Anda di halaman 1dari 11

DASAR TEORI

Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih pereaksi yang
menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik atau kimia yang berbeda dengan pereaksinya.
Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-
oksidasi. Reaksi asam basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion H + dan OH-
(teori Arrhenius), akseptor-donor ion proton (H +, teori Bronsted-Lowry), akseptor-donor pasangan
electron (teori asam basa Lewis), atau akseptor-donor ion oksida (O 2-). Reaksi reduksi oksidasi
adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer electron antara reduktor dan oksidator, serta adanya
perubahan bilangan oksidasi.

Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain :

a. Adanya gas sebagai produk reaksi


b. Adanya endapan
c. Perubahan pH larutan
d. Perubahan warna larutan
e. Perubahan suhu larutan

Berikut contoh beberapa reaksi kimia :

(i) Reaksi oksidasi reduksi

Pembentukan gas :

2 Al (s) +6 HCl(aq) → 2 AlCl 3(aq) +3 H 2(g )

Pemurnian bijih oksida :

Fe2 O 3(s) +3 CO(g ) → 2 Fe(s )+ 3CO 2( g)

Analisa kualitatif/kuantitatif etanol :

2 K 2 Cr 2 O7(aq) +3 C2 H 5 OH (aq) + 8 H 2 SO 4(aq) → 2Cr 2 (SO¿¿ 4)3(aq) +3 HC 2 H 3 O2(aq )+ 2 K 2 SO 4(aq) +11 H 2 O¿

(ii) Reaksi asam basa

Netralisasi :
NH 3(aq) + HCl (aq) → NH 4 Cl (aq )

Pembentukan endapan :

AgNO3(aq )+ Na 2 CrO 4(aq) → Ag2 CrO 4(s) +2 NaNO 3(aq)

Dekomposisi termal :

CaCO3(s) →CaO (s )+ CO2(g)

(berlangsung pada 900C, akseptor donor oksida, ion Ca2+ menerima ion O2- dari ion CO32-)

(Tim Kimia Anorganik,2020:7-8).

Reaksi Kimia
Persamaan reaksi merupakan bahasa ilmu kimia prsamaan reaksi menjelaskan secara
kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergbung dan secara kuantitatif
menyatakan jumlah zat yng bereaksi serta jumlah produk reaksi.
Reaksi kimia dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan electron
2) Reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya perpindahan elektron
Contoh reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan electron
Ag+ (l) + NO3- (l) Na+(l) Cl-(l)   →    AgCl (s) + Na+(l) + NO3-(l)
Ag+(l) +Cl-(l)        →       AgCl(s)
            Reaksi yang disertai perpindahn elektron dari satu atom ke atom lain dikenal sebagai reaksi
oksidasi reduksi (redoks), contoh :
Na * + : .Cl ∷          NaCl
Sebuah atom netral natrium memberikan satu electron ke atom netral kalor hingga
terbentuk muatan positif Na+ dan muatan negatif Cl- .
Reaksi kimia adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang disebut reaktan,
menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata lain, reasi kimia adalah reaksi
yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika
sejumlah zat dicampur masing-masing mempertahankan komposisi dan zat aslinya. Kita
memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberapa
jenis bukti fisis yang diperlukan ditunjukkan berikut ini :
1. Perubahan warna
2. Pembentukan padatan dalam larutan jernih
3. Evolusi gas
4. Evolusi atau penyerapan kalor
Meskipun pengmatan seperti ini biasanya menanadakan bahwa reaksi telah terjadi, bukti
kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk mengidentifikasi
semua zat yang ada (Petrucci,2007:108).

