Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
A. Darah Manusia
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-
paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pilmonalis.
Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh
kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

B. Kompenen Darah Manusia


Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Serum
darah atau plasma terdiri atas :

Air       : 91,0%

Protein : 8,0 % ( albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen )

Mineral : 0,9% ( terdiri atas natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,
magnesium, besi , dst)

Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik, yaitu : glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin,
kolesterol dan asam amino. Plasma juga berisi : gas ( oksigen dan karbondioksida ), hormon-
hormon, enzim, dan antigen.

3
4

Sel darah terdiri atas 3 jenis :

-          Eritrosit atau sel darah merah

-          Leukosit atau sel darah putih

-          Trombosit atau keping darah

a. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Dalam 1 mm3 darah terdapat 5 juta sel darah merah. Sel darah merah memerlukan protein
karena strukturnya terbentuk dari asam amino mereka juga memerlukan zat besi, sehingga
untuk membentuk penggantinya  diperlukan diet seimbang zat besi. Wanita memerlukan
lebih banyak zat besi karena beberapa diantarnya dibuang sewaktu menstruasi, sewaktu hamil
diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak lagi untuk perkembangan janin dan
pembuatan susu.

Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek, pipih
dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa dan dari sumsum dalam
batang iga-iga dan dari sternum.

Bila terjadi perdarahan maka, sel darah merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa
oksigen, hilang. Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu
berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai 40% atau di bawahnya, maka
diperlukan transfusi darah.

Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah
merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.

Fungsi sel darah merah :

a)      Sel-sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen.
b)      Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditranspor ke paru-
paru, tetapi sebagain besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion
bikarbonat. Suatu enzim ( karbonat anhidrase) dalam eritrosit memungkinkan sel darah merah
bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi
keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma.
c)      Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan
hemoglobin merupakan buffer asam basa.
5

Sifat fisik sel darah merah :

1. Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya
dan berdiameter 7,65 mikro meter.
2. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran
inielastis dan fleksibel , sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler.

Komposisi Sel Darah Merah

1. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin.


2. Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2 sampai 5,5
juta sel per milimeter kubik.
3. Jumlah sel darah merah pada perempuan sehat berukuran rata-rata, jumlah sel darah
merahnya  antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per milimeter kubik.

b. Sel Darah Putih (Leukosit)

Dalam setiap mm3 darah terdapat 6000-10.000 (rata-rata 8000) sel darah putih granulosit
atau sel polimorfonukleat merupakan hampir 75% dari seluruh jumlah sel darah putih.
Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini berisi sebuah nukleus yang berbelah
banyak dan protoplasmanya bergulir karena itu disebut sel bergulir atau granulosit.
Kekurangan granulosit disebut granulositopenia. Tidak adanya granulosit disebut
agranolusitosit yang dapat timbul setelah meminum obat tertentu, termasuk juga beberapa
antibiotika.

Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah :

 Granulosit  yang terdiri dari :

1. Neutrofil yang berfungsi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri virus dan agen
penyebab cedera lainnya.
2. Eusinofil berfungsi dalam detoksikasi histamin yang diproduksi sel mast dan jaringan
yang cedera saat inflamasi berlangsung.
3. Basofil fungsinya menyerupai sel mast yang mengandung histamin mungkin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan juga antikoagulan heparin,
mungkin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler.
6

 Agranulosit

Leukosit tanpa granula sitoplasma yang terdiri dari :

1. Limfosit berfungsi dalam reaksi imunologis.


2. Monosit berfungsi sebagai histiosit jaringan atau makrofag tetap.

Fungsi sel darah putih :

1. Mengatasi inflamasi dan imunitas.


2. Memakan benda asing atau fagositosis.
3. Limfosit T membunuh sel secara langsung atau membentuk limfokin suatu substansi
yang memperkuat akitfitas sel fagosit.
4. Menghasilkan antibodi.
5. Tempat penyimpanan berbagai material biologis kuat seperti histamine, serotomin,
dan heparin. Material ini sangat penting dalam suplai darah ke jaringan.

  Sifat fisik sel darah putih :

1. Granulosit

a)      Neutrofil à memiliki granula kecil  berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang terhububngkan dengan benang kromatin tipis.
Diameternya  mencapai 9-12 mikrometer.

b)      Eosinofil à memilki granula sitoplasma yang kasar dan besar dengan perwanaan oranye
kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan berdiameter 12-15
mikrometer.

c)      Basofil à memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan
dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk 
S. Diameternya sekitar 12-15 mikrometer.

2.      Agranulosit

a)      Limfosit à mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis
sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran terkecil 5-8 mikrometer; ukuran terbesar 15
mikrometer.
7

b)      Monosit à merupakan sel darah terbesar diameternya rata-rata berukuran 12-18
mikrometer. Nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau seperti ginjal, yang
dikelilingi sitoplasma .berwarna biru keabuan pucat.

Komposisi sel darah putih

Sel darah putih terdiri dari 60% neutrofil, 1-3 % eusinofil, kurang dari 1%  basofil, 30%
limfosit , 3-8% monosit.

c. Keping Darah (Trombosit)

Fungsinya berkaitan dengan pembekuan darah dan hemostasis (menghentikan


pendarahan). Bila pembuluh darah mengalami injuri atau kerusakan maka dapat dihentikan
dengan serangkaian proses :

1. Permukaannya menjadi lengket, sehingga memungkinkan trombosit saling melekat


dan menutupi luka karena ada pembekuan darah.
2. Merangsang pengerutan pembuluh darah, sehingga terjadi penyempitan ukuran
lubang pembuluh darah.

C. Fungsi Umum Darah


Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :

a. Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Alat transport oksigen (O2), yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke
seluruh tubuh.
c. Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-paru (gas),
ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke empedu dalam
saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air).
d. Alat transport alat jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan yang
dibuat oleh jaringan lain.
e. Mempertimbangkan keseimbangan dinamis (homeostatis) dalam tubuh, termasuk di
dalamnya adalah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air dan
mempertahankan keseimbanagan asam-basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap
dalam keadaan yang seharusnya.
f. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya selalu
dianggap mempunyai potensi menimbulkan ancaman.
8

Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah adalah sebagai
sarana transport, alat homeostatis dan alat pertahanan. 

Fungsi  Darah  dan  Sel  Darah


Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang
vaskuler, karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh.
Fungsi darah adalah sebagai berikut :
a. Sebagai  pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
b.  Sebagai pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
c. Sebagai pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
d. Sebagai pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
e. Sebagai pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
f. Menjaga suhu temperatur tubuh
g. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
h. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
i. Membantu menutup luka, oleh keping-keping darah

D. Golongan Darah Manusia

 Golongan darah:

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai.

Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

1. Golongan darah A
9

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

2. Golongan darah B

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
dolongan darah B-negatif atau O-negatif.

3. Golongan darah AB

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB -positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

4. Golongan darah O

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-
negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,
meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan.
Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling
jarang dijumpai di dunia.
10

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang


Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan
darah ABO.

 Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rhesus (-).

Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki
golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan
ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah
tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi
dengan golongan darah B.

E. Tekanan Darah

Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang
menampungnya. Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk
aorta, tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan
turun, nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik.

Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk
ke dalam arteri yang telah terenggang. Selama diastole arteri masih tetap mengembung
karena tahanan periferi dari arteriol menghalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan.
Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume darah
yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriole.
Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokontriktor, dan dikendalikan oleh pusat
vasomotorik dalam medula oblongata pusat vasomotorik mengatur tekanan periferi untuk
mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan.

Mengukur tekanan darah arterial menggunakan alat yang disebut svignomanometer.


Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya berkisar
antara 30-50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa diperkirakan 105
11

mmHg, dan batas teratas ialah 150 mmHg. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5-10 mmHg
lebih rendah daripada pria. Nilai tekanan darah normal (dalam mmHg) :

Diastolik Sistolik
Pada masa bayi 50 70-90
Pada masa anak-anak 60 80-100
Selama masa remaja 60 90-110
Dewasa muda 60-70 110-125
Umur lebih tua 80-90 130-150

Hipertensi berarti tekanan darah yang naik diatas yang normal. Tetapi sukar untuk
menentukan suatu nilai rata-rata dari tekanan darah normal untuk suatu golongan, meskipun
untuk yang berumur enampuluhanan sering diberikan angka 160/90 sebagai batas teratas.
Akan tetapi banyak juga orang yang kelihatannya normal, tetapi mempunyai tekanan yang
lebih tinggi dari batas tersebut. Umumnya terdapat perbedaan sebesar 40 sampai 50 mmHg
antara tekanan sistolik dan diastolik. Sebuah tekanan diastolik yang melebihi 130 mmHg
menunjukan adanya hipertensi yang serius.

Sistem kardiovaskuler harus diperiksa dengan teliti pada setiap orang penderita
hipertensi. Mungkin ada gangguan pada jantung juga, perubahan pada arteri dapat timbul.
Misalnya pada arteri otak dapat pecah yang menimbulkan “stroke” atau perdarahan di retina
dapat terjadi atau perubahan yang timbul dalam ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal itu
sendiri.

Hipotensi, tekanan darah rendah, dapat fisiologik pada keadaan sehat, sewaktu istirahat,
sesudah lelah dan pada beberapa orang tua. Ada kalanya Ia menjadi gejala dari mixsudema
dan dijumpai pada beberapa bentuk tiroiditis yang tidak ganas seperti pada penyakit
Hashimoto, yang biasanya memberi hasil baik dengan pemberian exstrak tiroid.

F. Kelainan dan Penyakit pada Darah Manusia


12

Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang
hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau gangguan
pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi /pengertian masing-masing penyakit.

1. Anemia / Penyakit Kurang Darah


Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya
kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa
lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi
luka, sehingga perdarahan sulit dihentikan. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh
darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih
antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg
(milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan
terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6. Penyakit KuningBayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel
darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi
keras.
8. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus /Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan
di dalam nadi tajuk.
13

10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah


Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol
pada sistem transportasi.

Anda mungkin juga menyukai