Disusun Oleh:
Yunianto
Liberio Masrie
1501617020
M
Daffa
Rizqullah
1501617032
FAKULTAS TEKNIK
2020
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................................ 1
Daftar Isi.................................................................................................................................... 2
Kata Pengantar........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.......................................................................................................................... 5- 6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 22
3.2 Saran............................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 23
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mesin
2
Arus Bolak-Balik dengan judul motor induksi 3 fasa. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, hingga kita selaku umatnya
semoga selalu mengikuti sunnah - sunnah nya sampai akhir zaman. Rasa terima kasih juga
penulis ucapkan kepada dosen pengampu yang selalu memberikan arahan dan dukungannya
sehingga tugas ini dapat disusun dengan baik. Tidak lupa juga ucapan terima kasih untuk
kelompok penulis yang telah bekerjasama dengan amat baik sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mesin Arus Bolak-
Balik. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan
pembaca. Penulis menyadari makalah yang telah disusun ini memiliki banyak sekali
kekurangan oleh karena itu, kami akan sangat terbuka terhadap saran dan masukan dari
pembaca.
BAB I
3
PENDAHULUAN
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan
dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin
asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di
bawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan
magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan
banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan
sinkron karena medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks
pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan
pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator
sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet.
Berdasarkan suplai input yang digunakan terdapat 2 jenis motor induksi, yaitu motor
induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa.
1.3 Tujuan
1. Pembaca dapat mengerti pengertian, prinsip kerja motor induksi 3 fasa.
2. Pembaca dapat memahami kelebihan dan kekurangan motor induksi 3 fasa.
3. Pembaca dapat memahami komponen - komponen dan jenis - jenis dari motor
induksi 3 fasa
4
1.4 Manfaat
1. Sebagai referensi bagi pembaca dalam meningkatkan wawasan atau ilmu berkaitan
dengan motor induksi 3 fasa.
2. Sebagai sumber bagi penulis jika melakukan eksperimen motor induksi 3 fasa.
BAB II
Pengertian
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan
dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin
asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di bawah
kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada
mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub
pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan
magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor
tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan pada rotor mengalami lagging
dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan
secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan
terdapat 2 jenis motor induksi, yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa.
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam
kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga.
5
Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor
induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan
terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,
mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang
rendah. Bentuk gambaran motor induksi 3-fasa diperlihatkan padagambar 3.1, dan
contoh penerapan motor induksi ini di industri diperlihatkan pada gambar 3.2.
6
Gambar 6 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena setiap
fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap waktu. Hal ini
disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan
fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada
kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus
pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan
lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak
langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar”
seiring waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri
arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada rotor.
7
Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada rotor (seperti rotor
tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya medan magnet pada
stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini ialah
kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini
disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang
terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan
hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat
gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun
saat rotor melambat kecepatan sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada
rotor akan terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz.
Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan
kecepatan ini dikenal sebagai slip.
Gambar
Gaya timbul
akibat dari hukum
Lorentz
Gambar
Gaya Akibat Fluks pada
Stator
Data-data
motor induksi
mengenai daya,
tegangan dan data
lain yang
berhubungan dengan
8
kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. Contoh
data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada gambar
dibawah ini
Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
Harganya relatif murah untuk industri dan kehandalannya tinggi.
Effisiensi relatif tinggi pada keadaan normal dan tidak ada sikat sehingga rugi gesekan
kecil.
9
Biaya pemeliharaan rendah dan mudah dalam perawatan
Dapat diproduksi sesuai dengan kebutuhan
Kekurangan
Jenis motor induksi ini mempunyai belitan kumparan 3 fasa sama seperti
kumparan statornya serta kumparan stator dan rotornya mempunyai jumlah kutub yang
sama. Belitan 3 fasa pada motor jenis ini biasanya terhubung Y dan ujung 3 kawat
belitan rotor tersebut di hubungkan pada slipring yang terdapat pada poros rotor.
Belitan-belitan rotor ini kemudian di hubung singkatkan melalui sikat (brush) yang
menempel pada slipring dengan sebuah perpanjangan kawat untuk tahanan luar.
slipring dan sikat merupakan penghubung belitan rotor ke tahanan luar (fungsi tahanan
luar yaitu membatasi arus awal yang besar). Tahanan luar ini kemudian perlahan
dikurangi hingga nol sebagaimana kecepatan motor yang bertambah telah mencapai
kecepatan penuh. Setelah mencapai kecepatan penuhnya, 3 buah sikat akan terhubung
singkat (tanpa tahanan luar ) maka rotor belitan ini akan bekerja mirip seperti rotor
sangkar. Motor induksi jenis ini mempunyai arus awal yang rendah dan torsi awal yang
tinggi.
10
Gambar 4, Bentuk Rotor Belitan
Gambar
6, Bentuk
Rotor
Sangkar
11
Jenis jenis motor induksi 3 fasa berdasarkan karakteristik kelasnya
1. Kelas A
Motor Induksi 3 fasa kelas A memiliki karakteristik sebagai
berikut .Torsi awal normal (150 – 170%) dari nilai ratingnya) dan
torsi breakdownya tinggi Arus awal relatif tinggi dan Slip rendah
( 0.0015 < Slip < 0.005 ) Tahanan rotor kecil sehinga efisiensi
tinggi baik digunakan untuk torsi beban kecil saat start dan cepat
mencapai putaran penuhnya
2. Kelas B
Motor Induksi 3 fasa kelas B memiliki karakteristik sebagai
berikut. Torsi awal normal hampir sama seperti kelas A arus awal
rendah ( lebih rendah 75% dari kelas A ) dan Slip rendah (slip <
0.005)arus awal dapat diturunkan karena rotor mempunyai reaktansi
tinggi rotor terbuat dari plat atau saklar ganda
3. Kelas C
Motor Induksi 3 fasa kelas C memiliki karakteristik sebagai
berikut. Torsi awal lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya) Arus
awal rendah dan Slip rendah (slip < 0.005) Reaktansi rotor lebih
tinggi dari kelas B . Rotor menggunakan sankar rendah Saat beban
penuh slip cukup tinggi sehingga efisiensinya rendah (lebih rendah
dari kelas A dan Kelas B)
4. Kelas D
Motor Induksi 3 fasa kelas D memiliki karakteristik sebagai
12
berikut. Torsi awal yang paling tinggi dari kelas lainnya Arus awal
rendah dan Slip tinggi motor ini cocok untuk aplikasi dengan
perubahan beban dan perubahan kecepatan secara mendadak pada
motor. Ketika torsi maksimum slip mencapai harga 0.5 atau lebih,
sedangkan ketika beban penuh slip antara 8% hingga 15% sehingga
efisiensinya rendah
13
Secara umum, konstruksi motor 3 phase terbagi menjadi 2 komponen besar yaitu
Stator & Rotor.
Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan biasanya terletak
mengelilingi rotor. Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai alur – alur
sebagai tempat meletakkan kumparan. Stator bisa berupa gulungan kawat tembaga yang
berinteraksi dengan jangkar dan membentuk medan magnet untuk mengatur perputaran
rotor. Stator inilah yang dihubungkan langsung ke sumber tegangan 3 fase.
( Gambar
Stator pada Motor
induksi 3 phase)
Stator
merupakan
komponen
yang tidak
berputar pada
mesin. Pada
komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan
dengan suplai 3 fasa untuk memutar rotor. bagian ini akan menghasilkan suatu medan
magnetik pada celah udara yang berputar pada kecepatan serempak sebagaimana
ditentukan oleh banyaknya kutub dan
14
komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari
besi agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara)
pada motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan
mencegah induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud disini ialah
celah yang mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran
besar seperti pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti
stator dan rotor.
Inti
Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator
bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan
pada stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk
mencegah arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti stator
dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon
untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang kutub-
kutub magnet untuk menghasilkan fluks.
Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang
digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan
rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah
satu dari keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan
berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai
kumparan medan.
Rotor adalah bagian dari motor listrik yang berputar pada sumbu rotor. Bagian ini
terdiri dari inti rotor, kumparan rotor dan alur rotor. Perputaran rotor di sebabkan
karena adanya medan magnet dan lilitan kawat email pada rotor. Sedangkan torsi
15
dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya lilitan kawat dan juga
diameternya.
1. Rotor Belit
Rotor belit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke
dalam alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan
selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan
dihubungkan ke terminal- terminal brush / slip ring yang terletak pada poros
rotor.
Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara
mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal, brush
yang berhubungan dengan slip ring mengalami short circuit.
(Gambar Rotor
Belit)
Rotor tipe
(Slip Ring)
memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki sejumlah slip ring
di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah satu slip ring dimana
masing-masing slip ring juga terhubung dengan rangkaian yang sama dengan
rangkaian kumparannya. Semisal rangkaian kumparannya berbentuk star maka
rangkaian slip ring juga berbentuk star. Umumnya ditiap slip ring dipasang
rheostat sehingga kecepatan putaran motor dapat diatur dengan mudah.
Umumnya rotor jenis ini digunakan untuk beban-beban besar seperti untuk
menggerakkan elevator atau lift.
16
(Gambar Konstruksi Rotor Slip Ring)
2. Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis
rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan
rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur
rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium.
Ujung-ujung batang penghantar dihubungkan singkat oleh cincin penghubung,
sehingga berbentuk sangkar burung.
17
(Gambar konstruksi motor sangkar)
Selain Stator & Rotor, adapula komponen yang cukup penting bagi kita
untuk dapat memahami Motor Starter, yaitu Terminal box. Terminal box
adalah “stop kontak” yang bertugas menyambung aliran listrik dari sumber ke
motor. Dari terminal box, pengaturan starter star atau delta dapat dilakukan.
Pengaturan star atau delta mengacu pada informasi yang tertera pada
nameplate motor. Terminal box terdapat winding, jika anda sering melihat
format U1-V1-W1 dan W2-U2-V2, disinilah tempatnya.
18
19
Jika dibuat rinci dari komponen-komponen konstruksi Motor Induksi 3
phase, maka komponen-komponennya sebagai berikut :
1. Stator Coil
2. Rotor Coil
3. Main Shaft
4. Brush
5. Bearing
6. Drive pulley
7. Motor Housing
20
kapasitas motor itu sendiri tentunya. Semakin banyak jumlah
kumparan, maka semakin besar kemagnetan yang dihasilkan.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi kecepatan motor.
21
motor harus dilengkapi dua buah brush. Brush ini akan
menyuplai arus dan masa untuk rotor coil. Selain itu
komponen ini menjadi penyebab populer yang
mengakibatkan motor listrik mati. Kerak yang menempel
pada permukaan brush akan menyebabkan aliran arus
terhambat. Selain itu kondisi brush yang aus karena terus
tergesek juga bisa menghambat aliran arus terhambat.
22
Stator
Main Shaft
23
Drive Pulley
Motor Housing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan kesimpulan sebagai
berikut:
24
Motor asinkron 3 phase adalah jenis motor listrik AC yang beroperasi pada kecepatan
dibawah kecepatan sinkron dengan frekuensi suplai tegangan 3 fasa.
Motor sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecapatan asinkron
(dibawah sinkron) dengan slip ring.
Motor asinkron ini tidak memerlukan arus DC untuk pembangkitan daya dan dapat
langsung beroperasi oleh motor induksi 3 phase itu sendiri.
3.2 Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1. Penulisan pengertian dan prinsip kerja sebaiknya dilakukan dengan teliti & cermat karena
hal tersebut merupakan poin materi yang sangat penting pada motor induksi 3 phase.
2. Harus bisa membedakan antara motor asinkron (motor induksi) dengan motor sinkron yang
sama sama menggunakan sumber tegangan 3 phase
3. Mengetahui perbedaan bahwa motor asinkron 3 phase tidak memerlukan motor tambahan
sebagai starting awalnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/ZurimanAnthony/Mesin%20Listrik%20AC/Bab
%20III.pdf
https://bungaelin19.blogspot.com/2013/02/motor-induksi-3-fasa.html
25
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66696/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://insauin.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-prinsip-kerja-motor.html
26