Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

BELLAADINDA NOVIA SARI

1911006

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “ Makalah Konsep Dasar Keperawatan Komunitas” mata kuliah Keperawatan
Komunitas.

Makalah ini berisikan tentang Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Diharapkan


makalah ini dapat memberikan pemahaman tentang konsep dasar tersebut.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua yang membacanya.

Surabaya, 5 Maret 2020

Bellaadinda Novia Sari


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konsep pendekatan dalam upaya penanganan kesehatan penduduk mengalami banyak
perubahan sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan kita bagaimana suatu masyarakat
menghayati dan menghargai bahwa kesehatan itu merupakan “Human Capital” yang sangat
besar nilainya. Konsep sehat-sakit senantiasa berubah sejalan dengan pemahaman kita
tentang nilai, peran, penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai pada
zaman keemasan Yunani bahwa sehat merupakan keadaan standart yang harus dicapai dan
dibanggakan, sedangkan sakit sebagai suatu yang tak bermanfaat. Setelah ditemukan kuman
penyebab penyakit, batasan sehat juga berubah, seorang disebut sehat apabila setelah
dilakukan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan penyebab penyakit. Tahun lima
puluhan definisi World Health Organization (WHO) tentang sehat sebagai keadaan sehat
sejahtera fisik mental sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan, dan tahun
delapan puluhan kemudian definisi sehat WHO mengalami perubahan seperti yang tertera
dalam undang-undang Kesehatan Republik Indonesia No 23 tahun 1992 telah memasukkan
unsur hidup produktif sosial dan ekonomi.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,
serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi sehat terkini yang dianut oleh beberapa negara maju seperti kanada yang
mengutamakan konsep sehat-produktif, sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari
secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan untuk dapat membawa setiap penduduk
memiliki kesehatan yang cukup agar hidup produktif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana konsep dasar keperawatan komunitas?

1.3 TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dasar keperawatan komunitas
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelakasanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Pradley, 1985 dan Dawkin 1987).

2.2 Asumsi dan Kepercayaan Terhdap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA
(American Nurses Association)
1. Asumsi
Sistem pemeliharaan yang kompleks.
a. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
b. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek
penelitian.
c. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.
d. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.
2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif
berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
2.3 Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan
komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan, dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus
ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
2.4 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki.

Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan
balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.

2.5 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada
di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhdap masalah kesehatan termasuk diantaranya adalah :
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1. Wanita tuna susila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


1. Panti wredha
2. Panti asuhan
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4. Penitipan balita

2.6 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.7 Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).

2.8 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.9 Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat


b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.

2.10 Upaya Preventif


Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun
di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

2.11 Upaya Kuratif


Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

2.12   Upaya Rehabilitatif


Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.

2.13 Upaya Resosialitatif


Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and practice,
4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed.
Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai