Nim : 173221066
Kelas :
Pendidikan islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan
hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran-ajaran dan nilai islam.
Permasalahan dimaksud berkaitan dengan desain dan implementasi kurikulum antara lain :
4. Kurang fleksibel
5. Banyaknya multitafsir
- Unit perencanaan yang lebih rendah memiliki wewenang untuk memformulasikan targetnya
sendiri.
- Unit yang lebih rendah diberi kewenangan dan kekuasaan untuk memobilitasi sumber-
sumber yang ada dan kekuasaan untuk melakukan realokasi sumber-sumber yang telah
diberikannya sesuai kebutuhan prioritasnya.
- Unit perencanaan yang lebih rendah turut berpartisipasi dalam proses perencanaan dengan
unit yang lebih tinggi
Kepemimpinan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang (pemimpin) untuk
dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi
agar orang lain tersebut mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan
antara kebutuhan individu para pelaksana. Seorang pemimpin tentunya harus memahami serta
mengerti akan dasar-dasar kepemimpinan untuk dapat menjadi pemimpin, baik dalam lingkup
yang kecil, seperti keluarga, pemimpin diskusi, dan lain-lain maupun pemimpin dalam lingkup
yang besar seperti pemimpin organisasi, pemimpin agama, pemimpin negara dan sebagainya.
Namun ada beberapa faktor munculnya kepemimpinan: pertama, faktor situasi dan kondisi;
kedua, faktor kemampuan; ketiga, faktor keturunan; keempat, faktor pengangkatan; kelima,
faktor kepentingan.
Pendidikan adalah proses bimbingan, mendidik yang diberikan dengan sengaja terhadap anak
didik oleh orang dewasa guna mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan Islam
adalah pembentukan kepribadian untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah agar dalam
kehidupan sehari-hari mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, serta dapat mencerminkan
perilaku sesuai syari'at Islam yang bersumber pada Al-Qur'an, Sunnah Rasul dan Ijtihad.
fungsi kepemimpinan bagi suatu organisasi itu terletak pada kebutuhan akan koordinasi dan
kendali. Tujuan organisasi tidak akan dapat dicapai secara efektif dan efisien jika masing-masing
individu yang terorganisasi didalamnya berjalan secara fragmentalis tanpa koordinasi dan
kendali. Aturan, kebijakan, uraian tugas, dan hierarki otoritas merupakan ilustrasi dari piranti
yang diciptakan untuk memudahkan koordinasi dan kendali. Selain itu, kepemimpinan
menyumbang ke pemaduan berbagai aktifitas pekerjaan, koordinasi komunikasi antara subunit
organisasi, pemantauan kegiatan, dan pengawasan penyimpangan dari standar. Tidak ada
sejumlah aturan dan pengaturan dapat menggantikan pemimpin yang berpengalaman yang
dapat membuat keputusan yang cepat dan menentukan. tugas seorang pemimpin terdiri dari
beberapa ranah antara lain; 1) bertanggung jawab akan keberhasilan organisasi; 2)
menciptakan keseimbangan dalam rangka pencapaian tujuan; 3) seorang pemikir, konseptor; 4)
melaksanakan tugas dengan menggunakan orang lain; 5) sebagai penengah; 6) pengambil
keputusan.
lembaga pendidikan Islam mutlak dilakukan sebagai salah perwujudan akuntabilitas dan
profesionalitas dalam menjaga mutu kelembagaannya. Salah satunya dengan melakukan
kegiatan supervisi pendidikan. Kegiatan ini tidak hanya berfokus kepada pengawasan secara
cermat dan menyeluruh kepada setiap aspek manusia yang mengelola lembaga pendidikan
Islam.
Fungsi supervisi
Sasaran
Secara umum supervisi pendidikan ditujukan kepada situasi belajar mengajar yg memungkinkan
tercapainya tujuan pendidikan secara optimum, maka dari itu ada 4 sasaran pokok
1.aspek edukatif
2.aspek administrative
c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber
sumber pengalaman belajar.
d. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
Sekolah adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat , karena dengan
adanya sekolah kita sebagai masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang baik. ia bukan
merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah
bergantung pada masyarakat, sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani
anggota2 masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan masyarkat saling
berkolerasi, keduanya saling membutuhkan. Organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat
tim administrasi sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan oranisasi. Pengelolaan sekolah ini diberikan tidak lain dan tidak bukan adalah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan belakunya otonomi daerah dalam
dunia pendidikan, MBS atau school-based management (SBM) menuntut terjadinya perubahan.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau
kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai
dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten
dan Kota.
Tujuan MBS
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam megelola
dan memberdayakan sumber daya yang tersedia,
c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
tentang mutu sekolahnya,
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
dicapai.
Dalam MBS, harus melibatkan semua pihak, khususnya guru dan orang tua, harus ada
keseimbangan antara pihak guru dan orang tua agar sistem pengelolaan manajemen sekolah
dapat berjalan lancar, sehingga membantu proses pembelajaran siswa yang baik.
Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan kepada kepala
sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS maka ada
beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah
langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal, pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak
untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.
MANAJEMEN PONDOK PESANTREN
pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam yang didalamnya terjadi
interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid. Oleh karenanya,
pengelolaan yang professional perlu diupayakan untuk menuju pesantren yang unggul dan
modern.
Model pendidikan pesantren merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berbasiskan
masyarakat sebab maju berkembang atau mundurnya serta kepemilikannya diserahkan
sepenuhnya kepada masyarakat. Namun seiring dengan tuntutan zaman, pesantren kini telah
melakukan abanyak perubahan dan pembaruan. Selain pesantren mengajarkan pendidikan
agama beberapa pesantren kini juga telah mengembangkan komponen-komponen pendidikan
lainnya, baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non-formal seperti keterampilan,
kesenian, bahasa asing, dan pendidikan jasmani.
Prinsip-Prinsip Pesantren
a. Jiwa Keikhlasan
b. Jiwa Kesederhanaan
e. Jiwa Bebas
Terdapat 5 (lima) fungsi manajemen Harold Koentz yang dapat disadur oleh
lembaga pendidikan pondok pesantren. Fungsi ini bisanya disingkat dengan POSLC diaytarannya
adalah: Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan), Leading
(memimpin) dan Controlling (Pengawasan).