Konsep Teori Stroke Embolik
Konsep Teori Stroke Embolik
A. Definisi
Stroke adalah perubahan neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
suplay darah ke bagian dari otak. Stroke atau cedera cerebrovaskuler (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak
(Smeltzer, 2002). Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang bisa terjadi pada siapa
saja (Muttaqin, 2008). Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke non hemoragik atau stroke iskemik merupakan 88% dari seluruh kasus
stroke. Pada stroke iskemik terjadi karena adanya penggumpalan pembuluh darah ke
otak. Dapat dibagi menjadi stroke pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis)
merupakan 70% kasus stroke non hemoragik trombus dan stroke pembuluh darah kecil
(termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus posterior). Trombosis pembuluh darah kecil
terjadi ketika aliran darah terhalang, biasanya ini terkait dengan hipertensi dan
merupakan indikator penyakit atherosclerosis.
Iskemia terjadi ketika suplai darah ke bagian dari otak terganggu atau tersumbat
total. Kemampuan bertahan yang utama pada jaringan otak yang iskemik bergantung
pada lama waktu kerusakan ditambah dengan tingkatan gangguan dari metabolisme otak.
Berdasarkan perjalanan klinis, dikelompokkan menjadi :
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24 jam. Disebabkan
oleh gangguan akut fungsi fokal serebral, emboli maupun trombosis.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun kurang dari 21
hari.
3. Stroke in Evolution
Stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu.
4. Completed Stroke
Kelainan neurologisnya bersifat menetap dan tidak berkembang lagi.
Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian otak
tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan
ini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi dan bentuk sel yang diikuti
dengan kerusakan fungsi dan integritas susunan sel yang selanjutnya terjadi kematian
neuron.
Stroke non hemoragik dibagi lagi berdasarkan lokasi penggumpalan, yaitu:
a. Thrombosis
Trombosis adalah bekuan darah. Stroke trombosis adalah stroke yang terjadi
karena adanya sumbatan di pembuluh darah besar di otak karena adanya
gumpalan/ plak yang terbentuk akibat proses aterosklerotik (pengerasan
arteri). Penggumpalan atau thrombus mulai terjadi dari adanya kerusakan pada
bagian garis endotelial dari pembuluh darah. Atherosclerosis merupakan
penyebab utama dikarenakan zat lemak tertumpuk dan membentuk plak pada
dinding pembuluh darah. Plak ini terus membesar dan menyebabkan
penyempitan (stenosis) pada arteri. Stenosis menghambat aliran darah yang
biasanya lancar pada arteri. Thrombus bisa terjadi disemua bagian sepanjang
arteri carotid atau pada cabang-cabangnya. Bagian yang biasa terjadi
penyumbatan adalah pada bagian yang mengarah pada percabangan dari carotid
utama ke bagian dalam dan luar dari arteri carotid. Stroke karena thrombosis
adalah tipe yang paling sering terjadi pada orang dengan diabetes.
b. Embolisme
Sumbatan pada arteri cerebral yang disebabkan oleh embolus menyebabkan
stroke embolik. Embolus terbentuk dari bagian luar otak, kemudian terlepas dan
mengalir melalui sirkulasi cerebral sampai embolus tersebut melekat pada
pembuluh darah dan menyumbat arteri. Embolus yang paling sering terjadi
adalah plak. Thrombus dapat terlepas dari arteri karotis bagian dalam pada
bagian luka plak dan bergerak ke dalam sirkulasi cerebral. Kejadian fibrilasi
atrial kronik dapat berhubungan dengan tingginya kejadian stroke embolik, yaitu
darah terkumpul didalam atrium yang kosong. Emboli bisa terjadi pada seluruh
bagian pembuluh darah cerebral. Kejadian emboli pada cerebral meningkat
bersamaan dengan meningkatnya usia.
b. Pencegahan Sekunder
1. Kontrol tekanan darah yang adekuat
2. Rawat diabetes mellitus
3. Obati penyakit kardiovaskuler, TIA (Transient Ischemic Attack), dan fibrilasi
atrium