Anda di halaman 1dari 228

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geografi merupakan suatu ilmu yang mengungkapkan suatu gejala
yang muncul akibat adanya hubungan antara manusia dengan
lingkungannya.Menurut Bintarto dan Hadisumarno (1984) dalam geografi
terpadu untuk mengetahui dan menghampiri suatu masalah maka digunakan
tiga pendekatan (approach) yaitu pendekatan keruangan (spatial approach),
ekologi (ecological approach) dan kompleks wilayah (regional
approach).Ketiga pendekatan ini menekankan bahwa manusia sebagai
pelaku yang dapat mengubah suatu lingkungan hidup dengan memanfaatkan
akal dan pikirannya bahkan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
tersebut.
Pendekatan Geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan keruangan dengan tema analisis pola keruangan. Pendekatan
Keruangan adalah upaya mengkaji persamaan dari perbedaan fenomena
geosfer dalam ruang, sedangkan analisis pola keruangan dapat diartikan
sebagai kekhasan sebaran keruangan gejala geosfer dipermukaan bumi.
Objek kajian geografi mencakup seluruh bumi, tidak hanya sekedar
membahas batuan saja atau benua dan laut, tetapi mulai dari atmosfer hingga
inti dalam bumi menjadi kajian penting serta aktivitas yang ada dipermukaan
bumi dimana manusia tinggal. Geografi memandang bumi sebagai habitat
manusia yaitu tempat tinggal manusai.Habitat ini terdiri dari atas bingkai
alam (physical setting) dan bingkai insani (human setting/cultural
setting).Hal ini menjelaskan bahwa geografi tidak hanya mempelajari aspek-
aspek manusiawi, baik yang bercorak ekonomis, sosiologis, politis, kultural
dan religius.Semua gejala manusiawi itu dipelajari dengan latar belakang
lingkungan alam (Marhadi, 2014).
Konsep geografi merupakan sekelompok fenomena yang digunakan
untuk menyelidiki atau menggambarkan berbagi gejala dan fenomena yang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


2

sama. Konsep-konsep yang terdapat dalam ilmu geografi di antaranya adalah


konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, geomorfologi, aglomerasi, dan
konsep nilai kegunaan.
Keterkaitan antara konsep geografi dengan geografi pariwisata adalah
dapat diketahui bahwa geografi pariwisata merupakan bidang ilmu terapan
yang berusaha mengkaji unsur-unsur geografis suatu daerah untuk
kepentingan kepariwisataan. Unsur-unsur geografis suatu daerah memiliki
potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Bentang alam pegunungan,
pantai, hutan yang beraneka ragam tumbuhan, dan danau merupakan potensi
suatu daerah yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Unsur geografis
yang lain seperti lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk, berpengaruh
terhadap kemungkinan pengembangan potensi objek wisata. Jadi keterkaitan
antara konsep dan geografi pariwisata bahwa geografi memberikan
sumbangan yang sangat besar berupa kajian tentang kondisi alam,
kondisimanusia, dan interaksi antar keduanya. Kajian unsur-unsur geografis
inilah yang dapat menentukan potensi pariwisata.
Menurut UU Nomor. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan:
“Pariwisata didefinisikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata
dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.”
Peranan utama pariwisata dalam perekonomian negara adalah sebagai
penghasil devisa negara. Pada Tahun 2016, total devisa yang dihasilkan oleh
sektor pariwisata melampaui target yang dicanangkan. PDB (Pendapatan
Domestik Bruto) di bidang pariwisata ikut naik melampaui target, dari target
yang ingin dicapai sebesar 11 persen, sektor pariwisata mampu mencapai
tingkat PDB sebesar 11,5 persen. Sektor pariwisata juga telah mampu
menyediakan lapangan kerja bagi 12 juta orang dan mengurangi jumlah
pengangguran di Indonesia. Perkembangan ini diperkirakan akan terus naik
dengan semakin gencarnya pengembangan pariwisata di Indonesia.
Tingginya jumlah pendapatan negara yang dihasilkan dari industri
pariwisata menyebabkan pemerintah semakin gencar dalam melakukan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


3

pengembangan.Pemerintah saat ini juga tengah gencar dalam melakukan


digital marketing sebagai salah satu upaya untuk mencapai target 20 juta
wisatawan di Tahun 2019, termasuk dengan menggandeng TripAdvisor.
Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah mendorong pemerintah
daerah untuk mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. Dorongan
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah mulai mengembangkan pariwisata
dengan menggali kembali potensi alam hingga budaya daerah masing-
masing. Sejak Tahun 2015, pemerintah melakukan peningkatan alokasi dana
desa menjadi 20,76 triliun rupiah dan dilakukan peningkatan kembali
menjadi 46,98 triliun rupiah pada Tahun 2016. Pada Tahun 2017, pemerintah
kembali memberikan peningkatan pada alokasi dana desa menjadi 60 triliun
rupiah.
Adanya pendanaan yang diberikan oleh pemerintah, menyebabkan
setiap desa dapat mengembangan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, termasuk untuk pengembangan desa wisata.Gencarnya
pemerintah dalam mendorong pertumbuhan desa wisata merupakan satu
diantaranya supaya pemerintah untuk menyejahterakan rakyat mulai dari
wilayah pedesaan. Tingkat kesejahteraanmasyarakat desa relatif lebih rendah
dibandingkan dengan masyarakat yang hidup di kota. Presentase kemiskinan
di wilayah pedesaan di Tahun 2017 masih menunjukkan angka yang tinggi.
Presentase kemiskinan di pedesaan tercatat mencapai 13,96persen,
sedangkan di perkotaan hanya sebesar 7,7 persen.
Diperlukan pemilihan investasi yang memiliki dampak pengganda
(multiplier) ekonomi dan ketenagakerjaan yang tinggi (International Labour
Organization, 2015: 3).Menurut Leiper (1990) dalam Pitana dan Diarta
(2009), pariwisata merupakan sektor yang memiliki multiplier effect,
sehingga tepat untuk mengatasi permasalahan di wilayah pedesaan.Meskipun
kemiskinan juga terjadi di daerah perkotaan, pemerintah berfokus pada
daerah pedesaan. Hal ini dikarenakan asumsi bahwa jika penduduk pedesaan
menjadi lebih baik, migrasi dari desa ke kota akan menurun, sehingga

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


4

membantu menurunkan masalah urbanisasi yang menghasilkan permasalahan


lain.
Perkiraan WTO tentang mobilitas wisatawan dunia yakni 1,046 milyar
orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020).Masing-masing
sejumlah 231 juta orang akan mengunjungi berada di kawasan Asia Timur,
dan akan berada di bagian Pasifik sebesar 438 juta orang. Diperkirakan pula
akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada
tahun 2020. Kesempatan ini juga akan berpengaruh kepada kawasan Asia
Tenggara, salah satunya Indonesia sendiri. Peluang atau kesempatan ini dapat
dimanfaatkan melalui pembukaan jalur wisata di perbatasan antar negara
secepat mungkin, karena kalau tidak maka peluang ini kembali akan diambil
oleh negara lain di sekitar Indonesia. Apalagi saat ini telah dibukanya
kesepakatan kerjasama ASEAN diberbagai bidang bahkan sampai pada pola
kunjungan wisatawan misalnya sistercity, dan ada program jejak peradaban
bangsa berkaitan dengan borobudur.
Diketahui perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
pada tahun 2010 lalu terkosentrasi dari wisman asal Singapura sebesar 19,61
% dan wisman asal Malaysia sebesar 18,24 %. Pada tahun 2013 bulan Juli ke
tahun 2014 bulan yang sama, wisman yang masuk dari pintu Entikong selalu
bertambah sebesar 59,59 %. Diperkirakan hal ini akan memberikan dampak
positif terhadap kabupaten Sambas yang mempunyai Border Development
Centre/BDC yang dibangun tahun 2011 lalu. Hal ini, semakin memperkuat
alasan untuk membuka dan mencari peluang profil pariwisata baru di
kawasan perbatasan seperti yang ada di kabupaten sambas.
Kabupaten sambas memiliki kekayaan sumber daya alam yang bisa
dikatakan cukup baik. Satu diantaranya kekayan alamnya ialah potensi
wisata. Kabupaten sambas memiliki potensi wisata alam maupun buatan
yang menarik, beberapa potensi wisata yang cukup terkenal di sambas yakni
seperti keraton sambas, danau sebedang , tanah hitam , pantai haji sani dan
temajuk. Semua wisata yang ada di sambas, temajuk merupakan wisata yang
paling terkenal karena keindahan alamnya dan wisata bahari yang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


5

dimiliki.Kecamatan Sajingan dan kecamatan Paloh berbatasan dengan


Serawak maka hal ini diperkirakan akan mempercepat mempermudah
kunjungan wisatawan di kawasan perbatasan. Dua kecamatan ini mempunyai
wilayah terluas di kabupaten Sambas.
Desa Temajuk merupakan sebuah desa dengan luas wilayah kurang
lebih 2.300 ha dan jumlah penduduk sebanyak 1.820 jiwa yang terletak di
perbatasan Indonesia-Malaysia (Sarawak) yang terletak di Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas, Desa Temajuk yang merupakan desa pesisir yang
memiliki karakter khas yang pasti berbeda dengan desa-desa yang lain. Desa
pesisir merupakan desa yang berada di kawasan yang unik.Clark (1995)
menjelaskan bahwa kawasan pesisir merupakan kawasan yang unik karena
memiliki ekosistem yang beragam sehingga membutuhkan perlakuan khusus
dalam pengelolaannya.Selain pantai berpasir yang membentang sepanjang 60
kilometer, Desa Temajuk juga memiliki perbukitan yang ditutupi hutan hujan
tropis tempat berbagai macam flora dan fauna eksotis.Anugerah bentang
lahan Desa Temajuk ini merupakan potensi wisata alam yang begitu besar.
Desa Temajuk mulai dibuka pada tahun 1981.Saat itu merupakan masa
keemasan aktivitas penebangan kayu ilegal.Awalnya para pekerja kayu
membuat tempat menginap di Temajuk, kemudian mulai membuka lahan
untuk kebun dan akhirnya menjadi pemukiman seperti saat ini.Kondisi jalan
sangat sulit di tembus dengan melewati jalan pesisir pantai saat laut
surut.Temajuk masih sangat terisolir pada saat itu.Beberapa tahun kemudian,
pembangunan jalan baru masuk di Temajuk, setelah adanya kabar pengambil
alihan wilayah di dusun Camar Bulan menjelang akhir tahun 2011 oleh
Negara Malaysia.Temajuk mendadak menjadi pusat perhatian, mulai dari
kabupaten, provinsi, hingga tingkat pusat.Tahun 2012 pembangunan jalan
menuju Temajuk mulai dikerjakan, meski baru sebatas jalan perkerasan
tanah.Tapi itu sudah cukup membuka keterisoliran.Perjalanan menuju
Temajuk harus menyeberangi dua sungai dengan menggunakan kapal
feri.Penyeberangan pertama ada di Sekura, sedangkan penyebrangan kedua
ada di Sungai Sumpit.Dermaga feri di Sungai Sumpit baru beroperasi setahun

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


6

terakhir.Sejak jalan dibangun dan dermaga beroperasi, saat itulah Temajuk


perlahan mulai ramai dikunjungi, bahkan saat ini wisatawan bisa
menggunakan mobil.Geliat kunjungan wisatawan itu kemudian direspon
masyarakat dengan membangun homestay di lahan masing-masing.Salah
satunya Villa JLO persis disebelah Teluk Atong Bahari pada tahun
2015.Kemudian pada tahun 2016, di dusun Camar Bulan juga dibangun
sekitar 30 homestay dengan ciri khas lokasi rumah terbalik.Hingga saat ini,
dari awalnya hanya satu homestay pada tahun 2009, saat ini terdapat 83
homestay di Temajuk yang tersebar dibeberapa lokasi.Semuanya berada di
tepi pantai dengan masing-masing kelebihan.
Sebagai kawasan strategis nasional, Desa Temajuk sudah memilik
beberapa rencana pengembangan kawasan.Di dalam RT/RW Kabupaten
Sambas 2001-2010, Desa Temajuk adalah bagian dari kawasan PALSA
(Paloh-Sajingan) yang merupakan kawasan strategis perencanaan percepatan
pembangunan kawasan perbatasan.Selain itu, Desa Temajuk juga merupakan
bagian dari Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) Temajuk-Aruk. Kedua
rencana pengembangan kawasan tersebut disebutkan bahwa sektor wisata
merupakan salah satu sektor yang akan dikembangkan di Desa Temajuk.
Pada tahun 2018 Pariwisata temajuk berkembang dengan cukup baik,
perkembangan wisata temajuk bisa dilihat dari pembangunan secara fisik.
Banyak vila penginapan, destinasi wisata yang instragamnebel, dan juga
prasarana jalan yang di bangun semenjak berkembangnya wisata Temajuk.
Pengembangan wisata Temajuk yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat setempat tentunya membawa dampak terhadap ekonomi dan
sosial budaya masyarakat.
Studi mengenai masyarakat, aspek ekonomi dan budaya merupakan
dua aspek yang berlawanan.Hal yang berdampak positif bagi ekonomi, bisa
jadi berdampak negatif bagi budaya lokal masyarakat.Dengan menggunakan
strategi yang tepat, maka dampak positif bagi budaya, dapat pula
menyebabkan dampak positif bagi perekonomian.Dalam pengembangan
pariwisata, aspek ekonomi dan sosial budaya dapat dikatakan sebagai dua sisi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


7

mata uang.Apusigah (2011) dalam Swanson dan DeVereaux (2016)


menyatakan bahwa “culture has become an object of
manipulation”.Perdebatan dalam pengembangan pariwisata yang dianggap
mengekploitasi budaya lokal terjadi di seluruh bagian dunia.Hal inilah yang
mendrong perlunya penelitianmengenai “ANALISIS DAMPAK
POTENSIPARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI DAN
SOSIAL BUDAYAMASYARAKAT DI DESA TEMAJUK
KECAMATAN PALOH KABUPATENSAMBAS”.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana distribusi potensi pariwisata di Desa Temajuk Kecamatan
Paloh Kabupaten Sambas ?
2) Bagaimana dampak pengembangan potensi pariwisata terhadap kondisi
ekonomi dan sosial budaya masyarakat Desa Temajuk Kecamatan
Paloh Kabupaten Sambas ?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Untuk mengkaji distribusi potensi pariwisata di Desa Temajuk
Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas
2) Untuk mengkaji dampak pengembangan potensi pariwisata terhadap
kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Desa Temajuk
Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas

1.4 Manfaat Penelitian


1) Bagi peneliti
a. Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi peneliti tentang dampak pengembangan
pariwisataterhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
b. Melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan akademik di
Pendidikan Geografi.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


8

2) Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang dampak
pengembangan pariwisataterhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakat di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
3) Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pemerintah tentang
dampak pengembanganpariwisataterhadap kondisi sosial ekonomi dan
budaya masyarakat di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten
Sambas.
4) Bagi Pembelajaran Geografi Di SMA
a. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh guru Sebagai bahan ajar dan
referensi mengenai objek wisata yang di Indonesia seperti yang ada
di Desa Temajuk, Kabupaten Sambas.
b. Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk bahan diskusi siswa dalam
proses pembelajaran pada mata pelajaran geografi di SMA.
c. Siswa SMA diharapkan dapat memperoleh gambaran/informasi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepariwisataan yang ada
di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas
d. Membekalipara siswa guna menyampaikan informasi kepada
masyarakat sekitarnya untuk mengambil keputusan dengan lebih
bijak.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


9

1.5 Keaslian Penelitian

Judul, Tahun, Metode


Teknik Analisis dan
Wilayah, Nama Tujuan Penelitian Penelitian dan
Bahan Penelitian
Peneliti Pendekatan
DAMPAK SOSIAL - Peluang usaha - Pendekatan - Analisis deskriptif
EKONOMI masyarakat penelitian kuantitatif
PEMBANGUNAN sekitar Obyek kuantitatif - data primer dan data
PARIWISATA Wisata Umbul sekunder
UMBUL SidomuktiKabup - populasi dan sampel
SIDOMUKTI aten Semarang, - metode analisis
KECAMATAN - Peningkatan deskriptif
BANDUNGAN pendapatan yang - Teknik/metode
KABUPATEN didapat oleh pengambilan data:
SEMARANG,2015, pedagang  Dokumentasi
Wawan Kurniawan kawasan Obyek  Kuisioner
Wisata Umbul  Wawancara
Sidomukti  observasi
Kabupaten
Semarang,
- Penyerapan
tenaga kerja di
daerah kawasan
Obyek Wisata
UmbulSidomukti
Kabupaten
Semarang.
PENGARUH - mengidentifikasi Deskriptif - Analisis deskriptif
TAMAN WISATA jenis-jenis dengan kuantitatif dan kualitatif
ALAM pekerjaan yang pendekatan - Data sekunder,
PANGANDARAN tumbuh di TWA kuantitatif dan diperoleh dari literatur

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


10

TERHADAP Pangandaran kualitaif yang terkait dengan


KONDISI SOSIAL akibat adanya strategi nafkah dan
EKONOMI kegiatan sektor informal.
MASYARAKAT pariwisata. - Data primer, diperoleh
(Studi: Desa - Menganalisis dari hasil kuisioner,
Pangandaran, kontribusi wawancara dan
Kecamatan pekerjaan di observasi.
Pangandaran, sektor pariwisata
Kabupaten Ciamis, dalam
Provinsi Jawa menyumbang
Barat), pendapatan
Oleh Dini Dhalyana rumah tangga
dan Soeryo pelaku usahanya.
Adiwibowo - Menganalisis
pengaruh
kegiatan
pariwisata
terhadap
kehidupan sosial
penduduk
Pangandaran
khususnya dalam
hal kerjasama,
gaya hidup, dan
timbulnya
perilaku
menyimpang.
DAMPAK untuk mengetahui metode - analisis interaktif
KEBERADAAN seperti apa pengaruh penelitian - data primer
OBJEK WISATA keberadaan kualitatif (observasi,wawancara,
WADUK SERMO pariwisata Waduk dan dokumentasi)

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


11

TERHADAP Sermo terhadap - teknik sampling yang


PERUBAHAN kehidupan sosial digunakan adalah
SOSIAL ekonomi masyarakat purposive sampling
EKONOMI Dusun Sermo.
MASYARAKAT DI
SREMO, KULON
PROGO, DAERAH
ISTIMEWA
YOGYAKARTA,
2017, Yunuta Dwi
Rahmayanti
DAMPAK Untuk mengetahui deskriptif - Analisis deskriptif
PENGEMBANGAN dampak dari kualitatif kualitatif
INDUSTRI pariwisata Pantai - Sumber data primer dan
PARIWISATA Embe terhadap sekunder
TERHADAP pendapatan - Teknik pengumpulan
KONDISI ekonomi data : wawancara
EKONOMI masyarakatnya. mendalam, observasi,
MASYARAKAT dan dokumentasi
SEKITAR (Studi di
Pantai Embe Desa
Merak Belantung
Kalianda Lampung
Selatan),2018.
Skripsi oleh Rani
Puspita Anggraeni

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


12

Dampak Untuk mengetahui Deskriptif - Analisis deskritif


Pengembangan dampak dengan kualitatif dilengkapi
Pariwisata Terhadap pengembangan pendekatan dengan data kuantitatif
Kehidupan pariwisata terhadap kualitatif - Sumber data primer dan
Masyarakat Lokal kehidupan sekunder
Dikawasan Wisata masyarakat lokal - Teknik pengumpulan
Dieng Kabupaten ditinjau dari aspek data dari kantor desa,
Wonosobo,2010, fisik, sosial budaya, wawancara, kuesioner
skripsi oleh Isna dan ekonomi masyarakat
Dian Paramitasari - Menggunakan
purposive sampling
Dampak - Untuk mengetahui metode - analisis deskriptif
Pembangunan bagaimana dampak penelitian - penelitian yang
Pariwisata Terhadap pembangunan kuantitatif, digunakan penulis
Perubahan Sosial pariwisata Pendekatan adalah penelitian
Budayadan terhadap penelitian yang lapangan (field
Perkembangan perubahan sosial digunakan research)
Perekonomian budaya masyarakat adalah - Sumber data primer dan
Masyarakat Pesisir Pesisir Selatan deskriptif sekunder
Selatan Kabupaten Kabupaten - Menggunakan populasi,
Tulungagung, 2018, Tulungagung. sampling, dan sample
Johana Dwi - Untuk mengetahui penelitian
Nugroho dampakpembangu
nan pariwisata
terhadap
perkembangan
perekonomian
masyarakat Pesisir
Selatan Kabupaten
Tulungagung.
Analisis Dampak - Untuk mengkaji Metode Teknik analisis yang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


13

Potensi Pariwisata distribusi potensi penelitian yang digunakan menggunakan


Terhadap Kondisi pariwisata diDesa digunakan analisis deskriptif dan
Ekonomi Dan Sosial Temajuk, metode survey kualitatif.
Budaya Masyarakat Kecamatan dan pendekatan Analisis SWOT
Di Desa Temajuk Paloh, Kabupaten yang digunakan Metode analisis data yang
Kecamatan Paloh Sambas adalah digunakan dalam penelitian
Kabupaten - Untuk mengkaji pendekatan ini dalah metode penelitian
Sambas.2018. Oleh dampak keruangan deskriptif kualitatif
Kelompok 2 KKL pengembangan dengan Teknik purposive sampling
potensi pariwisata menggunakan Bahan penelitian:
terhadap kondisi tema analisis - Data kondisi
ekonomi, sosial pola keruangan. ekonomipenduduk
dan budaya daerah penelitian
masyarakat Desa sebelum ditetapkan
Temajuk, sebagai daerah
Kecamatan pariwisata Desa
Paloh, Kabupaten Temajuk
Sambas - Data kondisi ekonomi
penduduk daerah
penelitian sesudah
ditetapkan sebagai
daerah pariwisata Desa
Temajuk
- Data kondisi sosial dan
budaya daerah
penelitian sebelum
ditetapkan sebagai
daerah pariwisata Desa
Temajuk
- Data kondisi sosial dan
budaya daerah

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


14

penelitian sesudah
ditetapkan sebagai
daerah pariwisata Desa
Temajuk
- Data monografi daerah
penelitian
Data batas administrasi
daerah penelitian

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geografi
2.1.1 Pengertian Geografi
Prof. Bintarto mendeskripsikan geografi sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan sebab-akibat mengenai gejala-gejala yang terdapat di
permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut makhluk
hidup sekaligus permasalahannya yang diselidiki melalui pendekatan
keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses,
serta kesuksesan pembangunan.
Pengertian Geografi menurut para ahli :
1) Pengertian Geografi Menurut Erathostenes, Geografi merupakan
penggambaran atau penulisan mengenai bentuk muka bumi.
2) Pengertian Geografi Menurut Claudius Ptolomaeus,Geografi adalah
suatu bentuk penyajian melalui peta mengenai sebagian dan
keseluruhan bentuk muka bumi.
Menurut Bintarto, ruang lingkup geografi dibagi menjadi:
1) Lingkup Fisikal, yang meliputi aspek topologi (letak, luas ,bentuk dan
batas), aspek fisik (tanah, iklim, air), aspek biotis (manusia, hewan,
tumbuhan).
2) Lingkup non Fisikal yang meliputi aspek sosial (tradisi, adat,
kelompok, masyarakat), aspek ekonomi (perdagangan, industri,
perkebunan, transportasi), aspek budaya (pendidikan, agama, dan
budaya).
Menurut Daldjoeni (1982), unsur geografi meliputi :
1) Unsur Fisik yang meliputi pantai, cuaca, iklim, relief, tanah, mineral,
air, dan jalan.
2) Unsur Biotis yang meliputi tumbuhan, hewan, manusia, dan mikro
organisme.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


16

3) Unsur teknis yang meliputi jaringan jalan, alat komunikasi, alat


transportasi, perhotelan, rumah makan dan pergudangan.
4) Unsur abstrak yang meliputi bentuk, luas, lokasi, jarak dan waktu

2.1.1.2 Konsep Geografi


Konsep geografi merupakan sekelompok fenomena yang digunakan
untuk menyelidiki atau menggambarkan berbagi gejala dan fenomena yang
sama. Konsep-konsep yang terdapat dalam ilmu geografi di antaranya adalah:
1) Konsep Lokasi
Konsep yang digunakan untuk menyelidiki fenomena
geosfer.Konsep lokasi dibagi lagi ke dalam dua kategori, yakni lokasi
absolut dan lokasi relatif.Konsep lokasi absolut berkaitan dengan letak
garis lintang dan bujur, yang bersifat tetap.Sementara konsep lokasi
relatif membahas letak geografis atau daerah yang berada di sekitarnya,
misalnya letak wilayah Indonesia yang berada di antara Benua Asia
dan Australia.
2) Konsep Jarak
Konsep yang digunakan untuk menghitung panjang lokasi
maupun waktu antara dua lokasi atau dua objek.Konsep jarak biasanya
berkaitan erat dengan aspek sosial dan ekonomi.Konsep ini kemudian
dibagi lagi ke dalam dua jenis, yakni jarak mutlak dan jarak relatif.
Jarak mutlak merupakan ruang antara dua lokasi yang menggambarkan
panjang antara dua lokasi dalam satuan meter maupun kilometer dan
sifatnya tetap. Jarak relatif lebih berkaitan dengan lamanya perjalanan
atau waktu tempuh dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
3) Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan digunakan untuk menentukan mudah
atau tidaknya suatu lokasi untuk ditempuh.Konsep keterjangkauan
masih bekaitan dengan konsep lokasi, jarak, serta kondisi tempat
tersebut.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


17

4) Konsep Pola
Bentuk, struktur, dan penyebaran fenomena geografis di permukaan
bumi, baik yang bersifat fisik maupun sosial.Salah satu contoh dari
konsep pola adalah pola permukiman penduduk yang mengikuti garis
jalan raya atau aliran sungai.
5) Konsep Geomorfologi
Berkaitan dengan bentuk permukaan bumi, seperti struktur batuan yang
menyusun permukaan bumi.Contoh konsep geomorfologi yakni
wilayah Jakarta yang termasuk dataran rendah, sedangkan Bandung
merupakan dataran tinggi.
6) Konsep Aglomerasi
Fenomena geografis yang mengelompokkan beberapa aspek fisik
maupun sosial ke dalam satu struktur.Contohnya adalah pendirian
kawasan industri dan pusat perdagangan.
7) Konsep Nilai Kegunaan
Konsep yang berkaitan dengan potensi suatu wilayah yang dapat
dikembangkan sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat yang
tinggal di sekitarnya.Contoh konsep nilai kegunaan yakni kondisi
geografis Pulau Madura yang cocok untuk dijadikan kawasan tambak
garam, namun tidak cocok untuk dijadikan ladang bercocok tanam
sebab tanahnya kurang subur.
8) Konsep Interaksi Interdependensi
Konsep yang menunjukkan hubungan ketergantungan antara dua
wilayah untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Contohnya
adalah desa sebagai pemasok tenaga kerja dan kota sebagai penyedia
lahan pekerjaan.
9) Konsep Diferensiasi Area
Perbandingan dua wilayah untuk ditemukan persamaan dan
perbedaannya karena tiap wilayah memiliki ciri khas masing-
masing.Contohnya adalah penduduk yang bermukim di wilayah pantai

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


18

umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan penduduk


yang tinggal di wilayah pegunungan bekerja sebagai petani.
10) Konsep Keterkaitan Keruangan
Konsep yang menunjukkan hubungan antar wilayah yang mendorong
terjadinya hubungan sebab-akibat. Contohnya adalah kabut asap yang
melanda Kepulauan Riau dapat dirasakan hingga Malaysia.
Dalam penelitian ini konsep yang digunakan adalah :
1) Konsep lokasi yang mengkaji letak absolut dan letak relatif Desa
Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
2) Konsep pola yang mengkaji persebaran potensi pariwisata yang ada di
Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
3) Konsep aglomerasi yang mengkaji kekhasan wilayah yang ada di Desa
Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
4) Konsep nilai kegunaan yang mengkaji potensidi Desa Temajuk yang
dapat dikembangkan sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat yang
tinggal di sekitarnya.
5) Konsep Keterkaitan keruangan yang mengkaji kerterkaitan antara
kawasan pantai yang satu dengan kawasan pantai yang lainnya.

2.1.3 Ruang Lingkup Geografi


Dalam kaitannya dengan lingkungan, geografi mengkaji beberapa
ruang lingkup lingkungan berikut ini:
1) Lingkungan Fisik (Physical Environment)
Lingkungan fisik disebut juga sebagai lingkungan abiotik.Elemen-
elemen yang terdapat dalam lingkungan fisik bersifat tak hidup dan
memiliki peran sebagai penunjang kehidupan manusia.Contoh elemen
yang terkandung dalam aspek lingkungan fisik adalah udara, tanah, air,
dan sinar matahari.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


19

2) Lingkungan Biologis (Biological Environment)


Disebut juga dengan lingkungan biotik, ruang lingkup lingkungan
biologis meliputi unsur-unsur yang hidup di sekitar lingkungan seperti
manusia, hewan, dan tumbuhan.
3) Lingkungan Sosial (Social Environment)
Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia yang diwujudkan
melalui tindakan dan aktivitas, baik berhubungan dengan lingkungan
maupun dengan hubungan antar manusia.

2.1.4 Objek Geografi


1) Objek Material
Objek material dalam ilmu geografi berkaitan dengan fenomena
yang terdapat di permukaan geosfer, yakni bentang lahan fisik dan
budaya.Bentang lahan fisik meliputi atmosfer (meteorologi dan
klimatologi), litosfer (geologi dan geomorfologi), hidrosfer (hidrologi
dan oseanografi), serta biosfer (zoologi dan botani).Sementara, lahan
budaya manusia terdiri dari geografi sosial, geografi penduduk,
geografi ekonomi, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini objek material yg di teliti adalah bentang
lahan fisik dan budaya yang terdiri dari geografi sosial, geografi
penduduk, dan geografi ekonomi. bentang lahan fisik berupa keadaan
alam yang berupa pantai yang ada di Desa Temajok dan bentang
budaya berupa geografi sosial yang mengkaji keadaan sosial dan
budaya masyarakat didesa Temajuk, geografi penduduk mengkaji
tentang kondisi penduduk sebelum dan sesudah perkembangan
pariwisata di desa Temajuk, dan geografi ekonomi untuk mengkaji
keadaan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah perkembangan
pariwisata di desa Temajuk.Contohnya mengkaji dampak potensi
pariwisata terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat di
Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
2) Objek Formal

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


20

Objek formal merupakan objek material yang dikaji melalui sudut


pandang geografi.Cara pandang terhadap objek material tersebut dapat
dilihat melalui segi lingkungan, ruangan, kompleks wilayah, dan
waktu.
Dalam penelitian ini objek formal yang digunakan ialah
pendekatan keruangan dengan tema pola analisis keruangan.
Contohnya dalam penelitian ini adalah mengkaji persebaran potensi-
potensi yang ada di Desa Temajuk.

