Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau pun

gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya

yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan

pembaca, bukan untuk dijual.1

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatuu tempat yang di

dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan

(pelayanan) segala macam informasi, baik tercetak maupun yang terekam

dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape

recorder, video, computer, dan lain-lain.2

Sedangkan Menurut Herlina, perpustakaan adalah pusat pengolahan

informasi dan memberikan layanan informasi.3

Jadi, dapat disimpulkan perpustakaan adalah suatu tempat atau gedung

yang mengelola karya cetak dan non cetak serta rekam yang disusun

berdasarkan sistem yang baku sehingga dapat digunakan sebagai tempat

penyebaran dan pencarian informasi yang di butuhkan pemustaka.

1
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 1
2
Pawit Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Bandung:
Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 1.
3
Herlina, Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan ( Palembang: NoerFikri,
2014), h. 1.

1
Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat, yaitu

perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan

perpustakaan umum.4 Adapun peran yang dapat dijalankan oleh perpustakaan

adalah sebagai berikut :

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi


2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan
3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara sesame pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani
4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan gaen
kebudayaan umat manusia, sebab berbagai penemuan, sejarah,
pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang
lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang
disimpan di perpustakaan
7. Perpustakaan berperan sebagai lemabaga pendidikan non formal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan
8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan pemberi
knsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user
education), pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya perpustakaan bagi orang banyak
9. Perpustakaan dapat berperan dalam menghimpun dan melestarikan
koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua

4
Pawit Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Bandung:
Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 1.

2
10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan
masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian
perpustakaan. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan
telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam
mengurangi dan mencegah kenalakan remaja sepeti tawuran,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan tindakan indisipliner (Sutarno
NS, 2006).5
Perpustakaan merupakan pusat pengelola informasi dan memberikan

layanan informasi. Sebagai pengelola dan pelayanan informasi, tentunya

keberadaan perpustakaan mutlak di butuhkan. Namun dalam pengelolaan

perpustakaan saat ini masih jauh dari harapan, penggunaan sarana dan

prasarana perpustakaan masih belum optimal.

Keadaan ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan pengelola

dalam pembinaan dan pengembangan perpustakaan. Oleh karena itu, peranan

yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi

dan tujuan perpustakaan

Menurut Atwell, (2009: 144) Peran pustakawan ialah memberikan

sumbangan pada misi dan tujuan perpustakaan termasuk prosedur evaluasi dan

mengembangkan serta melakukan misi dan tujuan perpustakaan.6

Kedudukan pustakawan sangat penting bagi suatu ruang lingkup

perpustakaan, dengan adanya para pustakawan atau sumber daya manusia

5
Herlina. Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan (Palembang: Noer Fikri
Offset, 2014) h.1-2.
6
Mulyadi. Profesi Kepustakawanan (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2011) h.
33.

3
(SDM) yang ada didalam suatu perpustakaan, telah membantu setiap para

masyarakat yang akan kesulitan dalam menemukan informasi.

Peran pustakawan, tertulis berdasarkan fungsi seperti yang dinyatakan

dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007, dimana pustakawan adalah

seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan

atau pelatihan pustakawan, yang berarti bahwa pendidikan merupakan kunci

utama kepustakawan.7

Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan

pasal 4. Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,

peningkatan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan

pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.8

Dengan adanya pustakawan didalam perpustakaan dapat berguna untuk

memberikan layanan informasi kepada pemustaka untuk dapat memperoleh

informasi yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar, serta dapat berfungsi

media penelusuran yang tersedia. Dari uraian diatas, perpustakaan merupakan

media informasi yang memberika pelayanan kepada para pembaca dan juga

dapat meningktakan minat baca dikalangan mahasiswa dan masyarakat. Maka

penulis mengangkat proposal yang berjudul “PERAN PERPUSTAKAAN

DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA DI UPT PERPUSTAKAAN

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 BETUNG.”

7
Mulyadi. Profesi Kepustakawanan (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2011) h. 6.
8
Undang-undang NO. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Jakarta : Asa Mandiri,
2007) h. 4.

4
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi suatu permasalahn adalah sebagai berikut :

a. Bagaiman peran Perpustakaan Sekolah dalam meningkatkan minat baca

di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 10 Betung ?

b. Apa yang menjadi kendala pustakawan untuk meningkatkan minat baca

di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 10 Betung ?

2. Batasan Masalah

Agar dalam pemabahasan masalah ini tidak terlalu panjang, maka

penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya, yaitu tentang peran

Perpustakaan dalam meningkatkan minat baca dan pengunjung dari segi

koleksi dan fasilitas yang ada di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri

10 Betung.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitaian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam

meningkatkan minat baca di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar

Negeri 10 Betung.

b. Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang dilakukan pustakawan

dalam meningkatkan minat baca di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar

Negeri 10 Betung.

5
2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis

Penelitian ini berguna untuk menjadi bahan informasi bagi

penelitian selanjutnya terhadap pentingnya peran pustakawan dalam

meningkatkan minat baca di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 10

Betung.

b. Secara Praktis

Memberikan masukan terhadap pustakawan dan pihak sekolah

dalam meningkatkan minat baca dan pengunjung dari segi koleksi yang

ada di UPT Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 10 Betung.

6
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan dalam waktu lebih kurang 45

hari yakni mulai dari tanggal 07 Februari – 23 Maret 2017. Dan untuk waktu

KKN disesuaikan dengan tempat yang menjadikan objek kajian, yaitu di UPT

Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 10 Betung. Adapun Waktu atau Jadwal

Praktik Pengalaman Lapangan adalah sebagai berikut :

 Senin - Kamis  :

07.30 WIB –12.30 WIB

 Jumat :

07.30 WIB - 11.00 WIB

B. Objek Penelitian dan Metodologi Penelitian

1. Objek penelitian

Peneliti hanya berfokus pada Peran Perpustakaan dan Pustakawan

dalam Meningkatkan Minat Baca di UPT Perustakaan Sekolah Dasar Negeri

10 Betung. Jadi, segala sesuatu yang berkaitan dengan itu maka peneliti

menjadikannya sebagai objek penelitian.

2. Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mempunyai teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

7
a. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang

dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-

gejala yang diselidiki. Pada penulisan laporan ini penulis

menggunakan jenis observasi partisipan yang artinya apabila observasi

(orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada

dalam keadaan obyek yang diobservasi (disebut observees).9

b. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan. Pada pengumpulan data laporan ini penulis

menggunakan wawancara tak struktur.10 Pemilihan tersebut dengan

pertimbangan penulis sering melakukan wawancara secara insidental

dan tidak menentu.

c. Dokumentasi

Arikunto sebagaimana dikutip oleh Biroh (2006:51) menyebutkan

dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal variabel berupa catatan dan gambar. Dalam

penyusunan laporan ini menggunakan metode dokumentasi melalui

foto atau gambar, dan penulis mendokumentasikan pada saat

Praktikum Penelitian Lapangan berlangsung.

9
Cholid Narbuko. Metodelogi Penelitian ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013 ) hlm: 70-72
10
Ibid., hlm: 83

8
C. Sistem Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

BAB I pendahuluan menjelaskan tentang Latar Belakang, Rumusan

Masalah, dan Tujuan.

BAB II Pelaksanaan Penelitian

BAB II menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian dan objek

penelitian.

BAB III Hasil dan Pembahasan

Bab III menguraikan mengenai gambaran umum meliputi sejarah singkat

berdirinya UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang,

tujuan, visi, misi, struktur organisasi, koleksi, jenis koleksi dan lainnya.

Serta peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca, kendala dan

strategi yang di lakukan pustakawan dalam meningkatkan minat baca.

BAB IV PENUTUP

Merupakan Bab terakhir yang berisikan mengenai simpulan dan saran dari

pembahasan pada bab sebelumnya.

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Sejarah Singkat dan Gambaran Umum di UPT Perpustakaan

Politeknik Negeri Sriwijaya.

Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya (POLSRI) adalah salah satu

Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bersama dengan unit lain untuk

melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Peran perpustakaan sangat vital

dan sentral dalam menunjang dan membantu untuk mewujudkan dan

merealisasikan program dan visi misi Politeknik Negeri Sriwijaya.

Perpustakaan perguruan tinggi merupukan sub-sistem dari suatu

pengantar perguruan tinggi. Artinya perpustakaan perguruan tinggi merupakan

unsure penunjang bagi suau aktivitas Akademik yaitu pendidikan atau

teaching, penelitian atau research dan pengabdian kepada masyarakat.

UPT Perpustakaan didirikan pada tanggal 20 September 1982.

Bersamaan dengan berdirinya Politeknik Politeknik Negeri Sriwijaya yang saat

itu bernama Politeknik Universitas Sriwijaya bersamaan dengan 6 Politeknik

lainnya di Indoensia. Tahun 1982/1983 pendidikan di Politeknik Universitas

Sriwijaya di mulai dengan 2 jurusan, yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin.

Sejak saat itu UPT Perpustakaan memulai layanan dengan koleksi yg sangat

terbatas berupa Course Notes bagi mahasiswa.

Pada awal berdirinya UPT Perpustakaan, hanya merupakan pelangkap

dari operasional pendidikan saja, dengan menempati sebuah ruangan yang

berukuran 6 x 6 meter (36 m2) di gedung Teknik Sipil lantai dasar. Dengan

10
pengembangan POLSRI dari 2 jurusan menjadi 6 jurusan, UPT Perpustakaan

juga mengalami pengembangan. Yaitu pada tahun 1987 UPT Perpustakaan

menempati 3 ruangan yang masing masing ruangan berukuran 6 x 8 meter (144

m2) di gedung Kantor Pusat Administrasi (KPA) lantai 3.

Pada tahun 2000 kembali UPT Perpustakaan mengalami pengembangan

baik dari segi ruangan maupun dari jumlah koleksi yang dimiliki. Mulai tahun

2000, UPT Perpustakaan menempati sebuah ruangan yang berukuran 20 x 20

meter (400 m2) yang berlokasi digedung Teknik Elektro lantai dasar.

Pada tanggal 23 Februari 2011 UPT Perpustakaan mendapatkan gedung

baru yang berlokasi di Gedung Graha Pendidikan Lantai I dengan luas 600 m2.

Dan pada tanggal 17 Maret 2011 UPT Pusat Resmi pindah ke Gedung baru

dengan Nomor : 009/K.5.5/Pp/2011 tanggal surat 14 Maret 2011

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan

dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Minat dapat menjadi daya

pendorong atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan

demikian minat baca berarti dorongan atau motivasi untuk membaca . Minat

baca juga berfungsi sebagai alat motivasi pada seseorang untuk membaca, yang

berarti pula motivasi untuk belajar. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah

peruba diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.11

11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar : pedoman bagi guru dan colon
guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Th. 1996, ed.1, cet.6, hal. 73.

11
Dari pendapat Mc. Donald diatas memberi gambaran bahwa seseorang

akan termotivikasi apabila yang dilakukan itu akan memberi manfaat untuk

dirinya. Oleh karena itu mendorong atau memotivasi seseorang untuk gemar

membaca dapat dilakukan dengan dua macam motivasi, yaitu :

1. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Hal-hal yang

dapat menimbulkan motivasi internal ini diantaranya yang penting adalah :

a. Adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membca. Misalnya

saja seseorang anak ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku komik.

Keinginan untuk mengetahui isi cerita tersebut menjadi daya pendorong

yang kuat bagi anak untuk membaca.

b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri, apabila seseorang

mengetahui hasil atau prestasinya sendiri.

c. Dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak

lagi. Adanya aspirasi atau cita-cita, mungkin bagi seorang anak kecil, dia

belum punya cita-cita. Atau apabila punya cita-cita, cita-citanya

barangkali masih sangat labil atau sangat sederhana. Sebaliknya bagi

anak yang telah remaja, cita-cita itu akan menjadi lebih jelas. Dengan

adanya cita-cita itu akan menjadi pendorong bagi si anak untuk

membaca.

12
2. Motivasi ekstrinsik.

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jadi motivasi atau

tenaga pendorong yang berasal dari luar diri seseorang dengan kata lain

merupakan perangsang. Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi

eksternal tersebut adalah :

a. Hadiah, seseorang anak terdorong untuk melakukan sesuatu menjadi

lebih giat lagi. Bagi anak-anak yang memperoleh nilai baik akibat

membaca, akan mendorongnya untuk membaca lebih banyak lagi agar

memperoleh nilai yang lebih tinggi lagi.

b. Hukuman, dapat juga menjadi alat motivasi mempergiat seseorang untuk

membaca. Seseorang yang mendapat hukuman karena kelalaian tidak

mengerjakan tugas membaca, maka dia akan berusaha untuk memenuhi

tugas membaca agar terhindar dari bahaya hukuman yang mungkin

menimpa dirinya.

c. Persaingan atau kompetisi, juga merupakan dorongan untuk memperoleh

kedudukan atau penghargaan. Kompetisi telah menjadi daya pendorong

bagi seseorang untuk membaca lebih banyak lagi. 12

Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi minat baca salah satunya adalah kebutuhan atau ketersediaan

bahan bacaan atau koleksi yang ada di suatu perpustakaan, adanya rasa

12
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar : pedoman bagi guru dan
colon guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Th. 1996, ed.1, cet.6, hal. 73.

13
keingintahuan yang kuat, adanya suatu kebijakan yang mewajibkan untuk

membaca dan lain-lainnya.13

A. Kendala-kendala dalam Meningkatkan Minat Baca

Upaya pembinaan minat baca secara sistematis merupakan salah satu

tugas dan tanggung jawab perpustakaan, disamping aspek-aspek lainnya.

Dalam hal pembinaan minat baca, banyak kendala yang berasal dari dalam

perpustakaan itu sendiri, yang disebut sebagai faktor intrinsik.

a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik yang mempengaruhi minat baca dari dalam

perpustakaan itu sendiri antara lain meliputi :

 Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan.

Tenaga pengelola perpustakaan baik yang berpredikat pustakawan,

maupun tenaga struktural yang berpendidikan ilmu perpustakaan masih

sangat kurang. Oleh karena kebanyakan mereka kurang menyadari bahwa

pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab

yang harus dilakukan;

 Kurangnya dana pembinaan minat baca.

Perpustakaan sebagai pusat informasi dan dokumentasi, maka bagi

para pengelola perpustakaan yang menyadari bahwa pembinaan minat

baca merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab, banyak yang

terbentur pada keterbatasan dana. Biaya yang dibutuhkan untuk

pembinaan minat baca cukup besar, antara lain untuk menambah koleksi

13
Wawancara Langsung, 26 Agustus 2016 Jam 8.30 WIB di Perpustakaan POLSRI.

14
bahan pustaka sesuai kebutuhan pengguna, untuk pencetakan brosur-

brosur, poster-poster dan sejenisnya, untuk mengadakan berbagai

kegiatan peningkatan minat baca seperti penyelenggaraan pameran,

pengadaan berbagai macam lomba, penyelenggaraan seminar, ceramah,

temukarya untuk peningkatan minat baca dan lain-lain.

 Terbatasnya bahan pustaka.

Keterbatasan bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan

variasi koleksi yang diletakkan dalam rak-rak, juga belum memenuhi

kebutuhan pengguna perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan

pustaka yang dilayankan oleh perpustakaan kepada pengguna.

 Kurang bervariasi.

Jenis layanan perpustakaan kurang bervariasi sehingga dapat

membosankan pengguna dalam memanfaatkan atau berkunjung di

perpustakaan. Kebanyakan perpustakaan dalam memberikan layanan

peminjaman seperti layanan referensi, layanan pemutaran film, layanan

bercerita kepada anak-anak, layanan penelusuran informasi, dan lain-lain

banyak yang belum dilakukan atau disajikan di perpustakaan.

 Terbatasnya ruangan.

Masih banyak perpustakaan yang ruangannya belum dilengkapi

dengan ruang-ruang yang diperlukan untuk kegiatan seperti ruang baca,

ruang anak-anak, ruang remaja, ruang refresing sebagai penyegaran agar

pengunjung tidak mudah bosan. Bahkan banyak perpustakaan yang tidak

mempunyai gedung, kadang-kadang ruang kelas atau ruang sempit dalam

15
sebuah lembaga digunakan untuk perpustakaan yang hanya menyimpan

koleksi bahan pustaka saja.

 Kurang promosi.

Promosi merupakan salah satu kegiatan yang amat penting untuk

mencapai suatu tujuan, tetapi banyak perpustakaan tidak melakukan hal

itu. Akibatnya masyarakat banyak yang tidak mengetahui dan atau tidak

memanfaatkan perpustakaan secara maksimal, apalagi bila terdapat

pelayanan dan penyediaan koleksi yang tidak memenuhi kebutuhan

pengguna jasa perpustakaan.

b. Faktor Ekstrinsik

Selain faktor intrinsik, faktor ekstrinsi juga mempengaruhi

pembinaan baca. Yang dimaksud dengan faktor ekstrinsik adalah faktor-

faktor yang berada di luar perpustakaan itu sendiri, namun mempengaruhi

pembinaan minat baca yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab

perpustakaan. Adapun faktor-faktor ekstrinsik itu antara lain :

 Keluarga.

Banyak orangtua yang kurang memperhatikan perkembangan

minat baca anak-anak. Mereka belajar sendiri tidak dibimbing hal ini

dimungkinkan karena banyak orangtua tidak mampu atau orangtua sibuk

dengan sendirinya. Sehingga anak-anak banyak bermain dari belajar

termasuk didalamnya membaca.

16
 Lingkungan.

Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kepada minat baca,

terutama dilingkungan sekolah dan perguruan tinggi banyak tenaga

pengajar yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca peserta

anak didiknya.

 Kurang terbinanya kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan.

Jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan, bahkan

ada perpustakaan belum ada upaya yang dilakukan untuk menggiatkan

minat baca

Kendala diatas merupakan hambatan yang paling sering kita temui dalam

suatu perpustakaan, dimana kendala atau hambatan dalam meningkatkan atau

menumbuhkan minat baca ialah kurangnya tenaga pengolah pustakawan yang

terampil dan kreatif, kurangnya variasi koleksi yang ada, terbatasnya ruangan

serta kemajuan teknologi.14

B. Strategi dalam Meningkatkan Minat Baca

Setiap orang mempunyai tingkatan untuk berminat, tertarik, dan

berkeinginan terhadap bahan bacaan, baik yang ada di rumah, di perpustakaan

ataupun dimana saja. Tetapi masing-masing sangat berbeda antara satu dengan

yang lainnya.

Namun menurut pandangan pengamatan, dikatakan bahwa untuk

mengembangkan minat baca, seseorang sebaiknya dimulai sejak dini (anak-

anak). Bahkan ketika masih dalam kandungan ibunya, sudah dapat dimulai

14
Wawancara Langsung, 26 Agustus 2016 Jam 8.30 WIB di Perpustakaan POLSRI.

17
untuk mengembangkan minat baca tersebut.hal itu dapat diterima dan di

mengerti, atau setidaknya-tidaknya dapat dianalisis.

Hal ini terungkap dalam suatu seminar. Ketika seseorang ibu (peserta

seminar) bertutur, bahwa kaetika sedang mengandung, ia senang sekali

membaca, kebiasaan tersebut dilakukan terus-menerus, dan dilanjutkan ketika

si anak sudah lahir. Setelah saatnya mengajari sia anak dengan

memperkenalkan huruf-huruf, gambar, angka, atau benda-benda, dan lain-lain

sebagainya, maka hal itu telah membangkitkan minat baca sia anak untuk ingin

tahu, tertarik dan menyenangkan.15

Menurut Suprihati, seperti yang dikuti oleh Idris Kamah,16 ada beberapa

strategi yang harus dilakukan untuk pengembangan minat baca masyarakat,

yaitu :

a. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh-kembangnya perpustakaan dan

taman bacaan.

b. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan minat baca masyarakat

dilaksanakan secara komprehensif, efektif dan efisien sengan pemanfaatan

perkembangan teknologi.

c. Pembinaan dan pengembangan minat baca masyarakat dilaksanakan secara

terencana, bertahap dan berkesinambungan.

d. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan minat baca dengan

pemanfaatan sumber daya yang ada.

15
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan Suatu pendekatan praktik (Jakarta: Sagung
Seto, 2006), h.257-258.
16
Idris Kamah, (et.al.), Op. Cit., hlm. 10.

18
e. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan minat baca dilaksanakan

secara terpadu/kerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

f. Pemberdayaan masyarakat dengan memperkuat infrastruktur, sedangkan

pemerintah sebagai katalisator/ penggerak.

g. Melaksanakan evaluasi pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana

pengembangan minat baca masyarakat secara terkoordinasi antara

pemerintah pusat, provisi, kabupaten/kota.

h. Mendorong terbentuk dan terbinanya gerakan pemasyarakatan minat baca

di pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota.

i. Mendorong berkembangnya profesi di bidang perbukuan dan sarana

bacaan lainnya.

