Anda di halaman 1dari 8

Teknik Membuka, Menyampaikan Dan Menutup Pidato

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Retorika
Dosen Pengampu : Adeni, S.Kom.I.,M.A

Disusun Oleh :
Tri handayani (1801026103)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berbicara di depan umum misalnya pidato terkadang sering membuat pendengarnya
mengantuk dan bosan. Hal tersebut disebabkan karena sang orator kurang memahami teknik-
teknik pidato dengan baik. Padahal dengan berpidato kita menyampaikan gagasan kita,
memberikan informasi terhadap orang banyak atau bahkan untuk memengaruhi orang lain.
Sangat disayangkan jika isi pidato sangat berbobot dan berguna tetapi  kurang didengar oleh
pendengarnya karena cara berpidatonya yang membosankan, kurang menarik dan membuat
orang mengantuk.
Anggapan bahwa menjadi seorang orator yang berhasil itu sulit harus segera dipatahkan.
Karena dengan anggapan seperti itu akan mematahkan semangat atau kemauan untuk terus
belajar berpidato pada setiap orang yang sebenarnya mempunyai bakat menjadi seorang
orator yang handal.
Permasalahan tersebut memang dapat dipecahkan dengan cara mempelajari Ilmu retorika
mengenai tata cara menyampaikan pesan dengan baik dan benar serta menarik minat
pendengar yang akan dibahas dan dikaji dalam makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud pidato?
2. Bagaimana cara membuka pidato ?
3. Bagaimana cara menyampaikan pidato yang baik dan benar?
4. Bagaimana menutup sebuah pidato yang baik dan benar?
C. Tujuan penyusunan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Retorika dari dosen Bapak Adeni, S.Kom.I.,M.A yang mana bertujuan agar dapat
mengetahui dan memahami cara membuka, menyampaikan serta menutup pidato sesuai
dengan perumusan masalah diatas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pidato

Pidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud berbahsa
lisan, pidato memntingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan
yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi wajah, gesture, kontak pandang,
dll). Dengan demikian berpidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan
menggunakan penalaran yang tepat serta menggunakan aspek-aspek nonkebahasaan yang
dapat mendukung keefisienan dan keefektifan dalam pengungkapan gagasan kepada orang
banyak (public) dalam suatu acara tertentu.

B. Cara/Teknik Membuka Pidato


Pembukaan pidato adalah bagian penting dan menentukan. Tujuan utama pembukaan
pidato adalah membangkitkan perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan dan
menciptakan kesan yang baik. Bagaimana cara membuka pidato dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan, sangat tergantung pada topik, tujuan situasi, khalayak, dan hubungan antar
pembicara dan pendengar. Sebagai pedoman dalam membuka pidato, ada beberapa hal yang
dapat dipilih diantaranya:
a. Langsung menyebutkan pokok masalah
b. Melukiskan latar belakang masalah
c. Menghubungkan dengan peristiwa aktual atau kejadian yang tengah menjadi
perhatian khalayak
d. Menghubungkan dengan peristiwa yang diperingati
e. Menghubungkan dengan tempat dimana pidato itu dilaksanakan
f. Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi
g. Menghubungkan dengan peristiwa sejarah masa lalu dan masih banyak lagi yang
lainnya yang dapat menggugah perhatian pendengar.
C. Cara penyampaian pidato
Ada sebagian orang memandang sebagai jenis percakapan yang diperluas.
Oleh karena itu, kita tidak perlu mempelajarinya, tetapi cukup dengan menguasai
bahan yang dipergunakan. Ada sebagian lagi memandang pidato merupakan peristiwa
yang khas, yang memerlukan bakat dan keterampilan khas juga. Tidak semua orang
dapat menyampaikan pidato.
Memang benar pidato itu tidak berbeda dengan percakapan. Akan tetapi,
seseorang yang menjadi lawan bicara yang baik belum tentudapat berpidato dengan
baik. Sering kali irama dan gerak tubuh yang muncul secara alamiah dalam
percakapan justru hilang dalam berpidato. Begitu tampil diatas mimbar suaranya datar
dan pandangannya kosong. Ia membeku seperti patung. Memang benar juga bahwa
pidato merupakan peristiwa yang khas. Akan tetapi, kekhasan pidato ialah semua
orang akan dapat menyampaikan pidato dengan baik.
Berikut ini ada beberapa hal yang akan dikemukakan yang ada dalam
kaitannya denga penyampaian pidato, yaitu;
 Kontak visual dan mental
Pidato merupakan komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah. Walaupun pembicara
lebih banyak mendominasi pembicaraan, tetapi ia harus mendengarkan pesan-pesan yang
disampaikan para pendengarnya baik berupa kata-kata ataupun isyarat lainnya.
 Olah Vokal
Mekanisme olah vokal mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat. Tetapi cara
mengeluarkan suara memberikan makna tambahan atau bahkan  membelokan makna kata.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal, yaitu kejelasan,  keragaman, dan 
Ritma. Termasuk keragaman adalah pause(hentian), untuk menyadari pentingnya olah vocal
maka perlu memelihara suara bagi seorang ahli pidato.
 Olah Visual
Sebenarnya ketika bebicara dengan wajar, pada waktu bercakap-cakap. Kita
menggunakan olah visual itu dengan sendirinya. Secara alamiah anak-anak belajar berbicara
dengan tangan, wajah, dan seluruh tubuhnya. Tetapi ketika kita tampil dihadapan orang
banyak, kita hanya dapat berbicara dengan kata-kata lisan saja. Jadi sebenarnya fungsi gerak
fisik, muka, tangan dan gerak tubuh lainnya perlu digunakan untuk menyampaikan makna,
menarik perhatian dan menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat. Juga dapat digunakan
untuk menggambarkan ukuran atau bentuk sesuatu. Gerak fisik ini bisa juga disebut isyarat
empatik.

