Pangan Halal Kel 3
Pangan Halal Kel 3
Dosen Pengampuh:
Prof.Dr.Ir.Rina Yenrina,M.S
Disusun oleh:
1.Vlio Lina Monalisa 1811121015
2.Deva Febrina 1811121019
3.Femi Anantia Lestari 1811121023
4.Intan Masyuri 1811121027
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
I. Pengolahan Air.................................................................................
II. Pengolahan Minyak goreng..............................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa prosespengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum1. Pada era globalisasi saat ini ditengah
kemajuan ekonomi dan teknologi yang sangat pesat, untuk memenuhi kebutuhan air minum
masyarakat tidak hanya menggunakan air yang dimasak sendiri dari sumber air tanah.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan air minum belum dapat
sepenuhnya menyediakan air bersih bagi masyarakat karena masih banyak mengalami kendala-
kendala. Air yang berasal dari PDAM tidak setiap hari mengalir dan terkadang tidak bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan memasak bahkan untuk
minum. Ditambah lagi dengan banyaknya keluhan masyarakat mengenai air yang berasal dari
PDAM mulai dari soal kualitas dan kuantitas seperti halnya air yang mengandung timbale atau
kasinogenik, air berwarna kecoklat coklatan atau keruh, air berbau larutan zat kimia atau berasa
aneh hingga debit air yang kerap kali tidak mengalir sama sekali atau sangat kecil keluarnya.
Ketentuan mengenai air minum isi ulang yang layak untuk dikonsumsi telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan air minum aman
bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. Hal
tersebut bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel debu dan bakteri E. Coli dan bakteri
koliform yang terdapat pada air minum sehingga air minum yang dihasilkan terbebas dari bakteri
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Untuk ketentuan tentang air minum isi ulang
tidak jauh berbeda hanya saja air minum isi ulang harus melalui proses penjernihan atau
penyulingan (filterisasi), disenfeksi (sinar ultra violet dan ozonisasi guna sterilisasi) untuk
pemanasan.
Dengan demikian maka air yang dihasilkan dapat memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum seperti Air minum tidak boleh berbau, tidak berasa, TDS (total zat padat yang
terlarut) 500 mg/l, berwarna maksimal 15 TCU dan Suhu Udara 3oC.
Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari bahan nabati yang telah dimurnikan
dan berbentuk cair pada suhu kamar. Minyak goreng biasanya dihasilkan dari tanaman seperti
kelapa sawit, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, dan kedelai. Setiap minyak nabati memiliki
sifat dan ciri yang sangat ditentukan oleh struktur asam lemak pada rantai trigliseridanya
B.Rumusan Masalah
3. Perontokan Buah
Buah kelapa sawit yang di bawa ke dalam pabrik masih tertancap pada tangkai. Oleh
karena itu, buah harus di rontokkan dari tangkainya terlebih dahulu. Buah telah di rebus,
menjadi lebih mudah untuk di rontokkan dari tangkainya. Cara merontokkan buah dari
tangkainya memakai metode bantingan. Setelah buah di rontokkan dari tangkainya, buah di
masukkan ke dalam mesin therser. Mesin ini berfungsi untuk memisahkan buah dari
brondongnya. Proses memakai mesih therser ini membutuhkan waktu dua kali pengolahan. Hal
ini agar buah benar- benar bersih drai tangkai dan brondongnya. Hasil dari pengolahan ini
adalah daging buah yang terkelupas dan dapat di peras pada tahap selanjutnya.
Pada proses ini, minyak yang telah tercampur dengan air haris dipisahkan. Proses
pemisahan ini harus urut dan sesuai dengan kadar minyak yang ada. Selain itu harus sesuai
dengan fase- fase minyak tersebut. Pada fase ringan, kandungannya adalah minyak, air, dan
massa jenis minyak di tampung pada continuous setting tank. Lalu kandungan minyaknya akan
di bawa ke oil tank. Sedangkan fase berat berisi minyak, air, dan massa berat di tampung pada
sludge tank lalu di bawa ke sludge separator untuk di pisah minyak dan airnya. Hasil akhir pada
kedua proses ini adalah minyak, yang kemudian akan di murnikan.
7. Pemurnian Minyak
Minyak yang telah terpisah dengan air tidak 100% benar- benar terpisah dengan air. Hal
ini membutuhkan proses pemurnian untuk benar- benar menghilangkan air di dalam minyak.
Untuk dapat memurnikan minyak, minyak di bawa ke dalam vacuum drier. Fungsi dari mesin ini
adalah untuk membuang air yang terkandung di dalam minyak hingga nilai minimal atau di
bawah ambang batas. Setelah melewati proses vacuum drier, minyak yang telah menjadi
minyak murni, di masukkan ke dalam oil storage tank untuk di bawa ke bagian pengemasan.
B.Potensi Ketidakhalalan Air Minum Dalam Kemasan
Salah satu bahan yang sering ditambahkan dalam pembuatan minyak goreng adalah
beta-karoten. Beta-karoten adalah pigmen kuning yang berasal dari wortel yang terdapat dalam
berbagai bentuk, seperti alfa, beta, atau gama yang dapat diubah menjadi vitamin A dalam
tubuh. Beta-karoten juga bisa berasal dari zat kimia sintesis.Walaupun berasal dari tumbuhan
atau zat kimia sintesis, beta-karoten tersebut bisa jadi tidak halal. Sifatnya yang tidak stabil
membuat produsen sering menambahkan bahan penstabil. Bahan penstabil minyak bisa berasal
dari gelatin babi atau hewan ternak yang disembelih tidak sesuai dengan syariat.
Selain beta-karoten, produsen minyak goreng sering menyaring minyak dengan bantuan
karbon aktif yang perlu dikaji kehalalannya. Karbon aktif merupakan bahan pendukung atau
penolong proses (seperti dalam proses penyaringan minyak, air, gula pasir, dan sebagainya).
Sumber bahan baku untuk pembuatan karbon aktif adalah tempurung kelapa, kayu-kayuan,
serbuk gergaji, batu bara, atau tulang hewan.Dalam proses produksi, karbon aktif bersentuhan
langsung dengan bahan atau campuran bahan makanan dan minuman. Oleh karena itu,
kehalalan karbon aktif memengaruhi kehalalan makanan.
Karbon aktif yang berasal dari tulang hewan perlu dikaji kembali, apakah berasal dari
tulang hewan haram atau hewan halal yang disembelih tidak sesuai aturan syariah. Sedangkan,
karbon aktif yang berasal dari tumbuhan bersifat halal.
Di beberapa negara, produsen minyak goreng boleh mencantumkan produknya sebagai
vegetable oils walaupun terdapat sedikit penambahan lemak hewan. Penambahan ini
umumnya berkisar antara 10-15 persen.Minyak goreng yang bersumber dari hewan umumnya
terbuat dari lemak babi (lard) dan lemak sapi (oleo sterin dan oleo oil). Lard sudah jelas
keharamannya, sementara oleo sterin dan oleo oil harus diperhatikan kembali, apakah
penyembelihan sapi dilakukan sesuai syariah atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pengolahan air mineral dan minyak goreng sangat penting bagi kesehatan
manusia saat ini, serta dalam pengolahannya juga dapat mempengaruhi potensial
ketidakhalalan dari air mineral dan minyak goreng tersebut. Oleh sebab itu kita harus
benar-benar memperhatikan bagaimana proses pengolahan air mineral dan minyak
goreng yang sesuai dengan SNI.
1.Air Mineral
Air mineral adalah air yang syaratnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang
dapat diminum. Adapun proses pengolahan air mineral yaitu:
a. Proses penampungan air
b. Proses pengolahan air
c. Proses sterilisasi
Potensian ketidakhalalan air mineral dalam kemasan yaitu menggunakan kemasan yang
berbahaya dan merusak lingkungan serta air mineral yang mengandung flourida.
2. Minyak goreng
Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari bahan nabati yang telah
dimurnikan dan berbentuk cair pada suhu kamar. Proses pengolahan minyak goreng
yaitu:
a. Pengumpulan buah kelapa sawit
b. Perebusan buah kelapa sawit
c. Erontokan buah
d. Pemerasan daging buah
e. Penyaringan minyak kasar
f. Pemisahan minyak dengan air
g. Pemurnian minyak
Potensi ketidakhalalan pada minyak goreng terdapat pada beta karoten yang ditambahkan
pada proses pembuatan minyak, beta karoten bersifat tidak stabil sehingga perlu
ditambahkan bahan penstabilnya, Bahan penstabil minyak bisa berasal dari gelatin babi
atau hewan ternak yang disembelih tidak sesuai dengan syariat.