Dari uaraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa, strategi dalam

meningkatkan atau menumbuhkan minat baca dimulai dari sejak lahir, adanya

kesadaran untuk terus membaca, adanya fasilitas yang mendukung seperti

ketersediaan koleksi yang bervariatif, teknologi yang mendukung, tenaga

pustakawan yang kreatif dan inovatif, promosi dan kerja sama antar fakultas /

instansi, mewajibkan untuk berkunjung dan membaca ke perpustakaan.17

Gambar Proses Terciptanya Budaya Baca

Selera Minat Baca

Kebiasaan Membaca

Koleksi Bacaan Budaya Baca

17
Wawancara Langsung, 26 Agustus 2016 Jam 8.30 WIB di Perpustakaan POLSRI.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perpustakaan sebagai sebuah lembaga informasi dan dokumentasi juga

sangat berperan dan berjasa dalam memotivasi minat baca dalam rangka upaya

mencerdaskan umat manusia , karena itu perpustakaan salah satu lembaga

penunjang dalam dunia pendidikan sudah barang tentu memotivasi minat

merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukannya.

Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan

pasal 4. Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,

peningkatan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan

pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan adanya pustakawan didalam perpustakaan dapat berguna untuk

memberikan layanan informasi kepada pemustaka untuk dapat memperoleh

informasi yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar, serta dapat berfungsi

media penelusuran yang tersedia. Dari uraian diatas, perpustakaan merupakan

media informasi yang memberika pelayanan kepada para pembaca dan juga

dapat meningktakan minat baca dikalangan mahasiswa dan masyarakat.

B. Saran

Dari hasil pengamatan dan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan

selama 45 hari, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu sebagai

berikut:

Bagi Perpustakaan SD N 10 Betung :

20
1. Peningkatan mutu layanan yang ada

2. Penambahan Koleksi yang bervariatif, seperti buku cerita anak-anak,

bahan bacaan anak-anak dan buku aksesories pendukung belajar

3. Memperluas jaringan kerjasama, tidak hanya Pemerintahan namun juga

sesama sekolah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Cholid Narbuko. 2013 Metodelogi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.

Herlina, 2014, Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Palembang:

NoerFikri.

Mulyadi. 2011. Profesi Kepustakawanan, Palembang: IAIN Raden Fatah

Press.

Pawit Yusuf, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

Bandung : Kencana Prenada Media Group.

Sulistyo Basuki, 1991 Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Sutarno NS. 2006, Manajemen Perpustakaan Suatu pendekatan praktik,

Jakarta: Sagung Seto.

Sardiman, 1996 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar : Pedoman bagi

Guru dan Colon Guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-undang NO. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Jakarta : Asa

Mandiri.

22
LAMPIRAN 1

KULIAH KERJA NYATA (KKN)


MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN
HUMANIORA

A. Data Umum

1. Nama : Agus Windri

2. Nim : 1554400001

3. Desen Pembimbing : Siti Rochmiyatun,.

4. Lokasi : UPT Perpustakaan SD N 10 Betung

B. Laporan Kegiatan

Hari Kegiatan Peserta Keterangan


Minggu ke-2 - Membersihkan ruangan Perpustakaan Menyelesaikan kegitan
SD N 10 Betung
tersebut dengan baik dan
- Mengecek kembali sistem sirkulasi
tepat waktu
- Membersihkan buku-buku dan rak
Minggu ke-3 - Menyusun Kembali buku-buku Menyelesaikan kegitan
koleksi
tersebut dengan baik dan
- Memilih koleksi yang dipakai atau
tepat waktu
tidak
Minggu ke-4 Stock Opname Menyelesaikan kegitan
- Menyusun kembali koleksi ke rak
tersebut dengan baik dan
- Membuat Inventarisasi buku
tepat waktu

23
Minggu ke-5  Menyelesaikan sisa penyusun koleksi Menyelesaikan kegitan
di rak tersebut dengan baik dan
 Membuat inventarisasi buku
tepat waktu

C. Dokumentasi Fhoto

24
25

Anda mungkin juga menyukai