.1.5 Prinsip Geografi


Geografi terdapat 4 prinsip utama dalam menganalisis
geogsfer.Macam-macam prinsip geografi tersebut adalah sebagai berikut.
1) Prinsip Distribusi (Penyebaran/persebaran):
Pengertian prinsip persebaran adalah persebaran mengenai bentang
alam di permukaan bumi yang tidak merata sehingga setiap wilayah
berbeda dengan satu sama lain. Contoh prinsip persebaran adalah
sebagai berikut.
a. Persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata,
terdapat wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang
lain sesuai dengan luar wilayahnya. 
b. Penduduk di daerah suburnya biasanya membuat pemukiman
yang mengelompok, sedangkan penduduk kopi di daerah
pegunungan membuat pemukiman yang tersebar, alasannya (dapat
dikaji dalam prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip penggambaran
(deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi).
Dalam penelitianini menggunakan prinsip distribusiuntuk
mengkaji persebaran potensi-potensi pariwisata yang ada di Desa
Temajuk, kecamatan palohkabupaten sambas.
2) Prinsip Interelasi (Sebab Akibat):
Pengertian prinsip interelasi adalah fenomena geosfer yang satu
mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


21

satu berkaitan dari gejala yang lainnya. Contoh prinsip interelasi adalah


sebagai berikut...
a. Sebagian besar dari penduduk desa memiliki pencaharian
sebagai petani karena masih terdapat lahan yang dapat digarap 
b. Banjir yang ada di kota jakarta biasanya diakibatkan oleh
perilaku penduduk yang tidak memperdulikan lingkungannya. 
Dalam penelitian ini menggunakan prinsip interelasi
untukmengetahui Interaksi masyarakat dengan potensi-potensi yang
ada di Desa Temajuk, kecamatan paloh, kabupaten sambas.
3) Prinsip Deskripsi (penggambaran):
Pengertian prinsip deskripsi adalah untuk menggambarkan
fenomena geosfer yang memerlukan deskripsi dengan melalui tulisan,
tabel, gambar, atau grafik. Contoh prinsip deskripsi adalah sebagai
berikut.
”Peta persebaran lempeng tektonik di dunia”
Dalam penelitian ini menggunakan prinsip deskripsi untuk
menggambarkan keadaan atau kondisi ekonomi dan sosial budaya yang
ada di Desa Temajuk, kecamatan paloh, kabupaten sambas.

4) Prinsip Korologi (gabungan):


Pengertian prinsip korologi adalah prinsip yang menganalisis suatu
wilayah berdasarkan dari ketiga prinsip sebelumnya maka suatu
wilayah akan memiliki karakteristik tertentu. Contoh prinsip
korologi adalah sebagai berikut.
“Suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini
disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari yang
dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang  ada di perkotaan.”
Dalam penelitian ini menggunakan prinsip korologi untuk
mengkaji kronologis yang ada di ketiga prinsip diatas.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


22

2.1.1.6 Pendekatan Geografi


Pendekatan dalam kajian geografi terdiri dari 3 macam antara lain
sebagai berikut.
1) Pendekatan Keruangan, 
Pendekatan Keruanganadalah upaya mengkaji persamaandari
perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Dalam pendekatan
keruangan menjadi perhatian adalah persebaran penggunaan ruang dan
penyediaan ruang yang dimanfaatkan. Contoh penggunaan pendekatan
keruangan adalah perencanaan pembukaan lahan untuk daerah
pemukiman yang baru. Maka yang diperhatikan adalah segala aspek
yang berkolerasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut.
Contohnya adalah morfologi, yang berkaitan dengan banjir, longsor,
dan hal tanah, mengenai hal tersebut, perlu diperhatikan karena
keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat adaptasi manusia
yang akan menematinya. Ciri khas dari pendekatan keruangan yang
membedekan ilmu geografi lainnya yang dapat ditinjau dari tiga aspek
antara lain sebagai berikut.
a. Analisis pendekatan topik, adalah menghubungkan suatu
kejadian dengan tema-tema utama dalam permasalahan tersebut.
Contoh persamaan glokal adalah suatu fenomena geografi yang
terjadi terhadap suatu ruang. Gejala tersebut diakibatkan dari
kegiatan-kegiatan manusia dalam menambah tingkat polutan dalam
udara sehingga berpengaruh terhadap perubahan komposisi
penyusun atmosfer. 
b. Analisis pendekatan aktivitas manusia, yaitu menggambarkan
atau mendekskripsikan aktivitas manusia dalam ruang. Kehidupan
manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan beradaptasi
dan menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka
aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak udang, garam atau
industri berat. 

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


23

c. Analisis pendekatan wilayah, adalah bahwa persebaran


fenomena geografi persebarannya tidak merata, sehingga setiap
wilayah mempunyai karateristik, kelebihan dibandingkan dengan
wilayah lain, sehingga di wilayah yang berbeda maka tentu saja
akan memiliki karateristik yang berbeda. 
2) Pendekatan Ekologi (Kelingkungan), 
Pendekatan Ekologi (Kelingkungan)adalah pendekatan dalam
mengkaji fenomena geosfer yang terkhusus kepada interaksi antara
organisme hidup dan lingkungannya, termasuk pada organisme hidup
yang lain. Dalam organisme hidup, manusia menjadi satu komponen
penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu, muncul istilah ekologi
manusia (huAman ecologi) yang mempelajari interaksi antar manusia
serta antara manusia dengan lingkungannya. Aktivitas manusia erat
kaitannya denan interaksi dalam ruang khususnya terhadap
lingkungannya dengan berbagai tahapan antara lain sebagai berikut.
a. Manusia bergantung terhadap alam (Fisis Determinisme).
Manusia yang belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga
memerlukan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang dipenuhi
dari pada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna
alam). Sehingga alam tidak menyediakan kebutuhannya yang akan
pindah atau mungkin akan punah (kehidupan jaman purba). 
b. Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia
memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan
kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan
berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia telah
mampu mengurangi ketergantungan dari alam tetapi manusia juga
membutuhkan alam.  
c. Manusia Menguasai Alam. Dengan berkembangnya ilmu,
kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam
sebesar-besarnya. Contohnya dengan membuat mesin-mesin untuk
eksploitasi alam sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


24

lagi maka mesin tersebut memproduksi bahan-bahan sintetis yagn


tidak bisa dibuat alam. 
3) Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional),
Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional)adalah pendekatan yang
mengkaji fenomena geografi yang terdi di setiap wilayah yang
berbeda-beda, sehingga perbedaan membentuk karateristik wilayah.
Perbedaan tersebut mengakibatkan adanya interaksi wilayah dengan
wilayah lain yang saling memenuhi kebutuhannya yang semakin tinggi
perbedaannya maka interaksi dengan wilayah lainnya semakin tinggi.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan dengan
tema analisis pola keruangan.Pola keruangan dapat diartikan sebagai
kekhasan sebaran keruangan gejala geosfer dipermukaan bumi.Gejala
keruangan terdiri dari elemen-elemen pembentuk ruang yang dapat
diabtraksikan menjadi bentuk titik, garis atau area maka pola
keruangan selalu berkisar pada kekhasan sebaran dari titik-titik, garis-
garis, atau bidang-bidang (areal). Contohnya dalam penelitian ini
adalah mengkaji persebaran potensi-potensi yang ada di Desa Temajuk.

.2 Geografi Pariwisata
2.2.1 Pengertian Geografi Pariwisata
Menurut Suwantoro (1997) dalam I Ketut Suwena & I Gusti Ngurah
Widyatma (2017), pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya karena
suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan uang.
Menurut Koen Meyers (2009) dalam I Ketut Suwena & I Gusti Ngurah
Widyatma (2017), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan
untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan
alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk
bersenang-senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang
atau waktu libur serta tujuan-tujuan lainnya.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


25

Menurut UU Nomor. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata


didefinisikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa geografi pariwisata adalah
terdiri dari geografi dan pariwisata dimana geografi adalah ilmu yang
menguraikan dan menganalisis variasi ruang keadaan permukaan bumi serta
umat manusia yang menempatinya dan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Setiap ilmu pasti tidak ada yang dapat berdiri sendiri. Setiap ilmu
saling berhubungan satu sama lainnya. Begitupun dengan ilmu pariwisata
tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan geografi.MenurutRobinson
(1976) dalam EnokMaryani (2000) pariwisata menjadi bidang kajian
geografi, dengan beberapa alasan dibawah ini:
1) Geografi berhubungan dengan lingkungan baik alam maupun manusia.
Ilmu geografi selalu berhubungan dengan lokasi  suatu fenomena,
hubungan antara fenomena dan distribusi keruangan. Pariwisata erat
kaitannya pada pemanfaatan ruang, lokasi-lokasi daerah tujuan wisata,
lokasi dimana wisatawan bergerak dari satu daerah ke daerah lain.
Geografi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyediakan
ruang sebagai daerah tujuan wisata yang sesuai dengan permintaan
wisatawan dan memberikan kepuasan wisatawan yang berbeda
karakternya.
2) Pariwisata erat kaitannya dengan struktur, bentuk, penggunaan lahan
dan perlindungan bentang alam (landscape). Geografi sebagai ilmu tata
guna lahan dapat memberikan solusi bagaimana ruang dapat
dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung dengan meminimalkan
resiko kerusakan.
3) Pariwisata adalah aktivitas ekonomi komersial, berbagai aktivitas
ekonomi di permukaan bumi secara khusus dikaji oleh geografi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


26

ekonomi. Pariwisata mendorong timbulnya berbagai aktivitas baik


yang secara langsung memanfaatkan alam maupun tidak.
4) Geografi selalu tertarik pada pergerakan barang dan orang, dalam
bentuk transportasi dan perdagangan. Pariwisata telah memberikan
kontribusi yang cukup signifikan terhadap adanya perdagangan secara
regional, nasional dan internasional. Distribusi orang, barang, dan uang
antara satu tempat ke tempat lain sangat diperlukan untuk mendukung
berlangsungnya usaha pariwisata.
5) Antar hubungan (relationship) dan pengaruh (effect) suatu fenomena
terhadap fenomena lain, baik di dalam suatu tempat maupun ke tempat
lain selalu menjadi kajian geografi. Pariwisata memberikan dampak
yang luas baik secara ekonomi, budaya, sosial, maupun alam. Lingkup
dampaknya pun secara lokal, regional, nasional maupun internasional.
Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata sangat relevan menjadi kajian
geografi.

.2.2 Jenis-Jenis Pariwisata


Spillane (1987), membedakan jenis jenis pariwisata menjadi sebagai
berikut :
1) Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru,
untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan
ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk
menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan
ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.
2) Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan
keletihan dan kelelahannya.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


27

3) Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)


Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah
lain,selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan,
atau untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian
rakyat, dan lain-lain.
4) Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya
peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World
Cup, dan lain-lain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi
mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.
5) Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak
memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun
pilihan waktu perjalanan.
6) Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang
biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.

.2.3 Potensi Pariwisata


Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan
wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung
ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996). Berdasarkanpengertian
potensi wisata menurut Sukardi (1998), potensi wisata adalah segala sesuatu
yang dimiliki oleh suatu daerah untuk daya tarik wisata dan berguna untuk
mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


28

Potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:


1) Potensi Wisata Alam
Yang dimaksud dengan potensi wisata alam adalah keadaan, jenis flora
dan fauna suatu daerah, bentang alam seperti pantai, hutan,
pegunungan dan lain-lain (keadaan fisik suatu daerah).
2) Potensi Wisata Kebudayaan
Yang dimaksud dengan potensi wisata kebudayaan adalah semua hasil
cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan
tangan, kesenia, peninggalan sejarah berupa bangunan (Contoh
monumen).
3) Potensi Wisata Buatan Manusia
Potensi wisata manusia juga sebagai daya tarik wisata berupa,
pementasan tarian, pementasan atau pertunjukan seni budaya suatu
daerah.
Potensi yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup Potensi Wisata
Alam, Potensi Wisata Kebudayaan, dan Potensi Wisata Buatan Manusia.
1) Potensi Wisata Alam contohnya : Pantai Camar Bulan, Pantai Surya,
Pantai Maludin, Pantai Batu Nenek, dan Pantai Telok Atong.
2) Potensi Wisata Kebudayaan contohnya : Antar Anjong,
3) Potensi Wisata Buatan Manusia contohnya : Rumah Tebalik,
Penginapan Unik, Dermaga
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 dijelaskan bahwa pengertian
kawasan wisata adalah suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang
dibangun dandisediakan untuk kegiatan pariwisata.Apabila dikaitkan dengan
pariwisata air,pengertian tersebut berarti suatu kawasan yang disediakan
untuk kegiatan pariwisatadengan mengandalkan obyek atau daya tarik
kawasan perairan.
Kawasan pariwisata merupakan salah satu bagian dari kawasan
budidaya yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensisumber daya alam, manusia, warisan budaya dan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


29

sumber daya buatan. Adapunkriteria kawasan pariwisataSandy dalam


Sastropoetro (1998) adalah:
1) Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan
pariwisata, tidak menganggu kelestarian budaya, keindahan alam dan
lingkungan;
2) Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pariwisata, secara
ruang dapat memberikan manfaat, antara lain: meningkatkan devisa
dari pariwisata dan mendayagunakan investasi yang ada disekitarnya
dan mendorong kegiatan lain yang ada disekitarnya;
3) Memilikikemampuan untuk tetap melestarikan nilai warisan budaya,
adat istiadat, keseniandan mutu keindahan lingkungan alam;
4) Memiliki kemampuan untukmendorong dan meningkatkan
perkembangan kehidupan ekonomi (multiplier effect) dan sosial
budaya;
5) Memiliki kemampuan berkembang sesuai segmenpasar mancanegara
atau domestic.
Komponen wisata meliputi fasilitas-fasilitas yang terlibat dalam
penyelenggaraan wisata, dimana wisata terjadi karena adanya keterpaduan
antara berbagai fasilitas yang saling mendukung dan berkesinambungan.
Adapun komponen wisata yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Sarana transportasi
Sarana transportasi terkait dengan mobilisasi wisatawan, tetapi
transportasi tidak hanya dipakai sebagai sarana untuk membawa
wisatawan dari satu tempat ke tempat lain saja, namun juga dipakai
sebagai atraksi wisata yang menarik.
2) Sarana akomodasi
Sarana akomodasi dibutuhkan apabila wisata diselenggarakan
dalam waktu lebih dari 24 jam dan direncanakan untuk mengunakan
sarana akomodasi tertentu sebagai tempat menginap.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


30

3) Sarana makanan dan minuman


Dilihat dari lokasi ada restoran yang berada di hotel dan menjadi
bagian atau fasilitas hotel yang bersangkutan, ada pula restoran yang
berdiri sendiri secara independen.
4) Obyek dan atraksi wisata
Objek dan atraksi wisata dapat dibedakan atas dasar asal-usul yang
menjadi karakteristik objek atau atraksi tersebut, yaitu wisata alam,
wisata sejarah, wisata budaya, wisata ziarah dan wisata hiburan.
5) Sarana hiburan
Hiburan pada hakikatnya adalah salah satu atraksi wisata.Hiburan
bersifat massal, digelar untuk masyarakat umum dan dan bahkan
melibatkan masyarakat secara langsung serta tidak ada pemungutan
biaya yang menikmatinya, dimana hiburan semacam ini disebut
amusement.
6) Toko cenderamata
Toko cenderamata erat kaitannya dengan oleh-oleh atau kenang-
kenangan dalam bentuk barang tertentu.
7) Pramuwisata dan pengatur wisata (guide dan tour manager)
Pramuwisata dan pengatur wisata adalah petugas purna jual yang
bertindak sebagai wakil perusahaan yang mengelola wisata untuk
membawa, memimpin, memberi informasi dan layanan lain kepada
wisatawan sesuai dengan acara yang disepakati.

.3 Pengembangan Pariwisata
.3.1 Konsep Pengembangan Pariwisata
Pengembangan wisata berarti suatu usaha yang dilakukan secarasadar,
terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehinggamenjadi
produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkankualitas sebagai upaya
untuk menciptakan mutu yang lebih baik padatempat wisata dengan tujuan
agar para wisatawan dapat bersenang-senang,menambah pengetahuan, dan
lain-lain tanpa adanya hambatan yang menganggu.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


31

Menurut Suwantoro (1997), unsur pokok yang harus mendapat


perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata
meliputi :
1) Obyek dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar
pada :
a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang,
indah, nyaman dan bersih.
b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
c. Adanya spesifikasi/ ciri khusus yang bersifat langka.
d. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani
wisatawan;
e. Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan,
sungai, pantai, hutan dan lain- lain).
f. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena
memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-
upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek
buah karya manusia pada masa lampau.
2) Prasarana wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya
buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.
3) Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya.Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi,
restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


32

2.3.2 Dampak Pengembangan Pariwisata


Dampak-dampak pengembangan pariwisata dapat dibedakan menjadi :
1) Dampak Perubahan Fisik
Menurut Sudiarta (2011), Lestyono (2010), dan Soemarwoto
(2001)menyebutkan dampak fisik dari perkembangan suatu kawasan
pariwisata diantaranya:
a. Memperluas areal pemukiman penduduk
b. Memperluas sarana pariwisata
c. Memperluas areal pariwisata
d. Pelestarian benda cagar budaya
e. Memperluas pembangunan sarana keagamaan
f. Kerusakan pada daerah pantai
g. Dampak terhadap biota laut akibat menurunnya pasokan aliran air
laut yang biasanya menggenangi secara normal terhadap biota laut
tersebut
h. Kondisi pantai yang terlihat kotor dan kumuh akibat sampah yang
berserakan
i. Eksploitasi terumbu karang
j. Vandalism
k. Pencemaran
2) Dampak Ekonomi
Leiper (1990) dalam Pitana dan Diarta (2009), dampak positif
adanya pariwisata terhadap perekonomian adalah adanya pendapatan
daripenukaran valuta asing, menyehatkan neraca perdagangan luar
negeri, adanya pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata,
peningkatan pendapatan pemerintah, banyaknya tenaga kerja yang
terserap, timbulnya Multiplier effects, adanya pemanfaatan fasilitas
pariwisata untuk masyarakat lokal.
Mathieson dan Wall (1982) dalam Pitana dan Diarta (2009) juga
menjelaskan tentang dampak-dampak negatif pariwisata terhadap
perekonomian adalah adanya ketergantungan yang terlalu besar pada

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


33

pariwisata, peningkatan angka inflasi dan naiknya harga tanah,


peningkatan kecenderungan untuk mengimpor bahan-bahan yang
diperlukan dalam pariwisata sehingga produk lokal tidak terserap,
pariwisata yang bersifat musiman sehingga investasi tidak pasti, serta
munculnya biaya tambahan lain bagi perekonomian sekitar.
Saifullah (2000)dalam Pitana dan Diarta (2009) menyatakan
dampak ekonomi pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan
wisata antara lain :
a. Dapat meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Meningkatkan devisa, mempunyai peluang besar untuk
mendapatkandevisa dan dapat mendukung kelanjutan pembangunan
di sektor lain.
c. Meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat, dengan belanja
wisatawan akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada
masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung.
d. Meningkatkan penjualan barang-barang lokal keluar.
e. Menunjang pembangunan daerah, karena kunjungan wisatawan
cenderung tidak terpusat di kota melainkan di pesisir, dengan
demikian amat berperan dalam menunjang pembangunan daerah.
3) Dampak Sosial-Budaya
Secara teoritis, Cohen (1984)dalam Made Sudiarto
(2011)mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata ke dalam
sepuluh kelompok besar, yaitu:
a. Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat
setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat
otonomi atau ketergantungannya
b. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota
masyarakat
c. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial
d. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


34

e. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat


f. Dampak terhadap pola pembagian kerja
g. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
h. Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
i. Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan
sosial
j. Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat
WTO (1980) dalam Pitana dan Diarta (2009) menjelaskan tentang
dampak budaya yang ditimbulkan dengan adanya pariwisata dalah
perkembangan atau hilangnya kebudayaan lokal, adanya perlindungan
atau perusakan terhadap cagar budaya.
Dalam melihat dampak sosial budaya pariwisata terhadap
masyarakat setempat, Pitana dan Gayatri (2004)menyatakan bahwa
masyarakat tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang internally
totally integrated entity, melainkan harus juga dilihat segmen-segmen
yang ada atau melihat interest groups. Hal tersebut disebabkan dampak
terhadap kelompok sosial yang satu belum tentu sama bahkan bisa
bertolak belakang dengan dampak terhadap kelompok sosial yang lain.
Dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat
setempat sangat sulit diukur dan umumnya dipandang oleh masyarakat
setempat hanya memberikan dampak negatif. Dampak positif sosial
budaya dari aktivitas pariwisata adalah terjadinya pemahaman dan
saling pengertian antar budaya (inter-cultural understanding) antara
pengunjung wisata dengan masyarakat setempat, dimana pengunjung
(turis) mengenal dan menghargai kehidupan sosial budaya masyarakat
setempat dan sebaliknya masyarakat setempat juga dapat memahami
dan menghargai latar belakang sosial budaya turis. Masyarakat
terkadang memandang turis sebagai orang yang lebih kaya dan lebih
baik secara sosial dengan gaya hidup yang menyenangkan sehingga
mereka berusaha meniru gaya hidup turis yang mereka lihat.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


35

4) Dampak keamanan
Menurut Mahagangga, et al (2013) dalam Made Sudiarto
(2011),keamanan dan kenyamanan wisatawan adalah suatu keadaan
yang diharapkan stabil, menimbulkan perasaan yang tenang tanpa
disertai kekhawatiran ketika sedang melakukan perjalanan wisata ke
suatu tempat tujuan dan menginap selama beberapa waktu.
Dampak yang ditimbulkan dari periwisata terhadap keamanan
dapat memberikan hal positif dan negatif. Dampak positif dari adanya
pariwisata adalah keamanan lebih dijaga ketat untuk menjaga obyek
wisata agar masyarakat yang disekitar ligkungan dan wisatwan menjadi
nyaman dan tentram. Dampak negatif dari segi keamanan yaitu dari
wisatawan dari luar atau asing yang datang ke obyek wisata yang
membawa sikap yang tidak pantas seperti membuat keributan karena
mabuk dan membawa obat-obat terlarang.
Dalam penelelitian ini dampak ekonomi dan sosial budaya di kaji
dari aspek :
a. Pekerjaan masyarakat sebelum dan sesudah berkembangnya
pariwisata di Desa Temajuk.
b. Pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah berkembangnya
pariwisata di Desa Temajuk.
c. Kesejahteraan masyarakat selama berkembangnya pariwisata di
Desa Temajuk.
d. Kondisi keamanan masyarakat sebelum dan sesudah
berkembangnya pariwisata di Desa Temajuk.
e. Gaya hidup masyarakat sebelum dan sesudah berkembangnya
pariwisata di Desa Temajuk.
f. Sikap masyarakat terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah
ke tempat Pariwisata di Desa Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


36

2.4 Kerangka Pemikiran

Distribusi Potensi
Pariwisata di Desa
Temajuk

Kondisi Potensi Sebelum Kondisi Potensi Sesudah


Berkembangnya Pariwisata Berkembangnya Pariwisata
di Desa Temajuk di Desa Temajuk

Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi


Ekonomi Sosial Ekonomi Sosial
Masyarakat Budaya Masyarakat Budaya
Masyarakat Masyarakat

Dampak Setelah adanya


Perkembangan Pariwisata
Desa Temajuk

Positif Negatif

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


37

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode


penelitian survey.Menurut Sugiyono (2013) pengertian metode penelitian survey
adalah Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis
maupun psikologis.
Tujuan penelitian survey adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari
kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum.
.1 Jenis Sumber Data Dan Instrumen Pengumpulan Data
No Tujuan Jenis Data Sumber Instrumen
.
1. Mengkaji a. Morografi Kantor Desa Surat Izin
distribusi Desa KKL 2
potensi b. Data titik Survey Lapangan GPS
pariwisata di berupa a. Potensi
Desa Potensi 1. Pantai Camar Bulan
Temajuk, Pariwisata 2. Pantai Surya
Kecamatan 3. Pantai Maludin
Paloh, 4. Pantai Batu Nenek
Kabupaten 5. Pantai Telok Atong
Sambas
c. Data a. Potensi KUESION
Kualitatif 1. Pantai Camar Bulan ER,
tentang 2. Pantai Surya WAWAN
Potensi 3. Pantai Maludin CARA
Pariwisata 4. Pantai Batu Nenek MENDAL

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


38

5. Pantai Telok Atong AM


2. Mengkaji a. Morografi Kantor Desa Surat Izin
dampak Desa KKL 2
b. Data Kantor Desa QUESION
pengembang
Pekerjaan Survey Lapangan ER,
an potensi
penduduk a. Potensi WAWAN
pariwisata
1. Pantai Camar Bulan CARA
terhadap
2. Pantai Surya
kondisi
3. Pantai Maludin
ekonomi,
4. Pantai Batu Nenek
sosial dan
5. Pantai Telok Atong
budaya
masyarakat
c. Data Kantor Desa QUESION
Desa
Pendapatan Survey Lapangan ER,
Temajuk,
penduduk a. Potensi WAWAN
Kecamatan
1. Pantai Camar Bulan CARA
Paloh,
2. Pantai Surya MENDAL
Kabupaten
3. Pantai Maludin AM
Sambas.
4. Pantai Batu Nenek
5. Pantai Telok Atong
d. Data berupa Survey Lapangan WAWAN
dampak a. Dampak Pengembangan CARA,
pengemban Potensi Pariwisata terhadap QUESION
gan potensi Ekonomi Penduduk: ER
pariwisata 1. Dampak Ekonomi
terhadap Sebelum Desa Temajuk
kondisi ditetapkan sebagai daerah
ekonomi, Pariwisata :
sosial dan ...........................................
budaya ...........................................
masyarakat ...........................................

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


39

...........................................
2. Dampak Ekonomi Sesudah
Desa Temajuk ditetapkan
sebagai daerah Pariwisata :
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
b. Dampak Pengembangan
Potensi Pariwisata terhadap
Sosial dan Budaya
Masyarakat:
1. Dampak Sosial dan
Budaya Sebelum Desa
Temajuk ditetapkan
sebagai daerah
Pariwisata .........................
...........................................
...........................................
...........................................
..................
2. Dampak Sosial dan
Budaya Sesudah Desa
Temajuk ditetapkan
sebagai daerah Pariwisata
.......................................
...........................................
...........................................
...........................................

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


40

.2 Populasi Dan Sampel


.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013)populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah semua
penduduk di desa temajuk yang terkena dampak ekonomi dan sosial budaya
sebelum dan sesudah berkembangnya pariwisata di desa temajuk.
.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013)sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sample dalam penelitian ini
di ambil 50 orang penduduk yang terkena dampak ekonomi dan sosial budaya
sebelum dan sesudah berkembangnya pariwisata di desa Temajuk yang mana
tersebar sebanyak 5 orang di Pantai Batu Nenek, 17 orang di Pantai Camar
Bulan, 5 orang Pantai Maludin, 11 orang di Pantai Surya, dan 12 orang di
Pantai Teluk Atung.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013) purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi
sosial yang diteliti.Purposive samplingini diambil berdasarkan pertimbangan
jumlah penduduk yang berada disekitaran kawasan pangai yang dikaji.