D. Menutup Pidato
Membuka dan menutup pidato merupakan bagian-bagian yang paling menentukan.
Bila permulaan pidato harus dapat mengantarkan pikiran dan menambatkan perhatian
pendengar kepada pokok pembicaraan, maka penutup pidato harus dapat memfokuskan
pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan penting dan seluruh
isi pidato. Oleh karena itu, penutup pidato harus dapat menjelaskan seluruh tujuan
komposisi, memperkuat daya persuasi, mendorong pemikiran dan tindakan yang
diharapkan, menciptakan klimaks dan menimbulkan kesan terakhir yang positif. Ada
beberapa cara dalam  menutup pidato, yaitu diantarannya:

a)      Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan. Manusia mampu meningat


banyak hal, tetapi hanya sanggup mengingat dengan jelas beberapa hal saja. Oleh karena itu,
menutup pidato perlu disebutkan kembali hal-hal yang dianggap penting.
b)      Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda.
c)      Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal of Action) tindakan ini bisa berupa
respon fisik atau respon lainnya.
d)     Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan dan memuji serta
menghargai khalayak. Masih banyak lagi cara untuk menutup suatu pidato, dengan
mengetahui tentang teknik-teknik pidato ini tapi pada akhirnya mutu teknik-teknik itu 
bergabung kepada kreatifitas dari masing-masing pembicara.1
e) Mengakhiri dengan klimaks, maksud klimaks disini ialah mengakhiri pidato dengan
tempo yang tinggi, saat suasana pendengar benar-benar terfokus dan tertarik kepada ahli
pidato dan materi yang diberikan
f) Mengatakan kutipan peribahasa, sajak pengambilan peribahasa atau sajak yang sesuai
dengan materi disampaikan ialah salah satu bentuk improvisasi untuk menyampaikan materi
yang menarik didengar
g) Menceritakan contoh sebagai ilustrasi tema pembicaraan, sangat penting dalam
penyampaian pidato serta penutupan diberikan ilustrasi cerita yang sesuai dengan materi
disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa jenuh karena dari awal hingga akhir
mendengarkan pidato hanya materi saja yang disampaikan.
h) Menerangkan maksud pribadi pembicara yang sebenarnya, menjelaskan kepada
pendengar dasar motivasi menyampaikan materi yang diberikan saat pidato tersebut kepada
para pendengar.
i) Menghargai khalayak, sepandai apapun seorang ahli pidato kalau tidak memiliki sikap dan
sifat yang santun dan menghargai pendengar kepandaian tersebut hanya percuma, karena
subtansi pidato dan retorika ialah berbicara terhadap pendengar atau audiens.

1
Jalaluddin rakhmat, Retorika modern pendekatan praktis, Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,1992, hlm.63
j) Membuat pernyataan yang humoris, selingan humor pada saat materi dan menutup
memberikan kesan segar dan tidak jenuh pada saat pidato maupun saat penutupan, namun
tidak diperbolehkan memakai humor yang berlebihan, yang memiliki kemungkinan
menyinggung pendengar.
 
 
 
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam beretorika diantaranya dalam berpidato, tentu terdapat beberapa unsur dalam
penyampaiannya, diantaranya ada yang namanya pembukaan dalam berpidato, isi pidato dan
penutup pidato.
Pembukaan pidato, umumnya Pembukaan pidato adalah bagian yang terpenting dalam
berpidato, Tujuan utama pembukaan pidato adalah membangkitkan perhatian, memperjelas
latar belakang pembicaraan dan menciptakan kesan yang baik.
Pada retorika terdapat juga isi pidato, isi pidato termasuk bagian yang sangat penting
dalam sebuah pidato, karena isi pidato merupakan tujuan dalam penyampaian apa yang akan
di sampaikan oleh seorang  penceramah atau pembicara.
Membuka dan menutup pidato merupakan bagian-bagian yang paling menentukan.
Bila permulaan pidato harus dapat mengantarkan pikiran dan menambatkan perhatian
pendengar kepada pokok pembicaraan, maka penutup pidato harus dapat memfokuskan
pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan penting dan seluruh isi
pidato. Oleh karena itu, penutup pidato harus dapat menjelaskan seluruh tujuan komposisi,
memperkuat daya persuasi, mendorong pemikiran dan tindakan yang diharapkan,
menciptakan klimaks dan menimbulkan kesan terakhir yang positif.
 
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Pusat Bahasa.2008. Kamus Besar Bahasas Indonesia. Jakarta: Gramedia

Rakhmat Jalaluddin, 1992, Retorika modern pendekatan praktis, Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai