Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RUMUSAN MASALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah metodeologi penelitian

KELOMPOK 01

1. ALYA UTAM I 2017 211 095


2. RENALDO AFRIANSYAH 2017 211 030
3. LUTHFI THUFAIL 2017 211 099
4. SUCI NOVIA RAMADAHANI 2017 211 127
5. M HUZAIRIN 2017 211 164
6. FATWATHURROHIM 2017 211 111

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

PALEMBANG

2020

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas segala nikmat dan
karuniaNya,sehingga makalah yang berjudul “Rumusan Masalah” ini dapat diselesaikan.
Shalawatdansalam semoga senantiasa tercurah kepada sebaik baik manusia, Nabi dan
junjungan kitaMuhammad saw. Keluarganya dan Sahabatnya. Kemampuan menulis
makalah merupakan kemampuan akademik yang esensi bagi mahasiswa. Mahasiswa harus
menguasai metodologi penulisan makalah. Oleh karena itu, dibuatlah makalah ini sebagai
upaya untuk memberikan stimulus bagi mahasiswa dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Selain itu makalah ini juga digunakan untuk mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita
mengenai pengertian perkembangan dalam psikologi pendidikan, dan berbagai teori
perkembangan dalam pendidikan.

Penulis telah berusaha dalam membuat makalah dengan sebaik baiknya, apabila ada
kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan
senang hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca. selaku dosen mata
kuliahMetodologi Penelitian Dasar, guna penyempurnaan penulisan-penulisan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, amin ya robbalalamin.

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
Latar Belakang Masalah ................................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................................. 11
PENUTUP......................................................................................................................................... 11
A.Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
B. Saran .................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan
di pecahkan. Tanpa masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalahitu,
sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan
dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur
penelitian lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut.Maka rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian harus
didasarkan pada masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertin Rumusan Masalah?.
2. Apa Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian?.
3. Bagaimana Langkah-langkah cara dalam Merumuskan Masalah?
4. Apa Pentingnya Rumusan Masalah?.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Rumusan Masalah ?
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk rumusan masalah ?
3.Untuk mengetahui langkah-langkah cara dalam menyusun rumusan masalah ?
4. Untuk mengetahui pentingnya menyusun rumusan masalah ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rumusan Masalah


Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Maka rumusan masalah itu merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun
denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Masalah yang perlu di jawab melalui penelitian cukupbanyak dan bervariasi, misalnya
masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut
tinjauan, yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi, dan efisiensi pendidikan.

B. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of
explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk
masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik
hanya satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu dengan
variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif:
a. Seberapa baik kenerja Departemen Pendidikan Nasional?
b. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri
Berbadan Hukum?
c. Seberapa tinggi efektifitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah
di Indonesia?

5
d. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang pendidikan?
Dari beberapa contoh terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan
satu variabel atau lebih secara mandiri (berbandingan dengan masalah komperatif dan
asosiatif).
2. Rumusan masalah komperatif
Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau
pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negri dan
swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu
sekolah negri dan swasta)
b. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa?
(satu variabel dua sampel)
c. Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang
berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel dua
sampel)
d. Adakah perbedaan kompetensi profosional guru dan kepala sekolah antara
SD, SMP dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
3. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan dua variabel atau lebih.terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a. Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal
maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan
jumlah kejahatan terhadap murid sekolah? (variabel pertama adalah penjualan
es dan yang kedua adalah kejahatan). Hal ini berarti yang menyebabkan
jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanya adalah
sebagai berikut. Pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah,
pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak
murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.

6
2) Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah
anak?
b. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi), contoh:
1) Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-
prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi
belajar variabel dependen)
2) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK
terhadap kecepatan lulsan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel
independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen)
c. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan saling mempengaruhi. Di sini
tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
1. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anakSD di Kecamatan A. Di sini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi
motivasi.
2. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi.
C. Langkah-langkah cara dalam Merumuskan Masalah
Sebelum seorang peneliti memulai kegiatannya, peneliti harus memulai membuat
rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama desain penelitian. Ada
yang menyebutnya dengan istilah proposal atau usulan penelitian.
Rumusan masalah adalah pokok dari suatu kegiatan penelitian. Labgkahnya disebut
perumusan masalah. Di dalam langkah ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap
dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian.
Setelah peneliti memberikan batasan permasalahan. Maka menjadi jelas apa yang
dipermasalahkan. Inilah yang menjadi poin-poin fokus perhatiannya.
Berikut ini dijelaskan tiga langkah dalam merumuskan masalah beserta contohnya:
1. Pilihlah salah satu masalah

