Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DAN PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

Dosen pengampu : Tutik Rahayuningsih, S.Kep Ns.,MPH

Disusun Oleh:
A. Azizah Hayyu Na’afi (18121040)
B. Ivanarose Ari Rakasiwi (18121056)
C. Oriza Tiarismi Qufita R (18121064)
D. Winda Novitasari (18121076)

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN

PLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2019/2020


A. TEORI / KONSEP YG TERKAIT DENGAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Menurut Boulding (Swansburg R.C,1990)
a. A. Stattic Strukture
1) Keperawatan adalah disiplin ilmu yg semua anggotanya  tenaga keperawatan dari
berbagai tingkat jenjang pendidikan.  
2) Dalam organisasi terdapat atasan dan anak buah
3) Punya pasien / klien dapat menggunakan pendekatan yang terdapat dalam proses
keperawatan

b. A. Moving Level
Manajer Keperawatan dapat meningkatkan ilmu dan  ketrampilan dalam mengelola
keperawatan. Fungsi Manajer Keperawatan di Ruang Rawat :
1) Mengelola Tenaga
2) Supply Peralatan
3) Meningkatkan kemampuan / ketrampilan /  pengetahuan klinik staf => untuk
meningkatkan asuhan keperawatan

c. Control Mechanism Level


1) Manajer Keperawatan  harus dapat :
a) Memelihara dan meningkatkan suasana  kerja yang  baik
b) Mudah mendapatkan informasi dengan interpretasi yg sama à ada keterbukaan
dan komunikasi dapat berjalan dengan baik

d. The Level Of Open


Manajer Keperawatan harus dapat melakukan supervisi dengan baik agar
organisasi berkembang, sehingga dapat segera beradaptasi sesuai dengan tuntutan
lingkungan dan Iptek Kesehatan

e. The Benetic – Societal Level


Salah satu bagian dari manajemen keperawatan mengenai SDM (Sumber Daya
Manusia) yang melakukan asuhan keperawatan pada klien
f. Animal Level
1) Peningkatan Mobilitas
2) Pengukuran norma / perilaku dalam organisasi
3) Manajer Keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan & ketrampilan agar askep
selalu sesuai dgn tuntutan
4) Manajer Keperawatan dituntut dapat menerapkan ilmu-ilmu dasar maanajemen &
praktek perawatan agar sesuai dgn tuntutan teori
g. Human Level
Manajer Keperawatan harus dapat mengembangkan stafnya sehingga mereka
menyadari / termotivasi perlunya peningkatan ilmu pengetahuan & manajemen untuk
meningkatkan pelayanan

h. The Level Of Organization


1) Manajer Keperawatan merupakan jabatan yang sangat   berat
2) Tanggung jawab mengelola SDM terbesar di RS
3) Harus dapat menciptakan pola komunikasi yang efektif

i. Transcendental System
1) Dengan mencoba mencari pertanyaan / permasalahan yg belum terjawab
2) Menggunakan teori yg didapat memecahkan masalah
3) Dalam keperawatan banyak dipakai yaitu teori sistem

B. Model Konseptual keperawatan


1. Florence Nighttingale, thn 1860
a) Penekanan pada faktor lingkungan
b) Mempunyai keyakinan bahwa lingkungan mempengaruhi keadaan sehat
c) Upaya utama perawat untuk menjaga kesehatan melalui pengelolaan lingkungan yg
meliputi yaitu udara, air, pembuangan limbah, kebersihan serta sinar matahari

2. Hildegard Peplau, 1952


a) Banyak digunakan pada tahun tahun 1963 sampai 1980
b) Dikembangkan teori psikodinamik dengan penekanan pentingnya hubungan antar
manusia yaitu identifikasi permasalahan yg ada
c) Memandang keperawatan dengan kekuatan yg matang & direalisasikan sebagai
pengembangan kepribadian melalui proses pendidikan terapeutik
d) Hubungan perawat ke klien terdapat 4 fase yaitu :
1) Orientasi
2) Identifikasi
3) Eksploitasi
4) Resolusi

