ke kanal e-Filling untuk melakukan pelaporan SPT PPN. Di sini peran aktif fiskus untuk melakukan
pengawasan terhadap pengusaha kena pajak, maka realisasi penerimaan PPN akan meningkat.

Penelitian terdahulu terkait dengan deskripsi yang sudah dijabarkan di atas, menurut
Nursanti dan Padmono (2013) menyatakan bahwa beberapa variabel independen yang diajukan di
atas secara bersamaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai. Sehingga dari deskripsi hasil riset terdahulu, maka penulis mengambil
hipotesis sebagai berikut:

Ha5: PKP terdaftar, e-Billing PPN, e-Filling pajak secara simultan berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai.

METODE

Populasi dalam penelitian penulis adalah semua wajib pajak badan terdaftar di wilayah
Kantor Pajak Pratama Tangerang Barat. Adapun Metode sampel yang penulis buat menggunakan
purposive sampling, dimana sampel yang diambil menurut karakterisitik atau kriteria tertentu.
Adapun kriteria yang penulis gunakan adalah wajib pajak badan listing sebagai PKP di Kantor Pajak
Pratama Tangerang Barat periode 2015 – 2018. Dikarenakan riset yang dilakukan selama 4 tahun,
maka sampel berjumlah 48 sampel. Sebelum dilakukannya uji hipotesis, data yang penulis peroleh
dengan data collection technique yang diuji lebih dulu dengan uji asumsi klasik. Uji hipotesis
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda.

12 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik menunjukkan hasil:

1. Nilai signifikansi Kolmogorov – smirnov test (0,075> alpha (0,05). Sehingga dapat
dikatakan data residual terdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RESIDUAL

N 48

Mean ,6509
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,69443

Absolute ,185

Most Extreme Differences Positive ,185

Negative -,176

Kolmogorov-Smirnov Z 1,281

Asymp. Sig. (2-tailed) ,075

2. Adapun variabel independen tidak memiliki angka toleransi < 0,10 kecuali untuk variabel
e-Filling yang memiliki angka toleransi karna > dari 0,10 dan nilai VIF > 10 kecuali untuk
variabel e-Filling yang memiliki nilai VIF < 10. Dapat dikatakan tidak terjadinya
multikolinearitas untuk 4 variabel lainnya

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig. Collinearity Statistiks


Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

│Copyright
13 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

-
27735095453,60
(Constant) 59418998641,21 -2,142 ,038
5
9

PKP -62321,213 117813,994 -,785 -,529 ,600 ,004 259,272


1
E_FAKTUR 148148,350 219568,436 1,843 ,675 ,503 ,001 879,363

E_BILLING -28861,551 163800,607 -,359 -,176 ,861 ,002 488,881

E_FILLING 24358,155 28824,654 ,120 ,845 ,403 ,420 2,382

3. Untuk melihat terjadinya heterokedastisitas dapat dilihat dari tabel coefficient. Variabel
PKP menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,6, variabel e-Faktur menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,5, variabel e-Billing menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,8 dan
variabel e-Filling menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,4 dimana nilai-nilai itu lebih
besar daripada α yaitu 0,05 sehingga gagal menolak H0. Dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas pada keempat variabel PKP, e-Faktur, e-Billing dan e-Filling.
4. Diperoleh nilai DW yakni 1,348 diantara batas (dL) 1,3167 & (dU) 1,7725
Nilai DW dapat dilihat pada tabel model summary nilai N adalah 48 dan K jumlah kategori
ada 4 variabel.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson


Estimate

1 ,797a ,635 ,601 104887886435,889 1,348

dL = 1,3167

dU = 1,7725

DW = 1,348

14 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

Nilai DW diantara dL dan dU sehingga dapat dikatakan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti
atau tidak konklusif

Uji hipotesa

Hasil riset melalui analisa statistik regresi linier berganda diperoleh hasil berikut ini:

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen
dapat dilihat pada tabel coffcient. Pada kolom PKP nilai signifikansinya sebesar 0,6. Pada kolom e-
Faktur nilai signifikansi sebesar 0,5. Pada kolom e-Billing nilai signifikansi sebesar 0,8. Pada nilai e-
Filling nilai signifikansi sebesar 0,403. Nilai-nilai tersebut lebih besar dari pada α yaitu sebesar 0,05
sehingga gagal menolak H0 jadi dapat disimpulkan secara individu tidak ada pengaruh PKP, e-
Faktur, e-Billing dan e-Filling terhadap variabel penerimaan PPN.

Tabel 1

Uji Regresi Parsial

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -,156 ,112 -1,383 ,174

PKP -8,427E-007 ,000 -2,538 -1,765 ,085

1 E_FAKTUR 1,222E-006 ,000 3,636 1,373 ,177

E_BILLING -1,640E-007 ,000 -,488 -,247 ,806

E_FILLING 1,903E-007 ,000 ,224 1,629 ,111

R Square 0,635 variasi dari penerimaan PPN oleh nilai PKP, e-Faktur, e-Filling, e-Billing. Sisanya
sebesar 36,5% dideskripsikan oleh variabel lainnya selain variabel-variabel di atas.

│Copyright
15 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

Uji kelayakan model dapat dilihat dari tabel anova. Dimana nilai signifikansinya sebesar 0,000
lebih kecil dari pada α yaitu 0,05 sehingga menolak H0 jadi dapat dapat disimpulkan secara
simultan terdapat pengaruh variabel PKP, e-Faktur, e-Filling, e-Billing terhadap variabel
penerimaan PPN

Pengaruh Pengusaha Kena Pajak Terdaftar terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Hasil uji sebagian untuk variabel independen (Pengusaha Kena Pajak Terdaftar) pada
Tabel 1 di atas memperlihatkan nilai signifikansi 0,0425 (0,085/2) < dari pada α 0,05 dan koefisien
bertanda negatif. Dengan kata lain, variabel independen (Pengusaha Kena Pajak Terdaftar)
memiliki pengaruh secara negatif signifikan terhadap variabel dependen (penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai) yang artinya semakin banyaknya jumlah wajib pajak yang mengukuhkan
dirinya sebagai Pengusaha Kena Pajak, tentunya tidak berdampak pada tingkat realisasi
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

Adapun hasil penelitian penulis sama dengan hasil penelitian sebelumnya (Nursanti dan
Padmono, 2013) yang mendeskripsikan bahwa Pengusaha Kena Pajak terdaftar berpengaruh
negative siginifikan terhadap jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan kata lain,
menambahnya PKP baru tidak selalu berbanding lurus terhadap realisasi Pajak Pertambahan Nilai.
Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan PKP di Kantor Pajak Gubeng Surabaya didominasi
oleh Pengusaha Kena Pajak jasa yang mana Pengusaha Kena Pajak jasa yang hanya aktif dalam
melakukan kewajiban perpajakannya pada saat mereka dalam kontrak kerja. Sebaliknya,
Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pajak Pratama Tangerang Barat didominasi oleh Pengusaha Kena
Pajak dagang/ trader. Pengusaha Kena Pajak dagang mempunyai arus turnover transaksi yang
lebih cepat sehingga kemungkinan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut tentunya akan menjadi
lebih tinggi. Hal inilah yang bisa berdampak kepada hasil riset penulis yang berbeda pula dengan
riset sebelumnya.

Dampak e-Faktur terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Hasil uji sebagian terhadap variabel independen (e-Faktur) pada Tabel 1 di atas
memperlihatkan nilai signifikansi 0,0885 (0,177/2) > dari α 0,05. Atau dapat dikatakan, tidak

