Anda di halaman 1dari 9

Kegiatan ke 5

Mengamati Struktur Dasar Mencit (Mus musculus)

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk luar dan topografi alat-alat '
visceral dari mencit (Mus musculus)
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem digestoria dari mencit (Mus
musculus)
3. Mahasiswa dapat mengidentihkasi sistem urogenitalia dari mencit (Mus
musculus)
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem respiratoria dari mencit (Mus
musculus)

B. Kajian Pustaka
Indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara mega biodiversitas yang
dikenal sebagai pusat konsentrasi keanekaragaman hayati dunia. Salah satu
keanekaragaman spesies Indonesia adalah keanekaragaman mamalia dengan
jumlah total sebanyak 436 spesies dan 51% diantaranya merupakan satwa
endemik. Keanekaragaman jenis mamalia pada pulau-pulau besar seperti
Kalimantan dan Papua akan lebih banyak dibandingkan denagan pulau-pulau
yang lebih kecil. Hal ini didasarkan pada teori biogeografi pulau yang
menyatakan bahwa jumlah spesies yang terdapat pada suatu pulau atau
ditentukan oleh luas pulau. Pada saat ini Kalimantan memiliki kurang lebih
222 jenis mamalia dan 44 jenis diantaranya merupakan satwa endemik. Untuk
Melakukan studi mendalam tentang keanekaragaman jenis mamalia di
Kalimantan, studi mengenai keanekaragaman mamalia dapat dilalmkan
disalah satu taman nasional yang terdapat di Kalimantan. Salah satunya yaitu
Taman Nasional Tanjung Putting (TNTP) Provinsi Kalimantan Tengah yang
memiliki Stasiun Peneliti Pondok Ambung (Tropical Rainforest Research
Station) (Santosa, 2008: 1).
2

Mamalia adalah kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan


termasuk di dalam kelas ini adalah tikus, kelelawar, kucing, kera, ikan paus,
kuda, kijang, manusia dan lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan
kulit yang berambut banyak atau sedikit dan berdarah panas (homomtherm).
Sebutan mamalia berdasar adanya kelenjar mamae pada hewan betina untuk
menyusui anaknya yang masih muda. Pengasuhan terhadap anaknya
berkembang baik sekali dan puncaknya terdapat pada manusia. Mamalia hidup
diberbagai habitat mulai dari kutub sampai ekuator, dari dasar laut sampai
hutan lebat dan gurun pasir. Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak
juga yang hidup secara diurnal. Spesies tertentu sebagai hewan buas yang
diburu, spesies lainnya jinak. Beberapa pemakan daging (carnivora), sebagai
hewan pengerat, sebagai pemakan biji-bijian dan buah-buahan, dan beberapa
sebagai sumber penyakit. Hewan ternak mamalia adalah penting sekali bagi
manusia sebagai bahan makanan, bahan pakaian dan alat transportasi (Jasin,
1993: 137).
Mamalia tergolong kedalam sekelompok amniota yang dikenal sebagai
sinapsida (synapsid). Sinapsida non mamalia awal tidak memiliki rambut,
berjalan mengangkang, dan bertelur. Karakteristik khas sinapsida adalah
sebuah temporal fenestra, lubang dibelakang rongga mata pada kedua sisi
tengkorak. Manusia mempertahankan ciri ini. Bukti fosil menunjukkan bahwa
rang dimodel ulang saat ciri-ciri mamalia muncul secara bertahap pada garis
keturunan sinapsida awal yang mengikutinya. Selain itu, 2 tulang yang
sebelumnya membentuk sendi rahang bergabung ke dalam telinga tengah
mamalia. Sinapsida berevolusi menjadi herbivor dan kamivor yang berukuran
besar selama periode perm, dan untuk bebrapa lama mereka menjadi tetrapoda
yang dominan. Akan tetapi, kepunahahn perm Trias memakan banyak korban
dari tetrapoda dan keanekaragaman turun selama periode Trias (Campbell,
2012:295.
Karakter khas yang menjadi sumber nama mamalia adalah kelenjar susu
(mammary gland), yang menghasilkan susu untuk anak. Semua induk betina
mamalia menyusui bayinya. Susu merupakan makanan seimbang yang kaya
3

