Anda di halaman 1dari 7

Nurul Afifah

1805351

KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Tujuan
Pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan
khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan kompetensi.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu :

a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)


Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak seta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa agar nantinya peserta didik mampu menjadi manusia yang berakhlak baik, sehat,
cerdas, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

b. Tujuan Institusional (TI)

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap Lembaga
pendidikan. Jadi, TI merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan.

c. Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan Kurikuler adalah kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah mereka
menyelesaikan suatu bidang studi tertentu

d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)

Kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari
bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

Bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan :


I. Domain Kognitif
Tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual . Tingkatan
domain kognitif :
▪ Pengetahuan
▪ Pemahaman
▪ Penerapan
▪ Analisis
▪ Sintesis
▪ Evaluasi

II. Domain Afektif


Tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Tingkatan domain afektif :
▪ Penerimaan
▪ Merespons
▪ Menghargai
▪ Mengorganisasi
▪ Karakterisasi Nilai

III. Domain Psikomotor


Tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang.
Tingkatan domain psikomotor :
▪ Persepsi
▪ Kesiapan
▪ Meniru
▪ Membiasakan
▪ Menyesuaikan
▪ Menciptakan

2. Komponen isi / Materi Pelajaran

Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman


belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan
pada isi setiap mata pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran
yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.

3. Komponen Metode/Strategi

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan


kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi meliputi rencana,
metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut T. Rakajori startegi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan
guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Dari pengertian diatas dapat dicermati dua hal :
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumbe
daya/kekuatan dalam pembelajaran.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode.
Strategi dan metode merupakan hal yang berbeda. Strategi merujuk pada a plan of
operation achieving something, sendangkan metode adalah a way in achieving
something. Istilah lain yang juga mirip dengan strategi adalah pendekatan(approach)
yang diartikan sebagai tolak ukur atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Menurut Rowntree(1974), jika dilihat dari kemasan materi dan cara siswa
mempelajari materi itu strategi pembelajaran bisa dibagi :
a) Strategi Exposition dan Strategi Discovery Learning
b) Strategi Groups dan Invidual
c) Strategi atau metode berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan
siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat pada
siswa dinamakan student centered, sedangkan strategi yang berpusat pada guru
dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat
tergantung pada tujuan dan materi kurikulum.
4. Komponen Evaluasi

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Oliva,


1988). Proses tersebut meliputi :

a. Perencanaan
b. Implementasi
c. Evaluasi

Merujuk dari pendapat tersebut, Evaluasi merupakan kompone untuk melihat


efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi
digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.

Menurut Scriven (1967) dua fungsi evaluasi adalah:

- Evaluasi sebagai Fungsi Sumatif


- Evaluasi sebagai Fungsi Formatif

Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan


dikelompokan menjadi dua jenis, yakni:

- Nontes
- Tes

Jenis-Jenis Evaluasi :

I. Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau
tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara kuantitatif.
Tes yang dilakukan setelah membahas satu pokok bahasan dinamakan Tes Formatif
dan tes yang dilakukan setelah selesai caturwulan atau semester dinamakan Tes
Sumatif.

a. Kriteria Tes sebagai Alat Evaluasi

Terdapat dua Kriteria sebagai alat ukur proses evaluasi, yakni :


- Kriteria Validitas
Tes sebagai suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki tingkat validitas apabila
dapat mengukur yang hendak diukur.

- Kriteria Reliabilitas

Tes memiliki tingkat realibilitas jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi
yang konsisten. Ada beberapa teknk untuk menentukan tingkat reabilitas tes,yakni:

1. Dengan tes-retes, yaitu mengkorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes
kedua
2. Mengkorelasikan hasil testing antara item gajil dengan item genap (odd-even
method)
3. Memecah hasil testing menjadi dua bagian, kemudian keduanya
dikorelasikan.

Jenis-jenis Tes

1. Berdasarkan Jumlah Peserta


o Tes Kelompok
Tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa bersama-sama
o Tes Individual
Tes yang dilakukan kepada seorang siswa secara perorangan.
2. Berdasarkan dari Cara Penyusunan
➢ Tes Buatan Guru
Tes yang disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutukan oleh guru yang
bersangkutan. Biasanya tidak memerhatikan tingkat realibilitas dan validitas.
Karena tes ini hanya mencakup materi yang terbatas.
➢ Tes Standar
Tes yang disusun untuk mengukur kemampuan siswa sehingga berdasarkan
kemampuan tes tersebut, tes ini dapat memprediksi keberhasilan siswa pada
masa yang akan datang. Biasanya tes ini digunakan untuk kepentingan seleksi.
Tes Standar memperhatikan tingkat realibitas dan validitas.
3. Berdasarkan dari Pelaksanaanya
▪ Tes Tertulis
Tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan
cara tertulis. Terdapat dua Jenis tes tertulis :
- Tes Esei
- Tes Objektif
▪ Tes Lisan
Bentuk tes menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini bagus untuk menilai
kemampuan nalar siswa. Melalui bahasa secara verbal, penguji dapat
mengetahui secara mendalam pemahaman siswa tentang sesuatu yang sedang
dievaluasi bukan hanya tentang konsep tetapi tentang pengaplikasiannya dan
hubungannya dengan konsep.
▪ Tes Perbuatan
Tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala kita ingin mengetahui
kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu.

II. Nontes
Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap,minat dan motivasi. Ada beberapa jenis nontes sebagai alat
evaluasi yakni:

▪ Observasi
Teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu. Ada dua
jenis observasi yakni:
- Objektif Partisipasif
- Objektif Nonpartisipasif

▪ Wawancara
Komunikasi langsung antara yang diwawancarai dan pewawancara. Ada dua jenis
wawancara yakni:
- Wawancara Langsung
- Wawancara Tidak Langsung
▪ Studi Kasus
Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu secara
terus-menerus.

▪ Skala penilaian
Skala penilaian atau biasa disebut rating scale merupakan salah satu alat penilaian
degan menggunakan skala yang telah disusun dari ujung negatif sampai dengan
ujung positif, sehingga pada skala tersebut penilai tinggal membubuhi tanda
centang.

Anda mungkin juga menyukai