16 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

terdapat pengaruh antara faktor e-Faktur terhadap variabel dependen (penerimaan Pajak
Pertamabahan Nilai). Hal ini disebabkan karena e-Faktur baru diimplementasikan per Juli 2015
bagi para PKP di seluruh Indonesia pada umumnya dan PKP di daerah Tangerang pada khususnya.
Adapun e-Faktur yang terlapor di KPP Pratama Tangerang Barat meng-generate laporan Surat
Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai dengan hasil KB, LB & nihil. Surat Pemberitahuan
masa Pajak Pertambahan Nilai yang menyatakan KB memperlihatkan jumlah Pajak Pertambahan
Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak tentunya akan meningkatkan realisasi jumlah
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai yang
menunjukkan LB memperlihatkan kelebihan setoran pajak yang dapat dialihkan ke masa pajak
berikutnya atau di kembalikan pada akhir tahun yang tentunya akan berdampak pada
pengurangan realisasi jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Surat Pemberitahuan masa
Pajak Pertambahan Nilai yang menunjukkan nihil; tidak ada jumlah PPN yang disetor, ataupun
kelebihan penyetoran pajak sehingga tidak akan berdampak pada realiasasi jumlah penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai. Oleh sebab itu, saat mengolah data, maka hasil uji statistic menjadi tidak
sesuai yang diekspektasikan.

Hal ini sudah sesuai dengan riset sebelumnya (Kresna, 2013) yang menunjukkan bahwa e-
Faktur atau hasil generate nya Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai tidak memiliki
pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Penyebab utamanya adalah
kecenderungan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai yang dilaporkan di Kantor Pajak
Pratama Sleman Yogyakarta uncompleted, nihil, LB, KB, serta tidak sama dengan kondisi
Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya.

Dampak e-Billing terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Hasil uji sebagian untuk variabel independen (e-Billing) pada Tabel 1 di atas menyajikan nilai
signifikansi 0,403 (0,806/2) > dari α 0,05. Atau dapat dikatakan tidak ada pengaruh antara faktor
e-Billing terhadap variabel dependen (penerimaan Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini disebabkan
karena e-Billing merupakan media untuk melakukan pembayaran kurang bayar PPN atau

│Copyright
17 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

istilahnya surat setoran pajak secara online. Adapun e-Billing yang terlapor di KPP Pratama
Tangerang Barat ter-generate akibat keluarnya laporan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan
Nilai dengan hasil KB, LB & nihil. Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai yang
menyatakan KB memperihatkan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang tertera di e-Billing dan
dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak, sehingga increasing realisasi jumlah penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai. Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai yang menunjukkan LB
memperlihatkan kelebihan penyetoran pajak yang dapat dialihkankan ke masa pajak berikutnya
atau di restitusikan pada akhir tahun sehingga tidak berpengaruh terhadap terbitnya e-Billing
sehingga berdampak pada pengurangan realisasi penerimaan jumlah Pajak Pertambahan Nilai.
Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai yang menyatakan nihil menunjukkan tidak
ada e-Billing yang terbit sehingga tidak ada jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang disetor, ataupun
kelebihan setoran pajak, jadi tidak mempengaruhi realiasasi jumlah penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai. Oleh sebab itu, saat dilakukan olah data, maka hasil uji statistik menjadi tidak
sama dengan yang diharapkan.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya (Kresna, 2013) yang menyatakan
bahwa SSP berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Yang
berarti dengan banyaknya surat setoran pajak atau e-Billing pajak yang dibayarkan oleh
Pengusaha kena pajak terdaftar, semakin besar pula jumlah realisasi penerimaan PPN.

Dampak e-Filling terhadap Penerimaan PPN

Hasil uji sebagian independent variable (e-Filling) pada Tabel 1 di atas menyatakan nilai
signifikansi 0,05 (0,111/2) = α 0,05. Atau dapat dikatakan, ada pengaruh antara e-Filling dengan
dependent variable (penerimaan Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini disebabkan karena e-Filing
merupakan media untuk melaporkan SPT masa PPN secara online. Adapun e-Filling yang terlapor
di KPP Pratama Tangerang Barat ter-generate akibat laporan Surat Pemberitahuan masa Pajak
Pertambahan Nilai dengan hasil KB, LB & nihil. Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan
Nilai yang menunjukkan KB dari kanal e-Filling memperlihatkan jumlah Pajak Pertambahan Nilai
yang dibayarkan oleh PKP sehingga meningkatkan realisasi jumlah penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai. Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai yang menyatakan LB dari
kanal e-Filling menunjukkan kelebihan seetoran pajak yang dapat dialihkan ke masa pajak