lemak, gula, protein, mineral dan vitamin. Rambut, karakteristik mamalia


yang lain dan lapisan lemak dibawah kulit membantu tubuh mempertahankan
panas. Seperti burung, mamalia berlisfat endotermik dan sebagian besar
memiliki laju metabolik yang tinggi. Sistem pernapasan dan sirkulasi yang
efisien (termasuk jantung berbilik 4) mendukung metabolism mamalia.
Selembat tot yang disebut diagfragma membantu memventilasi paru-paru
(Campbell, 2012: 294-295).
Menurut Jasin (1993:137-138), ciri-ciri khusus mamalia adalah sebagai
berikut:
1. Tubuh biasanya diliputi bulu atau rambut yang lepas secara periodic, Kulit
banyak mengandung kelenjar, yaitu sebacius, keringat bau dan susu.
2. Cranium (tulang tempurung kepala) memiliki 2 occipitale condyle,
vertebre leher biasanya terdiri atas 7 ruas, biasanya panjang dan dapat di
gerak-gerakkan.
3. Region nasalis (bagian dari hidung) umumnya silindris, mulutnya
mengandung gigi (jarang tidak terdapat) yang tertanam dalam kantung
(alviola). Gigi itu terletak pada kedua belah tahan dan berdeferensiasi
sesuai dengan makanannya, lidah mudah digerak-gerakkan memiliki
pelupuk mata yang mudah digerakkan, alat pendengar, memiliki daun
telinga.
4. Memiliki 4 anggota kaki (kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki
kaki belakang), masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang
bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan beijalan, lan',
memanjat, membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari berkait
tanduk atau berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging
5. Cor (jantung) sempuma terbagi atas 4 mangan (2 auricula dan 2
ventricula) hanya archusaorticus sinistrum masih ada, erythrocyte nya
yang tidak berinti, biasanya bulat
6. Pernapasannya hanya dengan pulmo (paru-paru), larynx mempunyai tali
suara, memiliki musculusdiaprhagmaticus yang sempuma memisahkan
pulmo dan cor dengan rongga abdominalis.
4

7. Memiliki vesica urinaria, hasil ekskresi berupa cairan urin


8. Memiliki 12 nerve cranium, otak berkembang baik. Kedua cerebrum dan
cerebellum besar
9. Suhu tubuh tetap (homoiotherm)
10. Pada hewan jantan memiliki alat kopulasi berupa penis, testis umumnya
terdapat dalam scrotum yang terletak di luar abdomen. Fertilisasi terjadi
didalam telur biasanya kecil tanpa cangkok dan tinggal dalam uterus untuk
tumbuh selanjutnya memiliki membrana embryonica (amnion, chorion
dan alamhois), biasanya memiliki placenta yang menghubungkan embryo
dengan dinding uterus yang digunakan untuk nutrisi dan respirasi, anaknya
diasuh setelah lahir dan disusui.
Menurut Kimball (1990:942), evolusi mamalia yang paling awal
berlangsung mulai beberapa jalur berbeda. Dari kelompok tersebut hanya 3
yang sampai sekarang masih hidup yaitu:
1. Monotremata, mamalia yang bertelur .
2. Marsupial, mamalia berkantung
3. Mamalia, berplasenta
Monotorema hanya ditemukan di Australia dan Papua Nugini, dan
direpresentasikan oleh 1 spesies paltipus dan 4 spesies ekidna (pemakan semut
berduri). Monotorema bertelur, suatu karakter nenek moyang agi amniota dan
tetap dipertahankan pada bagian reptilMarsupial maupun euteria memiliki
karakter-karakter turunan yang tidak dimiliki oleh monotremata. Kedua
kelompok tersebut memiliki laju metabolic yang tinggi dan putting yang
menyediakan susu, serta melahirkan anak. Marsupial terlahir sangat dini
dalam tahap perkembangannya dan menyelesaikan perkembangan
embrioniknya sambil menyusu. Pada kebanyakan spesies, anak yang menyusu
ditampung didalam kantong maternal yang disebut marsupium (Campbell,
2012:296)
Tubuh diisolasi oleh pembungkus (bulu atau rambut dan sub cutan yang
berlemak), darah vena darah arteri terpisah secara sempurna. Oleh karenanya
suhu tubuh dapat diatur. Dengan sistem itu maka rata-rata metabolismenya
5