.3 Analisis Data
Menurut Sugiyono (2013) Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


41

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode
penelitian deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Analisi SWOT digunakan
untuk menganalisis potensi wisata yang dikaji untuk bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan potensi wisata didesa
tersebut.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


42

.4 Prosedur Penelitian
1) Persiapan Alat dan Bahan Untuk Penelitian
ALAT UNTUK PENELITIAN
No. Nama Alat Fungsi dalam penelitian
1. GPS (global 1. Mengetahui titik koordinat lokasi,
positioning system) karena objek tersebut belum tersedia
receiver data koordinatnya sehingga titik objek
tersebut dapat ditransfer ke dalam peta
digital yang akan dibuat.
2. Menentukan plotting titik daerah
yang akan diteliti.
2. Kamera Untuk mengambil gambar dilapangan atau
objek penelitian.
3. Seperangkat 1. Mengolah dan menyajikan data spasial
komputer yang yang telah diperoleh dari lapangan.
dilengkapi dengan 2. Menyajikan laporan penelitian secara
aplikasi ArcGis tertulis
Versi.10.3,
Ms.Excel dan
Ms.Word
4. Peta RBI 1. Menentukan batas daerah penelitian
Kabupaten Sambas 2. Menentukan kenampakan fisik dan
potensi wisata daerah penelitian
3. Menentukan jaringan jalan sebagai
akses masuk menuju daerah penelitian
5. Printer Mencetak laporan

BAHAN UNTUK PENELITIAN


No Nama Bahan Fungsi dalam penelitian

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


43

1. Data kondisi Mengetahui perubahan ekonomi


ekonomipenduduk daerah sesudah ditetapkan sebagai daerah
penelitian sebelum pariwisata Desa Temajuk.
ditetapkan sebagai daerah
pariwisata Desa Temajuk
2. Data kondisi ekonomi Mengetahui perubahan ekonomi
penduduk daerah sesudah ditetapkan sebagai daerah
penelitian sesudah pariwisata Desa Temajuk.
ditetapkan sebagai daerah
pariwisata Desa Temajuk
3. Data kondisi sosial dan Mengetahui perubahan sosial budaya
budaya daerah penelitian sebelum ditetapkan sebagai daerah
sebelum ditetapkan pariwisata Desa Temajuk.
sebagai daerah pariwisata
Desa Temajuk
4. Data kondisi sosial dan Mengetahui perubahan sosial budaya
budaya daerah penelitian sesudah ditetapkan sebagai daerah
sesudah ditetapkan pariwisata Desa Temajuk.
sebagai daerah pariwisata
Desa Temajuk
5. Data monografi daerah Mengetahui gambaran umum daerah
penelitian penelitian

6. Data batas administrasi Mengetahui batas-batas daerah


daerah penelitian penelitian

2) Pelaksanaan
a. Pemetaan potensi pariwisata dengan melakukan plotting tempat yang
akan dilakukan penelitian. Tempat penelitian ini terdiri dari 5 pantai

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


44

yaitu Pantai Camar Bulan. Pantai Surya, Pantai Maludin, Pantai Batu
Nenek dan Pantai Telok Atong
b. Melaksanakan proses wawancara kepada penduduk sebelum dan
sesudah dikembangkannya potensi yang ada di Temajuk dari segi
ekonomi dan sosial budaya menggunakan kuesioner dan wawancara
secara mendalam
c. Dalam pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling
d. Merekap data hasil wawancara dengan menggunakan Perangkat
lunak Ms.Excel dan aplikasi SPSS
e. Melaksanakan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Ms.
Excel dan aplikasi SPSS
f. Menyusun hasil laporan penelitian menggunakan perangkat lunak
Ms.Word
g. Penyusunan laporan terdiri dari 6 sub bab yang setiap bab
merupakan laporan mendalam dalam penelitian
h. 6 sub bab terdiri dari Bab 1 Latar Belakang, Bab 2 Tinjauan Pustaka,
Bab 3 Metode Penelitian, Bab 4 Deskripsi Wilayah, Bab 5 Hasil Dan
Pembahasan, Bab 6 Penutup
3) Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan dilakukan setelah peneliti melakukan
penelitian mengenai Analisis Dampak PengembanganPariwisata Desa
Temajuk di Kabupaten SambasTerhadap Ekonomi dan Sosial budaya
Masyarakat.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


45

BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Kondisi Geografis


Desa Temajuk merupakan desa yang ada di kecamatanPaloh, Kabupaten
Sambas, provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Desa Temajuk dibentuk pada
tahun 2002 dari pemekaran Desa Sebubus. Desa Temajuk memiliki luas
wilayah 230.00 Km². Batas Wilayah desa Temajuk di Sebelah Utara
berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Sebubus, Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Laut
Natuna dan sebelah timur berbatasan langsung dengan Malaysia Timur &
Desa Sebubus.
Orbitrasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan):
1) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan :55.2 Km.
2) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota :109.2 Km.
3) Jarak dari kota/Ibukota Kabupaten :109.2 Km.
4) Jarak dari Ibukota Provinsi : 335,2 Km.
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017
Desa Temajuk mulai dibuka pada tahun 1981. Saat itu merupakan masa
keemasan aktivitas penebangan kayu ilegal. Awalnya para pekerja kayu
membuat tempat menginap di Temajuk, kemudian mulai membuka lahan
untuk kebun dan akhirnya menjadi pemukiman seperti saat ini. Kondisi jalan
sangat sulit di tembus dengan melewati jalan pesisir pantai saat laut surut.
Temajuk masih sangat terisolir pada saat itu.
Beberapa tahun kemudian, pembangunan jalan baru masuk di Temajuk,
setelah adanya kabar pengambil alihan wilayah di dusun Camar Bulan
menjelang akhir tahun 2011 oleh Negara Malaysia. Temajuk mendadak
menjadi pusat perhatian, mulai dari kabupaten, provinsi, hingga tingkat pusat.
Tahun 2012 pembangunan jalan menuju Temajuk mulai dikerjakan, meski
baru sebatas jalan perkerasan tanah. Tapi itu sudah cukup membuka
keterisoliran. Dari Sambas, untuk menuju Temajuk harus menyeberangi dua

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


46

sungai dengan menggunakan kapal feri. Penyeberangan pertama ada di


Sekura, sedangkan penyebrangan kedua ada di Sungai Sumpit. Dermaga feri
di Sungai Sumpit baru beroperasi setahun terakhir. Sejak jalan dibangun dan
dermaga beroperasi, saat itulah Temajuk perlahan mulai ramai dikunjungi,
bahkan saat ini wisatawan bisa menggunakan mobil.
Geliat kunjungan wisatawan itu kemudian direspon masyarakat dengan
membangun homestay di lahan masing-masing. Salah satunya Villa JLO
persis disebelah Teluk Atong Bahari pada tahun 2015. Kemudian pada tahun
2016, di dusun Camar Bulan juga dibangun sekitar 30 homestay dengan ciri
khas lokasi rumah terbalik. Hingga saat ini, dari awalnya hanya satu
homestay pada tahun 2009, saat ini terdapat 83 homestay di Temajuk yang
tersebar dibeberapa lokasi. Semuanya berada di tepi pantai dengan masing-
masing kelebihan. (sumber: Survey wawancara KKL kelompok 2 2018)

4.2 SejarahKecamatan Paloh dan Desa Temajuk


4.2.1 Sejarah Kecamatan Paloh
Kecamatan Paloh merupakan kecamatan pantai yang berada di wilayah
Kabupaten Sambas dan terletak di wilayah perbatasandengan Negara
Malaysia Timur (Serawak) dengan luas wilayah± 1.697,30 ha, sekitar 17,96
% dari seluruh kabupaten Sambas.Kecamatan ini berbatasan dengan: sebelah
utara dengankecamatan Serawak (Malaysia), sebelah selatan dengan
kecamatan Teluk Keramat, sebelah timur dengan kecamatan Sajingan Besar,
dan sebelah barat dengan Laut Natuna.
Kecamatan Paloh secara umum mempunyai garis pantai yang sangat
panjang, mulai dari desa Tanah Hitam, hingga ke Tanjung Datuk yang
menjadi perbatasan Indonesia-Malaysia dengan panjang pantai berkisar 90
kilometer. Garis pantai sepanjang itu, 63 kilometer diantaranya adalah pantai
penangkaran penyu. Sepanjang 63 kilometer pantai itu juga tidak putus,
bahkan kita bisa menggunakan sepeda motor melintas di sepanjang garis
pantai pada saat air laut surut dengan lebar pantai yang bisa mencapai 100
hingga 200 meter saat surut. Pada musim puncak peneluran, penyu yang naik

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


47

untuk bertelur pada malam hari bisa mencapai puluhan ekor. Musim puncak
peneluran tersebut berkisar antara bulan Juni hingga September.
Kecamatan Paloh awalnya merupakan wilayah yang secara
administratif termasuk dalam kecamatan Teluk Keramat. Dalam rangka
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan serta pembangunan, kecamatan Teluk Keramat dikembangkan
dengan membentuk kecamatan Paloh pada tahun 1963 yang meliputi 10 desa
yaitu Desa Sebubus, Nibung, Mentibar, Tanah Hitam, Peradah, Matang
Danau, Matang Putus, Kalimantan dan Sungai Bening. Tetapi desa Sungai
Bening sekarang telah masuk dalam wilayah baru yaitu kecamatan Sajingan
Besar.
Kecamatan Paloh sebelum dibentuk, wilayah ini termasuk daerah
terbelakang, jalur transportasi utama hanya mengandalkan sungai dan laut,
sehingga sering terjadi kerawanan pangan, terutama disaat bulan Oktober
sampai Februari, sebab pada bulan tersebut sering terjadi pasang tinggi dan
gelombang laut sangat kuat sehingga hasil usaha masyarakat seperti hasil
pertanian dan perikanan sulit untuk diangkut dan dipasarkan. Kondisi ini
diperburuk oleh adanya konfrontasi dengan Malaysia serta PGRS tahun 1965
sampai 1967. Setelah kerusuhan karena PGRS/PARAKU berakhir,
pembangunan di kecamatan Paloh mulai berjalan. Pada tahun 1980
pemerintah membangun arus transportasi darat dari Teluk Kalong (kecamatan
Teluk Keramat) hingga ke Liku dan Setingga dan Merbau (kecamatan Paloh).
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Kalimantan Barat Nomor 353 Tahun 1987 tentang Regruping
desa(penyatuan/merger desa yang penduduknya sedikit) maka kecamatan
Paloh yangsemula terdiri dari 10 desa menjadi 7 desa yaitu: desa Sebubus,
desa Nibung,Malek (regrouping desa Malek dan desa Mentibar), Tanah
Hitam (regruping desaTanah Hitam dengan desa Danau Peradah), Matang
Danau (regruping desaMatang Danau dan Matang Putus), Kalimantan, dan
desa Sungai Bening

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


48

Kemudian kecamatan Paloh menjadi 6 desa, dengan dikeluarkannya


Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kecamatan diKalimantan Barat, maka kecamatan Paloh dikurangi wilayahnya
dan desa Sungai Bening masuk wilayah kecamatan baru yaitu kecamatan
Sajingan Besar (yangmerupakan hasil pemekaran dari kecamatan Paloh dan
kecamatan TelukKeramat).
BerdasarkanKeputusan Bupati Sambas Nomor 186 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas,
makaterbentuklah desa Temajuk yang merupakan pemekaran desa Sebubus,
sehinggajumlah desa di kecamatan Paloh bertambah menjadi 7
desa.Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor 327 A Tahun
2003 tentangPembentukan Desa Semangau Kecamatan Sambas, Desa
Mentibar KecamatanPaloh dan Desa Mensade Kecamatan Subah Kabupaten
Sambas, makaterbentuklah desa Mentibar yang merupakan pemekaran desa
Malek, sehinggajumlah desa di kecamatan Paloh bertambah menjadi 8 desa
(Sumber : Husnadi, (2006) Menuju Model Pengembangan Kawasan
Perbatasan Daratan Antar Negara: Magister Teknik Pembangunan Wilayah
Dan Kota, Universitas Diponegoro Semarang)

4.2.2 Sejarah Desa Temajuk


Secara administratif Desa Temajuk merupakan bagian dari Kecamatan
Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Merupakan desa terakhir yang
berbatasan langsung dengan Malaysia. Letaknya pun persis di bagian ekor
sebelah barat laut Pulau Kalimantan. Desa ini berjarak ± 350 km dari Kota
Pontianak dan± 4 km dari Kampung Teluk Melano, Malaysia.Panjang
pantainya kurang lebih 26 Km. Desa Temajuk ini mayoritas penduduknya
adalah Islam dan berkebudayaan Melayu.
Keberadaan Desa Temajuk tak lepas dari sejarah masuknya paham
Komunis sekitar tahun ‘60-70-an. Desa ini dulunya salah satu jalur masuk
paham Komunis di Kabupaten Sambas.Temajuk merupakan singkatan dari
Tempat Masuk Jalur Komunis.Posisinya yang berhadapan langsung dengan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


49

Laut Cina Selatan dan Laut Natuna, dan berada di bagian ekor Kalimantan
menjadikan Temajuk sangat strategis untuk dijadikan tempat pertahanan.
Pada sekitar tahun ‘80-an pada masa kejayaan logging, Temajuk
menjadi tempat persinggahan para pekerja kayu yang sebagian besar berasal
dari daerah Teluk Keramat dan Jawai. Mereka awalnya menjadikan Temajuk
tempat singgah, kemudian menetap hingga sekarang.
Temajuk menjadi desa secara definitif sejak 2002, hasil pemekaran dari
Desa Sebubus. Sejak adanya sengketa tapal batas wilayah Camar Bulan (salah
satu dusun di Desa Temajuk), Temajuk seolah menjadi magnet.Bukan hanya
karena permasalahan antar-negara, tapi juga potensi keindahan dan kekayaan
alamnya. (sumber: Survey wawancara KKL kelompok 2 2018)

4.3 Jumlah dan Mata Pencaharian Penduduk


4.3.1 Jumlah Penduduk
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk
Rentan Usia Jumlah Jiwa
0-15 744 jiwa
15-65 956 jiwa
65 ke-atas 571 jiwa
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

Jumlah total penduduk Desa Temajuk tahun 2017 berjumlah 2271 Jiwa
terdiri atas 588 KK. Dengan jumlah laki-laki 1171 jiwa dan perempuan
berjumlah 1100 jiwa. Penduduk Desa Temajuk sebelum berkembangnya
potensi pariwisata dan setelah berkembangnya potensi pariwisata banyak
mengalami peningkatan jumlah penduduk. Seperti dalam tabel 4.1, rentan
usia 15-65 berjumlah 956 jiwa. Rata-rata penduduk yang menetap di Desa
Temajuk merupakan pendatang dari luar kecamatan, bahkan ada juga
pendatang dari Pulau Jawa yang sengaja menetap di Desa Temajuk. Angka
kelahiran juga sudah mulai meningkat seperti dalam tabel 4.1, rentan usia 0-
15 berjumlah 744 jiwa lebih banyak dibandingkan dengan rentan usia 65
tahun ke atas yang hanya berjumlah 571 jiwa.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


50

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perkembangan Penduduk Oktober 2018


LAK
JUMLAH JUMLA
I-
PEREMPU KEPALA H KETERANG
BULAN LAK
AN KELUAR (LK+P AN
I
GA R)
(Lk)
SEBELUMNY
1188 2296  
A 1108 597
SEKARANG 1190 1108 597 2298  
PERTUMBUH
2 0 0 2  
AN
Sumber: Monografi Desa Temajuk Oktober 2018

Dari tabel 4.2 diatas bisa dilihat antara bulan September jumlah
penduduk berjenis kelamin laki laki sebanyak 1188 jiwa dan penduduk
berjenis kelamin perempuan sebanyak 1108 jiwa dengan total 597 KK dan
jumlah total keseluruhan penduduk dibulan September sebanyak 2296 jiwa
sedangkan di bulan Oktober jumlah penduduk berjenis kelamin laki –laki
berjumlah 1190 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 1108 jiwa dengan total 597 KK dan jumlah total keseluruhan
penduduk sebanyak 2298 jiwa. Bisa disimpulkan pertumbuhan penduduk
antara bulan September- Oktober berjumlah 2 kelahiran bayi laki-laki.

4.3.2 Mata Pencaharian Penduduk


Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk
Jenis Pekerjaan Jumlah
PNS 6 orang
TNI/POLRI 4 orang
Pegawai Swasta 6 orang
Pedagang 52 orang
Petani 2119 orang
Tukang 2 orang
Buruh Tani 0 orang
Pensiunan 1 orang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


51

Nelayan 68 orang
Peternak 0 orang
Jasa 0 orang
Pengrajin 0 orang
Pekerja Seni 0 orang
Tidak Bekerja/ Pengangguran 0 orang
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

Penduduk Desa Temajuk sebelum berkembangnya pariwisata, sebagian


besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun,
diantaranya petani padi, kelapa sawit pekebun lada, ada juga yang sebagian
pendudukanya menanam kelapa. Kebanyakan masyarakat di Desa Temajuk
memanfaatkan buah kelapa untuk dijadikan minyak makan untuk di konsumsi
sendiri ada juga di manfaatkan hingga di jual. Setelah berkembangnya potensi
pariwisata di Desa Temajuk penduduk yang bermata pencaharian sebagai
tukang sebanyak 2 orang sebagian dari mereka tidak berpendidikan tinggi,
ada diantaranya yang hanya lulusan Sekolah Dasar tetapi keuntungan yang
didapat dari pekerjaan tukang tersebut bisa mencapai puluhan juta
pertahunnya dengan bermodalkan ketekunan dan pelatihan. Penduduk yang
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di Desa Temajuk berjumlah 6
orang, yang berprofesi sebagai TNI/POLRI sebanyak 4 orang. Profesi
terbanyak yang ada di Desa Temajuk yaitu menjadi Petani ada sekitar 2119
orang, sementara nelayan ada sebanyak 68 orang. Penduduk yang berprofesi
sebagai pedangan sebanyak 52 orang. Serta pensiunan ada 1 orang.

4.4 Tingkat Pendidikan Penduduk


4.4.1 Lulusan Pendidikan Umum
Tabel 4.4 Lulusan Pendidikan Umum
Tingkat Pendidikan Jumlah
Taman Kanak-kanak 32 orang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


52

Sekolah Dasar/sederajat 1230 orang


SMP 24 orang
SMA/SMU 87 orang
Akademi/D1-D3 3 orang
Sarjana 5 orang
Pascasarjana S2/S3 0 orang
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

Pendidikan di Desa Temajuk dapat dikatakan cukup baik karena dalam


tabel diatas tertera tingkat kelulusan dari semua jenjang pendidikan. Pada
tingkat pendidikan di TK/Taman Kanak-Kanak berjumlah 32
orang,sedangkan pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang mendominasi
sekitar 1230 orang. Hal ini juga berkaitan dengan jenis mata pencaharian
penduduk Desa Temajuk yang sebagian besar petani dan pekebun, pada
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama berjumlah lebih sedikit dari
Sekolah Dasar yaitu berjumlah 24 orang dan sebagian besar mereka pun
bermata pencaharian sebagai pedagang. Pada tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Umum atau Sekolah Menengah Atas tidak Jauh berbeda dari
Sekolah Menengah Pertama yaitu berjumlah 87 orang dan mereka pun
bermata pencaharian sebagai pedagang mikro menengah kebawah.
Sedangkan pada jenjang pendidikan akademis seperti D1 sampai D3
berjumlah 3 orang dan yang lulus pada jenjang sarjana berjumlah 5 orang.

4.4.2 Lulusan Pendidikan Khusus


Tabel 4.5 Lulusan Pendidikan Khusus
Tingkat Pendidikan Jumlah
Pondok Pesantren 1 orang
Pendidikan Keagamaan 3 orang
Sekolah Luar Biasa 0 orang
Kursus Keterampilan 0 orang
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


53

Pendidikan di Desa Temajuk juga mengenyam pendidikan khusus


seperti Pondok Pesantren dan Pendidikan Keagamaan. Namun pendidikan
khusus ini hanya ditempuh oleh beberapa orang saja seperti Pondok Pesantren
hanya satu orang dan Pendidikan Keagamaan hanya ada 3 orang. Tidak
banyak yang menempu pendidikan khusus apalagi pada jenjang pendidikan
Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Ketrampilan. Meskipun kurangnya jumlah
yang memilih jalur khusus seperti Pondok Pesantren dan Pendidikan
Keagamaan tidak mengurangi nilai keagamaan didalam lingkungan Desa
Temajuk. Mereka masih menjunjung tinggi nilai religius sampai dengan saat
ini masih tetap dipertahankan.

4.4.3 Tidak lulus dan tidak sekolah


Tabel 4.6 Tidak Lulus dan Tidak Sekolah
Tingkat Pendidikan Jumlah
Tidak lulus 5 orang
Tidak Sekolah 8 orang
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

Penduduk di Desa Temajuk juga ada yang tidak lulus bahkan


mengenyam pendidikan. Jumlah yang dimiliki pun tidak terlalu signifikan
yaitu yang tidak lulus berjumlah 5 orang dan yang tidak sekolah berjumlah 8
orang.
4.5 Sarana Prasarana
4.5.1 Kantor Desa:sewa/semi permanen/permanen
Kantor Desa Temajuk hanya ada satu dan bersifat permanen. Kantor
Desa temajuk berada di dekat dermaga Pantai Camar Bulan yang bertepatan
di dusun Camar Bulan sehingga dapat dikatakan bahwa Kantor Desa berada
di pusat perindustrian maupun kependudukan di Desa Temajuk.
4.5.2 Prasarana Kesehatan
Tabel 4.7 Prasarana Kesehatan
Prasarana kesehatan Jumlah

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


54

Puskesmas 1 buah
Poskesdes 1 buah
UKBM(posyandu, polindes) 3 buah
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

Di Desa temajuk terdapat prasarana kesehatan untuk menunjang


kesehatan penduduknya. Puskesmas di Desa temajuk berjumlah satu buah
namun operasionalnya hanya dari hari senin sampai kamis saja. Di Desa
Temajuk juga terdapat Poskesdes berjumlah satu buah dan UKBM
(posyandu,polindes) berjumlah 3 buah.

4.5.3 Prasarana Pendidikan


Tabel 4.8 Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan Jumlah
Perpustakaan Desa 1 buah
Gedung Sekolah PAUD 1 buah
Gedung Sekolah TK 1 buah
Gedung Sekolah SD 2 buah
Gedung Sekolah SMP 1 buah
Gedung Sekolah SMA 1 buah
Gedung Perguruan Tinggi 0 buah
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017
Di Desa Temajuk juga terdapat prasarana penunjang pendidikan berupa
gedung-gedung seperti Perpustakaan Desa yang berjumlah satu buah,
kemudian gedung Sekolah PAUD dan gedung Sekolah TK berjumlah satu
buah. Gedung Sekolah Dasar berjumlah dua gedung, gedung pertama yaitu
terletak di Dusun Camar Bulan dan kedua terletak di Dusun Maludin.
Kemudian gedung Sekolah menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas
hanya ada satu. Untuk Gedung Perguruan Tinggi tidak ada mengingat letak
Desa Temajuk yang lumayan jauh dari pusat ibukota Kabupaten Sambas.

4.5.4 Prasarana Ibadah


Tabel 4.9 Prasarana Ibadah
Prasarana ibadah Jumlah
Masjid 3 buah

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


55

Mushola 10 buah
Gereja 0 buah
Pura 0 buah
Vihara 0 buah
Klenteng 0 buah
Sumber : Monografi Desa Temajuk 2017

Prasarana ibadah yang ada di Desa Temajuk meliputi masjid sebanyak


tiga buah dan mushola sebanyak sepuluh buah. Sedangkan untuk Gereja,Pura,
Viharadan Klenteng tidak ada di Desa Temajuk karena mayoritas agamanya
masyarakat adalah Islam.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


56

4.5.5 Prasarana Umum


Tabel 4.10 Prasarana Umum

Prasarana Umum Jumlah


Olahraga 3 Buah
Kesenian/Budaya 1 Buah
Balai Pertemuan 1 Buah
Sumur Desa 0 Buah
Pasar Desa 2 Buah
Lainnya 0 Buah

DilihSSSumber : Monografi Desa Temajuk 2017


Prasarana umum yang menunjang kegiatan di Desa Temajuk meliputi
olahraga sebanyak tiga buah,kesenian/ budaya sebanyak satu buah,balai
pertemuan sebanyak satu buah dan pasar desa sebanyak dua buah. Sedangkan
untuk sumur desa dan sebagainya tidak tersedia

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


57

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


58

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Temajuk merupakan salah satu Desa di Kecamatan Paloh, Kabupaten


Sambas yang memiliki potensi yang beragam, salah satunya adalah potensi objek
wisata pantai. Peluang ini dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Sambas
untuk mengembangkan sektor pariwisata di Desa Temajuk. Di dalam RT/RW
Kabupaten Sambas 2001-2010, Desa Temajuk adalah bagian dari kawasan
PALSA (Paloh-Sajingan) yang merupakan kawasan strategis perencanaan
percepatan pembangunan kawasan perbatasan. Selain itu, Desa Temajuk juga
merupakan bagian dari Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) Temajuk-Aruk.
Kedua rencana pengembangan kawasan tersebut disebutkan bahwa sektor wisata
merupakan salah satu sektor yang akan dikembangkan di Desa Temajuk. Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana distribusi potensi pariwisata di Desa
Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas ? (2) Bagaimana dampak
pengembangan potensi pariwisata terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya
masyarakat Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas ? Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif, didalamnya menggunakan survei yang
bersifat deskriptif. Penelitian ini yang menggunakan survei lapangan meliputi
observasi, wawancara serta dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini dalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan analisis
SWOT.
Hasil analisis kami diketahui bahwa pola persebaran objek wisata pantai di
Desa Temajuk memiliki pola menyusuri pantai. Hasil analisis ini terdiri dari lima
pantai yaitu terdiri dari pantai Camar Bulan, pantai Surya, pantai Maludin, pantai
Batu Nenek dan pantai Teluk Atong. Interaksi ekonomi tertinggi terjadi di Pantai
Camar Bulan,sedangkan nilai interaksi ekonomi paling rendah terjadi di Pantai
Surya. Hasil analisis Indeks berdasarkan faktor pendukung berupa fasilitas
penginapan terdapat si pantai Teluk Atong. Walaupun di Pantai Camar Bulan juga
mempunyai fasilitas penginapan tetapi kurang menarik untuk wisatawan yang
datang ke Desa Pariwisata Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


59

5.1 Distribusi Potensi Pariwisata Di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas
5.1.1 Distribusi Potensi Objek Wisata Pantai Camar Bulan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


Informasi Plotting
Lokasi Catatan kualitatif Dokumentasi
potensi
Resort N 01°59’22.16’’ Wilayah pertama saat memasuki kawasan 60
Camar E 109°35’27.80’’ Temajuk adalah Rumah Terbalik yang berada di
Bulan Dusun Camar Bulan. Rumah Terbalik ini
memiliki beberapa objek menarik untuk
dikunjungi, salah satunya rumah terbalik ini
menawarkan keunikan berupa dua rumah desain
dengan konsepan arsitek rumah terbalik yang
menurut pengelola mengadopsi konsep dari salah
satu rumah terbalik di Negara Swedia, kemudian
selain itu juga menawarkan Café yang berisikan
Resto serta Souvenir dan panggung hiburan. Tak
hanya itu kawasan ini juga menawarkan
penginapan dengan berbagai ukuran dan bentuk
yang berbeda serta keunikan masing-masing
penginapan, penginapan disini memiliki bentuk
segitiga dan warna yang beragam. Selain itu
kawasan ini juga terdapat penginapan yang lokasi
berhadapan dengan kolam yang ukuran nya
cukup besar dan luas.
Pantai N 01°59’31.05’’ Wilayah kedua ini masih dalam kawasan rumah
Resort E 109°35’20.76’’ terbalik, kawasan ini lokasi nya berada di Tepian
Camar Pantai yang masuk dalam kawasan pantai camar
Bulan bulan. Kawasan ini juga menawarkan objek
wisata yang tak kalah menarik dengan kawasan
luar rumah
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2 terbalik yaitu kawasan ini juga
menawarkan penginapan, hanya saja yang
membedakan penginapan tepian pantai dan
61

5.1.2 Distribusi Potensi Objek Wisata Pantai Surya

Informasi Plotting
Lokasi Catatan Kualitif Dokumentasi
Potensi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


62

Toko N 02°00’03.61’’ Kawasan ini adalah kawasan objek terakhir dari


Souvenir E 109°35’41.82’’ pantai camar bulan. Kawasan ini tak jauh dari
kantor kepala desa, kawasan ini terdapat rumah
yang menawarkan souvenir yang isinya lebih
ke pakaian pantai. Selain itu pula, kawasan ini
juga terdapat penginapan yang lokasi tepat di
tepian pantai hanya saja penginapan ini kurang
terawat sehingga penginapan ini kurang
diminati oleh para pengunjung dan kawasan ini
juga terdapat salah satu fasilitas Desa yaitu
Mess Pendidikan yang biasa digunakan untuk
kegiatan tertentu.

OWB. 2 N 02°00’19.11’’ Kawasan ini adalah kawasan pertama dari


E 109°35’56.41’’ pantai surya. Lokasi ini adalah lokasi muara
sungai yang terhubung ke pantai surya dan laut
lepas, yang dimana lokasi ini adalah tempat
pemberhentian kapal-kapal dan juga lokasi ini
terdapat tempat pelelangan ikan-ikan. Kawasan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


63

ini memiliki beberapa potensi seperti


penginapan kemudian warung makan yang
secara keseluruhan dikelola oleh milik pribadi.
Penangkaran N 02°00’23.49’’ Kawasan ini adalah kawasan kedua dari pantai
Ubur-ubur E 109°35’51.34’’ surya. Kawasan ini kawasan yang bersentuhan
langsung ke pantai surya,hanya saja kawasan
ini sangat minim penduduk. Kawasan ini
menjadi lokasi pusat umum informasi dan
penangkaran Lobster dari Kementrian Desa
Tertinggal, minimnya penduduk di pantai surya
menyebabkan lokasi penangkaran dan pusat
informasi menjadi vakum dan tidak terurus lagi
sampai sekarang. Selain itu, penduduk di
sekitar pantai surya memiliki lokasi
pengumpulan ubur-ubur yang menjadi daya
tarik bahari dari Desa Temajuk ini. Musim
ubur-ubur akan berlangsung sekitar bulan
maret dan april yang dimana penduduk di
pantai surya menjadi tempat pelalangan ubur-

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


64

ubur yang dapat di ekspor hingga ke


macanegara bahkan sampai ke India dengan
harga jual mecapai Rp.20.000/Kg.
Penginapan N 02°00’36.14’’ Kawasan ini menjadi kawasan ketiga atau
E 109°35’58.54’’ terakhir dari pantai surya. Tidak jauh dari
pantai surya di lokasi ini terdapat tiga
penginapan, penginapan disini memiliki
keunikan yaitu bentuknya yang segitiga.
Penginapan ini tidak terlalu diminati oleh
kebanyakan pengunjung sebab lokasi nya
kurang menarik, banyaknya pohon kelapa dan
semak belukar serta akses menuju pantai yang
sedikit sulit karna penuh semak belukar.
Penangkaran N 2°00’821’’ Kawasan ke empat di Pantai Surya ini adalah
Ubur-ubur E 109°36’011’’ lokasi penangkaran ubur-ubur. Kawasan ini
tepat di tepian pantai yang dimana lokasi ini
tidak ada penghuni atau penduduk di sekitar
ini. Lokasi ini akan digunakan pada saat musim
ubur-ubur tiba yaitu sekitar bulan Maret hingga

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


65

April. Potensi lokasi ini cukup besar karna


lahan kosong yang masih banyak dan belum
adanya atraksi wisata yang didirikan di wilayah
lokasi ini serta pandai yang landai membuat
suasana lebih menarik.

5.1.3 Distribusi Potensi Objek Wisata Pantai Maludin

Informasi Plotting
Lokasi Catatan Kualitif Dokumentasi
Potensi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


66

Dermag N 02°00’50.17’’ Kawasan pertama dari pantai maludin ini adalah Hutan
a Kapal E 109°36’10.92’’ Bakau yang dimana Hutan bakau ini adalah pintu gerbang
dari Dusun Maludin, Desa Temajuk. Potensi wisata di
lokasi ini adalah Hutan bakau yang dimana lokasi ini bisa
menjadi wisata susur sungai hutan bakau, lokasi yang bagus
menjadi daua tarik sendiri di kawasan ini. Kawasan ini juga
menjadi pusat dermaga kapal-kapal baik itu kapal kecil
maupun kapal besar sekalipun karna sebagian masyarakat
disini berprofesi sebagai nelayan.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


67

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


68

Dermag N 02°00’56.12’’ Kawasan ini adalah kawasan kedua dari pantai kedua dari
a Kecil E 109°36’07.22’’ pantai maludin. Di kawasan ini hanya terdapat permukiman
masyarakat dan muara sungai serta dermaga kecil untuk
kapal-kapal ikan milik masyarakat setempat. Kondisi pantai
yang kurang menarik karna muara sungai dan berbatuan
menyebabkan minim nya pengunjung ke lokasi ini.

Pantai N 02°00’49.29’’ Kawasan ini adalah kawasan ketiga dari pantai maludin.
Maludin E 109°36’00.65’’ Pantai maludin adalah pantai yang kondisi penduduk dan
alam nya kurang lebih seperti pantai surya. Di kawasan ini
tidak terdapat penduduk sama sekali, hanya terdapat lokasi
pengumpulan ubur-ubur milik masyarakat setempat.
Kondisi nya masih semak beluar dan penuh pohon kelapa.
Hanya saja hamparan pantai dan bebatuan nya sangat luas
dan indah yang dapat menarik perhatian pengunjung
wisatawan yang datang. Perencanaan wilayah yang baik
untuk kawasan ini adalah pembangunan penginapan karna
lokasi jalan masuk sudah besar dan wilayah nya yang di
tepi pantai sangat cocok untuk pembangunan penginapan.
5.1.4 Distribusi Potensi Objek Wisata Pantai Batu Nenek

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


69

Informasi Plotting
Lokasi Catatan Kualitif Dokumentasi
Potensi
Batu N 02°00’59.82’’ Kawasan pertama ini adalah lokasi batu nenek yang
Nenek E 109°36’05.61’’ lokasi batunya hampir menuju laut, dengan ciri fisik
batuan nya yaitu batuan besar berukuran sekitar 6
meter dan di kelilingi dengan batuan-batuan kecil.
Di kawasan ini juga terdapat tiga penginapan yang
berbentuk bulat, minim nya perawatan di sekitar
penginapan menyebabkan kurang diminati oleh para
pengunjung.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


70

Penginapa N 02°01’03.46’’ Kawasan ini adalah kawasan kedua yang lokasi nya
n Jeni E 109°36’12.32’’ tak jauh dari batu nenek. Lokasi ini adalah lokasi
Spasi penginapan dan gazebo, Lokasi ini di kelola oleh
milik pribadi. Lokasi ini menjadi daya tarik bagi
pengunjung wisatawan sebab lokasi nya yang
terawat dan pantai nya yang begitu indah untuk
dikunjungi.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


71

Penginapa N 02°01’21.70’’ Masih dalam kawasan batu nenek, kawasan ketiga


n Long E 109°36’17.89’’ ini adalah penginapan yang dikelola milik pribadi.
Bi’in Lokasi ini memilki beberapa penginapan dengan
ukuran yang berbeda-beda. Selain itu, penginapan
ini juga sedang dalam tahapan pembangunan
penginapan yang baru. Persiapan liburan panjang
begitu juga persiapan penginapan dari pengelola
penginapan menambah fasilitas ruang nginap yang
baru pula.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


72

Gazebo N 02°01’22.55’’ Kawasan keempat ini tidak jauh dari kawasan ketiga
UGM E 109°36’20.10’’ yaitu Gazebo UGM. Lokasi ini berukuran cukup
besar dibanding dengan gazebo di beberapa
penginapan yang ada di Desa Temajuk ini. Gazebo
ini didirikan oleh Mahasiswa UGM tahun 2015
kegiatan KKN di Desa Temajuk. Gazebo ini berada
di tepi jalan utama desa temajuk tepatnya di
simpang tiga jalan masuk mobil ke teluk atong.
Adanya gazebo ini menjadi tambahn fasilitas di desa
temajuk ini.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


73

5.1.5 Distribusi Potensi Objek Wisata Pantai Telok Atong


Informasi
Lokasi Catatan Kualitatif Dokumentasi
Plotting Potensi
Penginapa N 02°01’31.04’’ Lokasi pertama dari kawasan teluk atong adalah
n E 109°36’23.25’’ terdeapat beberapa penginapan, warunk singgah dan
Pirates of musola. Salah satu penginapan di lokasi ini sedang dalam
Temajuk tahap pembangunan yang dimana kepemilikan dari
penginapan ini yaitu pemilik rumah terbalik, penginapan
tersebut adalah Pirates of Temajuk. Pirates of Temajuk
ini unik sebab penginapan ini mengadopsi model kapal
bajak laut, namun pembangunan ini masih dalam tahap
maka pembangunan ini diperkirakan akan selesai pada
tahun 2019-2020. Penginapan di lokasi ini selain Pirates
of Temajuk juga ada yang lain yang memiliki keunikan
tersendiri yaitu berbentuk Rumah Minang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


74

Penginapa N 02°01’37.83’’ Lokasi kedua di wilayah ini adalah penginapan Dangau


n Dangau E 109°36’25.19’’ Tanjung Dato. Penginapan ini menawarkan beberapa
Tanjung potensi di antara halaman parkir yang cukup luas,
Dato terdapat beberapa gazebo dan musola.

Penginapa N 02°01’43.65’’ Lokasi ketiga di wilayah ini adalah penginapan tiara.


n Tiara E 109°36’25.80’’ Penginapan ini terdapat beberapa potensi yaitu
penginapan ini memiliki kawasan yang cukup luas yang
memiliki daya tarik keindahan alam tersendiri yang
dimana pantai di penginapan ini tidak terdapat berbatuan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


75

yang mana setiap pengunjung ke penginapan ini dapat


menikmati keindahan pantai serta laut yang indah serta di
pantai ini juga dapat melihat keindahan sunset.
Kemudian penginapan ini memiliki banyak kamar yaitu
sebanyak 18 kamar yang dimana di setiap kamar ini
menawarkan harga yang terjangkau untuk para setiap
pengunjung. Dan juga penginapan tiara mempunyai
kantin yang cukup besar untuk para pengunjung.
Pondok N 02°01’46.46’’ Lokasi ke empat di kawasn ini adalah penginapan.
Wisata E 109°36’28.44’’ Lokasi ini menjadi lokasi pusat wisata dari wilayah Teluk
Teluk Atong karna di lokasi ini menawarkan beberapa hal
Atong penunjang dimana setiap pengunjung bisa menikmati itu
semua yaitu lokasi ini terdapat beberapa penginapan,
lokasi pemandian umum, Pondok Wisata, Pusat
Informasi Penginapan, dan Place Camping. Selain itu
pula lokasi ini juga memiliki halaman yang luas yang
dimana halaman ini bisa digunakan untuk kegiatan-
kegiatan seperti pramuka dll.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


76

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


77

Rumah N 02°01’51.61’’ Lokasi ketiga di kawasan ini adalah penginapan


Pohon E 109°36’34.48’’ J-LO. Penginapan ini adalah penginapan terakhir atau
J-LO ujung dari Teluk Atong. Penginapan ini menggunakan
konsep Villa modern karna bisa dibilang dari seluruh
penginapan, penginapan J-LO termasuk penginapan yang
mewah. Dari semua villa yang ada di J-LO ada satu
penginapan yang menarik yaitu villa yang menggunakan
konsep Rumah Pohon, villa ini berada di atas bukit dan
villa ini dapat memandang seluruh lautan. Villa ini
menawarkan beberapa bentuk villa yang berbeda-beda
dengan total villa berjumlah 13 villa dan pastinya harga
setiap villa juga berbeda-beda.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


78

Penginapa N 02°01’57.83’’ Lokasi terakhir di wilayah ini masih dalam kawasan


n dan Villa E 109°36’33.47’’ penginapan J-LO, hanya saja lokasi ini berada di
J-LO kawasan luar atau pantai berbatuan yang berada diujung
Teluk Atong. Di kawasan ini juga terdapat terdapat 2
villa J-LO yang dimana villa ini langsung menghadap ke
laut. Lokasi ini termasuk kawasan pantai berbatuan karna
dilokasi ini adalah ujung dari Teluk Atong. Dan lokasi ini
menjadi spot mancing baik untuk para pecinta mancing.

Untuk Melihat peta persebaran setiap pantai, dapat dilihat di lampiran…….

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


79

5.2 Dampak Potensi Objek Wisata Di Desa Temajuk


5.2.1 Pantai Camar Bulan
1) Dampak Ekonomi
Berdasarkan tabel 5.1 pekerjaan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai camar bulan yang berprofesi sebagai nelayan
sebanyak 1 orang, pedagang 1 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta
1 orang, dan lain-lain 13 orang.

Tabel 5.1
Pekerjaan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa
Temajuk
No Pendapat Responden Jumlah
.
1. Nelayan 1
2. Pedagang 1
3. Buruh 1
4. Karyawan Swasta 1
5. Lain-lain 13
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.1 dari presentase pekerjaan


responden sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang
berprofesi sebagai nelayan sebanyak 6%, pedagang 6%, buruh 6%,
karyawan swasta 6% dan lain-lain 76%.

Gambar 5.1

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


80

Persentase Pekerjaan Responden Sebelum Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk

Nelayan Pedagang
6% 6%
Buruh
6%
Karyawan Swasta
6%

Lain-lain
76%

Berdasarkan tabel 5.2 pekerjaan masyarakat sesudah


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai camar bulan yang berprofesi sebagai nelayan
sebanyak 0 orang, pedagang 9 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta
1 orang, lain-lain 6 orang.

Tabel 5.2
Pekerjaan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa
Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Nelayan 0
2. Pedagang 9
3. Buruh 1
4. Karyawan Swasta 1
5. Lain-lain 6
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.2 dari presentase pekerjaan


responden sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


81

berprofesi sebagai nelayan sebanyak 0%, pedagang 53%, buruh 6%,


karyawan swasta 6% dan lain-lain 35%.

Gambar 5.2

Persentase Pekerjaan Responden Sesudah Berkembangnya Pariwisata

Lain-lain
35%

Pedagang
53%

Karyawan Swasta
6%
Buruh
6%

Berdasarkan tabel 5.3 pendapatan masyarakat sebelum


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai camar bulan yang memiliki pendapatan dari
0 – 500.000/bulan sebanyak 8 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan
sebanyak 3 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 1 orang,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 5 orang, dan lain-lain 0.

Tabel 5.3

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


82

Pendapatan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata


DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 8
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 3
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 1
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 5
5. Lain-lain 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.3 dari presentase


pendapatan masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa
Temajuk ialah yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar
47%,600.000 – 1.000.000/bulansebesar 18%, 1.100.000–
2.000.000/bulan sebesar 6%,2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 29%,
dan lain-lain 0%.

Gambar 5.3

Persentase Pendapatan Responden Sebelum Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk

2.100.000 –
3.000.000/bulan
29%
0 – 500.000/bulan
47%

1.100.000 –
2000.000/bulan
6%
600.000 –
1.000.000/bulan
18%

Berdasarkan tabel 5.4 pendapatan masyarakat sesudah


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai camar bulan yang memiliki pendapatan dari

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


83

0 – 500.000/bulan sebanya 0 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan


sebanyak 5 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 1 orang,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 4 orang, dan lain-lain sebanyak 7
orang.

Tabel 5.4
Pendapatan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 0
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 5
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 1
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 4
5. Lain-lain 7
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.4 dari presentase


pendapatan masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa
Temajuk ialah yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar
0%,600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 29%, 1.100.000 –
2.000.000/bulan sebesar 6%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 24%,
dan lain-lain 41%.

Gambar 5.4

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


84

Persentase Pendapatan Responden Sesudah Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk

600.000 –
Lain-lain 1.000.000/bulan
41% 29%

1.100.000 –
2000.000/bulan
6%

2.100.000 –
3.000.000/bulan
24%
Berdasarkan tabel 5.5 masyarakat sekitar tidak kesulitan mencari
nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden sangat
setuju sebanyak 11 orang, setuju sebanyak 5 orang, tidak tahu sebanyak
0 orang, tidak setuju 1 orang, dan sangat tidak setuju 0 orang.

Tabel 5.5
Masyarakat Sekitar Tidak Kesulitan Mencari Nafkah Dengan
Adanya Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 11
2. Setuju 5
3. Tidak Tahu 0
4. Tidak Setuju 1
5. Sangat Tidak Setuju 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada gambar 5.5 dari persentase masyarakat sekitar tidak kesulitan


mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden
sangat setuju sebesar 65%, setuju sebesar 29%, tidak tahu sebesar 0%,
tidak setuju 6%, dan sangat tidak setuju 0%.

Gambar 5.5

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


85

Persentase Masyarakat Sekitar Tidak Kesulitan Mencari Nafkah dengan


Adanya Pariwisata

Tidak Setuju
6%
Setuju
29%

Sangat Setuju
65%

Berdasarkan tabel 5.6 kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa pendapat responden
bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera sebanyak 6 orang,
sejahtera 8 orang, cukup sejahtera 3 orang, kurang sejahtera sebanyak 0
orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang.

Tabel 5.6
Kehidupan Masyarakat Selama Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


86

1. Sangat Sejahtera 6
2. Sejahtera 8
3. Cukup Sejahtera 3
4. Kurang Sejahtera 0
5. Sangat Tidak Sejahtera 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada gambar 5.6 dari persentase kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan masyarakat
sangat sejahtera 35%, sejahtera 47%, cukup sejahtera 18%, kurang
sejahtera 0%, dan sangat tidak sejahtera 0%.

Gambar 5.6

Persentase Kehidupan Masyarakat Selama Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Cukup Sejahtera
18%
Sangat Sejahtera
35%

Sejahtera
47%

Pada tabel 5.7 dari kemampuan masyarakat menabung bertambah


setelah adanya pariwisata bahwa kehidupan masyarakat sangat setuju
sebanyak9orang, setuju sebanyak 8 orang, tidak tahu sebanyak 0 orang,
tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 0
orang.

Tabel 5.7

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


87

Kemampuan Masyarakat Menabung Bertambah Setelah Adanya


Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 9
2. Setuju 8
3. Tidak Tahu 0
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada gambar 5.7 dari persentase kemampuan masyarakat


menabung bertambah setelah adanya pariwisata desa temajuk bahwa
kehidupan masyarakat sangat setuju 35%,setuju47%, tidak tahu 18%,
tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%.

Gambar 5.7

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


88

Persentase Kemampuan Masyarakat Menabung Bertambah Setelah Adanya


Pariwisata

Setuju
47%
Sangat Setuju
53%

Pada tabel 5.8 dari sistem kepemilikan pariwisata desa temajuk


bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata milik
sendiri sebanyak 15 orang, bagi hasil sebanyak 0 orang, sewa sebanyak
0 orang, swasta/investor sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya sebanyak 2
orang.

Tabel 5.8
Sistem Kepemilikan Pariwisata Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Milik Sendiri 15
2. Bagi Hasil 0
3. Sewa 0
4. Swasta/Investor 0
5. Lainnya 2
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada Gambar 5.8 dari presentase sistem kepemilikan pariwisata


desa temajuk bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan
pariwisata milik sendiri sebesar88%, bagi hasil 0%, sewa
0%,swasta/investor 0%dan lain-lainya 12%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


89

Gambar 5.8

Persentase Sistem Kepemilikan


Pariwisata Desa Temajuk
Lainnya
12%

Milik Sendiri
88%

Berdasarkan Pada tabel 5.9 modal awal masyarakat untuk


membuka usaha pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah
tabungan sebanyak 13 orang, pinjaman sebanyak 2 orang, pemerintah
sebanyak 0 orang, kerja sama desa sebanyak 1 orang, dan lain-lainnya
sebanyak 1 orang.

Tabel 5.9
Modal Awal Masyarakat Untuk Membuka Usaha Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Tabungan 13
2. Pinjaman 2
3. Pemerintah 0

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


90

4. Kerja sama Desa 1


5. Lainnya 1
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan Pada Gambar 5.9 presentase modal awal masyarakat


untuk membuka usaha pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah
tabungan sebesar76%, pinjaman sebesar 12%, pemerintah sebesar 0%,
kerja sama desa sebesar 6%, dan lain-lainnya sebesar 6%.

Gambar 5.9

Persentase Modal Awal masyarakat Untuk Membuka Usaha Pariwisata


Lainnya
Kerja sama Desa 6%
Pinjaman 6%
12%

Tabungan
76%

2) Dampak Sosial
Tabel 5.10
Kondisi Keamanan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 13
2. Aman 3
3. Mengkhawatirkan 0

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


91

4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 1
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada tabel 5.10 dapat kita lihat kondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebanyak 13 orang, aman sebnyak 3 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak
aman 0 orang.
Gambar 5.10

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sebelum Berkembangnya


Pariwisata Desa Temajuk

Aman Tidak Aman


18% 6%

Sangat Aman
76%

Pada Gambar 5.10 dari persentase kondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebesar 76%, aman sebesar 18%,
mengkhawatirkan sebesar 0%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak
aman sebesar 6%.
Tabel 5.11
Kondisi Keamanan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 14
2. Aman 3

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


92

3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada tabel 5.11 dari kondisi keamanan masyarakat sesudah


berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan
desa sangat aman sebanyak 14 orang, aman sebanyak 3 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman sebanyak 0 orang,
dan tidak aman sebanyak 0 orang.

Gambar 5.11

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sesudah Berkembangnya


Pariwisata Desa Temajuk

Aman
18%

Sangat Aman
82%

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


93

Selanjutnya Pada gambar 5.11 dari persentase kondisi keamanan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk adalah
kondisi sangat aman sebesar 82%, aman sebesar 18%,
mengkhawatirkan 0%, kurang aman 0%, dan tidak aman sebesar 0%.

Tabel 5.12
Kerjasama Antara Pengelola Obyek Wisata, Aparat Kepolisian
Dan Masyarakat Dalam Menjaga Keamanan Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Ada 17
2. Tidak Ada 0
3. Tidak Tahu 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.12 kerjasama antara pengelola obyek wisata,


aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata
desa Temajuk bahwa ada kerjasama sebanyak 17 orang, tidak ada dan
tidak tahu sebanyak 0 orang.

Gambar 5.12

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


94

Persentase Kerjasama Antara Pengelola Obyek Wisata, Aparat Kepolisian dan


Masyarakat Dalam Menjaga Keamanan Pariwisata Desa Temajuk

Ada
100%

Selanjutnya Pada gambar 5.12 bahwa presentase kerjasama antara


pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat dalam
menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada sebanyak 100%,
tidak tahu dan tidak ada sebesar 0%.
Tabel 5.13
Pihak-Pihak Terkait Yang Terlibat Dalam Pengembangan
Pariwisata Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Pemerintah Setempat 7
2. Dinas Pariwisata 5
3. Dinas Kehutanan 0
4. Masyarakat Sekitar Kawasan 1
5. Lainnya 4
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan gambar 5.13 pihak-pihak terkait yang terlibat dalam
pengembangan pariwisata desa Temajuk dapat kita ketahui bahwa
pemerintah setempat sebanyak 7 orang, dinas pariwisata sebanyak 5
orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang, masyarakat sekitar kawasan
sebanyak 1 orang, dan lain-lainnya sebanyak 4 orang.

Gambar 5.13

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


95

Persentase Pihak-pihak Terkait yang Terlibat dalam Pengembangan


Pariwisata Desa Temajuk

Lainnya
24%

Pemerintah Setempat
41%
Masyarakat Sekitar
Kawasan
6%
Dinas Pariwisata
29%

Pada gambar 5.13 dari presentase pihak-pihak terkait yang terlibat


dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk bahwa pihak yang
terkait seperti pemerintah setempat sebesar 41%, dinas pariwisata
sebesar 29%, dinas kehutanan sebesar 0%, masyarakat sekitar kawasan
sebesar 6%, dan lainnya sebesar 24%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


96

Tabel 5.14
Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah Berkembangnya
Pariwisata Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Berubah 11
2. Berubah 1
3. Netral 3
4. Tidak Berubah 2
5. Sangat Tidak Berubah 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.14 gaya hidup masyarakat berubah sesudah


berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup
masyarakat sangat berubah sebanyak 11 orang, berubah 1 0rang, netral
3 orang, tidak berubah 2 orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.

Gambar 5.14

Persentase Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah Berkembangnya


Pariwisata Desa Temajuk

Tidak Berubah
12%
Netral
18%

Sangat Berubah
65%

Berubah
6%

Selanjutnya berdasarkan pada tabel 5.14 bahwa dari presentase gaya


hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya pariwisata desa

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


97

temajuk yaitu sangat berubah sebesar 65%, berubah 6%, netral 17%,
tidak berubah 12%, dan sangat tidak berubah 0%.

Tabel 5.15
Sikap Masyarakat Terhadap Pengunjung Yang Datang Dari Luar
Daerah Ke Tempat Pariwisata Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Menerima 17
2. Cukup Menerima 0
3. Netral 0
4. Kurang Menerima 0
5. Tidak Menerima 0
Total 17
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada tabel 5.15 sikap masyarakat terhadap pengunjung yang datang


dari luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa sikap
masyarakat menerima sebanyak 17 orang, cukup menerima sebanyak 0
orang, netral sebanyak 0 orang, kurang menerima sebanyak 0 orang,
dan tidak menerima sebanyak 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


98

Gambar 5.15

Persentase Sikap Masyarakat Terhadap Pengunjung yang Datang dari Luar


Daerah Ke Tempat Pariwisata Desa Temajuk

Menerima
100%

Berdasarkan pada tabel 5.15 bahwa presentase sikap masyarakat


terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah ketempat pariwisata
desa Temajuk sebesar 100 %.

5.2.2 Pantai Surya


1) Dampak Ekonomi
Tabel 5.16
PekerjaanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Nelayan 1
2. Pedagang 0
3. Buruh 1
4. Karyawan Swasta 1
5. Lain-lain 8
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.16 pekerjaan masyarakat sebelum


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


99

tinggal di kawasan pantai surya yang berprofesi sebagai nelayan


sebanyak 1 orang, pedagang 0 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta
1 orang, dan lain-lain 8 orang.
Gambar 5.16

Persentasi Responden Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Nelayan
9%
Buruh
9%

Karyawan Swasta
9%

Lain-lain
73%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.16 dari presentase pekerjaan


responden sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang
berprofesi sebagai nelayan sebanyak 9%, pedagang 0% , buruh 9% ,
karyawan swasta 9% dan lain lain 73%.
Tabel 5.17
Pekerjaan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Nelayan 0
2. Pedagang 6
3. Buruh 1
4. Karyawan Swasta 0
5. Lain-lain 4
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.17 pekerjaan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai surya yang berprofesi sebagai nelayan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


100

sebanyak 0 orang, pedagang 6 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta


0 orang, dan lain-lain 4 orang.

Gambar 5.17

Persentase Responden Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Lain-lain
36%

Pedagang
55%

Buruh
9%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.17 dari presentase pekerjaan


responden sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang
berprofesi sebagai nelayan sebanyak 0%, pedagang 55% , buruh 9% ,
karyawan swasta 0% dan lain lain 36%.

Tabel 5.18
PendapatanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisataDesaTe
majuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


101

No. Pendapat Responden Jumlah


1. 0 – 500.000/bulan 5
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 5
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 0
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 1
5. Lain-lain 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.18 pendapatan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai surya yang memiliki pendapatan dari 0 –
500.000 /bulan sebanyak 5 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak
5 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 0 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 1 orang, dan lain-lain 0.

Gambar 5.18

Persentase Responden Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

2.100.000 –
3.000.000/bulan
9%

0 – 500.000/bulan
45%
600.000 – 1.000.000/bulan
45%

Jika dilihat pada gambar 5.18 dari presentase pendapatan


masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


102

yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 46%, 600.000


– 1.000.000/bulan sebesar 45 %, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar 0
%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 9%, dan lain-lain 0 %.
Tabel 5.19
PendapatanMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 0
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 2
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 5
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 3
5. Lain-lain 1
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.19 pendapatan masyarakat sesudah


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai surya yang memiliki pendapatan dari 0 –
500.000 /bulan sebanyak 0 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak
2 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 5 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 3 orang, dan lain-lain 1 orang.

Gambar 5.19

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


103

Persentase Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Lain-lain
9% 600.000 – 1.000.000/bulan
18%
2.100.000 –
3.000.000/bulan
27%

1.100.000 – 2000.000/bulan
45%

Jika dilihat pada gambar 5.19 dari presentase pendapatan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah
yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 0 %, 600.000
– 1.000.000/bulan sebesar 18 %, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar
46%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 27%, dan lain-lain 9%.

Tabel 5.20
MasyarakatSekitarTidakKesulitanMencariNafkahDengan
AdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 5
3. Tidak Tahu 1
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.20 masyarakat sekitar tidak kesulitan mencari
nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden sangat
setuju sebanyak 5 orang, setuju sebanyak 5 orang, tidak tahu sebanyak
1 orang, tidak setuju 0 orang, dan sangat tidak setuju 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


104

Gambar 5.20

Persentase Masyarakat Sekitar Tidak Kesulitan Mencari Nafkah dengan


Adanya Pariwisata

Tidak Tahu
9%

Sangat Setuju
45%

Setuju
45%

Pada gambar 5.20 dari persentase masyarakat sekitar tidak kesulitan


mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden
sangat setuju sebesar 46 %, setuju sebesar 45 %, tidak tahu sebesar 9
%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.21
KehidupanMasyarakatSelamaBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Sejahtera 2
2. Sejahtera 7
3. Cukup Sejahtera 2
4. Kurang Sejahtera 0
5. Sangat Tidak Sejahtera 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.20 kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa pendapat responden
bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera sebanyak 2 orang,
sejahtera 7 orang, cukup sejahtera 2 orang, kurang sejahtera sebanyak 0
orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


105

Gambar 5.21

Persentase Kehidupan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk

Cukup Sejahtera Sangat Sejahtera


18% 18%

Sejahtera
64%

Pada gambar 5.20 dari persentase kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan masyarakat
sangat sejahtera 18 %, sejahtera 64 %, cukup sejahtera 18 %, kurang
sejahtera 0 %, dan sangat tidak sejahtera 0 %.
Tabel 5.22
KemampuanMasyarakatMenabungBertambahSetelahAdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 8
2. Setuju 2
3. Tidak Tahu 1
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
Total 11
sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.21 dari kemampuan masyarakat
menabung bertambah setelah adanya pariwisata bahwa masyarakat
sangat setuju sebanyak 8 orang, setuju sebanyak 2 orang, tidak tahu
sebanyak 1 orang, tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak
setuju sebanyak 0 orang.
Gambar 5.22

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


106

Persentase Kemampuan Masyarakat Menabung Bertambah Setelah Adanya


Pariwisata

Tidak Tahu
Setuju 9%
18%

Sangat Setuju
73%

Pada gambar 5.21 dari persentase kemampuan masyarakat


menabung bertambah setelah adanya pariwisata desa temajuk bahwa
masyarakat sangat setuju 73 %, setuju 18 %, tidak tahu 9 %, tidak
setuju 0 %, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.23
SistemKepemilikanPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Milik Sendiri 8
2. Bagi Hasil 1
3. Sewa 0
4. Swasta/Investor 0
5. Lainnya 2
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.22 dari sistem kepemilikan pariwisata desa temajuk
bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata milik
sendiri sebanyak 8 orang, bagi hasil sebanyak 1 orang, sewa sebanyak
0 orang, swasta/investor sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya sebanyak 2
orang.
Gambar 5.23

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


107

Persentase Sistem Kepemilikan Pariwisata Desa Temajuk

Lainnya
18%

Bagi Hasil
9%

Milik Sendiri
73%

Pada Gambar 5.22 dari presentase sistem kepemilikan pariwisata


desa temajuk bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan
pariwisata milik sendiri sebesar 73%, bagi hasil 9%, sewa
0%,swasta/investor 0%dan lain-lainya 18%.
Tabel 5.24
Modal AwalMasyarakatUntukMembuka Usaha Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Tabungan 6
2. Pinjaman 3
3. Pemerintah 1
4. Kerja sama Desa 0
5. Lainnya 1
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.23 modal awal masyarakat untuk
membuka usaha pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah
tabungan sebanyak 6 orang, pinjaman sebanyak 3 orang, pemerintah
sebanyak 1 orang, kerja sama desa sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya
sebanyak 1 orang.
Gambar 5.24

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


108

Persentase Modal Awal Masyarakat Untuk Membuka Usaha Pariwisata

Lainnya
9%
Pemerintah
9%

Tabungan
55%
Pinjaman
27%

Berdasarkan Pada Gambar 5.23 presentase modal awal


masyarakat untuk membuka usaha pariwisata bahwa modal awal
masyarakat ialah tabungan sebesar 55%, pinjaman sebesar 27%,
pemerintah sebesar 9%, kerja sama desa sebesar 0%, dan lain-lainnya
sebesar 9%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


109

2) Dampak Sosial
Tabel 5.24
KondisiKeamananMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 8
2. Aman 2
3. Mengkhawatirkan 1
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada tabel 5.24 dapat kita lihatkondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebanyak 8 orang, aman sebnyak 2 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 1 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak
aman 0 orang.
Gambar 5.24

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sebelum Berkembangnya


Pariwisata Desa Temajuk

Mengkhawatirkan
Aman 9%
18%

Sangat Aman
73%

Pada Gambar 5.24 dari presentase kondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


110

keamanan sangat aman sebesar 73%, aman sebesar 18%,


mengkhawatirkan sebesar 9%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak
aman sebesar 0%.
Tabel 5.25
KondisiKeamananMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 8
2. Aman 2
3. Mengkhawatirkan 1
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.25 dari kondisi keamanan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk diketahui bahwa kondisi
keamanan desa sangat aman sebanyak 8 orang, aman sebanyak 2
orang, mengkhawatirkan sebanyak 1 orang, kurang aman sebanyak 0
orang, dan tidak aman sebanyak 0 orang.

Gambar 5.25

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


111

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sesudah Berkembangnya


Pariwisata Desa Temajuk

Mengkhawatirkan
Aman 9%
18%

Sangat Aman
73%

Selanjutnya Pada gambar 5.25 dari presentase kondisi keamanan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk adalah
kondisi sangat aman sebesar 73 %, aman sebesar 18 %,
mengkhawatirkan 9 %, kurang aman 0 %, dan tidak aman sebesar 0 %.

Tabel 5.26
KerjasamaAntaraPengelolaObyekWisata, AparatKepolisian
Dan MasyarakatDalamMenjagaKeamananPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Ada 10
2. Tidak Ada 0
3. Tidak Tahu 1
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.26 kerjasama antara pengelola obyek wisata,


aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata
desa Temajuk khusus di daerah sekitar pantai Surya bahwa ada

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


112

kerjasama sebanyak 10 orang, tidak ada sebanyak 0 orang dan tidak


tahu sebanyak 1 orang.

Gambar 5.26

Persentase Kerjasama Antara Pengelola Obyek Wisata, Aparat Kepolisian dan


Masyarakat dalam Menjaga Keamanan Pariwisata Desa Temajuk

Tidak Tahu
9%

Ada
91%

Selanjutnya Pada gambar 5.26 bahwa presentase kerjasama antara


pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat dalam
menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada sebanyak 91 %,
tidak tahu sebanyak 9 % dan tidak ada sebesar 0 %.

Tabel 5.27
Pihak-PihakTerkait Yang TerlibatDalamPengembanganPariwisata
DesaTemajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


113

No. Pendapat Responden Jumlah


1. Pemerintah Setempat 0
2. Dinas Pariwisata 5
3. Dinas Kehutanan 0
4. Masyarakat Sekitar Kawasan 3
5. Lainnya 3
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan gambar 5.27 pihak-pihak terkait yang terlibat dalam


pengembangan pariwisata desa Temajuk dapat kita ketahui bahwa
pemerintah setempat sebanyak 0 orang, dinas pariwisata sebanyak 5
orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang, masyarakat sekitar kawasan
sebanyak 3 orang, dan lainnya sebanyak 3 orang.

Gambar 5.27

Persentase Pihak-pihak yang Terkait dalam pengembangan Pariwisata Desa


Temajuk
Lainnya
27%

Dinas Pariwisata
45%

Masyarakat Sekitar
Kawasan
27%

Pada gambar 5.27 dari presentase pihak-pihak terkait yang terlibat


dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk bahwa pihak yang
terkait seperti pemerintah setempat sebesar 0 %, dinas pariwisata
sebesar 46 %, dinas kehutanan sebesar 0 %, masyarakat sekitar
kawasan sebesar 27 %, dan lainnya sebesar 27 %.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


114

Tabel 5.28
Gaya HidupMasyarakatBerubahSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk.
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Berubah 2
2. Berubah 3
3. Netral 6
4. Tidak Berubah 0
5. Sangat Tidak Berubah 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.28 gaya hidup masyarakat berubah sesudah


berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup
masyarakat sangat berubah sebanyak 2 orang, berubah 3 0rang, netral 6
orang, tidak berubah 0 orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.

Gambar 5.28

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


115

Persentase Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Sangat Berubah
18%

Netral
55%
Berubah
27%

Selanjutnya berdasarkan pada tabel 5.28 bahwa dari


presentasegaya hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya
pariwisata desa temajuk yaitu sangat berubah sebesar 18 %, berubah
27%, netral 55 %, tidak berubah 0%, dan sangat tidak berubah 0 %.

Tabel 5.29
SikapMasyarakatTerhadapPengunjung Yang Datang Dari Luar Daerah
KeTempatPariwisataDesaTemajuk
No. PendapatResponden Jumlah
1. Menerima 11
2. Cukup Menerima 0
3. Netral 0
4. Kurang Menerima 0
5. Tidak Menerima 0
Total 11
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.29 sikap masyarakat terhadap pengunjung yang
datang dari luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa sikap
masyarakat menerima sebanyak 11 orang, cukup menerima sebanyak 0
orang, netral sebanyak 0 orang, kurang menerima sebanyak 0 orang,
dan tidak menerima sebanyak 0 orang.

Gambar 5.29

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


116

Persentase Sikap Masyarakat Terhadap Pengunjung yang Datang dari Luar Daerah ke
Tempat
Pariwisata Desa Temajuk

Menerima
100%

Selanjutnya pada gambar 5.29 bahwa presentase sikap masyarakat


terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah ke tempat pariwisata
desa Temajuk diketahui menerima 100%.

5.2.3 Pantai Maludin


1) Dampak Ekonomi
Tabel 5.30

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


117

Dampak EkonomiPekerjaan Masyarakat Sebelum


Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk
No. PendapatResponden Jumlah
1. Nelayan 3
2. Pedagang 0
3. Buruh 1
4. Karyawan Swasta 0
5. Lain-lain 1
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.30 pekerjaan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Maludin yang berprofesi sebagai nelayan
sebanyak 3 orang, pedagang 0 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta
0orang, dan lain-lain 1orang.
Gambar 5.30

Persentase Pekerjaan Responden Sebelum Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk
Lain-lain
20%

Buruh Nelayan
20% 60%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.30 dari presentase


pekerjaan responden sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk
ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 60%, pedagang 0% ,
buruh 20% , karyawan swasta 0% dan lain lain 20%.

Tabel 5.31

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


118

Pekerjaan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk
No. PendapatResponden Jumlah
1. Nelayan 2
2. Pedagang 1
3. Buruh 1
4. Karyawan Swasta 1
5. Lain-lain 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.31 pekerjaan masyarakat sesudah


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Maludin yang berprofesi sebagai nelayan
sebanyak 2 orang, pedagang 1 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta
1 orang, lain-lain 0 orang.

Gambar 5.31

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


119

Persentase Pekerjaan Responden Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Karyawan Swasta
20% Nelayan
40%

Buruh
20%
Pedagang
20%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.31 dari presentase


pekerjaan responden sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk
ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 40%, pedagang 20% ,
buruh 20% , karyawan swasta 20% dan lain lain 0%.
Tabel 5.32
PendapatanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 1
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 2
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 1
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 1
5. Lain-lain 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.32 pendapatan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Maludin yang memiliki pendapatan dari 0 –
500.000 /bulan sebanyak 1 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak
2 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 1 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 1 orang, dan lain-lain 0.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


120

Gambar 5.32

Persentase Pendapatan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata


Desa Temajuk

2.100.000 – 0 – 500.000/bulan
3.000.000/bulan 20%
20%

1.100.000 – 2000.000/bulan
20% 600.000 – 1.000.000/bulan
40%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.32 dari presentase


pendapatan masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa
Temajuk ialah yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar
20 %, 600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 40 %, 1.100.000 –
2.000.000/bulan sebesar 20%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar
20%, dan lain-lain 0 %.

Tabel 5.33
PendapatanMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


121

No. Pendapat Responden Jumlah


1. 0 – 500.000/bulan 2
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 0
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 1
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 1
5. Lain-lain 1
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.33 pendapatan masyarakat sesudah


berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Maludin yang memiliki pendapatan dari 0 –
500.000 /bulan sebanya 2 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak 0
orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 1 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 1 orang, dan lain-lain sebanyak 1 orang.

Gambar 5.33
Persentase Pendapatan Responden Sesudah Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
Lain-lain
20%

0 – 500.000/bulan
40%

2.100.000 – 3.000.000/bulan
20%

1.100.000 – 2000.000/bulan
20%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.33 dari presentase


pendapatan masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa
Temajuk ialah yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar
40%, 600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 0 %, 1.100.000 –
2.000.000/bulan sebesar 20%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar
20%, dan lain-lain 20%.

Tabel 5.34
MasyarakatSekitarTidakKesulitanMencariNafkahDengan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


122

AdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 2
2. Setuju 2
3. Tidak Tahu 0
4. Tidak Setuju 1
5. Sangat Tidak Setuju 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.34 masyarakat sekitar tidak kesulitan mencari
nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden sangat
setuju sebanyak 2 orang, setuju sebanyak 2 orang, tidak tahu sebanyak
0 orang, tidak setuju 1 orang, dan sangat tidak setuju 0 orang.

Gambar 5.34

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


123

Persentase Masyarakat Sekitar Tidak Kesulitan Mencari Nafkah dengan


Adanya Pariwisata

Tidak Setuju
20%
Sangat Setuju
40%

Setuju
40%

Pada gambar 5.34 dari persentase masyarakat sekitar tidak


kesulitan mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat
responden sangat setuju sebesar 40 %, setuju sebesar 40%, tidak tahu
sebesar 0 %, tidak setuju 20%, dan sangat tidak setuju 0 %.

Tabel 5.35
KehidupanMasyarakatSelamaBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Sejahtera 1
2. Sejahtera 2
3. Cukup Sejahtera 2
4. Kurang Sejahtera 0
5. Sangat Tidak Sejahtera 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.35 kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa pendapat responden
bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera sebanyak 1 orang,
sejahtera 2 orang, cukup sejahtera 2 orang, kurang sejahtera sebanyak 0
orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang.
Gambar 5.35

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


124

Persentase Kehidupan Masyarakat Selama Berkembangnya

Sangat Sejahtera
20%
Cukup Sejahtera
40%

Sejahtera
40%

Pada gambar 5.35 dari persentase kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan masyarakat
sangat sejahtera 20%, sejahtera 40%, cukup sejahtera 40%, kurang
sejahtera 0 %, dan sangat tidak sejahtera 0 %.

Tabel 5.36
KemampuanMasyarakatMenabungBertambah
SetelahAdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 2
2. Setuju 2
3. Tidak Tahu 1
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada tabel 5.36 dari kemampuan masyarakat menabung bertambah


setelah adanya pariwisata bahwa kehidupan masyarakat sangat setuju
sebanyak 2 orang, setuju sebanyak 2 orang, tidak tahu sebanyak 1
orang, tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak
0 orang.
Gambar 5.36

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


125

Persentase Kemampuan Masyarakat Menabung Bertambah Setelah Adanya


Pariwisata

Tidak Tahu
20%
Sangat Setuju
40%

Setuju
40%

Pada gambar 5.36 dari persentase kemampuan masyarakat


menabung bertambah setelah adanya pariwisata desa temajuk bahwa
masyarakat sangat setuju 40 %, setuju 40 %, tidak tahu 20%, tidak
setuju 0 %, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.37
SistemKepemilikanPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Milik Sendiri 5
2. Bagi Hasil 0
3. Sewa 0
4. Swasta/Investor 0
5. Lainnya 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.37 dari sistem kepemilikan pariwisata desa temajuk
bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata milik
sendiri sebanyak 5 orang, bagi hasil sebanyak 0 orang, sewa sebanyak
0 orang, swasta/investor sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya sebanyak 0
orang.
Gambar 5.37

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


126

Persentase Sistem Kepemilikan


Pariwisata Desa Temajuk

Milik Sendiri
100%

Pada Gambar 5.37 dari presentase sistem kepemilikan pariwisata


desa temajuk khusus sekitar pantai Maludin bahwa pendapat responden
dalam sistem kepemilikan pariwisata milik sendiri sebesar 100%, bagi
hasil 0%, sewa 0%,swasta/investor 0%dan lain-lainya 0%.
Tabel 5.38
Modal AwalMasyarakatUntukMembuka Usaha Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Tabungan 4
2. Pinjaman 0
3. Pemerintah 0
4. Kerja sama Desa 0
5. Lainnya 1
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.38 modal awal masyarakat untuk
membuka usaha pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah
tabungan sebanyak 4 orang, pinjaman sebanyak 0 orang, pemerintah
sebanyak 0 orang, kerja sama desa sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya
sebanyak 1 orang.
Gambar 5.38

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


127

Persentase Modal Awal Masyarakat untuk Membuka Usaha Pariwisata

Lainnya
20%

Tabungan
80%

Berdasarkan Pada Gambar 5.38 presentase modal awal


masyarakat untuk membuka usaha pariwisata bahwa modal awal
masyarakat ialah tabungan sebesar 80%, pinjaman sebesar 0%,
pemerintah sebesar 0%, kerja sama desa sebesar 0%, dan lain-lainnya
sebesar 20%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


128

2) Dampak Sosial
Tabel 5.39
KondisiKeamananMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisataDesa
Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 5
2. Aman 0
3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Pada tabel 5.39 dapat kita lihatkondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebanyak 5 orang, aman sebanyak 0 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak
aman 0 orang.
Gambar 5.39

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Sangat Aman
100%

Pada Gambar 5.39 dari presentase kondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebesar100%, aman sebesar 0%,
mengkhawatirkan sebesar 0%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak
aman sebesar 0%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


129

Tabel 5.40
KondisiKeamananMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisataDesaT
emajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 5
2. Aman 0
3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.40 dari kondisi keamanan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan
desa sangat aman sebanyak 5 orang, aman sebanyak 0 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman sebanyak 0 orang,
dan tidak aman sebanyak 0 orang.
Gambar 5.40

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Sangat Aman
100%

Selanjutnya Pada gambar 5.40 dari presentase kondisi keamanan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk adalah
kondisi sangat aman sebesar 100%, aman sebesar 0 %,
mengkhawatirkan 0 %, kurang aman 0 %, dan tidak aman sebesar 0 %.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


130

Tabel 5.41
KerjasamaAntaraPengelolaObyekWisata, AparatKepolisian Dan
MasyarakatDalamMenjagaKeamananPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Ada 5
2. Tidak Ada 0
3. Tidak Tahu 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.41 kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata
desa Temajuk bahwa ada kerjasama sebanyak 5 orang, tidak ada dan
tidak tahu sebanyak 0 orang.
Gambar 5.41

Persentase Kerjasama Antara Pengelola Obyek Wisata, Aparat Kepolisian dan


Masyarakat dalam Menjaga Keamanan Pariwisata Desa Temajuk

Ada
100%

Selanjutnya Pada gambar 5.41 bahwa presentase kerjasama antara


pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat dalam
menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada sebanyak 100
%, tidak tahu dan tidak ada sebesar 0 %.
Tabel 5.42
Pihak-PihakTerkait Yang TerlibatDalamPengembangan
PariwisataDesaTemajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


131

No. Pendapat Responden Jumlah


1. Pemerintah Setempat 5
2. Dinas Pariwisata 0
3. Dinas Kehutanan 0
4. Masyarakat Sekitar Kawasan 0
5. Lainnya 0
Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan gambar 5.42 pihak-pihak terkait yang terlibat dalam
pengembangan pariwisata desa Temajuk dapat kita ketahui bahwa
pemerintah setempat sebanyak 5 orang, dinas pariwisata sebanyak 0
orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang, masyarakat sekitar kawasan
sebanyak 0 orang, dan lainnya sebanyak 0 orang.
Gambar 5.42
Persentase Pihak-pihak Terkait yang Terlibat dalam Pengembangan Pariwisata Desa
Temajuk

Pemerintah Setempat
100%

Pada gambar 5.42 dari presentase pihak-pihak terkait yang terlibat


dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk bahwa pihak yang
terkait seperti pemerintah setempat sebesar 100 %, dinas pariwisata
sebesar 0 %, dinas kehutanan sebesar 0 %, masyarakat sekitar kawasan
sebesar 0 %, dan lainnya sebesar 0 %.
Tabel 5.43
Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah Berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Berubah 5
2. Berubah 0
3. Netral 0
4. Tidak Berubah 0

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


132

5. Sangat Tidak Berubah 0


Total 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.43 gaya hidup masyarakat berubah sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup
masyarakat sangat berubah sebanyak 5 orang, berubah 0orang, netral 0
orang, tidak berubah0 orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.
Gambar 5.43

Persentase Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Sangat Berubah
100%

Selanjutnya berdasarkan pada tabel 5.43 bahwa dari


presentasegaya hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya
pariwisata desa temajuk yaitu sangat berubah sebesar 100 %, berubah 0
%, netral 0 %, tidak berubah 0 %, dan sangat tidak berubah 0 %.

Tabel 5.44
SikapMasyarakatTerhadapPengunjung Yang Datang Dari Luar Daerah
KeTempatPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Menerima 5
2. Cukup Menerima 0
3. Netral 0
4. Kurang Menerima 0
5. Tidak Menerima 0
Total 5

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


133

Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018


Pada tabel 5.44 sikap masyarakat terhadap pengunjung yang
datang dari luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa sikap
masyarakat menerima sebanyak 5 orang, cukup menerima sebanyak 0
orang, netral sebanyak 0 orang, kurang menerima sebanyak 0 orang,
dan tidak menerima sebanyak 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


134

Gambar 5.44

Persentase Sikap Masyarakat Terhadap Pengunjung yang Datang dari Luar Daerah ke
Tempat
Pariwisata Desa Temajuk

Menerima
100%

Berdasarkan pada tabel 5.44 bahwa presentase sikap masyarakat


terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah ketempat pariwisata
desa Temajukkhusus untuk sekitar pantai Maludin adalah menerima
sebesar 100 %, cukup menerima 0 %, netral 0 %, kurang menerima
0%, dan tidak menerima 0%.

5.2.4 Pantai Batu Nenek


1) Dampak Ekonomi
Tabel 5. 45
PekerjaanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Nelayan 0
2. Pedagang 0
3. Buruh 0
4. Karyawan Swasta 0
5. Lain-lain 5
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.45 pekerjaan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Batu Nenek yang berprofesi sebagai nelayan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


135

sebanyak 0 orang, pedagang 0 orang, buruh 0 orang, karyawan swasta


0 orang, dan lain-lain 5 orang.
Gambar 5.45

Persentase Pekerjaan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk


Nelayan Pedagang Buruh Karyawan Swasta Lain-lain

100%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.45 dari presentase


pekerjaan responden sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk
ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 0%, pedagang 0% ,
buruh 0% , karyawan swasta 0% dan lain lain 100%.
Tabel 5.46
PekerjaanMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Nelayan 0
2. Pedagang 0
3. Buruh 0
4. Karyawan Swasta 0
5. Lain-lain 5
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.46 pekerjaan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Batu Nenekyang berprofesi sebagai nelayan
sebanyak 0 orang, pedagang 0 orang, buruh 0 orang, karyawan swasta
0 orang, dan lain-lain 5 orang.
Gambar 5.46

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


136

Persentase Pekerjaan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk


Nelayan Pedagang Buruh Karyawan Swasta Lain-lain

100%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.46 dari persentase


pekerjaan responden sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk
ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 0%, pedagang 0% ,
buruh 0% , karyawan swasta 0% dan lain lain 100%.

Tabel 5.47
PendapatanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 5
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 0
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 0
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 0
5. Lain-lain 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.47 pendapatan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Batu Nenek yang memiliki pendapatan dari 0
– 500.000 /bulan sebanyak 5 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan
sebanyak 0 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 0 orang,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 0 orang, dan lain-lain 0.
Gambar 5.47

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


137

Persentase Pendapatan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

0 – 500.000/bulan
600.000 – 1.000.000/bulan
1.100.000 – 2000.000/bulan
2.100.000 – 3.000.000/bulan
Lain-lain

100%

Jika dilihat pada gambar 5.47 dari persentase pendapatan


masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah
yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 100 %,
600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 0 %, 1.100.000 – 2.000.000/bulan
sebesar 0 %, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 0%, dan lain-lain
0%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


138

Tabel 5.48
PendapatanMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 0
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 5
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 0
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 0
5. Lain-lain 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.48 pendapatan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Batu Nenek yang memiliki pendapatan dari
0 – 500.000 /bulan sebanyak 0 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan
sebanyak 5 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 0 orang,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 0 orang, dan lain-lain 0 orang.
Gambar 5.48

Persentase Pendapatan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk


0 – 500.000/bulan 600.000 – 1.000.000/bulan 1.100.000 – 2000.000/bulan
2.100.000 – 3.000.000/bulan Lain-lain

100%

Jika dilihat pada gambar 5.19 dari presentase pendapatan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah
yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 0 %, 600.000
– 1.000.000/bulan sebesar 100%, 1.100.000 – 2.000.000/bulan
sebesar 0%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 0%, dan lain-lain
0%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


139

Tabel 5.49
MasyarakatSekitarTidakKesulitanMencariNafkahDengan
AdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 1
2. Setuju 0
3. Tidak Tahu 4
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.49 masyarakat sekitar tidak kesulitan
mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden
sangat setuju sebanyak 1 orang, setuju sebanyak 0 orang, tidak tahu
sebanyak 4 orang, tidak setuju 0 orang, dan sangat tidak setuju 0
orang.
Gambar 5.49

Persentase Masyarakat Sekitar Tidak Kesulitan Mencari Nafkah Dengan Adanya


Pariwisata Desa Temajuk

20%
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Tahu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

80%

Pada gambar 5.49 dari persentase masyarakat sekitar tidak


kesulitan mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat
responden sangat setuju sebesar 20 %, setuju sebesar 0 %, tidak tahu
sebesar 80 %, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.50

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


140

KehidupanMasyarakatSelamaBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Sejahtera 1
2. Sejahtera 4
3. Cukup Sejahtera 0
4. Kurang Sejahtera 0
5. Sangat Tidak Sejahtera 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.50 kehidupan masyarakat selama
berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa pendapat responden
bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera sebanyak 1 orang,
sejahtera 4 orang, cukup sejahtera 0 orang, tidak sejahtera sebanyak 0
orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang.

Gambar 5.50

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


141

Persentase Kehidupan Masyarakat Selama Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

20%

Sangat Sejahtera
Sejahtera
Cukup Sejahtera
Kurang Sejahtera
Sangat Tidak Sejahtera

80%

Pada gambar 5.50 dari persentase kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan
masyarakat sangat sejahtera 20 %, sejahtera 80%, cukup sejahtera 0
%, kurang sejahtera 0 %, dan sangat tidak sejahtera 0 %.
Tabel 5.51
KemampuanMasyarakatMenabungBertambahSetelah
AdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 0
2. Setuju 5
3. Tidak Tahu 0
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.51 dari kemampuan masyarakat
menabung bertambah setelah adanya pariwisata bahwa masyarakat
sangat setuju sebanyak 0 orang, setuju sebanyak 5 orang, tidak tahu
sebanyak 0 orang, tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak
setuju sebanyak 0 orang.
Gambar 5.51

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


142

Persentase Kemampuan Masyarakat Menabung Bertambah Setelah Adanya Pariwisata


Desa Temajuk

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Tahu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

100%

Pada gambar 5.51 dari persentase kemampuan masyarakat


menabung bertambah setelah adanya pariwisata desa temajuk bahwa
masyarakat sangat setuju 0 %, setuju 100 %, tidak tahu 0 %, tidak
setuju 0 %, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.52
SistemKepemilikanPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Milik Sendiri 4
2. Bagi Hasil 1
3. Sewa 0
4. Swasta/Investor 0
5. Lainnya 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.52 dari sistem kepemilikan pariwisata desa temajuk
bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata
milik sendiri sebanyak 4 orang, bagi hasil sebanyak 1 orang, sewa
sebanyak 0 orang, swasta/investor sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya
sebanyak 0 orang.
Gambar 5.52

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


143

Persentase Sistem Kepemilikan Pariwisata Desa Temajuk

20%

Milik Sendiri
Bagi Hasil
Sewa
Swasta/Investor
Lainnya

80%

Pada Gambar 5.52 dari persentase sistem kepemilikan pariwisata


desa temajuk bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan
pariwisata milik sendiri sebesar 80%, bagi hasil 20%, sewa
0%,swasta/investor 0%dan lain-lainya 0%.
Tabel 5.53
Modal AwalMasyarakatUntukMembuka Usaha Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Tabungan 0
2. Pinjaman 4
3. Pemerintah 0
4. Kerja sama Desa 0
5. Lainnya 1
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.53 modal awal masyarakat untuk
membuka usaha pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah
tabungan sebanyak 0 orang, pinjaman sebanyak 4 orang, pemerintah
sebanyak 0 orang, kerja sama desa sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya
sebanyak 1 orang.
Gambar 5.53

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


144

Persentase Modal Awal Masyrakat Untuk Membuka Usaha Pariwisata Desa Temajuk

20%

Tabungan
Pinjaman
Pemerintah
Kerja sama Desa
Lainnya

80%

Berdasarkan Pada Gambar 5.53 persentase modal awal


masyarakat untuk membuka usaha pariwisata bahwa modal awal
masyarakat ialah tabungan sebesar 0%, pinjaman sebesar 80%,
pemerintah sebesar 0%, kerja sama desa sebesar 0%, dan lain-lainnya
sebesar 20%.
2) Dampak Sosial
Tabel 5.54
KondisiKeamananMasyarakatSebelumBerkembangnya
PariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 5
2. Aman 0
3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.54 dapat kita lihatkondisi keamanan masyarakat
sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebanyak 5 orang, aman sebnyak 0 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak
aman 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


145

Gambar 5.54

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Sangat Aman
Aman
Mengkhawatirkan
Kurang Aman
Tidak Aman

100%

Pada Gambar 5.54 dari persentase kondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebesar 100%, aman sebesar 0%,
mengkhawatirkan sebesar 0%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak
aman sebesar 0%.
Tabel 5.55
KondisiKeamananMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 5
2. Aman 0
3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.55 dari kondisi keamanan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan
desa sangat aman sebanyak 5 orang, aman sebanyak 0 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman sebanyak 0 orang,
dan tidak aman sebanyak 0 orang.
Gambar 5.55

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


146

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

Sangat Aman
Aman
Mengkhawatirkan
Kurang Aman
Tidak Aman

100%

Selanjutnya Pada gambar 5.55 dari persentase kondisi keamanan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk adalah
kondisi sangat aman sebesar 100%, aman sebesar 0 %,
mengkhawatirkan 0 %, kurang aman 0 %, dan tidak aman sebesar 0
%.
Tabel 5.56
KerjasamaAntaraPengelolaObyekWisata, AparatKepolisian Dan
MasyarakatDalamMenjagaKeamananPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Ada 5
2. Tidak Ada 0
3. Tidak Tahu 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.56 kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan
pariwisata desa Temajuk bahwa ada kerjasama sebanyak 5 orang,
tidak ada dan tidak tahu sebanyak 0 orang.
Gambar 5.56

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


147

Persentase Kerjasama Antara Pengelola Obyek Wisata, Aparat Kepolisian Dan


Masyarakat Dalam Menjaga Keamanan Pariwisata Desa Temajuk

Ada
Tidak Ada
Tidak Tahu

100%

Selanjutnya Pada gambar 5.56 bahwa persentase kerjasama


antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat
dalam menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada
sebanyak 100 %, tidak tahu dan tidak ada sebesar 0 %.

Tabel 5.57
Pihak-PihakTerkait Yang TerlibatDalamPengembanganPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Pemerintah Setempat 0
2. Dinas Pariwisata 0
3. Dinas Kehutanan 0
4. Masyarakat Sekitar Kawasan 4
5. Lainnya 1
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan gambar 5.57 pihak-pihak terkait yang terlibat dalam
pengembangan pariwisata desa Temajuk dapat kita ketahui bahwa
pemerintah setempat sebanyak 0 orang, dinas pariwisata sebanyak 0
orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang, masyarakat sekitar
kawasan sebanyak 4 orang, dan lainnya sebanyak 1 orang.
Gambar 5.57

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


148

Persentase Pihak-Pihak Terkait Yang Terlibat Dalam Pengembangan Pariwisata Desa


Temajuk

20%

Pemerintah Setempat
Dinas Pariwisata
Dinas Kehutanan
Masyarakat Sekitar Kawasan
Lainnya

80%

Pada gambar 5.57 dari persentase pihak-pihak terkait yang


terlibat dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk bahwa pihak
yang terkait seperti pemerintah setempat sebesar 0 %, dinas
pariwisata sebesar 0 %, dinas kehutanan sebesar 0 %, masyarakat
sekitar kawasan sebesar 80%, dan lainnya sebesar 20%.
Tabel 5.58
Gaya HidupMasyarakatBerubahSesudahBerkembangnya
PariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Berubah 0
2. Berubah 5
3. Netral 0
4. Tidak Berubah 0
5. Sangat Tidak Berubah 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.58 gaya hidup masyarakat berubah sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup
masyarakat sangat berubah sebanyak 0 orang, berubah 5 0rang, netral
0 orang, tidak berubah0 orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.
Gambar 5.58

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


149

Persentase Gaya Hidup Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Sangat Berubah
Berubah
Netral
Tidak Berubah
Sangat Tidak Berubah

100%

Selanjutnya berdasarkan pada tabel 5.58 bahwa dari


persentasegaya hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya
pariwisata desa temajuk yaitu sangat berubah sebesar 0%, berubah
100 %, netral 0 %, tidak berubah 0 %, dan sangat tidak berubah 0 %.
Tabel 5.59
SikapMasyarakatTerhadapPengunjung Yang Datang Dari Luar Daerah
KeTempatPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Menerima 5
2. Cukup Menerima 0
3. Netral 0
4. Kurang Menerima 0
5. Tidak Menerima 0
TOTAL 5
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.59 sikap masyarakat terhadap pengunjung yang
datang dari luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk untuk
kawasan Batu Nenek bahwa sikap masyarakat menerima sebanyak 5
orang, cukup menerima sebanyak 0 orang, netral sebanyak 0 orang,
kurang menerima sebanyak 0 orang, dan tidak menerima sebanyak 0
orang.
Gambar 5.59

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


150

Persentase Sikap Masyarakat Terhadap Pengunjung Yang Datang Dari Luar Daerah Ke
Tempat Pariwisata Desa Temajuk

Menerima
Cukup Menerima
Netral
Kurang Menerima
Tidak Menerima

100%

Berdasarkan pada tabel 5.59 bahwa persentase sikap masyarakat


terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah ketempat
pariwisata desa Temajuk menerima sebesar 100 %, cukup menerima
0 %, netral 0 %, kurang menerima 0%, dan tidak menerima 0 %.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


151

5.2.5 Pantai Telok Atong


1) Dampak Ekonomi
Tabel 5.60
PekerjaanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Nelayan 4
2. Pedagang 2
3. Buruh 2
4. Karyawan Swasta 0
5. Lain-lain 4
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.60 pekerjaan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Telok Atongyang berprofesi sebagai
nelayan sebanyak 4 orang, pedagang 2 orang, buruh 2 orang,
karyawan swasta 0 orang, dan lain-lain 4 orang.
Gambar 5.60

PERSENTASE PEKERJAAN MASYARAKAT SEBELUM BERKEMBANGNYA PARIWISATA


DESA TEMAJUK
Nelayan Pedagang Buruh Karyawan Swasta Lain-lain

33% 33%

17% 17%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.60 dari persentase


pekerjaan responden sebelum berkembangnya pariwisata desa
temajuk ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 33%,
pedagang 17% , buruh 17% , karyawan swasta 0% dan lain lain 33%.
Tabel 5.61
PekerjaanMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisataDesaTemajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


152

No. Pendapat Responden Jumlah


1. Nelayan 3
2. Pedagang 3
3. Buruh 0
4. Karyawan Swasta 2
5. Lain-lain 4
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.61 pekerjaan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Telok Atongyang berprofesi sebagai
nelayan sebanyak 3 orang, pedagang 3orang, buruh 0 orang,
karyawan swasta 2orang, dan lain-lain 4 orang.
Gambar 5.61

Persentase Pekerjaan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

25%
33%

17% 25%

Selanjutnya jika dilihat pada gambar 5.61 dari presentase


pekerjaan responden sesudah berkembangnya pariwisata desa
temajuk ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 25%,
pedagang 25% , buruh 0% , karyawan swasta 17% dan lain lain 33%.

Tabel 5.62
PendapatanMasyarakatSebelumBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 1
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 6

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


153

3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 3
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 0
5. Lain-lain 2
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.62 pendapatan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Telok Atong yang memiliki pendapatan
dari 0 – 500.000 /bulan sebanyak 1 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan
sebanyak 6 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 3 orang,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 0 orang, dan lain-lain 2.
Gambar 5.62
Persentase Pendapatan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa
Temajuk

Lain-lain 0 – 500.000/bulan
17% 8%

1.100.000 –
2000.000/bulan
25% 600.000 –
1.000.000/bulan
50%

Jika dilihat pada gambar 5.62 dari persentase pendapatan


masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah
yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 8%, 600.000
– 1.000.000/bulan sebesar 50%, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar
25%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 0%, dan lain-lain 17%.
Tabel 5.63
PendapatanMasyarakatSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. 0 – 500.000/bulan 0
2. 600.000 – 1.000.000/bulan 1
3. 1.100.000 – 2000.000/bulan 4
4. 2.100.000 – 3.000.000/bulan 6

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


154

5. Lain-lain 1
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.63 pendapatan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai Telok Atong yang memiliki pendapatan
dari 0 – 500.000 /bulan sebanyak 0 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan
sebanyak 1 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 4 orang,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 6 orang, dan lain-lain 1 orang.
Gambar 5.63

Persentase Pendapatan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

0 – 500.000/bulan 600.000 – 1.000.000/bulan 1.100.000 – 2000.000/bulan

2.100.000 – 3.000.000/bulan Lain-lain

8% 8%

33%

50%

Jika dilihat pada gambar 5.63dari persentase pendapatan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah
yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 0%, 600.000
– 1.000.000/bulan sebesar 8%, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar
34%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 50%, dan lain-lain 8%.
Tabel 5.64
MasyarakatSekitarTidakKesulitanMencariNafkahDengan
AdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 7
2. Setuju 5
3. Tidak Tahu 0
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
TOTAL 12

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


155

Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018


Berdasarkan tabel 5.64 masyarakat sekitar tidak kesulitan
mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden
sangat setuju sebanyak 7 orang, setuju sebanyak 5 orang, tidak tahu
sebanyak 0 orang, tidak setuju 0 orang, dan sangat tidak setuju 0
orang.
Gambar 5.64

Persentase Masyarakat Sekitar Tidak Kesulitan Mencari Nafkah Dengan Adanya


Pariwisata
Sangat Setuju Setuju Tidak Tahu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

42%

58%

Pada gambar 5.64 dari persentase masyarakat sekitar tidak


kesulitan mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat
responden sangat setuju sebesar 58%, setuju sebesar 42%, tidak tahu
sebesar 0%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.65
KehidupanMasyarakatSelamaBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Sejahtera 2
2. Sejahtera 8
3. Cukup Sejahtera 2
4. Kurang Sejahtera 0
5. Sangat Tidak Sejahtera 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


156

Berdasarkan tabel 5.65 kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa pendapat responden
bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera sebanyak 2 orang,
sejahtera 8 orang, cukup sejahtera 2 orang, kurang sejahtera sebanyak
0 orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang.
Gambar 5.65
Persentase Kehidupan Masyarakat Selama Berkembangnya Desa Temajuk

17% 17% Sangat Sejahtera


Sejahtera
Cukup Sejahtera
Kurang Sejahtera
Sangat Tidak Sejahtera

67%

Pada gambar 5.65 dari persentase kehidupan masyarakat selama


berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan
masyarakat sangat sejahtera 16 %, sejahtera 67%, cukup sejahtera
17%, kurang sejahtera 0%, dan sangat tidak sejahtera 0%.
Tabel 5.66
KemampuanMasyarakatMenabungBertambahSetelah
AdanyaPariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Setuju 4
2. Setuju 8
3. Tidak Tahu 0
4. Tidak Setuju 0
5. Sangat Tidak Setuju 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.66 dari kemampuan masyarakat
menabung bertambah setelah adanya pariwisata bahwa masyarakat
sangat setuju sebanyak 4 orang, setuju sebanyak 8 orang, tidak tahu

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


157

sebanyak 0 orang, tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak


setuju sebanyak 0 orang.
Gambar 5.66

Persentase Kemampuan Masyarakat Menabung Bertambah Setelah Adanya Pariwisata


Desa Temajuk

33% Sangat Setuju


Setuju
Tidak Tahu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

67%

Pada gambar 5.66 dari persentase kemampuan masyarakat


menabung bertambah setelah adanya pariwisata desa temajuk bahwa
masyarakat sangat setuju 33%, setuju 67%, tidak tahu 0%, tidak
setuju 0 %, dan sangat tidak setuju 0 %.
Tabel 5.67
SistemKepemilikanPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Milik Sendiri 10
2. Bagi Hasil 2
3. Sewa 0
4. Swasta/Investor 0
5. Lainnya 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.67 dari sistem kepemilikan pariwisata desa temajuk
bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata
milik sendiri sebanyak 10 orang, bagi hasil sebanyak 2 orang, sewa

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


158

sebanyak 0 orang, swasta/investor sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya


sebanyak 0 orang.
Gambar 5.67

Persentase Sistem Kepemilikan Pariwisata Desa Temajuk

17%

Milik Sendiri
Bagi Hasil
Sewa
Swasta/Investor
Lainnya

83%

Pada Gambar 5.67 dari persentase sistem kepemilikan pariwisata


desa temajuk bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan
pariwisata milik sendiri sebesar 83%, bagi hasil 17%, sewa
0%,swasta/investor 0% dan lain-lainya 0%.
Tabel 5.68
Modal AwalMasyarakatUntukMembuka Usaha Pariwisata
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Tabungan 10
2. Pinjaman 0
3. Pemerintah 0
4. Kerja sama Desa 0
5. Lainnya 2
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan Pada tabel 5.68 modal awal masyarakat untuk
membuka usaha pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah
tabungan sebanyak 10 orang, pinjaman sebanyak 0 orang, pemerintah
sebanyak 0 orang, kerja sama desa sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya
sebanyak 2 orang.
Gambar 5.68

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


159

Persentase Modal Awal Masyarakat Untuk Membuka Usaha Pariwisata

17%

Tabungan
Pinjaman
Pemerintah
Kerja sama Desa
Lainnya

83%

Berdasarkan Pada Gambar 5.68 persentase modal awal


masyarakat untuk membuka usaha pariwisata bahwa modal awal
masyarakat ialah tabungan sebesar 83%, pinjaman sebesar 0%,
pemerintah sebesar 0%, kerja sama desa sebesar 0%, dan lain-lainnya
sebesar 17%.
2) Dampak Sosial
Tabel 5.69
KondisiKeamananMasyarakatSebelumBerkembangnya
PariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 9
2. Aman 3
3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.69 dapat kita lihatkondisi keamanan masyarakat
sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebanyak 9 orang, aman sebnyak 3 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak
aman 0 orang.
Gambar 5.69

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


160

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sebelum Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

25%
Sangat Aman
Aman
Mengkhawatirkan
Kurang Aman
Tidak Aman

75%

Pada Gambar 5.69 dari persentase kondisi keamanan masyarakat


sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebesar 75%, aman sebesar 25%,
mengkhawatirkan sebesar 0%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak
aman sebesar 0%.
Tabel 5.70
KondisiKeamananMasyarakatSesudahBerkembangnya
PariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Aman 10
2. Aman 2
3. Mengkhawatirkan 0
4. Kurang Aman 0
5. Tidak Aman 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.70 dari kondisi keamanan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan
desa sangat aman sebanyak 10 orang, aman sebanyak 2 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman sebanyak 0 orang,
dan tidak aman sebanyak 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


161

Gambar 5.70

Persentase Kondisi Keamanan Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa


Temajuk

17%
Sangat Aman
Aman
Mengkhawatirkan
Kurang Aman
Tidak Aman
83%

Selanjutnya Pada gambar 5.70 dari presentase kondisi keamanan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk adalah
kondisi sangat aman sebesar 83%, aman sebesar 17%,
mengkhawatirkan 0%, kurang aman 0%, dan tidak aman sebesar 0%.
Tabel 5.71
KerjasamaAntaraPengelolaObyekWisata, AparatKepolisian Dan
MasyarakatDalamMenjagaKeamananPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Ada 12
2. Tidak Ada 0
3. Tidak Tahu 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.71 kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan
pariwisata desa Temajuk bahwa ada kerjasama sebanyak 12 orang,
tidak ada dan tidak tahu sebanyak 0 orang.

Gambar 5.71

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


162

Persentase Kerjasama Antara Pengelola Objek Wisata, Aparat Kepolisian Dan


Masyarakat Dalam Menjaga Keamanan Pariwisata Desa Temajuk

Ada

Tidak Ada

Tidak Tahu

100%

Selanjutnya Pada gambar 5.71 bahwa persentase kerjasama


antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat
dalam menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada
sebanyak 100 %, tidak tahu dan tidak ada sebesar 0 %.
Tabel 5.72
Pihak-PihakTerkait Yang TerlibatDalamPengembanganPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Pemerintah Setempat 5
2. Dinas Pariwisata 2
3. Dinas Kehutanan 0
4. Masyarakat Sekitar Kawasan 3
5. Lainnya 2
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.72 pihak-pihak terkait yang terlibat dalam
pengembangan pariwisata desa Temajuk dapat kita ketahui bahwa
pemerintah setempat sebanyak 5 orang, dinas pariwisata sebanyak 2
orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang, masyarakat sekitar
kawasan sebanyak 3 orang, dan lainnya sebanyak 2 orang.
Gambar 5.72

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


163

Persentase Pihak-Pihak Terkait Yang Terlibat Dalam Pengembangan Pariwisata Desa


Temajuk

17%

42%
Pemerintah Setempat
Dinas Pariwisata
Dinas Kehutanan
Masyarakat Sekitar Kawasan
25% Lainnya

17%

Pada gambar 5.72 dari persentase pihak-pihak terkait yang


terlibat dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk bahwa pihak
yang terkait seperti pemerintah setempat sebesar 41%, dinas
pariwisata sebesar 17%, dinas kehutanan sebesar 0%, masyarakat
sekitar kawasan sebesar 25%, dan lainnya sebesar 217%.
Tabel 5.73
Gaya HidupMasyarakatBerubahSesudahBerkembangnyaPariwisata
DesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Sangat Berubah 4
2. Berubah 6
3. Netral 2
4. Tidak Berubah 0
5. Sangat Tidak Berubah 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.73 gaya hidup masyarakat berubah sesudah


berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


164

masyarakat sangat berubah sebanyak 4 orang, berubah 6 0rang, netral


2 orang, tidak berubah0 orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.
Gambar 5.73

Persentase Gaya Hidup Masyarakat Sesudah Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

17%
33%

Sangat Berubah
Berubah
Netral
Tidak Berubah
Sangat Tidak Berubah

50%

Selanjutnya berdasarkan pada tabel 5.73 bahwa dari


persentasegaya hidup masyarakatsesudah berkembangnya pariwisata
desa temajuk yaitu sangat berubah sebesar 33%, berubah 50%, netral
17%, tidak berubah 0%, dan sangat tidak berubah 0%.
Tabel 5.74
SikapMasyarakatTerhadapPengunjung Yang Datang Dari Luar Daerah
KeTempatPariwisataDesaTemajuk
No. Pendapat Responden Jumlah
1. Menerima 12
2. Cukup Menerima 0
3. Netral 0
4. Kurang Menerima 0
5. Tidak Menerima 0
TOTAL 12
Sumber :Pengelolaan Data Primer Tahun 2018
Pada tabel 5.74 sikap masyarakat terhadap pengunjung yang
datang dari luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa
sikap masyarakat menerima sebanyak 12 orang, cukup menerima
sebanyak 0 orang, netral sebanyak 0 orang, kurang menerima
sebanyak 0 orang, dan tidak menerima sebanyak 0 orang.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


165

Gambar 5.74

Persentase Sikap Masyarakat Terhadap Pengunjung Yang Datang Dari Luar Daerah Ke
Tempat Pariwisata Desa Temajuk

Sangat Menerima
Cukup Menerima
Netral
Kurang Menerima
Tidak Menerima

100%

Berdasarkan pada gambar 5.74 bahwa presentase sikap


masyarakat terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah
ketempat pariwisata desa Temajuk sebesar 100 %.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


166

5.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat


5.3.1 Pantai Camar Bulan
Tabel 5.75
Gaya Hidup Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Berkembangnya
Pariwisata Desa Temajuk
Gaya Hidup Masyarakat Sesudah
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk
Total
Sangat Tidak
Berubah Netral
Berubah Berubah
Pekerjaan Pedagang 5 1 3 0 9
Sesudah Buruh 0 0 0 1 1
Berkembangnya Karyawan
1 0 0 0 1
Pariwisata Desa Swasta

Temajuk Lain-lain 5 0 0 1 6
Total 11 1 3 2 17

Pada tabel 5.75 terdapat 5 orang yang bekerja sebagai pedagang,


1 orang karyawan swasta, dan ada 5 orang bekerja lain-lain yang gaya
hidupnya sangat berubah, kemudian ada 1 orang yang bekerja sebagai
pedagang yang gaya hidupnya berubah, 3 orang pedagang gaya
hidupnya netral, sedangkan ada 1 orang buruh dan 1 orang bekerja
lain-lain yang gaya hidupnya tetap tidak berubah sesudah
berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk. Maka dapat diketahui
bahwa kebanyakan masyarakat di sekitar Pantai Camar Bulan bekerja
sebagai Pedagang, dan bekerja lain-lain yang gaya hidupnya sangat
berubah. Gaya hidup masyarakat sangat berubah dikarenakan
pekerjaan sebelum berkembangnya pariwisata adalah mayoritas
petani, kemudian beralih profesi yang banyak kaitannya dengan
Pariwisata Desa Temajuk, seperti pedagang yang membuka warung
disekitar objek wisata, menjadi karyawan pengelola swasta dan
bahkan ada yang menjadi penjaga disalah satu spot-spot wisata.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


167

Tabel 5.76
Kondisi Keamanan Masyarakat Berdasarkan Kehidupan Selama
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Kondisi Keamanan Sesudah


Berkembangnya Pariwisata
Total
Desa Temajuk
Sangat Aman Aman
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 6 0 6
Berkembangnya Sejahtera 6 2 8
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 2 1 3
Temajuk
Total 14 3 17

Pada tabel 5.76 terdapat 6 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 6 orang merasa sejahtera, dan 2 orang merasa cukup
sejahtera yang kondisi keamanannya sangat aman dengan adanya
berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk. Kehidupan masyarakat
sangat sejahtera dan sejahtera dikarenakan tingkat kondisi keamanan
di sekitar daerah Pantai Camar Bulan yang sangat aman.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


168

Tabel 5.77
Ketidaksulitan dalam Mencari Nafkah Berdasarkan Sikap Masyarakat
terhadap Pengunjung Pariwisata Desa Temajuk

Sikap Masyarakat
Terhadap
Pengunjung Yang
Datang Dari Luar
Total
Daerah Ke Tempat
Pariwisata Desa
Temajuk
Menerima
Masyarakat Sekitar Tidak Sangat Setuju 11 11
Kesulitan Mencari Nafkah Setuju 5 5
Dengan Adanya Pariwisata Tidak Setuju 1 1
Total 17 17

Pada tabel 5.77 terdapat 11 orang sangat setuju mengenai


ketidaksulitan dalam mencari nafkah yang dikarenakan sikap
masyarakat itu sendiri menerima kedatangan pengunjung dari luar
daerah ke tempat Pariwisata Desa Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


169

Tabel 5.78
Modal Awal Masyarakat untuk Membuka Usaha Terkait Pihak-pihak yang
terlibat dalam Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk

Pihak-Pihak Terkait Yang Terlibat Dalam


Total
Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk
Masyarakat
Pemerintah Dinas
Sekitar Lainnya
Setempat Pariwisata
Kawasan
Modal Awal Tabungan 6 4 1 2 13
Masyarakat Pinjaman 1 1 0 0 2
Untuk Kerja Sama
0 0 0 1 1
Membuka Desa

Usaha
Pariwisata Lainnya 0 0 0 1 1
Desa Temajuk
Total 7 5 1 4 17

Pada tabel 5.78 Terdapat 13 orang menggunakan tabungan untuk


modal awal dalam membuka usaha. Hal ini didukung oleh pihak-
pihak terkait seperti Pemerintah Setempat, Dinas Pariwisata,
Masyarakat Sekitar Kawasan dan Lainnya dalam pengembangan
pariwisata Desa Temajuk.

Tabel 5.79

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


170

Kehidupan Masyarakat Berdasarkan Kerja Sama Antara Pengelola Obyek


Wisata, Aparat Kepolisian dan Masyarakat dalam Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk

Kerjasama Antara
Pengelola Obyek Wisata,
Aparat Kepolisian Dan
Masyarakat Dalam Total
Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk

Ada
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 6 6
Berkembangnya Sejahtera 8 8
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 3 3
Temajuk
Total 17 17

Pada tabel 5.79 terdapat 6 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 8 orang sejahtera dan 3 orang merasa cukup
sejahtera dengan adanya kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan
pariwisata desa temajuk. Responden merasa sejahtera dikarenakan
perubahan interaksi sosial sebelum dan sesudah adanya objek wisata
Pantai Camar Bulan tetap baik antar warga masyarakatnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya kerja sama yang baik antara warga
masyarakat. Salah satu bentuk kerja sama yang terlihat pada
masyarakat Pantai Camar Bulan adalah terbentuk dalam kerjasama
dalam menjaga kemanan pariwisata Desa Temajuk.
5.3.2 Pantai Surya
Tabel 5.80
Gaya Hidup Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Berkembangnya

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


171

Pariwisata Desa Temajuk

Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah


Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk
Total
Sangat
Berubah Netral
Berubah
Pekerjaan Sesudah Pedagang 0 0 6 6
Berkembangnya Buruh 0 1 0 1
Pariwisata Desa
Lain-lain 2 2 0 4
Temajuk
Total 2 3 6 11

Pada tabel 5.80 terdapat 6 orang yang bekerja sebagai pedagang


yang merasa gaya hidupnya netral dan 1 orang buruh gaya hidupnya
berubah sesudah berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk. Gaya
hidup masyarakat yang merasa netral ini disebabkan oleh keadaan
pariwisata di pantai itu sendiri yang kurang menarik perhatian untuk
para wisatawan. Oleh karena itu pekerjaan mereka tetap sama
sebelum dan sesudah berkembangnya pariwisata di desa Temajuk.
Alasan lainnya ialah dari kondisi ekonomi maupun sosialnya dari
orang atau responden yang merasa kondisi sekarang sudah cukup
baik.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


172

Tabel 5.81
Kondisi Keamanan Masyarakat Berdasarkan Kehidupan Selama
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Kehidupan Selama Berkembangnya


Pariwisata Desa Temajuk
Sangat Cukup
Sejahtera Sejahtera Sejahtera Total
Kondisi Keamanan Sangat Aman 2 6 0 8
Sesudah Aman 0 1 1 2
Berkembangnya Mengkhawatirka

Pariwisata Desa n 0 0 1 1
Temajuk
Total 2 7 2 11

Pada tabel 5.81 terdapat 2 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera dan 6 orang sejahtera dengan kondisi keamanannya
sangat aman selama berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk.
Kondisi Sangat sejahtera dan sejahtera di pantai surya ini disebabkan
oleh tingkat keamanan di daerah itu cukup sangat aman.

Tabel 5.82

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


173

Ketidaksulitan dalam Mencari Nafkah Berdasarkan Sikap Masyarakat


terhadap Pengunjung Pariwisata Desa Temajuk

Sikap Masyarakat Terhadap


Pengunjung Yang Datang
Dari Luar Daerah Ke
Total
Tempat Pariwisata Desa
Temajuk

Menerima
Masyarakat Sekitar Tidak Sangat
5 5
Kesulitan Mencari Nafkah Setuju
Dengan Adanya Setuju 5 5
Pariwisata Tidak Tahu 1 1
Total 11 11

Pada tabel 5.82 terdapat 5 orang sangat setuju dan 5 orang setuju
mengenai ketidaksulitan dalam mencari nafkah yang dikarenakan
sikap masyarakat itu sendiri menerima kedatangan pengunjung dari
luar daerah ke tempat Pariwisata Desa Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


174

Tabel 5.83
Modal Awal Masyarakat untuk Membuka Usaha Terkait Pihak-pihak yang
terlibat dalam Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk

Pihak-Pihak Terkait Yang Terlibat Dalam


Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk
Masyarakat Total
Dinas
Sekitar Lainnya
Pariwisata
Kawasan
Modal Awal Tabungan 4 1 1 6
Masyarakat Untuk Pinjaman 1 1 1 3
Membuka Usaha Pemerintah 0 1 0 1

Pariwisata Desa
Lainnya 0 0 1 1
Temajuk
Total 5 3 3 11

Pada tabel 5.83 Terdapat 4 orang menggunakan tabungan untuk


modal awal dalam membuka usaha. Hal ini didukung oleh pihak-
pihak terkait seperti Dinas Pariwisata, Masyarakat Sekitar Kawasan
dan Lainnya dalam pengembangan pariwisata Desa Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


175

Tabel 5.84
Kehidupan Masyarakat Berdasarkan Kerja Sama Antara Pengelola Obyek
Wisata, Aparat Kepolisian dan Masyarakat dalam Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk

Kerjasama Antara Pengelola


Obyek Wisata, Aparat
Kepolisian Dan Masyarakat
Total
Dalam Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk
Ada Tidak Tahu
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 2 0 2
Berkembangnya Sejahtera 7 0 7
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 1 1 2
Temajuk
Total 10 1 11

Pada tabel 5.84 terdapat 7 orang yang merasa kehidupannya


sejahtera dengan adanya kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan
pariwisata desa temajuk. Responden merasa sejahtera dikarenakan
perubahan sosial di masyarakat sebelum dan sesudah adanya objek
wisata Pantai Surya tetap baik antar warga masyarakatnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya kerja sama yang baik antara warga
masyarakat. Dalam bentuk kerjasama untuk menjaga keamanan
pariwisata desa Temajuk.

5.3.3 Pantai Maludin

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


176

Tabel 5.85
Gaya Hidup Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Berkembangnya
Pariwisata Desa Temajuk

Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah


Total
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk
Sangat Tidak
Berubah Netral
Berubah Berubah
Nelayan 0 0 1 1 2
Pekerjaan Sesudah
Pedagang 0 1 0 0 1
Berkembangnya
Buruh 1 0 0 0 1
Pariwisata Desa
Karyawan
Temajuk 1 0 0 0 1
Swasta
Total 2 1 1 1 5

Pada tabel 5.85 terdapat 1 orang yang bekerja sebagai buruh yang
gaya hidupnya sangat berubah, kemudian 1 orang nelayan yang gaya
hidupnya tidak berubah dan juga 1 netral sesudah berkembangnya
Pariwisata Desa Temajuk. Gaya hidup buruh yang sangat berubah ini
dikarenakan adanya dampak pariwisata pantai Maludin di desa
pariwisata temajuk. Sedangkan 1 orang tidak berubah dan juga
merasa netral dikarenakan pekerjaan nya sebagai nelayan sudah
cukup untuk kondisi perekonomiannya.

Tabel 5.86
Kondisi Keamanan Masyarakat Berdasarkan Kehidupan Selama
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


177

Kondisi
Keamanan
Sesudah
Berkembangn
Total
ya Pariwisata
Desa
Temajuk
Sangat Aman
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 1 1
Berkembangnya Sejahtera 2 2
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 2 2
Temajuk
Total 5 5

Pada tabel 5.86 terdapat 1 responden yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 2 responden merasa sejahtera, dan 2 responden
merasa cukup sejahtera yang kondisi keamanannya sangat aman
selama berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk. Kondisi Sangat
sejahtera dan sejahtera di pantai Maludin ini disebabkan oleh tingkat
keamanan di daerah itu yang sangat aman.

Tabel 5.87
Ketidaksulitan dalam Mencari Nafkah Berdasarkan Sikap Masyarakat
terhadap Pengunjung Pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


178

Sikap Masyarakat Terhadap


Pengunjung Yang Datang Dari
Luar Daerah Ke Tempat Pariwisata Total
Desa Temajuk
Menerima
Masyarakat Sekitar Sangat Setuju 2 2
Tidak Kesulitan Setuju 2 2
Mencari Nafkah
Dengan Adanya Tidak Setuju 1 1
Pariwisata
Total 5 5

Pada tabel 5.87 terdapat 2 orang sangat setuju dan 1 orang tidak
setuju mengenai ketidaksulitan dalam mencari nafkah yang
dikarenakan sikap masyarakat itu sendiri menerima kedatangan
pengunjung dari luar daerah ke tempat Pariwisata Desa Temajuk.

Tabel 5.88
Modal Awal Masyarakat untuk Membuka Usaha Terkait Pihak-pihak yang
terlibat dalam Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


179

Pihak-Pihak Terkait Yang


Terlibat Dalam
Pengembangan Pariwisata
Desa Temajuk Total
Masyarakat
Pemerintah
Sekitar
Setempat
Kawasan
Modal Awal Tabungan 2 2 4
Masyarakat Untuk
Membuka Usaha
Lainnya 0 1 1
Pariwisata Desa
Temajuk
Total 2 3 5

Pada tabel 5.88 Terdapat 2 responden menggunakan tabungan


untuk modal awal dalam membuka usaha. Hal ini didukung oleh
pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Setempat dan Masyarakat
Sekitar Kawasan dalam pengembangan pariwisata Desa Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


180

Tabel 5.89
Kehidupan Masyarakat Berdasarkan Kerja Sama Antara Pengelola Obyek
Wisata, Aparat Kepolisian dan Masyarakat dalam Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk

Kerjasama Antara
Pengelola Obyek
Wisata, Aparat
Kepolisian Dan
Masyarakat Dalam Total
Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa
Temajuk
Ada
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 1 1
Berkembangnya Sejahtera 2 2
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 2 2
Temajuk
Total 5 5

Pada tabel 5.89 terdapat 1 responden yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 2 responden sejahtera dan 2 responden merasa cukup
sejahtera dengan adanya kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan
pariwisata desa temajuk. Masyarakat merasakan sejahtera dan cukup
sejahtera dikarenakan kondisi sosial sebelum dan sesudah adanya
objek wisata Pantai Maludin tetap baik antar warga masyarakatnya.
Hal ini disebabkan oleh adanya kerja sama yang baik antara warga
masyarakat dengan aparat kepolisian dalam bentuk menjaga
keamanan di pantai Maludin di desa Pariwisata Desa Temajuk.

5.3.4 Pantai Batu Nenek

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


181

Tabel 5.90
Gaya Hidup Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Berkembangnya
Pariwisata Desa Temajuk

Gaya Hidup Masyarakat


Berubah Sesudah
Berkembangnya
Total
Pariwisata Desa
Temajuk
Berubah
Pekerjaan Sesudah
Berkembangnya
Lain-lain 5 5
Pariwisata Desa
Temajuk
Total 5 5

Pada tabel 5.90 terdapat 5 orang yang bekerja sebagai Lain-lain


yang gaya hidupnya berubah sesudah berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk. Gaya hidup masyarakat berubah dikarenakan
pekerjaan sebelum dan sesudah yang cukup berbeda. Pekerjaan
masyarakat disana sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk
ialah nelayan, petani dan juga tukang kebun. Kemudian sesudah
menjadi desa pariwisata pekerjaan masyarakat disana ialah lain-lain.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


182

Tabel 5.91
Kondisi Keamanan Masyarakat Berdasarkan Kehidupan Selama
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

Kondisi Keamanan
Sesudah
Berkembangnya
Total
Pariwisata Desa
Temajuk
Sangat Aman
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 1 1
Berkembangnya
Pariwisata Desa Cukup Sejahtera 4 4
Temajuk
Total 5 5

Pada tabel 5.91 terdapat 1 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 4 responden merasa sejahtera, dengan kondisi
keamanannya yang sangat aman selama berkembangnya Pariwisata
Desa Temajuk, Kehidupan masyarakat sangat sejahtera dan cukup
sejahtera dikarenakan tingkat kondisi keamanan di sekitar daerah
Pantai Batu Nenek yang sangat aman.

Tabel 5.92

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


183

Ketidaksulitan dalam Mencari Nafkah Berdasarkan Sikap Masyarakat


terhadap Pengunjung Pariwisata Desa Temajuk

Sikap Masyarakat
Terhadap Pengunjung
Yang Datang Dari
Luar Daerah Ke Total
Tempat Pariwisata
Desa Temajuk
Menerima
Masyarakat Sekitar Sangat Setuju 1 1
Tidak Kesulitan
Mencari Nafkah
Tidak Tahu 4 4
Dengan Adanya
Pariwisata
Total 5 5

Pada tabel 5.92 terdapat 1 orang sangat setuju dan 4 orang tidak
tahu mengenai ketidaksulitan dalam mencari nafkah yang
dikarenakan sikap masyarakat itu sendiri menerima kedatangan
pengunjung dari luar daerah ke tempat Pariwisata Desa Temajuk.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


184

Tabel 5.93
Modal Awal Masyarakat untuk Membuka Usaha Terkait Pihak-pihak yang
terlibat dalam Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk

Pihak-Pihak Terkait Yang


Terlibat Dalam
Pengembangan Pariwisata
Desa Temajuk Total
Masyarakat
Sekitar Lainnya
Kawasan
Modal Awal Pinjaman 4 0 4
Masyarakat Untuk
Membuka Usaha
Lainnya 0 1 1
Pariwisata Desa
Temajuk
Total 4 1 5

Pada tabel 5.93 Terdapat 4 orang menggunakan pinjaman untuk


modal awal dalam membuka usaha. Hal ini didukung oleh pihak-
pihak terkait seperti Masyarakat Sekitar Kawasan dan Lainnya dalam
pengembangan pariwisata Desa Temajuk.

Tabel 5.94

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


185

Kehidupan Masyarakat Berdasarkan Kerja Sama Antara Pengelola Obyek


Wisata, Aparat Kepolisian dan Masyarakat dalam Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk

Kerjasama Antara
Pengelola Obyek
Wisata, Aparat
Kepolisian Dan
Masyarakat Dalam Total
Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa
Temajuk
Ada
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 1 1
Berkembangnya
Pariwisata Desa Cukup Sejahtera 4 4
Temajuk
Total 5 5

Pada tabel 5.94 terdapat 1 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera dan 4 orang lainnyacukup sejahtera dengan adanya
kerjasama antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan
masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata desa temajuk.
Masyarakat merasa cukup sejahtera dikarenakan perbedaan sosial
sebelum dan sesudah adanya objek wisata Pantai Batu Nenek tetap
baik antar warga masyarakatnya. Hal ini disebabkan oleh adanya
kerja sama yang baik antar warga masyarakat dengan pengelola objek
wisata dan aparat kepolisian

5.3.5 Pantai Telok Atong


Tabel 5.95
Gaya Hidup Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Berkembangnya

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


186

Pariwisata Desa Temajuk

Gaya Hidup Masyarakat Berubah Sesudah


Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk
Total
Sangat
Berubah Netral
Berubah
Nelayan 1 1 1 3
Pekerjaan Sesudah
Pedagang 0 2 1 3
Berkembangnya
Karyawan
Pariwisata Desa 0 2 0 2
Swasta
Temajuk
Lain-lain 3 1 0 4
Total 4 6 2 12

Pada tabel 5.95 terdapat 1 orang yang bekerja sebagai nelayan,


dan ada 3 orang yang bekerja lain-lain yang gaya hidupnya sangat
berubah, kemudian ada 1 orang yang bekerja sebagai nelayan, 2 orang
pedagang, 2 orang karyawan swasta dan 1 orang bekerja lain-lain
yang gaya hidupnya berubah, sedangkan 1 orang pedagang dan 1
orang nelayan gaya hidupnya netralsesudah berkembangnya
Pariwisata Desa Temajuk. Gaya hidup masyarakat sangat berubah
dikarenakan

Tabel 5.96
Kondisi Keamanan Masyarakat Berdasarkan Kehidupan Selama
Berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


187

Kondisi Keamanan Sesudah


Berkembangnya Pariwisata
Total
Desa Temajuk
Sangat Aman Aman
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 2 0 2
Berkembangnya Sejahtera 6 2 8
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 2 0 2
Temajuk
Total 10 2 12

Pada tabel 5.96 terdapat 2 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 6 orang merasa sejahtera, dan 2 orang merasa cukup
sejahtera yang kondisi keamanannya sangat aman selama
berkembangnya Pariwisata Desa Temajuk.

Tabel 5.97
Ketidaksulitan dalam Mencari Nafkah Berdasarkan Sikap Masyarakat
terhadap Pengunjung Pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


188

Sikap Masyarakat
Terhadap Pengunjung
Yang Datang Dari Luar
Daerah Ke Tempat Total
Pariwisata Desa
Temajuk
Menerima
Masyarakat Sekitar Sangat Setuju 7 7
Tidak Kesulitan
Mencari Nafkah
Setuju 5 5
Dengan Adanya
Pariwisata
Total 12 12

Pada tabel 5.97 terdapat 7 orang sangat setuju dan 5 orang setuju
mengenai ketidaksulitan dalam mencari nafkah yang dikarenakan
sikap masyarakat itu sendiri menerima kedatangan pengunjung dari
luar daerah ke tempat Pariwisata Desa Temajuk.

Tabel 5.98
Modal Awal Masyarakat untuk Membuka Usaha Terkait Pihak-pihak yang
terlibat dalam Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


189

Pihak-Pihak Terkait Yang Terlibat Dalam


Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk
Masyarakat Total
Pemerintah Dinas
Sekitar Lainnya
Setempat Pariwisata
Kawasan
Modal Awal Tabungan 5 1 3 1 10
Masyarakat Untuk
Membuka Usaha
Lainnya 0 1 0 1 2
Pariwisata Desa
Temajuk
Total 5 2 3 2 12

Pada tabel 5.98 Terdapat 10 orang menggunakan tabungan


untuk modal awal dalam membuka usaha. Hal ini didukung oleh
pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Setempat, Dinas Pariwisata,
Masyarakat Sekitar Kawasan dan Lainnya dalam pengembangan
pariwisata Desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


190

Tabel 5.99
Kehidupan Masyarakat Berdasarkan Kerja Sama Antara Pengelola Obyek
Wisata, Aparat Kepolisian dan Masyarakat dalam Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk

Kerjasama Antara
Pengelola Obyek Wisata,
Aparat Kepolisian Dan
Masyarakat Dalam Total
Menjaga Keamanan
Pariwisata Desa Temajuk
Ada
Kehidupan Selama Sangat Sejahtera 2 2
Berkembangnya Sejahtera 8 8
Pariwisata Desa
Cukup Sejahtera 2 2
Temajuk
Total 12 12

Pada tabel 5.99 terdapat 2 orang yang merasa kehidupannya


sangat sejahtera, 8 orang sejahtera dan 2 orang merasa cukup
sejahtera dalam kehidupan selama berkembangnya Pariwisata Desa
Temajuk karena adanya kerjasama antara pengelola obyek wisata,
aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan
pariwisata desa temajuk. Masyarakat merasakan sangat sejahtera,
sejahtera dan cukup sejahtera dikarenakan kondisi hubungan sosial
sebelum dan sesudah adanya objek wisata Pantai Telok Atong tetap
baik antar warga masyarakatnya di pariwisata desa temajuk.

5.4 Pembahasan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


191

5.4.1 Analisis Dampak Potensi Wisata Di Desa Temajuk


A. Pantai Camar Bulan
1) Dampak Ekonomi
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah
tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996).Potensi wisata
yang ada di kawasan Pantai Camar Bulan, berupa rumah tebalik yang
konsep arsitekturnya mengadopsi konsep dari salah satu rumah terbalik
yang ada di Negara Swedia dan juga ada café yang berisikan Resto serta
Souvenir dan panggung hiburan tak hanya itu dikawasan ini juga terdapat
penginapan yang unik, gazebo, dan menara pantau di sekitaran pantai.
Camar Bulan juga memiliki dermaga yang ukurannya cukup panjang
sekitar kurang lebih 130 meter, dermaga ini menjangkau hampir ke tengah
laut yang dimana pengunjung bisa menikmati laut serta panjangnya pantai
dari kejauhan. Beberapa fasilitas dari Desa seperti Kantor Desa,
Puskesmas, Ruang balai kegiatan masyarakat, Sekolah Dasar, Masjid,
Lapangan Bola dan Panggung besar terdapat di kawasan ini.
Dari potensi yang ada tentunya hal ini berdampak pada
perekonomian masyarakat sekitar. Mengacu dari hasil penelitian di atas
dapat diketahui terdapat perubahan profesi perkerjaan masyarakat setelah
berkembangnya pariwisata di desa temajuk dari responden, seperti profesi
dari 17 responden yang ada di kawasan pantai camar bulan, profesi
nelayan yang awal nya 1 orang menjadi 0, pedagang yang awalnya hanya
1 orang berubah menjadi 9 orang, dan yang petani awalnya 13 orang
berubah menjadi 6 orang karna banyak petani yang beralih profesi sebagai
pengusaha wisata. Modal awal dari mengembangkan pariwisata di desa
temajuk khususnya di kawasan camar bulan ialah dari tabungan
masyarakat, ada juga masyarakat yang meminjam dengan pihak bank dan
kerja sama dengan desa.
Berkembangnya pariwisata di temajuk berdampak pada
kemudahannya masyarakat untuk mencari nafkah, seperti yang ada di

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


192

wisata rumah tebalik pantai camar bulan, yang memperkerjaakan 30 orang


masyarakat lokal sebagai pengelola dan karyawan objek wisata rumah
tebalik. Tidak hanya itu pembangunan tempat penginapan yang ada di
kawasan wisata camar bulan juga menggunakan buruh bangunan dari
masyarakat lokal. Restoran camar bulan juga mengabil bahan mentah
masakan dari nelayan lokal. Setiap akhir pekan resotran camar bulan
mengambil 50kg ikan, dan 30kg lobster dari nelayan.
Tentunya hal ini berdampak terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat, sebelum berkembangnya pariwisata pendapatan masyarakat
dari 17 responden ada 11 responden yang pendapattanya masih di bawah
satu juta. Tetapi setelah berekembangnya pariwisata tersebut meningkat.
Tidak ada lagi masyarakat yang berpendapatan di bawah satu juta, 41%
masyarakatnya berpendapatan di atas 3 juta per/bulan bahkan ada yang
berpenghasilan 10 juta perbulan dikarenakan berkembangnya pariwisata
di desa temajuk. Dengan hal ini juga kemampuan masyarakat menabung
juga bertambah, tabungan tersebut digunakan masyarakat untuk
mengelola usaha wisata yang dijalaninya, 88% sistem kepemilikkan
pariwisata di desa temajuk milik sendiri dalam hal ini artinya keuntungan
yang di peroleh dari wisata tersebut langsung untuk masyarakat pengelola
wisata. Berkembangnya pariwisa tadi kawasan camar bulan membuat
kehidupan masyarakat lebih sejahtera dari sebelumnya.
2) Dampak Sosial Budaya
Mengacu dari hasil penelitian terhadap 17 responden mengenai
dampak dari pengembangan pariwisata di desa temajuk khusunya di
kawasan camar bulan terhadap dampak sosial yang di hasilkan ialah
masyarakat tetap menjunjung tinggi norma dan etika , sopan santun dan
keramahan terhadap sesama. Gotong royong juga masih sering di
laksanakan masyarakat setiap akhir pekan. Walaupun setiap tahunya
pengunjung selalu bertambah, keamanan di desa temajuk ini bisa di
katakan sangat aman, hal ini bisa di lihat dari pendapat 17 responden
mengatakan kondisi keamanan 82% sangat aman, 18% aman.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


193

Berkembangnya pariwisata di desa temajuk ini membuat kawasan


camar bulan semangkin aman, karena dahulu temajuk ini merupakan suatu
tempat yang di jadikan tempat perjudian yang paling besar di kabupaten
sambas, informasi ini di dapat dari masyarakat yang tinggal di desa
temajuk selama 56 tahun. Tidak hanya menjadi tempat perjudian temajuk
juga menjadi tempat protitusi pada tahun 80an-2000an.Tetapi setelah
berkembangnya pariwisata temajuk kehidupan sosial masyarakat berubah,
tidak ada lagi perjudian dan protitusi, dari segi bernampilan pun
masyarakat sudah mulai mengikuti zaman dengan tetap mempertahankan
etika dan norma yang berlaku. Banyak masyarakat yang sadar dan sudah
punya usaha sendiri seperti pedagang dan pemilik penginapan. Keamanan
juga semangkin membaik setelah adanya kerjasama antara pengelola
objek wisata dengan aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga
keamanan dan kenyaman desa temajuk khususnya di kawasan wisata
camar bulan.
Pihak yang terkait dalam pengembangan objek wisata ini ialah
pemerintah setempat, dinas pariwisata, masyarakat sekitar kawasan. Dari
itu semua yang paling banyak berperan penting dalam pengambangan
objek wisata desa temajuk ialah pemerintah setempat. Terbukti dari
pendapat responden yang mengatakan 41% pemerintah setempat menjadi
pihak yang lebih dominan dalam pengembangan pariwisata pantai camar
bulan. Dari hasil penelitian terhadap responden terdapat 100% masyarakat
menerima pengunjung dari daerah luar untuk berwisata di desa temajuk.
Budaya lokal di desa temajuk masiih dijunjung tinggi walau pariwisata di
desa ini sudah berkembang. Berkembangnya wisata di temajuk tidak
mengikis adat istiadat yang ada di desa ini,masyarakat tetap menjunjung
tinggi etika dan norma yang berlaku di masyarakat dan masih
melestarikan budaya lokal, seperti gotong royong. Hal ini tidak sesuai
dengan WTO (1980) dalam Pitana dan Diarta (2009: 202-203)
menjelaskan tentang dampak budaya yang ditimbulkan dengan adanya
pariwisata dalah perkembangan atau hilangnya kebudayaan lokal, adanya

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


194

perlindungan atau perusakan terhadap cagar budaya. Hal ini tidak berlaku
di desa temajuk khususnya di kawasan pantai camar bulan, sebab
berdasarkan hasil survei dan wawancara mendalam tidak terdapat
perubahan dan hilangnya budaya lokal.
Berkembangnya Pariwisata di temajuk tentunya ada beberapa hal
yang menunjang hal ini sesuai dengan pendapat menurut Hadinoto
(1996), ada beberapa hal yang menentukan dalam pengembangan suatu
obyek wisata, diantaranya adalah:
a. Atraksi Wisata
Atraksi merupakan daya tarik wisatawan untuk berlibur.Atraksi
yang diidentifikasikan (sumber daya alam, sumber daya manusia,
budaya, dan sebagainya) perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi
wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama lain
tidak akan diperlukan. Atraksi wisata yang ada dikawasan camar bulan
ini berupa pantai camar bulan.
b. Promosi dan Pemasaran
Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi
wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi.
Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting.
Promosi yang dilakukan di kawasan ini berupa promosi di media sosial
seperti faceebook dan instagram dan juga melalui pamflet.
c. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata)
Pasar wisata merupakan bagian yang penting.Walaupun untuk
perencanaan belum/ tidak diperlukan suatu riset lengkap dan
mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan,
kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu
dikumpulkan dari mereka yang berlibur.

d. Transportasi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


195

Pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan


pendapat penyuplai transportasi.Transportasi mempunyai dampak besar
terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata.
e. Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan
Pelayanan Jasa Pendukung Wisata (fasilitas dan pelayanan).

B. Pantai Surya
1) Dampak Ekonomi
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah
tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996).Potensi wisata
yang ada di kawasan pantai surya ialah berupa pantai dan tempat
penagkalan lobster serta ubur ubur, di sekitaran pantai surya tidak terlalu
banyak penduduknya, dan penginapan ditidak ada. Kondisi seperti ini
tentunya berpengaruh teerhadaap dampak ekonomi yang akan
ditimbulkan.
Mengacu dari hasil penelitian terdapat perubahan profesi
perkerjaan masyarakat setelah berkembangnya pariwisat di desa temajuk
khususnya di kawasan pantai surya. Dari 11 reponden pekerjaannya
sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang
tinggal di kawasan pantai surya yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak
1 orang, pedagang 0 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta 1 orang, dan
lain-lain 8 orang. Tetapi setelah berkembangnya wisata di desa temajuk
berubah menjadi untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai surya
yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 0 orang, pedagang 6 orang,
buruh 1 orang, karyawan swasta 0 orang, dan lain-lain 4 orang. Jika di
presentasekan sebelum berkembang pariwisata didesa temajuk ialah yang
berprofesi sebagai nelayan sebanyak 6%, pedagang 6% , buruh 6% ,
karyawan swasta 6% dan lain lain 76%. Dan berubah presentase pekerjaan
responden sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk menjadi

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


196

nelayan sebanyak 0%, pedagang 55% , buruh 9% , karyawan swasta 0%


dan lain lain 36%.
Berpindahnya profesi pekerjaan masyarakat tentu berubahnya juga
pendapatan masyarakat seperti pendapatan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang tinggal di
kawasan pantai surya yang memiliki pendapatan dari 0 – 500.000 /bulan
sebanyak 5 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak 5 orang,
1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 0 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 1 orang, dan lain-lain 0. Tetapi setelah
berkembangnya menjadi sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk
untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai surya yang memiliki
pendapatan dari 0 – 500.000 /bulan sebanyak 0 orang, 600.000 –
1.000.000/bulan sebanyak 2 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak
5 orang, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 3 orang, dan lain-lain 1
orang. Jika di presentasekan ialah yang pendapatan masyarakat 0 –
500.000 /bulan sebesar 46%, 600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 45 %,
1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar 0 %, 2.100.000 -3.000.000/bulan
sebesar 9%, dan lain-lain 0 %. Sesudah berkembangnya pariwisata desa
Temajuk ialah yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 0
%, 600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 18 %, 1.100.000 – 2.000.000/bulan
sebesar 46%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 27%, dan lain-lain 9%.
Berdasarkan uraian itu semua terdapat peningkatan pendapatan
masyarakat yang tidak cukup banyak, hal ini dikarenakan masyarakat di
sekitar pantai surya tidak membuka usaha yang berkaitan dengan
pariwisata. Pendapatan masyarakat meningkat dikarenakan para nelayan
di kawasan pantai surya mendapat pesananan hasil laut dari tempat wisata
di kawasan camar bulan seperti dari restoran camar bulan. Agar
perkembangan pariwisata di temajuk khusunya di kawasan pantai surya
ini membawa dampak yang signifikan bagi warga seperti di kawasan
camar bulan, pentingnya untuk masyarakat untuk mengembangkan
potensi wisata yang ada dipantai surya ini, agar pantai ini menarik untuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


197

dikunjungi, potensi yang dimaksud dalam hal ini ialah menurut Sujali
(dalam Amdani, 2008) menyebutkan bahwa potensi wisata sebagai
kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan, seperti alam, manusia serta hasil karya manusia itu
sendiri.
Potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a. Potensi Wisata Alam
Yang dimaksud dengan potensi wisata alam adalah keadaan, jenis
flora dan fauna suatu daerah, bentang alam seperti pantai, hutan,
pegunungan dan lain-lain (keadaan fisik suatu daerah).
b. Potensi Wisata Kebudayaan
Yang dimaksud dengan potensi wisata kebudayaan adalah semua
hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan
tangan, kesenia, peninggalan sejarah berupa bangunan (Contoh
monumen).
c. Potensi Wisata Buatan Manusia
Potensi wisata manusia juga sebagai daya tarik wisata berupa,
pementasan tarian, pementasan atau pertunjukan seni budaya suatu
daerah.

2) Dampak Sosial Budaya


Berkembangnya pariwisata di desa temajuk berdampak terhadap
kehidupan sosial masyarakat sekitar keamanan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan sangat
aman sebanyak 8 orang, aman sebnyak 2 orang, mengkhawatirkan
sebanyak 1 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak aman 0 orang. Jika di
presenatsekan kondisi keamanan masyarakat sebelum berkembangnya
pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan sangat aman sebesar
%, aman sebesar %, mengkhawatirkan sebesar %, kurang aman sebesar
%, dan tidak aman sebesar %.Setelah berkembangkan berubah kondisi
keamanan masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


198

diketahui bahwa kondisi keamanan desa sangat aman sebanyak 8 orang,


aman sebanyak 2 orang, mengkhawatirkan sebanyak 1 orang, kurang
aman sebanyak 0 orang, dan tidak aman sebanyak 0 orang. Yang jika di
presentasekan ialah kondisi keamanan masyrakat sesudah berkembangnya
pariwisata desa Temajuk adalah kondisi sangat aman sebesar 73 %, aman
sebesar 18 %, mengkhawatirkan 9 %, kurang aman 0 %, dan tidak aman
sebesar 0 %.
Berdasarkan data tersebut bisa di katakan bahwa kawasan pantasan
surya lebih aman setelah objek wisata di tempat ini berkembang. Ini
sesuai dengan (Mahagangga, et al. 2013: 97), Keamanan dan kenyamanan
sangatlah penting alasan tersebut karena jika objek wisata tidak aman dan
nyaman dapat merugikan wisatawan itu sendiri baik fisik maupun
finansial. Keamanan dan kenyamanan ini dapat dirasakan karena adanya
kerjasama antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan
masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk khusus di
daerah sekitar pantai Surya bahwa ada kerjasama dari 11 responden
masyarakat sekitar terdapat sebanyak 10 orang, tidak ada sebanyak 0
orang dan tidak tahu sebanyak 1 orang. pihak-pihak terkait yang terlibat
dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk khususnya di kawasan
pantai surya dapat kita ketahui bahwa pemerintah setempat sebanyak 0
orang, dinas pariwisata sebanyak 5 orang, dinas kehutanan sebanyak 0
orang, masyarakat sekitar kawasan sebanyak 3 orang, dan lainnya
sebanyak 3 orang. Lainnya ini berupa kaloborasi antara pemerintah
setempat dengan masyarakat lokal. presentasegaya hidup masyarakat
berubah sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk yaitu sangat
berubah sebesar 18 %, berubah 27%, netral 55 %, tidak berubah 0%, dan
sangat tidak berubah 0 %. Artinya perkembangan pariwisata di desa
temajuk khusnya di kawasan pantai surya tidak terlalu membuat prilaku
sosial masyarakat berubah. Masyarakat tetap menjadi masyarakat desa
yang masih menjunjung gotong royong , etika sopan santun dan norma
masyarakat sikap masyarakat terhadap pengunjung yang datang dari luar

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


199

daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa sikap masyarakat


menerima sebanyak 11 orang, cukup menerima sebanyak 0 orang, netral
sebanyak 0 orang, kurang menerima sebanyak 0 orang, dan tidak
menerima sebanyak 0 orang.

C. Pantai Maludin
1) Dampak Ekonomi
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah
tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996:160-
162).Potensi yang ada di kawasan pantai mauludin ialah berupa pantai,
dan hutan bakau yang menjadi pintu gerbang desa maludin Di kawasan ini
terdapat permukiman masyarakat dan muara sungai serta dermaga kecil
untuk kapal-kapal ikan milik masyarakat setempat. Kondisi pantai yang
kurang menarik karna muara sungai dan berbatuan menyebabkan minim
nya pengunjung ke lokasi ini. Dampak perekonomian yang di timbulkan
berdasarkan hasil penelitian ialah pekerjaan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang tinggal di
kawasan pantai Maludin yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 3
orang, pedagang 0 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta 0orang, dan
lain-lain 1 orang. Jika di presentase kan pekerjaan responden sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang berprofesi sebagai
nelayan sebanyak 60%, pedagang 0% , buruh 20% , karyawan swasta 0%
dan lain lain 20%.Sedangkan setelah berkembangnya pariwisata desa
temajuk untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai Maludin
beruban menjadi yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 2 orang,
pedagang 1 orang, buruh 1 orang, karyawan swasta 1 orang, lain-lain 0
orang. Jika di presentase pekerjaan responden sesudah berkembangnya
pariwisata desa temajuk ialah yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


200

40%, pedagang 20% , buruh 20% , karyawan swasta 20% dan lain lain
0%.
Tentunya hal ini berpengaruh terhadap perubahan pendapatan
masyarakat, hal ini bisa dilihat dari pendapatan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang tinggal di
kawasan pantai camar bulan yang memiliki pendapatan dari 0 –
500.000 /bulan sebanyak 1 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak 2
orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 1 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 1 orang, dan lain-lain 0. Jika di presentase
pendapatan masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk
ialah yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 20 %,
600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 40 %, 1.100.000 – 2.000.000/bulan
sebesar 20%, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 20%, dan lain-lain 0 %.
Dan berubah sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk
masyarakat yang tinggal di kawasan pantai camar bulan yang memiliki
pendapatan dari 0 – 500.000 /bulan sebanya 2 orang, 600.000 –
1.000.000/bulan sebanyak 0 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak
1 orang, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 1 orang, dan lain-lain
sebanyak 1 orang. Jika di presentase pendapatan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah yang pendapatan
masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 40%, 600.000 – 1.000.000/bulan
sebesar 0 %, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar 20%, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebesar 20%, dan lain-lain 20%.
Hal ini berpengaruh terhadap kemudahan masyarakat untuk
mencari nafkah dikarenakan banyak masyarakat di sekitar pantai
mauludin yang dulunya bekerja hanya sebagai nelayan sekarang
merangkap sebagai nelayan dan juga pedagang dengan mudahnya
masyarakat mencari nafkah maka kesejahteraan masyarakat pun
meningkat, akan tetapi di kawasan ini peningkatan pendapat tidak
meningkat dengan signifikan, dikarenakan masyarakat hanya berjualan
kecil kecilan, dan tidak membuka tempat penginapan di daerah ini.Melihat

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


201

permasalahan di atas, solusi agar perkembangan pariwisata di temajuk


khusnya di kawasan pantai maludin ini membawa dampak yang lebih baik
dalam hal perekonomian masyarakat ialah harus memperhatikan unsur
unsur yang dapat mengembangkkan pariwsata seperti menurut Suwantoro
(1997), unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata meliputi :
a. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar
pada :
 Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
 Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
 Adanya spesifikasi/ ciri khusus yang bersifat langka.
 Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani wisatawan;
 Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan, sungai,
pantai, hutan dan lain- lain).
 Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki
nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat,
nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia
pada masa lampau.
b. Prasarana wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya
buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.
c. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya.Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


202

daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi,


restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya
2) Dampak Sosial Budaya
Melihat dari hasil penelitian yang di dapatkan, dapat diketahui
kondisi keamanan masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa
Temajuk bahwa kondisi keamanan sangat aman sebanyak 5 orang, aman
sebanyak 0 orang, mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman 0
orang, dan tidak aman 0 orang. Jika di presentase kondisi keamanan
masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa
kondisi keamanan sangat aman sebesar100%, aman sebesar 0%,
mengkhawatirkan sebesar 0%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak aman
sebesar 0%. Keamanan setelah berkembangnya di desa temajuk tidak
ada perubahan hal ini di buktikan dengan data hasil dari survei lapangan
yang dari kondisi keamanan masyarakat sesudah berkembangnya
pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan desa sangat aman
sebanyak 5 orang, aman sebanyak 0 orang, mengkhawatirkan sebanyak 0
orang, kurang aman sebanyak 0 orang, dan tidak aman sebanyak 0
orang. Hal ini di tidak berubah di karenakan keamanan masyarakat di
jaga oleh aparat kepolisisan yang berkerja sama dengan masyarakat
sekitar. Gaya hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya
pariwisata Desa Temajuk bahwa gaya hidup masyarakat sangat berubah
sebanyak 5 orang, berubah 0 orang, netral 0 orang, tidak berubah 0
orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.
Berdasarkan hasil dari wawancara mendalam perubahan gaya
hidup masyarakat dikarenakan masyarakat telah mengenal yang
namanya media sosial seperti facebook, dan juga berubah nya gaya
penampilan masyarakat, tidak hanya itu , masyarakat sekitar kawasan
pantai mauludin juga suadah bisa mengakses informasi dari luar
semenjak berkembangnya wisata di desa temajuk, sehingga informasi
yang di dapat oleh masyarakat sekitar kawasan mauludin tidak
ketinggalan zaman. sikap masyarakat terhadap pengunjung yang datang

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


203

dari luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa sikap


masyarakat menerima sebanyak 5 orang, cukup menerima sebanyak 0
orang, netral sebanyak 0 orang, kurang menerima sebanyak 0 orang, dan
tidak menerima sebanyak 0 orang. Masyarakat menerima dikarenakan
masyarakat merasa dengan datangnya mpengunjung dari luar itu
membuat perekonomian dan wilayah mereka semangkin berkembang.

D. Pantai Batu Nenek


1) Dampak Ekonomi
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah
tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996:160-162).
Potensi yang ada di batu nenek ini ialah berupa pantai yang berbatuan,
tumpukkan batu yang tersusun dengan indah, batu ini lah yang disebut
dengan batu nenek di kawasan ini juga terdapat tiga penginapan yang
berbentuk bulat, minim nya perawatan di sekitar penginapan
menyebabkan kawasan ini kurang diminati oleh para pengunjung.
Berdasarkan data responden masyarakat sekitar kawasan batu
nenek pekerjaan masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa
temajuk untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai Batu Nenek
yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 0 orang, pedagang 0 orang,
buruh 0 orang, karyawan swasta 0 orang, dan lain-lain 5 orang. Lain
lainya ini berupa petani lada dan karet. Setelah berkembangnya potensi
wisata di desa temajuk profesi masyarakat tidak juga berubah,
dikarenakan masyarakat sekitar kawasan tidak ada yang membuka
tempat penginapan dan tidak ada yang berjualan di sekitar kawasan.
Pendapatan masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa
temajuk untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai surya yang
memiliki pendapatan dari 0 – 500.000 /bulan sebanyak 5 orang, 600.000
– 1.000.000/bulan sebanyak 0 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan
sebanyak 0 orang, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 0 orang, dan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


204

lain-lain 0. Sedangkan setelah berkembangnya objek wisata pendapatan


masyarakat sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk
masyarakat yang tinggal di kawasan pantai Batu Nenek yang memiliki
pendapatan dari 0 – 500.000 /bulan sebanyak 0 orang, 600.000 –
1.000.000/bulan sebanyak 5 orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan
sebanyak 0 orang, 2.100.000 -3.000.000/bulan sebanyak 0 orang, dan
lain-lain 0 orang. persentase masyarakat sekitar tidak kesulitan mencari
nafkah dengan adanya pariwisata bahwa pendapat responden sangat
setuju sebesar 20 %, setuju sebesar 0 %, tidak tahu sebesar 80 %, tidak
setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0 %. Masyarakat tidak mengetahui
dikarenakan sekitar kawasan batu nenek tidak terlalu merasakan dampak
akibat berkembangnya potensi wisata di desa temajuk.
Dampak ekonomi yang timbul dari Pariwisata di batu nenek tidak
terlalu signifikan, hal ini dikarenakan di batu nenek masyarakat sekitar
kawasan tidak membuat tempat untuk penginapan, dan disekitar
kawasan batu nenek juga tidak ada masyarakat yang berdagang. dampak
ekonomi yang dirasakan pun hanya musiman, seperti hari lebaran dan
tahun baru. Masyarakat sekitar membuka lahan parkir untuk para
wisatawan yang berkunjung ke batu nenek pada hari lebaran dan tahun
baru. Pendapatan yang di hasilkan dalam satu hari bisa mencapai
500.000, dan menurut keterangan masyarakat hari yang paling ramai itu
sekitar 5 hari, baik di hari lebaran maupun tahun baru. kehidupan
masyarakat selama berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa
pendapat responden bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera
sebanyak 1 orang, sejahtera 4 orang, cukup sejahtera 0 orang, tidak
sejahtera sebanyak 0 orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang.
Jika di persentase kehidupan masyarakat selama berkembangnya
pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera
20 %, sejahtera 80%, cukup sejahtera 0 %, kurang sejahtera 0 %, dan
sangat tidak sejahtera 0 %. dari kemampuan masyarakat menabung
bertambah setelah adanya pariwisata bahwa masyarakat sangat setuju

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


205

sebanyak 0 orang, setuju sebanyak 5 orang, tidak tahu sebanyak 0 orang,


tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 0 orang.
dari kemampuan masyarakat menabung bertambah setelah adanya
pariwisata bahwa masyarakat sangat setuju sebanyak 0 orang, setuju
sebanyak 5 orang, tidak tahu sebanyak 0 orang, tidak setuju sebanyak 0
orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 0 orang.
2) Dampak Sosial Budaya
Berdasarkan kondisi keamanan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan desa
sangat aman sebanyak 5 orang, aman sebanyak 0 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman sebanyak 0 orang, dan
tidak aman sebanyak 0 orang.jika di persentase kondisi keamanan
masyrakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk adalah
kondisi sangat aman sebesar 100%, aman sebesar 0 %, mengkhawatirkan
0 %, kurang aman 0 %, dan tidak aman sebesar 0 %. kerjasama antara
pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat dalam
menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk bahwa ada kerjasama
sebanyak 5 orang, tidak ada dan tidak tahu sebanyak 0 orang. Persentase
kerjasama antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan
masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada
sebanyak 100 %, tidak tahu dan tidak ada sebesar 0 %. pihak-pihak
terkait yang terlibat dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk
dapat kita ketahui bahwa pemerintah setempat sebanyak 0 orang, dinas
pariwisata sebanyak 0 orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang,
masyarakat sekitar kawasan sebanyak 4 orang, dan lainnya sebanyak 1
orang.
Persentase pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan
pariwisata desa Temajuk bahwa pihak yang terkait seperti pemerintah
setempat sebesar 0 %, dinas pariwisata sebesar 0 %, dinas kehutanan
sebesar 0 %, masyarakat sekitar kawasan sebesar 80%, dan lainnya
sebesar 20%. G gaya hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


206

pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup masyarakat sangat berubah


sebanyak 0 orang, berubah 5 0rang, netral 0 orang, tidak berubah 0
orang, dan sangat tidak berubah 0 orang.
Gaya hidup masyarakat berubah sesudah berkembangnya
pariwisata desa Temajuk bahwa gaya hidup masyarakat sangat berubah
sebanyak 0 orang, berubah 5 0rang, netral 0 orang, tidak berubah 0
orang, dan sangat tidak berubah 0 orang. Dalam hal ini yang
dimaksudkan berubahnya gaya hidup ialah masyarakat sudah mengenil
internet dan lebih mengenal dunia luar. Masyarakat sudah mengenal
gaya berpakaian yang sesuai trend masa kini tapi masih sesuai adat dan
norma yang berlaku. WTO (1980) dalam Pitana dan Diarta (2009)
menjelaskan tentang dampak budaya yang ditimbulkan dengan adanya
pariwisata dalah perkembangan atau hilangnya kebudayaan lokal,
adanya perlindungan atau perusakan terhadap cagar budaya. Hal tersebut
tidak berlaku terhadap pariwisata di desa temajuk, dikarenakan disana
tidak adanya budaya masyarakat yang hilang dan tidak adanya
perusakan terhadap cagar budaya.