3. Virginia Henderson, 1955


a) Fokus keperawatan pada 14 kebutuhan dasar :
1) pernapasan                        
2) berpakaian
3) makan                                
4) mperthkan     suhu
5) minum                               
6)  menjaga kebersihan
7) eliminasi                             
8)  menghindari bahaya
9) bergerak                             
10) komunikas
11) mepertahankan postur             
12)  bekerja
13) istirahat & tidur                   
14)  bermain & belajar
b) Fungsi unik perawat yaitu 
1) Membantu individu baik sakit maupun sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
berhubungan degan kesehatan / penyembuhan / kematian yg damai
2) Membantu individu menjaga keseimbangan psikologis & emosi
3) Membantu individu jika membutuhkan pertolongan untuk sehat, mandiri dan
meninggal degan damai
4) Membantu individu mengetahui pengetahuan untuk mempertahankan kesehatan

4. Dorothea Orem, 1971


Meliputi 3 komponen penting
a) Self Care kemandirian : perawatan diri, agen keperawatan diri & keperluan perawatan
diri
b) Self Care Defisit adanya keterbatasan dlm perawatan diri 
c) Sistem kesehatan terdapat 3 tipe yaitu sistem bantuan penuh, sebagian dan suportif   /
edukatif       
5. Imogene King, 1971
Memiliki 3 sistem yang berinteraksi dinamis :
a) Personal system : persepsi diri, body image, tumbuh & kembang serta tempat dan
waktu
b) System / konsep interpersonal ( group ) : interaksi, komunikasi, transaksi, peran, stress
dan koping
c) System sosial : organisasi, otoritas, kekuatan, status dan pembuatan keputusan

C. Teori Birokrasi menurut Max Weber


Birokrasi berhubungan dengan organisasi masyarakat yang disusun secara ideal.
Birokrasi dicapai melalui formalisasi aturan, struktur, dan proses di dalam organisasi. Para
teoritikus klasik seperti Fayol (1949), Taylor (1911), dan Weber (1948), selama bertahun-
tahun telah mendukung model birokrasi guna meningkatkan efektivitas administrasi
organisasi. Max Weber adalah sosok yang dikenal sebagai bapak birokrasi.
1. Menurut Weber (1948), organisasi birokrasi yang ideal menyertakan delapan karakteristik
structural:
Pertama, aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang distandarkan dan arah
tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas organisasi. Weber menggambarkan
pengembangan rangkaian kaidah dan panduan spesifik untuk merencanakan tugas dan
aktivitas organisasi.
Kedua, spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada divisi pekerja
untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan tugas yang rumit. Dengan
memecah tugas-tugas yang rumit ke dalam aktivitas khusus tersebut, maka produktivitas
pekerja dapat ditingkatkan.
Ketiga, hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota
organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu, membantu
mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi guna menyelesaikan
tugas-tugas organisasi.
Keempat, pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan tehnik yang mereka
miliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka. Para
manajer harus mengevaluasi persyaratan pelamar kerja secara logis, dan individu yang
berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk melakukan tugasnya demi perusahaan.
Kelima, mampu tukar personil dalam peran organisasi yang bertanggung jawab
memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang berbeda.
Mampu tukar ini menekankan pentingnya tugas organisasi yang relatif untuk
dibandingkan dengan anggota organisasi tertentu yang melaksanakan tugasnya-tugasnya.
Keenam, impersonality dan profesionalisme dalam hubungan intra personil di antara
anggota organisasi mengarahkan individu ke dalam kinerja tugas organisasi. Menurut
prinsipnya, anggota organisasi harus berkonsentrasi pada tujuan organisasi dan
mengutamakan tujuan dan kebutuhan sendiri. Sekali lagi, ini menekankan prioritas yang
tinggi dari tugas-tugas organisasi di dalam perbandingannya dengan prioritas yang rendah
dari anggota organisasi individu.
Ketujuh, uraian tugas yang terperinci harus diberikan kepada semua anggota organisasi
sebagai garis besar tugas formal dan tanggung jawab kerjanya. Pekerja harus mempunyai
pemahaman yang jelas tentang keinginan perusahaan dari kinerja yang mereka lakukan.
Kedelapan, rasionalitas dan predictability dalam aktivitas organisasi dan pencapaian
tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas perusahaan. Menurut prinsip
dasarnya, organisasi harus dijalankan dengan kaidah dan panduan pemangkasan yang
logis dan bisa diprediksikan.

Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin


(superordinat) mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi
menekankan pada aspek “disiplin.” Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai
sistem legal-rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat
disimak oleh siapa pun juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas
penjelasan sebab-akibatnya.

2. Kelebihan system birokrasi max weber:


Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk mengatur organisasi dalam model teori birokrasi
Max Weber, ditekankan mengenai pentingnya peraturan. Weber percaya bahwa peraturan
seharusnya diterapkan secara rasional dan harusnya ada peraturan untuk segala hal dalam
organisasi. Tentunya, peraturan-peraturan itu tertulis. Dengan demikian, organisasi akan
mempunyai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya

3. Kekurangan system birokrasi max waber:


Hierarki otoritas yang formal malahan cenderung kaku. Karena sistem hierarki
perusahaan, maka bawahan akan segan menyapa atasannya kalau tidak benar-benar perlu.
Hal ini menciptakan suasana formal yang malah cenderung kaku dalam organisasi.
Birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan yang berbagai departemen
pemerintah dan cabang-cabangnya memeperebutkan diri untuk mereka sendiri atas sesama
warga negara. Kamus teknik bahasa Italia terbit 1823 mengartikan birokrasi sebagai
kekuasaan pejabat di dalam administrasi pemerintahan.
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu
sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional
dan sistematis, dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas
kerja individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar
(disarikan dari Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976; Mouzelis, dalam
Setiwan,1998).

D. MC Gregor
Douglas McGregor (1960) menekankan tentang pendapat Mayo (1930) dengan  teori
yang dikemukakannya mengenai manajemen perilaku terhadap pegawai  (bagaimana
memperlakukannya) yang berhubungan dengan kepuasan pegawai, teori tersebut dinamakan
dengan Teori X dan Y. Teori X menekankan manajer agar percaya  bahwa pegawai pada
dasarnya adalah malas dan tidak mempunyai keinginan untuk  meningkatkan produktivitas di
suatu organisasi, sehingga perlu adanya supervisi  secara terus-menerus dan arahan secara
melekat. Sementara  Teori Y menekankan  manajer agar percaya bahwa pegawainya senang
bekerja dengan motivasi yang timbul  dari dalam dirinya serta berusaha untuk bekerja keras
dalam mencapai tujuan individu  dan organisasi .
Perlu dicatat di sini bahwa McGregor tidak merasa bahwa antara Teori X dan Y
bertentangan, tetapi lebih merupakan suatu komponen yang berkesinambungan, sehingga
manajer harus menggabungkan komponen tersebut dalam mengelola dan memimpin
pegawainya. McGregor tidak melihat bahwa teorinya, khususnya Teori Y, merupakan teori
yang paling tepat diaplikasikan dalam setiap organisasi. Dia berpendapat bahwa teori tersebut
tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya keputusan yang tepat dan penjelasan akurat dari
seorang manajer dalam mengasumsikan atau menilai bawahannya.

Perbandingan Teori X, Y, Z Douglas McGregor (Ouchi, 1981)


Teori X Teori Y Teori Z
1. Menghindari 1. Senang bekerja. 1. Menekankan pada
pekerjaan bila ada 2. Mandiri. teori humanistis.
kesempatan. 3. Mempunyai tanggung 2. Fokus: motivasi yang
2. Tidak senang jawab. lebih kepada karyawan
bekerja. 4. Kreatif dan berkembang. untuk meningkatkan
Harus diarahkan. 5. Menggunakan kepuasan kerja dan
3. Mempunyai sedikit pendekatan ilmiah. menghasilkan
ambisi. 6. Memerlukan supervisi produksi.
4. Menghindar dari seperlunya. 3. Karektersitik:
tanggung jawab. 7. Berminat dalam pengambilan
5. Memerlukan menyelesaikan masalah keputusan bersama,
supervisi ketat. organisasi. masa bekerja yang
6. Termotivasi oleh lama, promosi jabatan
hukuman dan yang lambat dan
hadiah. bertahap, supervisi
tidak secara langsung,
menekankan pada
pendekatan holistis.