18 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

berikutnya atau di restitusikan pada akhir tahun pajak sehingga berdampak pada pengurangan
realisasi nilai penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Surat Pemberitahuan masa Pajak
Pertambahan Nilai dari kanal e-Filling yang menunjukan nihil memperlihatkan tidak ada jumlah
Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar, ataupun kelebihan setoran pajak sehingga tidak
berpengaruh terhadap realiasasi penerimaan jumlah Pajak Pertambahan Nilai. Oleh sebab itu,
saat dilakukan pengolahan data, maka hasil uji statistik menjadi sama dengan yang
diekspektasikan.

Hal ini tidak sesuai dengan riset sebelumnya (Kresna, 2013) yang menghasilkan bahwa
Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai dari kanal e-Filling tidak memiliki pengaruh
terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Penyebab utamannya adalah kecenderungan SPT
yang dilaporkan di Kantor Pajak Pratama Sleman Yogyakarta tidak lengkap, KB, LB & nihil, serta
tidak sama dengan kondisi Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya.

Tabel 2

Uji Regresi Simultan

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

822980595464187 205745148866046
Regression 4 18,702 ,000b
300000000,000 820000000,000

473063155002479 110014687209878
1 Residual 43
600000000,000 99000000,000

129604375046666
Total 47
7000000000,000

Dampak PKP Terdaftar, e-Faktur, e-Billing dan e-Filling terhadap Penerimaan PPN

Hasil uji statistik F pada tabel 2 adalah signifikansi (0,000) dibawah α 0,05 dan untuk nilai
F hitung (18,702) bertanda +. Dengan kata lain, secara simultan variabel – variabel independen
(PKP Terdaftar, e-Faktur, e-Billing dan e-Filling) berpengaruh positif signifikan terhadap dependent

│Copyright
19 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

variable (penerimaan Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini memperlihatkan bahwa semakin aktif
Pengusaha Kena Pajak melakukan kewajiban pajaknya dengan disertai pengawasan oleh
direktorat jenderal pajak, maka semakin besar tingkat realisasi penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai.

Hasil di atas didukung uji koefisien determinasi pada tabel dibawah:

Tabel 3

Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

1 ,811a ,657 ,625 ,42519

Nilai Adjusted R Square ditunjukkan 0,625 memperlihatkan bahwa 62,5% dependent variable
(penerimaan Pajak Pertambahan Nilai) dapat digambarkan oleh independent variables (Pengusaha
Kena Pajak Terdaftar, e-Faktur, e-Billing dan e-Filling) sedangkan sisanya (100% - 62,5% = 37,5%)
digambarkan oleh faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model riset penulis.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji antara variabel independen (pkp terdaftar, sistem e-
Faktur, kanal e-Billing Pajak dan e-Filling pajak) terhadap variabel dependen (jumlah penerimaan
pajak pertambahan nilai) baik uji sebagian maupun berbarengan, dengan obyek dan jangka waktu
yang berbeda dari riset terdahulu.

Berdasarkan hasil riset ini dapat disimpulkan yakni:

1. Dari uji sebagian diperoleh bahwa H a1 ditolak, yang artinya Pengusaha Kena Pajak
terdaftar berpengaruh secara negatif signifikan terhadap variabel dependen (penerimaan

20 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

Pajak Pertambahan Nilai) yang artinya semakin banyak pengusaha yang mengukuhkan
dirinya sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka tidak berdampak pada jumlah penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai.
2. Dari uji sebagian diperoleh bahwa H a2 ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh antara e-
Faktur terhadap dependent variable (penerimaan Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini
disebabkan karena e-Faktur baru diimplementasikan per Juli 2015 bagi para PKP di
seluruh Indonesia pada umumnya dan PKP di daerah Tangerang pada khususnya. Oleh
sebab itu, saat dilakukan pengolahan data, maka hasil statistik menunjukkan tidak ada
pengaruhnya e-Faktur terhadap variabel dependen (penerimaan PPN)
3. Dari pengujian sebagian diperoleh bahwa H a3 ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
antara faktor e-Billing terhadap variabel dependen (penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai). Hal ini disebabkan karena e-Billing merupakan media untuk melakukan
pembayaran kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai atau istilahnya Surat Setoran Pajak
(SSP) secara online. SSP ini hanya ter-generate bila ada kekurangan bayar Pajak
Pertambahan Nilai. Oleh sebab itu, saat olah data, maka hasil uji statistik terhadap e-
Billing ini menjadi tidak sama dengan yang diharapkan.
4. Dari pengujian sebagian diperoleh bahwa H a4 diterima, artinya ada pengaruh antara e-
Filling terhadap variabel dependen (penerimaan PPN). Hal ini disebabkan karena e-Filing
merupakan media untuk melaporkan SPT masa PPN secara online. Adapun e-Filling yang
terlapor di KPP Pratama Tangerang Barat ter-generate akibat laporan SPT PPN dengan
hasil kurang bayar, lebih bayar dan nihil. Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan
Nilai yang menyatakan KB dari kanal e-Filling memperlihatkan jumlah Pajak Pertambahan
Nilai yang disetor oleh Pengusaha Kena Pajak sehingga meningkatkan realisasi
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
5. Dari pengujian sebagian diperoleh bahwa H a5 diterima, yang berarti pengusaha kena
pajak terdaftar, sistem e-Faktur, kanal e-Billing Pajak dan e-Filling pajak secara
berbarengan berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin aktif Pengusaha Kena Pajak menjalankan
kewajiban pajaknya dengan disertai pengawasan oleh direktorat jenderal pajak, maka
semakin besar pula tingkat realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

│Copyright
21 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta; Ayah Drs. Albert
Wuarmanuk dan Ibu Filomena Lafina, SPd dan kakak tercinta Honorata Wony Wuarmanuk, SE dan
kakak ipar Cornelius Kris Hartanto, ST yang senantiasa memberikan dukungan penuh kepada
penulis sehingga artikel penelitian ini dapat diselesaikan.

22 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PPN
Benyamin Melatnebar

REFERENSI

Anonim, 2015. “ Mengenal e-Faktur Pajak. “


http://www.pajakitumudah.com/2015/03/mengenal-e-Faktur-pajak.html

Handayani, R.D., (2011), “ Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu” Skripsi, Universitas Mercu
Buana Jakarta. (tidak dipublikasikan)

Junaidi. http://junaidichaniago.wordpress.com Tabel Durbin Watson

Kresna, Yohanes., (2012), “ Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai “ Skripsi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (tidak dipublikasikan)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak 2016. http://www.pajak.go.id/sites/default/filesLAKIN


%20DJP%202016.pdf

Masitoh, A.A., (2011), “Pengaruh Penambahan Pengusaha Kena Pajak, Surat Pemberitahuan Masa
PPN yang dilaporkan, dan Surat Setoran Pajak yang dilaporkan terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai di KPP Pratama Semarang Candisari, Tesis, Universitas Negeri
Semarang. (Tidak dipublikasikan)

Nursanti, Ika., dan Padmono, Y.Y., (2013), “ Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan
Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, I
(1) Januari

Puspa, Dian. “ E-Billing Pajak: Cara Bayar Pajak Online. “ https://www.online-


pajak.com/e-Billing-pajak-cara-bayar-pajak-online

│Copyright
23 © 2018, Benyamin Melatnebar
ISSN 2615-2924 (online)
Proceeding of Community Development, Vol. 2 (2018)
MENYOAL SISTEM e-FAKTUR, KANAL e-BILLING PAJAK & e-FILLING TERHADAP JUMLAH PENERIMAAN PPN
Benyamin Melatnebar

Peng-05/PJ.09/2016 Tentang Penerapan e-Faktur Secara Nasional di unduh pada 12 Oktober


2018. 23.03 WIB

Soehoeritjie, Nizie. “ Pengaruh Penerapan Self Assesment System dan Penagihan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah xxxx). DIunduh 16 Juli
2017. 19.00 WIB

24 │ Copyright © 2018, Benyamin Melatnebar


ISSN 2615-2924 (online)

Anda mungkin juga menyukai