E. Pantai Telok Atong


1) Dampak Ekonomi
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah
tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996:160-162).
Potensi yang ada di kawasan pantai telok atong ialah berupa pantai,
dengan beberapa batu di sekitarannnya. Potensi wisata di kawasan ini
tentu membawakan dampak setelah dikembangkan, dampak tersebut
dalam kaitannya dengan perubahan ekonomi ialah dapat diketahui dari
hasil penelitian terhadap masyarakat dan pengelola pariwisata di
kawasan telok atong diketahui pekerjaan masyarakat sebelum
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang tinggal
di kawasan pantai Telok Atong yang berprofesi sebagai nelayan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


207

sebanyak 4 orang, pedagang 2 orang, buruh 2 orang, karyawan swasta 0


orang, dan lain-lain 4 orang. Jika di presentasekan pekerjaan responden
sebelum berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang berprofesi
sebagai nelayan sebanyak 33%, pedagang 17% , buruh 17% , karyawan
swasta 0% dan lain lain 33%. Lain-lainya ini berupa petani lada, dan
petani karet.
Setelah berkembangnya pariwisata ditemajuk ini pekerjaan
masyarakat pun berubah, yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 3
orang, pedagang 3 orang, buruh 0 orang, karyawan swasta 2 orang, dan
lain-lain 4 orang. Jika dilihat dari presentase perkerjaan responden
sesudah berkembangnya pariwisata desa temajuk ialah yang berprofesi
sebagai nelayan sebanyak 25%, pedagang 25% , buruh 0% , karyawan
swasta 17% dan lain lain 33%. Jika dilihat dari persentase pendapatan
masyarakat sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk ialah
yang pendapatan masyarakat 0 – 500.000 /bulan sebesar 8%, 600.000 –
1.000.000/bulan sebesar 50%, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar 25%,
2.100.000 -3.000.000/bulan sebesar 0%, dan lain-lain 17%. Lain lainya
ini pekerjaan mereka berupa pemilik tempat wisata dan penginapan yang
ada di kawasan telok atong.
Dikarenakan pekerjaan merubah, tentunya ini berdampak terhadap
perubahan pendapatan. pendapatan masyarakat sebelum berkembangnya
pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang tinggal di kawasan
pantai Telok Atong yang memiliki pendapatan dari 0 – 500.000 /bulan
sebanyak 1 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak 6 orang,
1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 3 orang, 2.100.000
-3.000.000/bulan sebanyak 0 orang, dan lain-lain 2. Lain-lainya ini
pendapatan masyarakat di atas 3.000.000/bulan. Pendapatan masyarakat
ini berubah Berdasarkan tabel 5.63 pendapatan masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk untuk masyarakat yang tinggal
di kawasan pantai telok atong yang memiliki pendapatan dari 0 –
500.000 /bulan sebanyak 0 orang, 600.000 – 1.000.000/bulan sebanyak 1

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


208

orang, 1.100.000 – 2.000.000/bulan sebanyak 4 orang, 2.100.000


-3.000.000/bulan sebanyak 6 orang, dan lain-lain 1 orang. Jika dilihat
dari persentase pendapatan masyarakat sesudah berkembangnya
pariwisata desa Temajuk ialah yang pendapatan masyarakat 0 –
500.000 /bulan sebesar 0%, 600.000 – 1.000.000/bulan sebesar 8%,
1.100.000 – 2.000.000/bulan sebesar 34%, 2.100.000 -3.000.000/bulan
sebesar 50%, dan lain-lain 8%.
Karena hal itu semua juga masyarakat di kawasan telok atong ini
tidak lagi kesulitan dalam mencari nafkah, dengan adanya pariwisata
bahwa pendapat responden sangat setuju sebanyak 7 orang, setuju
sebanyak 5 orang, tidak tahu sebanyak 0 orang, tidak setuju 0 orang, dan
sangat tidak setuju 0 orang. Jika di lihat dari persentase masyarakat
sekitar tidak kesulitan mencari nafkah dengan adanya pariwisata bahwa
pendapat responden sangat setuju sebesar 58%, setuju sebesar 42%,
tidak tahu sebesar 0%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0 %. Ini
bedampak terhadap kesejahteraan masyarakat di kawasan telok atong,
berdasarkan pendapat para responden di ketahui kehidupan masyarakat
selama berkembangnya pariwisata desa temajuk bahwa pendapat
responden bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera sebanyak 2
orang, sejahtera 8 orang, cukup sejahtera 2 orang, kurang sejahtera
sebanyak 0 orang, dan sangat tidak sejahtera sebanyak 0 orang. Jika
dilihat dari persentase kehidupan masyarakat selama berkembangnya
pariwisata desa temajuk bahwa kehidupan masyarakat sangat sejahtera
16 %, sejahtera 67%, cukup sejahtera 17%, kurang sejahtera 0%, dan
sangat tidak sejahtera 0%.
Hal itu semua, kemampuan masyarakat akan menabung pun
meningkat setelah adanya pariwisata bahwa masyarakat sangat setuju
sebanyak 4 orang, setuju sebanyak 8 orang, tidak tahu sebanyak 0 orang,
tidak setuju sebanyak 0 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 0 orang
jika dilihat dari dari persentase kemampuan masyarakat menabung
bertambah setelah adanya pariwisata desa temajuk bahwa masyarakat

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


209

sangat setuju 33%, setuju 67%, tidak tahu 0%, tidak setuju 0 %, dan
sangat tidak setuju 0 %. Hasil di atas menggambarkan bahwasanya
perkembangan wisata di temajuk meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menabung.
Sistem kepemilikan pariwisata di kawasan pantai telok atong ini,
pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata milik sendiri
sebanyak 10 orang, bagi hasil sebanyak 2 orang, sewa sebanyak 0 orang,
swasta/investor sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya sebanyak 0 orang.
jika di lihat dari persentase sistem kepemilikan pariwisata desa temajuk
bahwa pendapat responden dalam sistem kepemilikan pariwisata milik
sendiri sebesar 83%, bagi hasil 17%, sewa 0%,swasta/investor 0% dan
lain-lainya 0%. Modal awal masyarakat untuk membuka usaha
pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah tabungan sebanyak 10
orang, pinjaman sebanyak 0 orang, pemerintah sebanyak 0 orang, kerja
sama desa sebanyak 0 orang, dan lain-lainnya sebanyak 2 orang. Jika
dilihat dari persentase modal awal masyarakat untuk membuka usaha
pariwisata bahwa modal awal masyarakat ialah tabungan sebesar 83%,
pinjaman sebesar 0%, pemerintah sebesar 0%, kerja sama desa sebesar
0%, dan lain-lainnya sebesar 17%.
2) Dampak Sosial Budaya
Dampak sosial budaya yang timbul disekitaran kawasan pantai
telok atong ialah Berdasarkan hasil 12 orang responden yang ada di
kawasan telok atong , dapat kita lihat kondisi keamanan masyarakat
sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebanyak 9 orang, aman sebnyak 3 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman 0 orang, dan tidak
aman 0 orang. Jika dilihat dari persentase kondisi keamanan masyarakat
sebelum berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi
keamanan sangat aman sebesar 75%, aman sebesar 25%,
mengkhawatirkan sebesar 0%, kurang aman sebesar 0%, dan tidak aman
sebesar 0%. Sedangkan kondisi keamanan masyarakat sesudah

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


210

berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa kondisi keamanan desa


sangat aman sebanyak 10 orang, aman sebanyak 2 orang,
mengkhawatirkan sebanyak 0 orang, kurang aman sebanyak 0 orang, dan
tidak aman sebanyak 0 orang. Jika dilihat dari presentase kondisi
keamanan masyrakat sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk
adalah kondisi sangat aman sebesar 83%, aman sebesar 17%,
mengkhawatirkan 0%, kurang aman 0%, dan tidak aman sebesar 0%.
Data di atas menggambarkan bahwa telok atong lebih aman ketika
pariwisata di temajuk itu berkembang . (Mahagangga, 2013) Keamanan
dan kenyamanan sangatlah penting alasan tersebut karena jika objek
wisata tidak aman dan nyaman dapat merugikan wisatawan itu sendiri
baik fisik maupun finansial.
Keamanan dan kenyaman terjalin dikarenakan adanya kerjasama
antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat dalam
menjaga keamanan pariwisata desa temajuk hal ini dibuktikan dari data
responden mengenai kerjasama antara pengelola obyek wisata, aparat
kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan pariwisata desa
Temajuk bahwa ada kerjasama sebanyak 12 orang, tidak ada dan tidak
tahu sebanyak 0 orang. Yang jika dilihat dari persentase kerjasama
antara pengelola obyek wisata, aparat kepolisian dan masyarakat dalam
menjaga keamanan pariwisata desa Temajuk yaitu ada sebanyak 100 %,
tidak tahu dan tidak ada sebesar 0 %. Pihak pihak yang terlibat dari
dalam pengembangan pariwisata desa Temajuk dapat kita ketahui bahwa
pemerintah setempat sebanyak 5 orang, dinas pariwisata sebanyak 2
orang, dinas kehutanan sebanyak 0 orang, masyarakat sekitar kawasan
sebanyak 3 orang, dan lainnya sebanyak 2 orang. Jika dilihat dari
persentase pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan
pariwisata desa Temajuk bahwa pihak yang terkait seperti pemerintah
setempat sebesar 41%, dinas pariwisata sebesar 17%, dinas kehutanan
sebesar 0%, masyarakat sekitar kawasan sebesar 25%, dan lainnya
sebesar 217%.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


211

Kondisi gaya hidup masyarakat setelah berkembangnya wisata di


temajuk dan sesudah berkembangnya pariwisata desa Temajuk bahwa
gaya hidup masyarakat sangat berubah sebanyak 4 orang, berubah 6
0rang, netral 2 orang, tidak berubah 0 orang, dan sangat tidak berubah 0
orang jika dilihat dari dari persentase gaya hidup masyarakat sesudah
berkembangnya pariwisata desa temajuk yaitu sangat berubah sebesar
33%, berubah 50%, netral 17%, tidak berubah 0%, dan sangat tidak
berubah 0%. Sikap masyarakat terhadap pengunjung yang datang dari
luar daerah ketempat pariwisata desa Temajuk bahwa sikap masyarakat
menerima sebanyak 12 orang, cukup menerima sebanyak 0 orang, netral
sebanyak 0 orang, kurang menerima sebanyak 0 orang, dan tidak
menerima sebanyak 0 orang. Jika dilihat dari bahwa presentase sikap
masyarakat terhadap pengunjung yang datang dari luar daerah ketempat
pariwisata desa Temajuk sebesar 100%. Yang artinya semua
masyaraakat kawasan telok atong menerima datangnya pengunjung dari
luar, dikarenakan dari sanalah penghasilan ekonomi mereka bertambah,
sehingga pariwisata di tempat mereka semakin berkembang.

5.4.2 Analisi Swot Potensi Wisata


Tabel 5.100

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


212

Analisis Swot Objek Wisata Kawasan Pantai Camar Bulan


SWOT NO URAIAN
1. Keunikan dan keindahan objek wisata
2. Pusat Pemerintahan Desa Temajuk
3. Pusat Perekonomian dan kegiatan Masyarakat
|Terdapat Atraksi yang sangat mendukung terciptanya wisata
4.
keluarga seperti Resort Camar Bulan (Rumah Terbalik).
Adanya Dermaga Camar Bulan menjadi Daya Tarik sendiri
Strenght 5.
dikarenakan dapat melihat view pantai dan laut secara luas.
(Kekuatan) 6. Aksebilitas jalan menuju Pantai Camar Bulan sudah baik
7. Terdapat sebuah toko souvenir sebagai sarana pendukung Pariwisata.
Terdapat sarana dan prasarana yang memadai seperti, Fasilitas
8. Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Ibadah dan Fasilitas
Umum Lainnya.
9. Kondisi yang aman
1. Masih terdapat sampah disekitaran pantai.
Kurangnya perawatan terhadap objek wisata dan fasilitas yang sudah
Weaknesses 2.
ada
(Kelemahan)
3. Lahan parkir kendaraan yang masih kurang.
4. Listrik yang nyala di jam tertentu.
1. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
2. Sumber pendapatan dan usaha masyarakat
Adanya dukungan dari Pemerintah Daerah untuk pengembangan
3.
Opportunutie wisata di Temajuk.
Menjadi Pusat Kegiatan dari luar baik itu dari Instansi pemerintahan
s 4.
maupun komunitas.
(Peluang)
Posisi Geografis Desa Temajuk dengan pantai Camar Bulan yang
5. cukup strategis, karena jarak akses yang tidak terlalu jauh menuju
wilayah perbatasan Negara Malaysia
Minimnya sarana seperti hotel dan restoran untuk mendukung
1.
kegiatan pariwisata.
Masih kurangnya perhatian dari pemerintah untuk melakukan
Threats
2. Perbaikan objek wisata. Contohnya seperti runtuhnya Dermaga
(Ancaman)
Camar Bulan.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian Pantai
3.
Camar Bulan

Tabel 5.101

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


213

Analisis Swot Objek Wisata Kawasan Pantai Surya


SWOT NO URAIAN
Terdapat sebuah toko souvenir berupa baju pantai sebagai sarana
1.
pendukung Pariwisata.
Terdapat salah satu fasilitas Desa yaitu Mess Pendidikan yang biasa
2.
Strenght digunakan untuk kegiatan tertentu.
Adanya tempat pemberhentian kapal-kapal sebagai tempat
(Kekuatan) 3.
pelelangan ikan-ikan.
Masih banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk
4.
pengembangan objek wisata ini.
5. Kondisi yang aman
1. Sedikitnya wisatawan yg datang ke objek wisata ini.
Kurangnya perawatan terhadap objek wisata dan fasilitas yang
2. sudah ada contohnya seperti pusat Informasi dan penangkaran
Lobster yang tidak terawat.
Weaknesses
3. Minimnya penduduk dikawasan pantai Surya
(Kelemahan) Tidak ada transportasi khusus menuju lokasi objek
4.
wisata,contohnya lokasi ini hanya bisa dilewati oleh roda 2
5. Listrik yang nyala di jam tertentu.
6. Kurangnya sarana prasarana
7. Tidak ada atraksi pendukung pariwisata
Opportunutie 1. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
s
2. Sumber pendapatan dan usaha masyarakat
(Peluang)
Masih kurangnya perhatian dari pemerintah untuk melakukan
1.
perbaikan objek wisata.
Rendahnya investasi swasta maupun pemerintah dalam
Threats 2.
pengembangan objek-objek wisata;
(Ancaman)
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian Pantai
3.
Surya.
4. Sulitnya aksesbilitas jalan menuju ke pantai-pantai lainnya

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


214

Tabel 5.102
Analisis Swot Objek Wisata Kawasan Pantai Maludin
SWOT NO URAIAN
Menjadi pusat dermaga kapal-kapal baik itu kapal kecil
1.
maupun kapal besar
Mempunyai potensi wisata seperti Hutan bakau yang
Strenght 2. dimana lokasi ini bisa menjadi wisata susur sungai hutan
(Kekuatan) bakau.
Masih banyaknya lahan kosong yang dapat
3.
dimanfaatkan untuk pengembangan objek wisata ini.
4. Kondisi yang aman
1. Minimnya penduduk yang ada di sekitar pantai Maludin
Tidak ada transportasi khusus menuju lokasi objek
2. wisata,contohnya lokasi ini hanya bisa dilewati oleh
Weaknesess
roda 2
(Kelemahan) 3. Sedikitnya wisatawan yg datang ke objek wisata ini.
4. Listrik yang nyala di jam tertentu.
5. Kurangnya sarana prasarana
6. Tidak ada atraksi pendukung pariwisata
Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Opportunutie
1. sekitar,contohnya Nelayan yang tinggal di sekitar pantai
s
Maludin tersebut
(Peluang)
2. Sumber pendapatan dan usaha masyarakat
Masih kurangnya perhatian dari pemerintah untuk
1.
melakukan perbaikan objek wisata.
Threats Rendahnya investasi swasta maupun pemerintah dalam
2.
(Ancaman) pengembangan objek-objek wisata;
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
3.
kelestarian Pantai Maludin.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


215

Tabel 103
Analisis Swot Objek Wisata Kawasan Pantai Batu Nenek
SWOT NO URAIAN
1. Keunikan dan keindahan objek wisata
Masih banyaknya lahan kosong yang dapat
Strenght 2.
dimanfaatkan untuk pengembangan objek wisata ini.
(Kekuatan)
3. Kondisi yang aman
4. Objek wisata yang masih asri keasliannya
1. Kurangnya sarana prasarana
2. Tidak ada atraksi pendukung pariwisata
Weaknesess 3. Listrik yang nyala di jam tertentu.
4. Akses jalan roda empat yang kurang mendukung
(Kelemahan)
Kurangnya perawatan terhadap objek wisata dan
5.
fasilitas yang sudah ada
Opportunuties Sumber pendapatan dan usaha masyarakat
1.
(Peluang)
Masih kurangnya perhatian dari pemerintah untuk
1.
melakukan perbaikan objek wisata.
Threats Rendahnya investasi swasta maupun pemerintah dalam
2.
(Ancaman) pengembangan objek-objek wisata;
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
3.
kelestarian Pantai Batu Nenek.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


216

Tabel 104
Analisis Swot Objek Wisata Kawasan Pantai Teluk Atong.
SWOT NO URAIAN
1. Keunikan dan keindahan objek wisata
2. Kondisi yang aman
3. Mempunyai fasilitas ibadah yang memadai
4. Kawasan yang ramai penduduk
Strenght Mempunyai banyak penginapan yang menawarkan
5.
(Kekuatan) keindahan alam di pantainya, seperti penginapan J-LO
6. Terdapat fasilitas pusat informasi penginapan
Masih banyaknya lahan kosong yang dapat
7.
dimanfaatkan untuk pengembangan objek wisata ini.
Weaknesess 1. Akses jalan roda empat yang kurang mendukung
2. Listrik yang nyala di jam tertentu.
(Kelemahan)
1. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
2. Sumber pendapatan dan usaha masyarakat
Opportunuties Adanya dukungan dari Pemerintah Daerah untuk
3.
(Peluang) pengembangan wisata di Temajuk.
Posisi geografi yang strategis untuk melihat keindahan
4.
alam secara langsung, seperti sunset
Therats Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
1.
(Ancaman) mengembangkan aksesbilitas menuju Telok Atong

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


217

Berdasarkan hasil penyusunan SWOT di atas maka dapat dilakukan analisis


sebagai berikut :
Pertama, kekuatan (Strenght)yang dimiliki kawasan wisata Desa
Temajuk ini mempunyai keindahan alam dan keunikan tersendiri yang sangat
alami walaupun masih ada beberapa lahan yang masih kosong dan belum di
manfaatkan untuk atraksi wisata yang ada. Tak hanya keindahan alam saja yang
dapat menarik perhatian para pengunjung tetapi di Desa Temajuk juga
memberikan perhatian kepada para pengunjung yaitu kondisi keamanan yang
sangat baik di wilayah ini karna dari beberapa hasil wawancara bersama
masyarakat dapat disimpulkan bahwa keamanan di Desa Temajuk ini cukup
aman. Dan di Desa Temajuk ini memiliki keunggulan masing-masing dari setiap
pantai yang ada seperti sarana dan prasarana yang lengkap hanya terdapat di
Pantai Camar Bulan karna di kawasan ini termasuk lokasi pusat pemerintahan dan
pusat kegiatan serta perekonomian masyarakat Desa Temajuk, kemudian
Dermaga para nelayan hanya terdapat di Pantai Surya dan Mauludin karna di
kawasan ini termasuk daerah muara sungai, dan terakhir penginapan terletak di
kawasan Pantai Batu Nenek dan Pantai Teluk Atong karna di kawasan ini
menawarkan keindahan alam yang sangat indah untuk di kunjungi sehingga para
pengunjung lebih menikmati di kawasan ini.
Kekuatan (Strengths) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kekutan yang di analisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek konsep bisnis
situ sendiri, yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata, dengan mengetahui
kekuatan, pariwisata dapat di kembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu
bertahan dalam pasar dan mampu bersain untuk perkembangan selanjunya yang
menyangkut pariwisata (Freddy, 2014)
Kedua,Kelemahan (Weakness) dari kawasan objek wisata yang ada ini
kurangnya pemeliharaan dari pengelolah sepeti yang terlihat kurangnya fasilitas
yang mendukung untuk suatu objek wisata, dan juga dalam keindahan objek
wisata ini tingkat aksesibilitas yang kurang mendukung seperti telah rusak nya
dermaga di Camar Bulan dan kondisi aksesbilitas jalan yang hanya bisa dilalui

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


218

menggunakan kendaraan roda 2 tepatntya di kawasan pantai Surya dan juga


Maludin. Seluruhkawasan wisata Desa Temajuk masih kurang terutama
dikarenakan listrik yang hanya menyala di jam tertentu.
Kelemahan (Weakness) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
adalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kelemahan yang di
analisisl, merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau
merugikan bagi pengembangan objek (Freddy, 2014).
Ketiga, Peluang (Opportunities)dari kawasan objek wisata Desa Temajuk
ini ialah dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat seperti
berjualan berupa makanan dan minuman ataupun menawarkan jasa untuk lebih
mengenal kawasan objek wisata di Desa Pariwisata Temajuk, selain itu juga
menjadi daerah yang diberi dukungan oleh Pemerintah setempat untuk
pengembangan wisata di desa Temajuk itu sendiri, contohnya seperti di
penginapan pantai Telok Atong yang dimana hasil dari wawancara kami bahwa
kawasan penginapan tersebut ingin lebih dikembangkan lagi oleh pemerintah
setempat.
Peluang (Opportunities) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi, kondisi yang tejadi merupakan peluang dari luar organisasi,
proyek atau konsep bisnis, itu sendiri minsalnya kompetitor, kebijakan. (Freddy,
2014).
Keempat, Ancaman (Threats) untuk kawasan objek wisata di desa
temajuk adalahmasih kurangnya perhatian dari pemerintah untuk melakukan
perbaikan objek wisata, dapat dicontohkan saja hasil wawancara kami di pantai
Surya bahwa penangkaran lobster disana tidak terawat. Dapat di artikan juga
disini bahwa kesadaran masyarakat penting dalam merawat dan menjaga kawasan
pariwisata desa Temajuk ini, dan hal inilah yang membuat kurangnya investasi di
sebagian kawasan pariwisata Desa Temajuk.
Ancaman (Threats) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri (Freddy, 2014)

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
masyarakat lokal yang berada di desa temajuk kecamatan paloh kabupaten
sambas, tepatnya di kawasan pantai camar bulan, pantai surya, pantai maludin,
pantai batu nenek, dan pantai telok atong bahari untuk mengetahui dampak
perkembangan pariwisata terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya di desa
temajuk kecamatan paloh kabupaten sambas. Berdasarkan hasil penelitian
pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori
yang mendukung mengenai dampak perkembangan pariwisata maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pola distribusi objek wisata pantai di Desa Temajuk memiliki pola


menyusuri pantai. Objek wisata pantai ini terdiri dari lima pantai yaitu
pantai Camar Bulan, pantai Surya, pantai Maludin, pantai Batu Nenek dan
pantai Teluk Atong. Hasil analisis Interaksi ekonomi tertinggi terdapatdi
Pantai Camar Bulan, sedangkan nilai interaksi ekonomi paling rendah
terdapatdi Pantai Surya. Berdasarkan faktor pendukung fasilitas penginapan
terdapat di pantai Teluk Atong. Walaupun di Pantai Camar Bulan juga
mempunyai fasilitas penginapan tetapi kurang menarik untuk wisatawan
yang datang ke Desa Pariwisata Temajuk.Pada Pantai Surya merupakan
pantai dengan ketersediaan fasilitas terendah baik itu dari segi penginapan
maupun atraksi wisatanyadikarenakan ketersediaan fasilitasnya yang masih
minim.
2. Gambaran dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi ekonomi
masyarakat lokal ialah pendapatan masyarakat pada umumnya meningkat
setelah berkembangnya pariwisata di temajuk. Dengan beragam tempat
wisata dan tempat hiburan lainnya memberikan keuntungan kepada
masyarakat lokal dengan membuka usaha di sekitar kawasan wisata yang
220

pada akhirnya menambah pendapatan sampingan masyarakat di


samping pendapatan dari profesinya yang utama. Dampak positif
yang lain adalah lapangan pekerjaan semakin terbuka luas dan
beragam akibat dari kegiatan pariwisata yang terjadi di Desa Temajuk
akan tetapi masyarakat yang merasakan dampak ekonomi yang lebih
signifikan ialah masyarakat yang membuka usaha seperti penginapan.
Untuk para petani dampak ekonomi yang dirasakan tidak terlalu besar,
hanya saja kemudahan aksebilitas temajuk setelah berkembang
memudahkan distribusi hasil pertanian yang mereka peroleh.
3. Dampak dalam kondisi sosial budaya ialah temajuk menjadi lebih aman
setelah berkembangnya pariwisata, masyarakat masih menjujung tinggi adat
istiadat serat norma-norma yang berlaku, tidak adanya pengaruh
kebudayan asing yang melunturkan kebudayaan local.
6.2 Saran
Saran yang diajukan berdasarkan penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan pola persebaran objek wisata pantai yang random atau acak,
maka perlunya adanya kerjasama antar pengelola objek wisata pantai dan
pelaku usaha perjalanan wisata melalui penetapan paket wisata serta untuk
menghindari adanya konflik.
2. Bagi pengelola objek wisata pantai perlunya kerja sama dengan pihak
akademisi untuk pengembangan melalui penelitian yang dilakukan.
3. Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata harus meningkatkan
ketrampilan, kreativitas dan pengetahuan agar mampu bersaing dan
bertahan.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada objek
wisata pantai sebaiknya lebih berkoordinasi lagi kepada pengelola objek
wisata pantai yang akan diteliti.

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


DAFTAR PUSTAKA

Utoyo, Bambang. 2007. Geografi:Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA dan


MA Kelas X. Bandung: Setia Purna. Hlm. 13.
Khafid, Syaiful. (1996). PELAJARAN GEOGRAFI Untuk Kelas 1 SMU.
Bandung: PT. Sarana Panca Karya.
TIM GEOGRAFI SMA DKI JAKARTA. (2004). GEOGRAFI SMA JILID 1
Untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kompas. 29 September 2017. “Penting, Menekan Ketimpangan Desa dan Kota”.
I Ketut Suwena, I Gusti Ngurah Widyatma. 2017. “Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata”. Denpasar : Pustaka Larasan
Apusigah (2011) dalam Swanson dan DeVereaux (2016) dalam Jurnal “Analisis
Dampak Pengembangan Kepariwisataan Dalam Menunjang Keberlanjutan
Ekonomi Dan Sosial Budaya Lokal Masyarakat” Studi pada Desa Wisata
Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang oleh Yusrisa
Ekka Febriana Edriana Pangestuti
Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta dalam
buku pengetahuan dasar ilmu pariwisata oleh I ketut suwena dan Igusti
Ngurah Widyatmaja
Yoeti.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT. Perca dalam buku
pengetahuan dasar ilmu pariwisata oleh I ketut suwena dan Igusti Ngurah
Widyatmaja
Anonim.Undang Undang tentang Kepariwisataan, UU No. 10 Tahun 2009.
Jakarta: Direktorat Jenderal Hukum dan HAM
Maryani, Enok. (2000). Pengantar Geografi Pariwisata.IKIP Bandung.
Clark (1995) Dalam Jurnal Perencanaan Kawasan Desa Temajuk Dengan Konsep
Ekowisata Pesisir, Oleh Universitas Gajah Mada Yogyakarta,
Anonim. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990. Tentang
Kepariwisataan. Jakarta
Spillane, J. J. (1987). Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Kanisius. Dalam Jurnal “Dampak Pengembangan Obyek
Wisata Umbul Ponggok Terhadap Masyarakat Desa Ponggok” Oleh
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sukardi (1998) dalam jurnal Analisis Potensi Dan Pengembangan Pariwisata Di
Kota Tomohon.
222

Sastropoetro (1998) dalam Jurnal Potensi Daya Tarik Wisata Nagari Tuo
Pariangan Sebagai Kawasan Desa Wisata Pariangan Kabupaten Tanah
Datar Sumatera Barat, oleh Dini Masly
Suwantoro, Gamal, 2002, Dasar-dasar Pariwisata, Andi: Yogyakarta dalam Jurnal
Potensi Daya Tarik Wisata Nagari Tuo Pariangan Sebagai Kawasan Desa
Wisata Pariangan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, oleh Dini Masly
Pitana dan Diarta (2009) Dampak ekonomi pariwisata dalam jurnal Analisis
Dampak Pengembangan Kepariwisataan dalam Menunjang Keberlanjutan
Ekonomi dan Sosial Budaya Lokal Masyarakat (Studi pada Desa Wisata
Gubugklakah, Kecamatan Pocokusumo, Kabupaten Malang) oleh Yusrisa
Ekka Febriana dan Edriana Pangestuti
Pitana dan Gayatri (2004) Dampak ekonomi pariwisata dalam jurnal Analisis
Dampak Pengembangan Kepariwisataan dalam Menunjang Keberlanjutan
Ekonomi dan Sosial Budaya Lokal Masyarakat (Studi pada Desa Wisata
Gubugklakah, Kecamatan Pocokusumo, Kabupaten Malang) oleh Yusrisa
Ekka Febriana dan Edriana Pangestuti
Wisnawa, M. B. 2009. Dampak Sosial Pengembangan Pariwisata terhadap
Masyarakat Lokal di Kawasan Tanjung Benoa dalam jurnal Pengaruh
Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Pesisir Di Kawasan Taman
Nasional Bali Barat Dan Taman Wisata Pulau Menjangan, oleh Ni Made
Ernawati
Saifullah (2000) dalam jurnal Analisis Dampak Pengembangan Kepariwisataan
dalam Menunjang Keberlanjutan Ekonomi dan Sosial Budaya Lokal
Masyarakat (Studi pada Desa Wisata Gubugklakah, Kecamatan
Pocokusumo, Kabupaten Malang) oleh Yusrisa Ekka Febriana dan Edriana
Pangestuti
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Freddy, Rangkuti. 2014. Analisis SWOT Teknik Pembeda Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


223

OBJEK WISATA PANTAI CAMAR BULAN

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


224

OBJEK WISATA PANTAI SURYA

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


225

OBJEK WISATA PANTAI MALUDIN

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


226

OBJEK WISATA PANTAI BATU NENEK

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


227

OBJEK WISATA PANTAI TELUK ATONG\

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


228

Dokumentasi Kelompok II

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2

Anda mungkin juga menyukai