Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tonny Prasetyo Utomo

Nim : 173221066

Kelas :

REVIEW/RESUME MATERI YANG SUDAH DIBAHAS

KONSEP, FUNGSI DAN TANTANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan
hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran-ajaran dan nilai islam.

Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan


dalam arti, ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan islam untuk
mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.

fungsi manajemen pendidikan Islam yaitu : Perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.

Tantangan Manajemen Pendidikan Islam

Tantangan yang dihadapi manajemen pendidikan islam :

1. Tantangan inovasi kurikulum dan khususnya pembelajaran

Permasalahan dimaksud berkaitan dengan desain dan implementasi kurikulum antara lain :

1. Kurang relevannya materi pembelajaran

2. Kurang efektif pembelajaran

3. Kurang efisiennya penyelenggara pembelajaran

4. Kurang fleksibel

5. Banyaknya multitafsir

6. Hanya berupa deretan mata kuliah

7. Berbasis pada mata kuliah

8. Kurang jelas dan kuatnya pengacuan secara fungsional materi pembelajaran.


2. Tantangan Desentralisasi dan otonomi pendidikan

Desentralisasi dan otonomi pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut :

-    Unit perencanaan yang lebih rendah memiliki wewenang untuk memformulasikan targetnya
sendiri.

-    Unit yang lebih rendah diberi kewenangan dan kekuasaan untuk memobilitasi sumber-
sumber yang ada dan kekuasaan untuk melakukan realokasi sumber-sumber yang telah
diberikannya sesuai kebutuhan prioritasnya.

-   Unit perencanaan yang lebih rendah turut berpartisipasi dalam proses perencanaan dengan
unit yang lebih tinggi

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

Kepemimpinan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang (pemimpin) untuk
dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi
agar orang lain tersebut mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan
antara kebutuhan individu para pelaksana. Seorang pemimpin tentunya harus memahami serta
mengerti akan dasar-dasar kepemimpinan untuk dapat menjadi pemimpin, baik dalam lingkup
yang kecil, seperti keluarga, pemimpin diskusi, dan lain-lain maupun pemimpin dalam lingkup
yang besar seperti pemimpin organisasi, pemimpin agama, pemimpin negara dan sebagainya.
Namun ada beberapa faktor munculnya kepemimpinan: pertama, faktor situasi dan kondisi;
kedua, faktor kemampuan; ketiga, faktor keturunan; keempat, faktor pengangkatan; kelima,
faktor kepentingan.

Pendidikan adalah proses bimbingan, mendidik yang diberikan dengan sengaja terhadap anak
didik oleh orang dewasa guna mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan Islam
adalah pembentukan kepribadian untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah agar dalam
kehidupan sehari-hari mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, serta dapat mencerminkan
perilaku sesuai syari'at Islam yang bersumber pada Al-Qur'an, Sunnah Rasul dan Ijtihad.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan


pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian ini sejalan dengan sudut filosofi
kepemimpinan yangpada pokoknya menjunjung tinggi asas kemanusiaan (human relationship).

fungsi kepemimpinan bagi suatu organisasi itu terletak pada kebutuhan akan koordinasi dan
kendali. Tujuan organisasi tidak akan dapat dicapai secara efektif dan efisien jika masing-masing
individu yang terorganisasi didalamnya berjalan secara fragmentalis tanpa koordinasi dan
kendali. Aturan, kebijakan, uraian tugas, dan hierarki otoritas merupakan ilustrasi dari piranti
yang diciptakan untuk memudahkan koordinasi dan kendali. Selain itu, kepemimpinan
menyumbang ke pemaduan berbagai aktifitas pekerjaan, koordinasi komunikasi antara subunit
organisasi, pemantauan kegiatan, dan pengawasan penyimpangan dari standar. Tidak ada
sejumlah aturan dan pengaturan dapat menggantikan pemimpin yang berpengalaman yang
dapat membuat keputusan yang cepat dan menentukan. tugas seorang pemimpin terdiri dari
beberapa ranah antara lain; 1) bertanggung jawab akan keberhasilan organisasi; 2)
menciptakan keseimbangan dalam rangka pencapaian tujuan; 3) seorang pemikir, konseptor; 4)
melaksanakan tugas dengan menggunakan orang lain; 5) sebagai penengah; 6) pengambil
keputusan.

Pengawasan/supervisi dalam lembaga pendidikan

lembaga pendidikan Islam mutlak dilakukan sebagai salah perwujudan akuntabilitas dan
profesionalitas dalam menjaga mutu kelembagaannya. Salah satunya dengan melakukan
kegiatan supervisi pendidikan. Kegiatan ini tidak hanya berfokus kepada pengawasan secara
cermat dan menyeluruh kepada setiap aspek manusia yang mengelola lembaga pendidikan
Islam. 

dalam kegiatan supervisi hendaknya dijiwai mempertahankan kinerja pengelolaan


sekolah/madrasah yang dianggap sudah baik seraya tidak mengulangi praktik pengelolaan
sekolah/madrasah yang dianggap tidak baik. Namun tidak cukup dengan itu, para pengelola
sekolah/madrasah juga tidak boleh antipati terhadap perubahan yang lebih baik untuk
kepentingan masa depan lembaga pendidikan tersebut.

Keberadaan supervisor pendidikan (pengawas sekolah/madrasah) tidak seperti seorang polisi di


lembaga pendidikan Islam. Ini mengandung pengertian bahwa supervisor pendidikan tidak
dihadirkan untuk menguliti setiap kesalahan yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah
maupun guru. Namun kehadirannya untuk memberikan pendampingan maupun solusi atas
kesalahan yang dibuat kepala sekolah/madrasah maupun guru sehingga kualitas pelayanan
pendidikan menjadi lebih baik dan maksimal. supervisor dalam
melaksanakan tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi.diatara prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a.ilmiah. b.Demokratis. c.koorperatif.
d.konstruktif dan kreatif.

Fungsi supervisi

a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.

c. Memperluas pengalaman guru guru.


d. Menstimulir usaha usaha yang kreatif.

e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.

f. Menganalisa situasi belajar dan mengajar.

g. Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff.

h. Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru guru.

Sasaran

Secara umum supervisi pendidikan ditujukan kepada situasi belajar mengajar yg memungkinkan
tercapainya tujuan pendidikan secara optimum, maka dari itu ada 4 sasaran pokok

1.aspek edukatif

2.aspek administrative

3.aspek orang yang disupervisi

4.aspek kebijakan dirjen

Tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah

a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan tujuan pendidikan.

b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.

c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber
sumber pengalaman belajar.

d. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.

e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sekolah/madrasah.

f. Mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH

Sekolah adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat , karena dengan
adanya sekolah kita  sebagai masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang baik. ia bukan
merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah
bergantung pada masyarakat, sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani
anggota2 masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan masyarkat saling
berkolerasi, keduanya saling membutuhkan. Organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat
tim administrasi sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan oranisasi. Pengelolaan sekolah ini diberikan tidak lain dan tidak bukan adalah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan belakunya otonomi daerah dalam
dunia pendidikan, MBS atau school-based management (SBM) menuntut terjadinya perubahan.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau
kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai
dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten
dan Kota.

fungsi pokoknya yaitu : merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing),


mengarahkan (directing), mengkoordinasikan (coordinating), mengawasi (controlling), dan
mengevaluasi (evaluation).

Tujuan MBS

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam megelola
dan memberdayakan sumber daya yang tersedia,

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan


pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama,

c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
tentang mutu sekolahnya,

d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
dicapai.

Dalam MBS, harus melibatkan semua pihak, khususnya guru dan orang tua,  harus ada
keseimbangan antara pihak guru dan orang tua agar sistem pengelolaan manajemen sekolah
dapat berjalan lancar, sehingga membantu proses pembelajaran siswa yang baik.

Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan kepada kepala
sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS maka ada
beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah
langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal, pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak
untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.
MANAJEMEN PONDOK PESANTREN

pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam yang didalamnya terjadi
interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid. Oleh karenanya,
pengelolaan yang professional perlu diupayakan untuk menuju pesantren yang unggul dan
modern.

Model pendidikan pesantren merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berbasiskan
masyarakat sebab maju berkembang atau mundurnya serta kepemilikannya diserahkan
sepenuhnya kepada masyarakat. Namun seiring dengan tuntutan zaman, pesantren kini telah
melakukan abanyak perubahan dan pembaruan. Selain pesantren mengajarkan pendidikan
agama beberapa pesantren kini juga telah mengembangkan komponen-komponen pendidikan
lainnya, baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non-formal seperti keterampilan,
kesenian, bahasa asing, dan pendidikan jasmani.

Prinsip-Prinsip Pesantren

a. Jiwa Keikhlasan

b. Jiwa Kesederhanaan

c. Jiwa Kesanggupan Menolong Diri Sendiri atau Berdikari

d. Jiwa Ukhuwwah Islamiyah

e. Jiwa Bebas

Terdapat 5 (lima) fungsi manajemen Harold Koentz yang dapat disadur oleh

lembaga pendidikan pondok pesantren. Fungsi ini bisanya disingkat dengan POSLC diaytarannya
adalah: Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan), Leading
(memimpin) dan Controlling (Pengawasan).

Anda mungkin juga menyukai