Macam-macam Reaksi Kimia


Umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut jenisnya sebagai berikut :
1. Reaksi penggabungan
Yaitu reaksi di mana dua buah zat bergabung memebentuk zat ketiga. Kasus paling
sederhana adalah jika dua unsur bereaksi memebentuk senyawa. Misalnya, logam natrium
bereaksi dengan gas klorin memebentuk natrium klorida. Persamaan kimianya:
Na(s) + Cl(g) → 2NaCl(s)
2. Reaksi Penguraian
Yaitu suatu reaksi senyawa tunggal membentuk dua atau lebih zat baru. Biasanya
reaksi ini berlangsung dalam suhu tinggi. Beberapa senyawa yang dapat teruraidengan
menaikkan suhu misalnya kclo3. senyawa ini jika dipanaska akan terurai menjadi KCl dan
gas oksigen. Persamaan kimianya :
KClO3(s)→ 2KCl(s) + 3O2 (g)
3. Reaksi pendesakan atau pergantian
Yaitu suatu reaksi di mana suatu unsur bereaksi dengan suatu senyawa
menggantikan unsur yang terdapat dalam senyawa itu. Misalnya, jika logam besi
dicelupkan ke dalam larutan tembaga (II) nitrat, akan mengendapka logam tembaga.
Persamaan kimianya :
2Fe(s) + Cu (No3)2(aq) →  CU(s) + Fe(No3)2(aq)
4. Reaksi metalesis (pembentukan ganda)
Yaitu reaksi yang melibatkan petukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah
senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian yang bertukaran adalah kation dan anion dari
senyawa. Misalnya larutan kalium iodida yang tidak berwarna. Ion-ion di dalam larutan
bereaksi memebentuk endapan berwarna kuning dari senyawa timbal (II) iodida.
Persamaan kimianya :
2KCl(aq) + Pb (No3)3(aq)  → 2KNO3(aq) + Pbl2(s)
5. Reaksi pembakaran
Yaitu reaksi suatu zat dengan oksigen, biasanya bereaksi cepat disertai pelepasan
kalor memebentuk nyala.
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan bilangan satu elektron atau lebih dari
dalam zat (atom, ion dan molekul). Bila suhu unsur dioksidas, keadaan oksidasinya berubah ke
harga yang lebih positif suatu zat pengoksidasi adalah suatu zat yang memeperoleh elektron dan
dalam proses tertentu zat tersebut direduksi. Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan
hilangnya satu elektron atau lebih dari alam zat (atom, ion dan molekul). Bila suhu unsur direduksi,
keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang
kehilangan elektron dalam proses itu zat ini dioksidasi (Svehla,1995:108).
Reaksi Redoks
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energi listrik
dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks dimana dalam reaksi ini energi yang
dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan agar reaksi
yang spontan bisa terjadi.
Dalam reaksi redoks, electron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat lain. Reaksi antara
logam Mg dan HCl merupakan satu contoh reaksi redoks:
   0                 +1                                +2                   0

Mg (s) + 2HCl (aq)   →   MgCl2 (aq) + H2 (g)   (Chang,2002 : 194).


Menentukan reaksi redoks : dalam mencari bilangan oksidasi semua unsur dalam suatu
reaksi, serta dapat mengetahui reaksi tersebut redoks serta menentukan unsur yang teroksidasi
dan tereduksi, contoh :
a. 2Na + Cl2→ 2NaCl , biloks Na = 0 ke +1(oksidasi)
                                                  , biloks Cl = 0 ke -1 (reduksi)
b. NaS +CaCl2 →CaS + 2HCl , bilangan oksidasi semua unsur tetap.
Jadi reaksi a dan b adalah redoks dan metethesis (Syukri,1999:112).
Bilangan oksidasi unsur-unsur yang umum dikenal yaitu yang disusun berdasarkan
posisinya dalam tabel periodik :
- Unsur-unsur logam dapat memiliki bilangan oksidasi positif, sedangkan unsur-uunsur
nonlogam dapat memiliki bilangan oksidasi positif atau negatif.
- Bilangan oksidasi tertinggi yang dimiliki unsur golongan IA-VIIIA adalah sama dengan
bilanganya dalam tabel periodik, sebagai contoh halogen adalah golongan VIIA, sehingga
bilangan oksidasi tertinggi yang paling mungkin adalah+7
Logam-logam transisi (golongan IB, IIIB – VIIIB) biasanya memiliki beberapa bilangan
oksidasi yang mungkin (Chang, 2004 : 84).
Proses Oksidasi dan Reduksi
Oksidasi adalah proses pelepasan elektron (e-) dari suatu zat, sedanggkan reduksi adalah
proses penangkapan electron oleh suatu zat. Pada waktu melepaskan e - suatu zat berubah
menjadi bentuk teroksidasinya, Karen zat itu bertindak sebagai zat pereduksi. Sebaliknya, zat
pegoksidasi adalah zat yang menerima electron dank arena itu zat tersebut mengalami reduksi
(Rivai,1994:319).
            Dalam mempelajari reaksi oksidasi dan reduksi biasanya reaksi ini dipisahkan mejadi dua
bagian misalnya untuk reaksi sebagai berikut:
Zn(s) + Cu(aq) →Zn2+(aq) + Cu(s)
Dipisahkan menjadi dua setengah reaksi, yaitu:
Oksidasi : Zn(s) →  Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu(s)
            Jumlah elektron yang dilepaskan dan jumlah electron yang diterima dapat dijumlahkan
untuk memperoleh persamaan reaksi oksidasi reduksi yang sudah setara (Achmad,1999:51).
Sistem Oksidasi Reduksi
            Contoh, bila logam zn dimasukkan kedalm larutan yang berisi Zn + terdapat beda potensial
antara larutan yang berisi ion inerst seperti Pt dimasukkan dalam timbul beda potensial antara
larutan dan elektrodenya yang disebut potensial redoks (Sukardjo,1990:264).

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1999. Kimia Dasar 1. Jakarta: Universitas Indonesia press.
Chang, Raymond. 2002. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2004 . Kimia Dasar 1 . Bandung : Lautan Bariwasa.
Petrucci. 2007 . Kimia Dasar . Jakarta : Erlangga.
Rivai, Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sukardjo, H. 2008. Kimia Organik. Jakarta: Yudhistira.
Svehla, G . 1995. Reaksi Redoks  . Surakarta : Balai Pustaka.
Syukri, S. 1999 . Kimia Dasar 1 . Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Tim Kimia Anorganik. 2020. Penuntun Praktikum Dasar Reaksi Anorganik. Padang : Universitas
Negeri Padang.

PROSEDUR KERJA
1. Reaksi oksidasi logam
a.
Larutan CuSO4 2 ml ke dalam tabung reaksi

Masukkan sepotong logam Mg

Amati setelah 5 menit

b.
Larutan HCl 2 ml ke dalam tabung reaksi

Masukkan sepotong logam Zn

Amati setelah 5 menit

c. Larutan AgNO3 2 ml ke dalam tabung reaksi

Masukkan sepotong logam Cu

Amati setelah 5 menit

2. Reaksi asam basa ion Pb2+


a.
Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 2 ml ke dalam tabung reaksi

Masukkan 2 ml larutan NaC2H3O2 0,1 M

Amati
b.
Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 2 ml ke dalam tabung reaksi

Masukkan 2 ml larutan KI 0,1 M


Amati

3. Reaksi reduksi ion Cu2+ dalam fasa padat dan larutan


a.
Siapkan 4 tabung reaksi

Tabung 1 dan 2 diisi sedikit padatan CuSO 4.5H2O

Beri label A dan B

Tabung 3 dan 4 diisi sedikit padatan KI

Beri label C dan D

b.
Tabung A dituangkan ke tabung C

Amati perubahan

c.
Tabung C dan D diisi 3 ml air

diaduk

Tabung B dituangkan ke tabung D

Amati perubahan
4. Perubahan warna indikator dalam reaksi asam basa
a.
Larutan Ca(OH)2 2 ml ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 tetes indikator

Masukkan 2 ml larutan H2C2O4

Amati

b. Larutan NH3 0,1 M 2 ml ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 tetes indikator

Masukkan 2 ml CH3COOH 0,1 M

Amati

5. Kesetimbangan ion kromat dan dikromat


a.
Siapkan 2 tabung reaksi

Masing-masing isi dengan 1 ml larutan K2CrO4

K2CrO4 5 tetes HCl


Tabung 1 ditambahkan

Kocok dan amati

Tabung 2 ditambahkan 5 tetes NaOH 1 M


6. Reaksi disproporsionasi hydrogen peroksida

5 ml larutan H2O2 3 % ke dalam tabung reaksi

Tambahkan sedikit padatan KI

Amati perubahan yang terjadi

7. Reaksi reduksi kalium permanganate


a.
Masukkan ke tabung reaksi 1 ml H2C2O4 0,1 M dan 2 ml H2SO4 2 M

Tambahkan larutan KMnO4 0,05 M tetes demi tetes

Amati warna sambil dikocok

Perhatikan waktu
b.
Masukkan ke tabung reaksi 1 ml Fe(II) 0,1 M dan 2 ml H 2SO4 2 M

Tambahkan larutan KMnO4 0,05 M tetes demi tetes

Amati warna sambil dikocok


Perhatikan waktu

c.
Bandingkan kedua percobaan

Manakah yang lebih cepat terjadinya

8. Reaksi metatesis
a.
Masukkan ke tabung reaksi 0,5 gram Na 2CO3

Tambahkan beberapa tetes HCl 6 M

Catat bau dan warna


b.
Lakukan percobaan tadi di dalam fume hood

Catat pengamatan

Amati gas yang terbentuk

Anda mungkin juga menyukai