7
Pilihlah salah satu masalah diantara berbagai pilihan yang terkadag sama-sama
menarik dan menantang untuk diteliti. Pilihan yang paling tepat biasanya didasarkan
pada empat pertimbanan yaitu : sesuai dengan minat peneliti, memungkinkan untuk
diteliti, tersedia faktor pendukung, dan ada manfaatnya.
2. Lakukanlah kajian awal
Melakukan kajian awal sangatlah perlu karena bertujuan untuk memastikan
tujuh hal, yaitu: masalah tersebut belum pernah diteliti orang lain, memastikan apa
yang akan diteliti, mengetahui di mana dan kepada siapa informasi dapat diperoleh
mengetahui cara memperoleh data mengetahui metode ag tepat untuk menganalisis
data mengetahui cara mengambil simpulan, dan mengetahui manfaat hasil penelitian.
Pada tahap ini sebaiknya anda menentukan dua atau tiga masalah yang paling menarik
dan memungkinkan untuk diteliti menurut pemikira anda. Lalu ajukan pada guru
pembimbing untuk diperiksa lagi agar memberikan saran berdasarkan berbagai
pertimbangan.
3. Merumuskan masalah menjadi judul penelitian
Setelah kajian awal dan saram guru pembimbing mengarahkan anda kepada
suatu permasalahan, anda masih harus merumuskan secara spesifik, tajam, jelas dan
tegas. Tujuannya, agar tidak menimbulkan multi interpretasi, walaupun dibaca oleh
orang-orang yang berbeda.
Ketika anda menentukan untuk meneliti “Pengaruh musik ringan terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI” sebenarnya bukan merupakan rumusan masalah. Akan tetapi
merupakan topik yang akan anda teliti. Agar topik itu menjadi rumusan masalah,
ubahlah susunannya menjadi kalimat pertanyaan. Mislanya “bagaimana pengaruh
musik ringan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI?” rumusan kalimat pertanyaan
seperti itu membuat semakin jelas adanya problematika yang akan diteliti.
Problematika adalah sesuatu yang membutuhkan jawaban atau pemecahan.[5]

Berikut ini cara menyusun rumusan masalah


1. Mengidentifikasi subyek area luas yang menarik.
Sebelum memulai merumusakan suatu rmasalah seorang peneliti sebaiknya
selalu menanyakan pada dirinya sendiri apa yang benar benar menarik bagi dirinya
secara profesional.
2. Membagi subyek area luas menjadi sub area

8
Jika seseorang telah menetapkan subyek area tersebut, yang sering kali
mempunyai banyak aspek, maka seorang peneliti harus membaginya menjadi
beberapa sub area terlebih dahulu.
3. memilih sub area yang paling menarik
Jika peneliti telah membagi subyek area menjadi beberapa sub area, maka
yang paling penting adalah memilih salah satu atau beberapa sub area yang paling
menarik untuk dirumuskan menjadi suatu masalah penelitian.
4. Mengungkapkan beberapa pertanyaan penelitian
Pada tahap ini, seorang peneliti sebaiknya bertanya pada dirinya sendiri
tentang apa yang sebenarnya hendak dicari pemecahan atau jawaban dari beberapa
sub area tersebut.
5. Merumuskansuatu tujuan (obyektif)
Seorang peneliti harus mempunyai tujuan atau obyek yang jelas dan nyata dari
proses penelitian yang hendak dilakukan. Obyektif atau tujuan ini ditumbuhkan dari
pertanyaan yang diungkapkan dalam rumusan masalah.
6. Menilai obyektif
Langkah selanjutnya, seorang peneliti harus menguji obyek tif atau tujuannya
guna memastikan bahwa obyektif tersebut dapat dicapai melalui metode dan prosedur
penelitian.
D. Pentingnya Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Penelitian merupakan langkah pertama dan


langkah paling penting pada proses penelitin hal ini sama saja seperti menentukan
tujuan atau destnasi ketika hendak berpergian. salah berperan seperti halnya pondasi
sebuah bangunan. Rumusan masalah penelitian berperan sebagai pondasi suatu
penelitian itu sendiri, jika masalah dirumuskan dengan baik, maka seorang peneliti
dapat berharap bahwa studi atau penelitian atau penelitian yang dilakukan juga akan
berlangsung dengan baik. Seperti dikemukakan oleh Kerlinger, 1986:

Jika seseorang ingin menyelesaikan suatu masalah, orang tersebut secara umum harus
permasalahan yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa bagian terbesar suatu
permasalahan adalah terletak pada mengetahui apa yang hendak dicoba dislesaikan
oleh seseorang.

9
Rumusan masalah bisa jadi mempunyai beberapa bentuk, mulai dari yang paling
sederhana sampai yang kompleks. Namun apapun bentuknya, sebaiknya harus selalu
memperhatikan beberapa hal.
Dengan demikian, rumuan masalah bagaikan masukan atau input dalam penelitian,
atau outputnya ilmiahnya pembahasan yang menyertain

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Maka rumusan masalah itu merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun
denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Jika seseorang ingin menyelesaikan suatu masalah, orang tersebut secara umum harus
mengetahui apa permasalahan yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa bagian terbesar
suatu permasalahan adalah terletak pada mengetahui apa yang hendak dicoba
dislesaikan oleh seseorang.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhardi. 2011. Bergiat dalam Penelitia Ilmiah Remaja. Flamingo.
Widi Kartiko Restu, 2010, Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cet Ke-20, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm
55

Ibid., hlm. 56-60.


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (PT Rineka
Cipta; Cet 13: 2006) Hlm 50
Ibid., Hlm57
Suhardi, Bergiat dalam Penelitia Ilmiah Remaja, (Flamingo; 2011) hlm. 33-36
Widi Kartiko Restu, Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 halm
149-152

Ibid 140-141

12

Anda mungkin juga menyukai