E. Scientific management
Scientific management adalah manajemen yang menggunakan ilmu (science) dan
scientific method. Sedangkan Sciectific method adalah suatu pendekatan yang tepat terhadap
suatu objek ilmu yang tujuan utamanya ialah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada.
Scientific management memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tersusun secara sistematis atau teratur.

2. Dapat dipelajari dan diajarkan.

3. Menggunakan metode-metode ilmiah.

4. Dapat dijadikan suatu teori.

5. Objektif dan rasional.

Sedangkan pengertian Scientific manager ialah manajer yang menggunakan science


dan scientific method dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-
fungsi manajemen. Scientific management dikemukakan pertama kali oleh Frederick
Winslow Taylor pada tahun 1911. Taylor membuat perencanaan sistem upah yang dapat
mempengaruhi turunnya biaya dan peningkatan produktivitas, mutu, pendapatan dan kinerja
karyawan. Metode tersebut dikenal sebagai differential rate system. Prinsip-prinsip scientific
management menurut Taylor dibagi kedalam 4 elemen dasar sebagai berikut:

1. Pengembangan manajemen ilmiah yang benar dapat digunakan untuk menentukan metode
terbaik untuk menjalankan setiap tugas.

2. Proses seleksi karyawan dengan cara yang ilmiah, setiap karyawan akan mendapatkan
tanggung jawab sesuai dengan keahliannya.

3. Hubungan kerjasama yang erat antara manajemen dan karyawan.

4. Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara yang ilmiah.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Taylor tersebut, Henry L. Gantt melakukan
penyempurnaan dengan memperkenalkan sitem bonus harian dan bonus ekstra untuk para
pengawas pabrik. Untuk mengatur efisiensi produksi, Gantt menyusun sistem “Charting” atau
“Gantt Chart ” yang berisi mengenai jadwal kegiatan produksi karyawan untuk mencegah
terjadinya pemborosan. Setiap kemajuan karyawan dicatat pada kartu individual, untuk
menilai kinerja karyawan tersebut. Feed back dari karyawan sangat diperlukan sebagai tindak
lanjut atas penilaian kinerja yang diberikan oleh perusahaan.

Kemudian The Gilbreths yaitu Frank B. Gilbreth dan Lilian Gilbreth memunculkan
konsep baru berupa gerakan dan kelelahan saling berkaitan sehingga setiap langkah yang
dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Hal tersebut dapat meningkatkan
semangat karyawan dalam bekerja. Selain konsep tersebut, The Gilbreths mengemukakan
konsep Three position plan of promotion yaitu karyawan memiliki 3 peran sebagai pelaku,
pelajar dan pelatih yang selalu mencari kesempatan baru. Karyawan dalam melakukan
pekerjaannya berusaha mempersiapkan diri untuk mencapai posisi jabatan yang baru dan
secara bersamaan, karyawan juga melatih calon penggantinya. Dalam konsep scientific
management harus dipelajari kepribadian dan kebutuhan masing-masing karyawan.

Namun scientific management mempunyai berbagai keterbatasan dalam implementasi


di lapangan antara lain karena peningkatan produktivitas tidak disertai dengan peningkatan
pendapatan yang layak bagi karyawan, upah yang tinggi dan kondisi kerja yang baik
sebenarnya tidak dipengaruhi oleh peningkatan laba perusahaan, masih jauhnya hubungan
antara manajer dan karyawan, adanya pengabaian faktor frustasi dan ketegangan yang dialami
karyawan ketika tidak dapat memenuhi kebutuhan sosialnya, dan pengabaian kebutuhan
manusia untuk mendapatkan kepuasan hasil kerja.
Daftar Pustaka

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sumijatun.skp/material/teorikonsepd
lmmngmntkep.pdf
http://abienaufal.blogspot.com/2015/11/tinjauan-teori-manajemen-
keperawatan.html?m=1
http://andii8306.blogspot.com/p/blog-page_937.html
http://www.academia.edu/8562826/douglas_MC_Gregor
hhtp://supiani.staff.gunadarma.ac.id

Anda mungkin juga menyukai