NIM : 191260066
PRODI : PSIKOLOGI PEDIDIKAN
JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
KELAS : PAUD 2B
PEMBAHASAN 1
1. Lupa
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara
sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau
dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi
dan pengetahuan dari akal.
a. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam sistem memori siswa.
b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item
yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak.
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara
waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990).
d. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses
belajar mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karna sesuatu hal sikap
dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena
ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan mudah
terlupakan.
e. Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena
materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau
dihafalkan siswa.
f. Lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling
penting untuk diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi
gangguan proaktif dan retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan
eksperimen. Mengenai faktor keenam, tentu saja semua orang maklum.
a. Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas
penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.
b. Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi
waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar.
c. Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mne-
monic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk
memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa.
1) Rima (Rhyme), yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya
terdiri atas kata dan istilah yang harus di ingat siswa.
2) Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang
harus diingat siswa.
3) System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic
yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah
dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru.
4) Metode Losai (Method of Loci), yaitu kiat mnemonic yang menggunakan
tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan
istilah tertentu yang harus diingat siswa.
d. Pengelompokan (clustering) ialah menata ulang item-item materi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-
item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau sangat mirip.
e. Dalam latihan terbagi siswa melakukan latihan-latihan dengan alokasi
waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu istirahat.
f. Letak bersambung. Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak
bersambung (the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar
kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya) yang diawali dan di akhiri dengan
kata-kata yang harus diingat.
4. Kejenuhan Belajar
Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak
mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau
bosan. Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan
motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum
sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
PEMBAHASAN 2
Kesulitan Belajar
1. Kesulitan Belajar
a. Learning disorder atau belajar yang tidak teratur adalah keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang
bertentangan.
b. Learning disfunction atau belajar yang tidak berfungsi gejala dimana proses
belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meski sebenarnya
siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan
alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
d. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga ia membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.