tinggi dan akibatnya dibutuhkan banyak makanan. Gigi kompleks dan


berdeferensiasi. Cerebellum dan cerebrum yang besar berfungsi sebagai
coordinator dalam semua aktifitas dan untuk belajar dan menyimpan ingatan.
Ukuran tubuh bermacam-macam, yang terkecil kurang lebih 5cm (tikus), yang
besar adalah gajah dan paling besar ikan paus (Balanophora musculus) yang
bsia sampai 8 meter dengan berat 115 ton (Jasin, 1993:138-139).
Bentuk tubuh mamalia bennacam-macam, dibungkus oleh kulit yang
berbulu atau berambut dan terdiri atas caput, cervix dan truncus. Terdapat 4
extremitas liberae, maka mamalia masuk tetrapoda. Pada caput terdiri atas
rima oris yang dibatasi oleh labium superior (bibir atas) dan labium inferior
(bibir bawah). Di tengah-tengah terdapat celah dan umumnya di atas labium
superior terdapat vibrissae (kumis atau rambut-rambut panjang yang kaku). Di
atas mulut terdapat nares yang merupakan 2 celah yang condong.
Organonvisus memiliki pelpebrae superior dan pelpebrae inferior dan
umumnya memiliki rambut halus, membrane nicitans pindah dipojok dekat
hidung dari biji mata atau sering sudah disebut pelica semunularis. Di
belakang organonvisus terdapat auriculae atau pinnae (daun telinga) sebagai
corong dari poms acusticus externa (lubang telinga luar) yang selanjutnya ke
alat pendengar. Truncus dipisahkan dari caput columna vertebrae cervicalis
dan dibagi atas beberapa daerah yaitu thorax, abdomen, dorsum, glutea
(pantat), pirenium yaitu daerah sempit antara lubang anus dan urogenitalis.
Pada permukaan ventral sebelah kanan kiri line mediana terdapat glandulae
mamae. Di bagian daro truncus terdapat canda dan anus yang terletak sebelah
ventral dari basis cauda. Di bawah cranial nya terdapat uroganitalis. Pada
hewan jantan terdapat penm's dengan scrotum yang berisi testis, sedangkan
pada hewan betina terdapat vulva sebagai celah yang dibatasi oleh labia
mayora dan Iabia minora (Jasin, 1993:139-l40).
Penutup tubuh bempa kulit lunak dan tipis kecuali begian tertentu
mengalami penebalan dan comilikasi, misalnya telapak kaki hewan tertentu
Pada umumnya seluruh kulit diliputi oleh rambut. Pada tiap-tiap rambut dan
papil dan dasarnya terdapat pada suatu kantung yang disebut foliculus yang
6

tertanam di dalam kulit dan dibatasi oleh epidermis, masing-masing foliculus


berhubungan dengan kelenjar sebaceous yang menghasilkan sekresi (sebun)
untuk meminyaki rambut. Foliculus terletak miring dalam kulit dan padanya
terdapat musculus erector yang menyebabkan bulu berdiri ika hewan itu
kedingninan atau marah. Bulu atau rambut dapat tumbuh pada bagian pangkal
dan sisanya merupakan benda mati. Rambut atau bulu sebagai hasil dan'
derivate epidermis. Bulu atau rambut itu pada beberapa spesies luruh dan di
ganti yang baru dari foliculus yang sama. Tiap-tiap bulu atau rambut itu bila
kita teliti lebih seksama ternyata dari dalam keluar tersusun atas medula,
cortex dan pembungkus sisi reticular. Warna rambut tergantung pada butir-
butir pigmen yang terdapat dalam cortex (hitam, coklat, merah dan kuning).
Warna biru sering disebabkan kareana kombinasi efek pigmen dan gejala
interferensi sinar dari cortex cuticula (Jasin, 1993:140).
Mamalia berplasenta mempertahankan anaknya didalam uterus induk
sampai berkembang dengan baik.Kuning telur hanya sedikit didalam telur,
tetapi membran extra embrionik itu membentuk talipusar dan plasenta
sehingga anak yang sedang bertumbuh itu mendapat makanannya langsung
dari induknya. Selama kira-kira 70 juta tahun dalam era Mesozoikum mamalia
berplasenta hanya diwakili oleh 1 ordo. Akan tetapi, pada akhir zaman epok
keduansin, dari era Cenozoikum, mamalia ini telah beradiasi menjadi paling
sedikit 14 ordo yang berbeda. Dengan lenyapnya sebagian besar reptilia,
berbagai macam habitat tersedia untuk dihuni oleh mamaliaUngulate
menggantikan dinosaurus herbivore. Karnivora memangsa mereka.Setasea
(paus dan sebagainya) dan beberapa karnivora menggantikan plesiosaurus di
lautan. Bahkan moyang kelelawar menemukan habitat baru. Dengan bantuan
gema yang menentukan lokasi, mereka dapat memangsa insekta yang terbang
malam. Kemampuan mereka dan kurangnya saingan di daerah ini
menyebabkan mereka hanya kalah dengan rodensia dalam jumlah spesiesnya
(Kimball, 1990:944).
Sistem respirasi, udara yang masuk ke dalam lubang hidung dihangatkan
dan dibersihkan oleh epitel mukosa di tulang turbinat; lalu, di belakang
7

palatum lunak udara melintasi faring untuk masuk ke dalam glotis. Glotis
adalah lubang di laring (kotak suara atau jakun pada manusia), kerangka daN
tulang rawan yang mengandung pita suara. Di toraks, trakea terbagi menjadi
dua bronkus, dan bronkus mendistribusikan melalui cabang-cabang ke
alveolus mikroskopis pada paru-paru. Di sekeliling alveolus terdapat kapiler
pulmonalis tempat pertukaran O2-CO2 dari respirasi “eksternal” terjadi.
Sistem ekskresi, kedua ginjal terdapat di dalam daerah lumbal di atas
peritoneum. Urine cair melintas di setiap ginjal menuruni suatu saluran, ureter,
disimpan dalam kandung kemih muskular yang dapat digelembungkan
midventral di bawah rektum. Kandung kemih berkontraksi secara berkala
untuk mendorong urine keluar melalui uretra (Storer, 2008: 570).
Sistem reproduksi, pada jantan, kedua testis tedapat di dalam skrotum,
pemanjangan ganda rongga abdominal di bawah anus yang dilindungi oleh
kulit. Dari setiap testis, sperma memasuki jejaring tubulus kecil, epididimis,
yang bergabung dengan vas deferens (saluran sperma). Kedua vas deferens
memasuki dasar uretra; uretra adalah kanal urogenital umum yang melalui
organ laki-laki, atau penis. Selama kopulasi penis berperan untuk
memindahkan sperma ke dalam vagina wanita (Storer, 2008: 571).
Individu betina memiliki, di belakang ginjal, dua ovarium kecil. Di bagian
lateral ke setiap ovarium terdapat corong, atau ostium, yang membuka ke
oviduk yang kecil. Pada saat reproduksi, ovum dari ovarium memasuki oviduk
dan difertilisasi oleh spenna yang berimigrasi ke atas vagina setelah kopulasi.
Ovum yang telah difertilisasi menetap secara terpisah bersentuhan dengan
dinding dalam tanduk uterus dan menjadi terimplantasi. Periode gestasi, dari
fertilisasi sampai kelahiran, adalah 60 hari (Storer, 2008: 572)
8

C. Alat dan bahan


1. Alat
a. Dissecting set 1 set
b. Papan paraffin 1 buah
2. Bahan
a. Mencit atau tikus putih (Mus muculus)

D. Cara Kerja
1. Mencit (Mus muculus) dibunuh menggunakan metode euthanasia dengan
cara dislokasi leher.
2. Leher hewan dipegang dengan posisi di antara ibu jari dan telunjuk.
3. Ekor atau tubuh bagian bawah ditarik seketika, disertai dengan tekanan
pada bagian leher bawah dan dilakukan dengan cepat.
4. Bagian ventral objek dibasahi dengan air sejajar dengan rambut.
5. Mencit (Mus muculus) dibedah dari arah caudal menuju cranial (tanpa
merusak organ dalam).
6. Topografi organ dan letak oragan diamati, kemudian digambar
9

Daftar Rujukan

Campbell, NeiI. 2012. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga

Jasin, M. 1993. Zoology Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya

Kimball, J .W. 1990. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kuswanda, dkk. 2010. Studi Keanekaragaman Mamalia Pada Beberapa Tipe


Habitat Di Stasiun Penelitian Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung
Putting Kalimantan Tengah. 13(3). https://www.joumalFordamo£org. Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 16:00 WITA.

Santosa, dkk. 2008. Pengolahan Populasi Mamalia Besar Terestrial Di Taman


Nasional Batang Gadis Sumatera Utara Santosa. 7(1).
https://www.Jesl.journal.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2019
pukul 16:20 WITA

Anda mungkin juga menyukai