LANDASAN TEORI
jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami
kerusakan atau daerah - daerah yang sudah tidak memenuhi standar pelayanan
jalan yang baik, yang diperlukan dalam perencanaan lapisan tambahan ini hampir
sama dengan data - data yang diperlukan untuk merencanakan jalan baru. Namun,
perlu dilakukan survey terhadap lapisan permukaan yang telah ada sebelumnya
seperti struktur perkerasan, tebal perkerasan, lapis pondasi, lapis bawah pondasi,
sehingga dapat mengetahui kekuatan jalan yang telah ada. Lapisan perkerasan
37
38
Daya dukung tanah dapat diperoleh dari korelasi antara nilai CBR tanah
dasar dengan nilai DDT itu sendiri. Nilai CBR dapat diperoleh dengan uji CBR
Nilai CBR tanah dasar juga dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:
Keterangan :
Umur rencana jalan adalah waktu yang ditentukan dari jalan mulai dibuka
Fakor pertumbuhan lau lintas ditentukan untuk umur rencana jalan yang
Penentuan tingkat lalu lintas harian rata - rata untuk setiap jenis kendaraan
ditentukan pada awal umur rencana, yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan
yang melintas, dihitung untuk dua arah pada ruas jalan yang berbeda. LHR
didefinisikan sebagai volume lalu lintas yang menyatakan jumlah lalu lintas selam
dilakukan kendaraan terhadap suatu perkerasan jalan yaitu jumlah repetasi beban
yang ditanggung suatu jalan pada saat tersibuk atau volume kendaraan tertinggi.
40
Merupakan lintas ekivalen pada awal umur rencana atau pada saat jalan
baru dibuka. LEP adalah jumlah lintas ekivalen harian rerata dari sumbu tunggal
seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada lajur rencana yang diduga terjadi pada awal
umur rencana.
= ∑ … … … … … … … … … … … (3.2)
Keterangan:
UR = Umur rencana
j = Jenis kendaraan
E = Angka ekivalen
4 - 0,30 - 0,45
5 - 0,25 - 0,425
6 - 0,20 - 0,4
1000 0,0002
2000 0,0036 0,0003
3000 0,0183 0,0016
4000 0,0557 0,0050
5000 0,1410 0,0121
6000 0,2923 0,0251
7000 0,5415 0,0466
8000 0,9238 0,0794
42
Merupakan lintas ekivalen pada akhir umur rencana atau pada saat
LEA = ∑ j (1+i)
UR
x Cj x Ej… … … … … … … … … … ... (3.5)
Keterangan :
j = Jenis kendaraan
seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada lajur rencana yang diduga terjadi pada
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.6)
yang direncanakan pada awal umur rencana hingga akhir umur rencana jalan.
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.7)
1. permeabilitas tanah,
2. kelengkapan drainase,
3. bentuk alinyemen,
≥4 ≤ 1000
LASTON
3,9 – 3,5 >1000
3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,9
3,4 –
– 3,5
3,0 ≤>2000
2000
LASBUTAG
LASBUTAG 3,4 – 3,0 >2000
JALAN KERIKIL
45
klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen rencana (LER) menurut
tabel di bawah ini. Beberapa nilai IPt dan artinya adalah sebagai berikut:
IP = 1,5 : tingkat pelayanan yang rendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus).
IP = 2,5 : menyatakan permukaan jalan yang masih cukup stabil yang baik.
Klasifikasi Jalan
LER
Lokal Kolektor Arteri Tol
Marshall(kg) untuk bahan aspal, kuat tekan (kg/cm²) untuk bahan pondasi atau
pondasi bawah, jika alat marshall tidak tersedia maka kekuatan bahan beraspal
bisa diukur dengan cara lain seperti hveem test. Nilai koefisien relatif untuk
masing-masing bahan Indonesia telah ditetapkan oleh Bina Marga pada Metode
dengan penentuan tebal minimum tiap lapis di suatu jalan. Jalan yang memakai
perkerasan lentur memiliki 3 lapisan utama yaitu lapis permukaan, lapis pondasi
atas, dan lapis pondasi bawah. Tiap lapisan memiliki nilai minimum untuk untuk
47
indeks tebal perkerasan yang diambil dari nomogram ITP berdasarkan hubungan
Keterangan :