Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU RESUME

PEMERIKSAAN PERPAJAKAN
JENIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

RIDA INDRIYANI

S431908028

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2020
A. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN LAPANGAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.04/2000 Jo.PMK.123/PMK.03/2006,


pelaksanaan pemeriksaan lapangan, pemeriksa pajak berwenang:

1. Memeriksa atau meminjam buku-buku, catatan, dan dokumen pendukung lainnya


termasuk keluaran atau media serta perangkat elektronik pengolah data lainnya
2. Meminta keterangan lisan atau tertulis dari wajib pajak yang diperiksa
3. Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat menyimpan dokumen,
uang, barang, yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan usaha
4. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan
5. Meminta keterangan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai
hubungan dengan WP yang diperiksa

B. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KANTOR

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.04/2000 Jo.PMK.123/PMK.03/2006,


pelaksanaan kantor, pemeriksa pajak berwenang:

1. Memeriksa atau meminjam buku-buku, catatan, dan dokumen pendukung lainnya


termasuk keluaran atau media serta perangkat elektronik pengolah data lainnya
2. Meminta keterangan lisan atau tertulis dari wajib pajak yang diperiksa
3. Meminta keterangan dan data yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai
hubungan dengan WP yang diperiksa

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemeriksa dalam meminjam buku, catatan dan dokumen
sebagai berikut:

1. Peminjaman buku dan lain-lain harus diberikan tanda bukti peminjaman yang
menyebutkan secara rinci dan jelas mengenai jenis serta jumlahnya. Hal ini dimaksud
bila pemeriksa pajak membutuhkan lagi data yang terkait.
2. Bila bukti fotokopi, mintakan surat pernyataan bahwa dokumen sesuai dengan aslinya
3. Bila menggunakan komputerisasi, tanyakan sistem program yang ada
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemeriksa dalam keterangan lisan atau tertulis sebagai
berikut:

1. Buat daftar pertanyaan yang harus dijawab


2. Keterangan dari WP harus didukung dengan data atau kertas yang ditandatangani WP
3. Keterangan tersebut hendaknya ditulis lagi dalam kertas kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemeriksa dalam memasuki tempat atau ruangan yang
diduga merupakan tempat menyimpan dokumen adalah:

1. Meminta izin kepada wajib pajak yang bersangkutan dan bersamaan dengan wp dalam
memasuki ruangan
2. Meminta izin bila pemeriksa mau membuka laci atau rak dokumen
3. Meminta izin bila pemeriksa mau mengambil buku, catatan atau dokumen
4. Bila WP tidak berkenan dan melarang, pemeriksa dengan kewenangan yang diatur dalam
undang-undang dapat melakukan penyegelan
5. Membawa berita acara selengkap mungkin untuk mempersiapkan bila WP atau karyawan
menghalang-halangi tindakan pemeriksaan, langsung dibuatkan berita acara dan dapat
dilaporkan ke polisi setempat

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemeriksa dalam rangka penyegelan adalah:

1. Membawa kertas segel


2. Membawa berita acara, baik penyegelan atau penolakan
3. Membawa kapas atau tisu jika dirobek akan ketahuan
4. Membawa cap kantor
5. Membawa ketentuan tentang penyegelan
6. Memberikan penejlasan tentang hak dan kewajiban WP dalam penyegelan

Hal yang perlu diperhatikan dalam meminta keterangan atau data yang diperlukan dari pihak
ketiga adalah:

1. Membuat daftar rincian yang harus diisi dan ditandatangi yang bersangkutan
2. Meminta secara lisan jika diperlukan
3. Pihak ketiga tidak memberikan penjelasan, lakukan surat peringatan 2 atau peringatan 3.
Setelah itu pemeriksa pajak segera membuat berita acara tidak dipenuhinya permintaan
keterangan atau bukti dari pihak ketiga, pihak ketiga dapat dilaporkan ke kepolisian
setempat berdomisili

ARTIKEL : Corporate social responsibility and tax aggressiveness: a test of legitimacy


theory

Tujuan : untuk menguji teori legitimasi secara empiris dengan membandingkan pengungkapan
perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dari perusahaan agresif pajak dengan
perusahaan agresif non-pajak di Australia.

Metodologi : Sampel yang digunakan untuk menguji hipotesis kami terdiri dari 40 perusahaan
yang tercantum di Bursa Efek Australia (ASX). Sampel yang digunakan dari 20 perusahaan
Australia diperoleh dari Dinas Perpajakan Australia dalam melakukan kegiatan agresif pajak
selama periode 2001-2006 dikumpulkan dengan 20 perusahaan agresif pajak dan 20 perusahaan
agresif non-pajak (berdasarkan klasifikasi industri, ukuran korporasi dan periode waktu). Proses
ini menghasilkan sampel berbasis pilihan dari 40 perusahaan untuk analisis empiris. Dengan
menggunakan teknik analisis konten, data akuntansi keuangan dikumpulkan dari database aspek-
Huntley dan pengungkapan CSR diukur secara individual untuk setiap perusahaan dalam sampel.
Berbagai teknik statistik kemudian digunakan (misalnya statistik sampel pasangan, analisis
korelasi Pearson dan analisis regresi persimpangan yang paling tidak biasa) untuk menguji teori
legitimasi. Desain penelitian kami mencakup beberapa teknik statistik untuk menguji hipotesis
kami. Pertama, peneliti menggunakan statistik sampel pasangan (I.E. Pesere T-Tes dan tes rand
tanda pasangan Wilcoxon yang sesuai) untuk membandingkan pajak perusahaan agresif dan
layanan subsplorasi agresif non-pajak. Kedua, peneliti melakukan analisis korelasi Pairson
secara parahson untuk menentukan apakah ada hubungan positif yang signifikan antara
agresivitas pajak dan tingkat pengungkapan CSR. Akhirnya, kami melakukan analisis regresi
kuadrat paling tidak biasa (OLS) untuk menguji hipotesis kami dalam kerangka multivariat untuk
mengendalikan faktor lain yang dapat dikaitkan dengan pengungkapan CSR.

Variabel kontrol : size, leverage, capital intensity, market to book ratio


Limitation: Penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasan. Pertama, sampel kami digambar
dari perusahaan Australia yang terdaftar di depan umum. Karena kurangnya ketersediaan data,
tidak mungkin memasukkan perusahaan yang tidak terdaftar dalam sampel kami. Kedua, jumlah
total perusahaan agresif pajak dalam sampel kita relatif kecil, meski tampaknya cukup memadai
pada jarak tempuh sampel lima tahun (lihat, mis. Graham dan Tucker, 2006). Ketiga, karena
kami mengidentifikasi perusahaan agresivitas pajak kami melalui situs Web ASX dan ATO,
sampel kami mungkin tidak sepenuhnya mewakili jumlah populasi kasus agresivitas pajak yang
dapat membatasi implikasi temuan kami. Keempat, metode yang diidentifikasi kita perusahaan-
perusahaan non-pajak yang agresif mungkin telah menyebabkan satu atau beberapa kasus
kesalahan misklasifikasi jika sebuah perusahaan yang tergolong sebagai non-pajak-agresif.

Anda mungkin juga menyukai