Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bullying
1. Pengertian Bullying
desire to hurt another and put him/her under stress”. Olweus juga
mengatakan hal yang serupa bahwa bullying adalah perilaku negatif yang
berulang kali oleh seseorang/anak yang lebih kuat terhadap anak yang
lebih lemah secara psikis dan fisik. Bullying juga merupakan sebuah
hasrat untuk menyakiti, hasrat ini diperlihatkan kedalam sebuah aksi yang
potensi yang dimiliki oleh peserta didik baik bersifat akademik maupun
yang bisa diambil. Sekolah adalah tempat siswa menimbah ilmu dan
2015).
(Soeriaatmadja, 2011).
secara sengaja membuat orang lain takut atau terancam (KPAI, 2016).
verbal).
yakni:
b. Ada penonton yang diam atau mendukung, entah karena takut atau
pihak yang lemah (takut untuk mengatakan kepada guru atau orang
istilah bully. Seorang bully tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan,
hanya para remaja, tetapi pada anak usia Sekolah Dasar berumur 6-12
kurang mampu memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
2. Bentuk-bentuk Bullying
Ada beberapa jenis bullying menurut (Yayasan Semai Jiwa Amini,
2008:
a. Bullying Fisik
b. Bullying Verbal
Amini, 2008).
c. Bullying Psikologis
lewat pesan pendek atau email dan memandang dengan tatapan yang
sebagai berikut:
a. Over Bullying
b. Indirect Bullying
psychological profile of bullies a suggest that they suffer from low self-
esteem and a poor self-image”. Pelaku bullying memiliki harga diri yang
rendah serta citra diri yang buruk. Pelaku bullying telah memiliki peran
pelaku bullying tidak hanya didominasi oleh anak yang berbadan besar
dan kuat, anak bertubuh kecil maupun sedang yang memiliki dominasi
pelaku bullying adalah karena para pelaku bullying adalah karena para
kenyataannya bully dapat memunculkan rasa percaya diri dan harga diri
ataupun perhatian.
lain.
situasi.
e. Memiliki orang tua dan orang terdekat yang menjadi model perilaku
agresif
tindakan bullying).
yang ditimbulkan dari perilaku bullying baik bagi pelaku, korban, serta
mereka berwatak keras, tidak memiliki empati, dan emosi yang tidak
anarkis seperti tawuran, dan menentang orang tua atau bahkan guru.
merasa dirinya dan orang lain tidak ada yang menolongnya. Pada
dihentikan.
kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror.
akademik.
hubungan yang sehat. Efek jangka panjang bagi pelaku bullying adalah
pelaku akan mudah menjadi kriminal karena pelaku sudah terbiasa lepas
5. Faktor-faktor Bullying
yaitu faktor internal dan respon eksternal. Faktor internal antara lain,
kemampuan berempati, kemampuan mengendalikan diri, sikap terhadap
eksternal antara lain, pola asuh orang tua, kelekatan antara anak dan
bullying, diantaranya:
a. Faktor Individu, dalam hal ini terdapat dua kelompok individu yang
1) Pembuli (bullies)
dan lain-lain.
(Kartono, 1996).
B. Dukungan Keluarga
1. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dalam hal ini
penerima dukungan keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang
individu.
jasa.
dalam menanggung beban, tetapi masih ada orang lain yang mau
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istrahat dan
3. Fungsi Keluarga
dijalankan yaitu:
a. Fungsi Biologis, adalah fungsi untuk meneruskan keturunan,
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
(Santrock, 2003).
dari bahasa latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19
dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan
hal ini, fase terpenting dan tersulit dalam perubahan sosial yang dialami
(Santrock, 2007).
efektif.
jawab.
dewasa lainnya.
harus diketahui:
a. Pertumbuhan Fisik
b. Perkembangan Seksual
mengalami menstruasi.
mulai berfikir kritis sehingga remaja akan melawan bila orang tua,
guru dan orang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya
berteman.
Dalam hal ini, keadaan emosi pada remaja masih labil karena
tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal
ini orang tua kurang mengerti dan selalu melarang, maka akan
tuanya.
kehidupan masyarakat.
lawan jenis dan berusaha mencari perhatian. Remaja pada masa ini
privasi.
ini mengalami masa sukar baik untuk dirinya sendiri maupun orang
mengembangkan wawasan.
terbatas pada aspek fisik tubuh. Remaja pada fase ini sudah mulai
Bullying
dengan orang tua dan saudara dirumah untuk dijadikan bekal berperilaku
ketika ada didalam masyarakat sehingga pengawasan dan kontrol dari orang
tua tetap merupakan hal yang penting selama masa remaja dan mungkin
Anak remaja, periode ini kadang disebut sebagai masa transisi dalam
kemampuan pada anak-anak usia sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan
penghargaan diri menjadi masalah sentral bagi anak usia sekolah (Behrman et
al. 2000).
pembelajaran tingkah laku dari interaksinya dengan orang tua dan saudara
atau kerabat dirumah untuk dijadikan suatu bekal/ilmu pembelajaran ketika
remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode
pubertas.
dewasa. Pada masa ini, banyak ditemukan tindakan bullying yang terjadi pada
2010).
anak. Remaja dengan tahap awal lebih cenderung meniru semua perilaku
lingkungan sekolahnya.
Saat ini, banyak kasus yang beredar baik di media televisi atau
adalah kasus Bullying. Bullying bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan
menimpa siapa saja. Dalam hal ini, bullying yang biasa terjadi di sekolah atau
yang biasa disebut dengan school bullying, di tempat kerja yang disebut
dengan workplace bullying, dan internet atau teknologi digital yang disebut
terjadi didalam keluarga. Jika relasi didalam rumah positif, maka anak akan
jika relasi yang terjadi dirumah agresif, maka anak juga akan berperilaku
agresif yang akan dibawa anak keluar rumah. Anak-anak pelaku bullying
berpotensi dan cenderung menjadi pelaku kenakalan remaja dan pelaku tindak
46
F. Kerangka Konsep Penelitian
Bullying
= tidak diteliti 47
= arah penelitian
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, (Arikunto, 2010:
110).
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antar variabel x dan y, atau adanya
Karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik.
48