Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masa


1

1.3. Tujuan
1

BAB II ISI 2

2.1. Bahan Baku Ai


2

2.2. Proses Pengola


4

2.2.1. Pengolahan Air Pra Pengolahan 6

2.2.2. Proses Pengolahan Air (Alat, Bahan, Jelaskan) 7

2.2.3. Distribusi Air 16

2.3. Pengolahan Ai
16

2.3.1. Kegunaan Air Denim 18

2.3.2. Proses Denim Water 18

BAB III PENUTUP 22

Kesimpulan 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun
untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu
keberadaan air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi
kelangsungan kehidupan. Air tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air
tidaklah mungkin ada kehidupan. Semua orang tahu betul akan pentingnya air
sebagai sumber kehidupan. Namun, tidak semua orang berpikir dan bertindak
secara bijak dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang
mengitarinya. Malah ironisnya, suatu kelompok masyarakat begitu sulit
mendapatkan air bersih, sedangkan segelintir kelompok masyarakat lainnya
dengan mudahnya menghambur-hamburkan air.
Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk
melestarikan air, sehingga banyak sumber air yang tercemar oleh perbuatan
manusia itu sendiri. Ketidak bertanggung jawaban mereka membuat air menjadi
kotor, seperti membuang sampah ke tepian sungai sehingga aliran sungai menjadi
mampet dan akhirnya timbul banjir jika hujan turun, membuang limbah pabrik ke
sungai yang mengkibatkan air itu menjadi tercemar oleh bahan-bahan berbahaya,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan air yang telah
tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah sumber/bahan baku air dan kegunaannya?
2. Bagaimana proses pengolahan air?
3. Bagaimana pengolahan air pra pengolahan?
4. Apakah alat dan bahan dalam proses pengolahn air?
5. Apa saja yang termasuk distribusi air?
6. Bagaimana pengolahan air umpan boiler dan air proses/Denim Water?
7. Apa saja kegunaan Denim Water?
8. Bagaimana proses dari Denim Water?
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui sumber/bahan baku air dan kegunaannya
2. Dapat mengetahui proses pengolahan air
3. Dapat mengetahui pengolahan air pra pengolahan
4. Dapat mengetahui alat dan bahan dalam proses pengolahn air
5. Dapat mengetahui distribusi air

1
6. Dapat mengetahui pengolahan air umpan boiler dan air proses/Denim
Water
7. Dapat mengetahui kegunaan Denim Water
8. Dapat mengetahui proses dari Denim Water

2
BAB II
ISI

2. Tinjauan Pustaka
2.1. Bahan Baku Air Dan Kegunaannya
Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air
permukaan, dan air tanah (Sutrisno, 2004).
1. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir, Air Meteriologik
Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Dapat terjadi
pengotoran dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran –
kotoran industri/debu dan lain sebagainya tetapi dalam keadaan murni sangat
bersih. Sehingga untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum
hendaknya tidak menampung air hujan pada saat hujan baru turun, karena
masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan memiliki sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal
ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). Disamping itu air hujan ini
mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, air
permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Mutu atau kualitas baku
b. Jumlah atau kuantitasnya
c. Kontinuitasnya
Air permukaanseringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik
karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya.Air permukaan meliputi
:
a) Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena
selama pengalirannnya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
Oleh karena itu dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah
mengalami suatu pengolahan yang sempurna.
b) Air Rawa
Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang disebabkan oleh
adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang

3
larut dalam air. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis yang
tinggi tersebut, maka umumnya kadar mangan (Mn) akan tinggi pula dan
dalam keadaan kelarutanO2kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur
mangan (Mn) ini akan larut.
4. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan , air
tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan
menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai
lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan
menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada air ini akan
menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat
mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti besi
dan mangan
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri,
sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia
(garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai
unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan
tanah di sini berfungsi sebagai saringan.Disamping penyaringan, pengotoran
juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan
muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air yang akan terkumpul
merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk
sumber air minummelaui sumur-sumur dangkal.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis.Air ini terdapat diantara dua
lapisan kedap air.Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut
lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air.Jika lapisan kedap
air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke
permukaan disebut mata air artesis.Pengambilan air tanah dalam, tak
semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya
antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.Jika tekanan air tanah ini
besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini
disebut dengan sumur artesis. Jika air tidak dapat ke luar dengan sendirinya,
maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
c. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kualitas/ kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.

4
Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata air dapat
dibedakan atas :
1) Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng.
2) Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu
dataran.
Pemanfaatan Air
Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah :
1. Untuk keperluan air minum.
2. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur, dan lain-
lain).
3. Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram halaman)
4. Untuk konservasi sumber baku PAM.
5. Taman rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan).
1. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan
proses kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain).
2. Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses
membuat makanan, minuman seperti the botol, coca cola, perusahaan roti
dan lain-lain).
3. Pertanian/ irigasi.
4. Perikanan.
5. Lain-lain.
Menurut Alamsyah (2007), manfaat air bagi tubuh manusia adalah :
1. Membantu proses pencernaan
2. Mengatur proses metabolisme
3. Mengangkut zat-zat makanan
4. Menjaga keseimbangan suhu tubuh
2.2. Proses Pengolahan Air
a. Bangunan Penangkap air
Bangunan penangkap air ini merupakan bangunan untuk menangkap atau
mengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat dimanfaatkan.
Fungsi dari bangunan penangkap ini sangat penting artinya untuk menjaga
kontinuitas pengaliran. Penanganan bangunan penangkap air ini ditujukan
terhadap:
Kuantitas:
- Pencatatan tingkah laku keadaan dari sumber asal air
- Pencatatan debit air pada setiap saat
- Mengontrol atau memeriksa peralatan pencatatan debit serta peralatan
lainnya (misalnya: pompa, saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas
debit pengaliran
Kualitas:

5
- Hal ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran sumber air
- Pemeriksaan kualitas air pada sumber air secara periodik.
b. Bangunan Pengendap Pertama
Bangunan pengendap pertama dalam pengolahan ini berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai dengan cara gravitasi.
Pada proses ini tidak ada penambahan zat atau bahan kimia. Untuk instalasi
penjernihan air, yang air bakunya cukup jernih, bak pengendap pertama tidak
dibutuhkan.
c. Pembubuhan Koagulan
Unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulan secara teratur sesuai dengan
kebutuhan (dosis yang tepat). Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan
pada air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak
dapat mengendapkan dengan sendirinya. Bahan kimia yang sering digunakan
untuk proses koagulasi umumnya diklasifikasikan menjadi tiga golongan,
yakni zat koagulan, zat alkali dan zat pembantu koagulan. Zat koagulan
digunakan untuk menggumpalkan partikel-partikel padat tersuspensi, zat
warna, koloid dan lain-lain agar membentuk partikel yang besar atau flok.
Sedangkan zat alkali dan zat pembantu berfungsi untuk mengatur pH agar
kondisi air baku dapat menunjang proses flokulasi, serta membantu agar
pembentukan flok dapat berjalan dengan lebih cepat. Alat pembubuh koagulan
yang banyak dikenal sekarang ini dapat dibedakan dari cara pembubuhannya:
- Secara gravitasi, dimana bahan atau zat kimia mengalir dengan sendirinya
karena gravitasi
- Memakai pompa: pembubuhan zat kimia dengan bantuan pemompaan
Bahan/zat kimia yang dipergunakan sebagai koagulant yaitu: Aluminium
Sulfat, biasa disebut dengan tawas. Bahan ini digunakan untuk mengurangi
kadar karbonat. Bahan ini paling murah dan mudah didapat pada pasaran serta
mudah disimpan.
d. Bangunan Pengaduk Cepat
Unit ini untuk meratakan bahan/zat kimia yang ditambahkan agar dapat
bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat.Cara pengadukan
dengan:
- Alat mekanis: motor dengaan alat pengaduknya
- Penerjun air: dengan bantuan udara bertekanan
Yang perlu diperhatikan dalam pengadukan cepat adalah alat atau cara
pengadukannya, supaya mendapat pengadukan yang sempurna dan sesuai.
e. Bangunan Pembentuk Flok
Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya
dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan bahan atau
zat koagulan yang kita bubuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk

6
flok-flok (partikel yang lebih besar dan bisa mengendap dengan gravitasi)
adalah kekeruhan pada baku air, tipe dari suspended solid, pH, alkalinity,
bahan koagulan yang dipakai, dan lamanya pengadukan. Pada unit ini kita
usahakan supaya tak terbentuk endapan flok.
f. Bangunan Pengendapan Kedua
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada unit bak
pembentuk flok. Pengendapan disini dengan gaya berat flok sendiri (gravitasi).
Penanganan unit bak pengendap kedua sama dengan pada unit bak pengendap
pertama.
g. Filter (Saringan)
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan
dengan melewatkan umpan (padatan + cairan) melalui medium penyaring.
Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong
berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar.
Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalamsuspensi relatif lebih
kecil dibandingkan zat cairnya.Effeuent dari bak pengendap (sedimentation
basin) mengalir ke filter, gumpalan-gumpalan dan lumpur (flok) tertahan pada
lapisan atas filter. Pada saat tertentu dimana hilangnya tekanan dari air di atas
saringan terlalu tinggi, yaitu karena adanya lapisan lumpur pada bagian atas
bagian dari saringan, maka saringan akan dicuci kembali (back wash) dengan
air bertekanan dari bawah.
h. Reservoir
Reservoir digunakan untuk memodelkan jika terdapat suatu tampungan air atau
reservoir.Reservoir berfungsi sebagaitempat penampungan air bersihyang telah
disaring melalui filter,Air yang dalam reservoir inisebelumdisalurkan ke
konsumen diberikan larutan kaporit untukmembunuh bakteri yang
terkandungdalam air tersebut.Air yang telah melalui filter sudah dapat
dikonsumsi. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan
ditampung pada bak reservoir (tandon) untuk diteruskan pada
konsumen.Fungsi keberadaan reservoir adalah :
1. Penampungan terakhir kali air yang telah diolah dan memenuhi syarat
kualitas air minum.
2. Sebagai sarana vital penyaluran air ke masyarakat dan sebagai cadangan
air.
3. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air agar dapat tercapai
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai.
4. Keperluan instalasi, seperti  pencucian filter, pembubuhan alum.
5. Tempat penyimpanan air saat desifektan.
6. Sebagai pengaman untuk gelombang tekanan balik.
2.2.1. Pengolahan Air Pra Pengolahan

7
Pengolahan air dilakukan sebagai usaha teknis yang dilakukan untuk
mengubah sifat-sifat air, sehingga akan didapatkan air yang yang memenuhi
standar kualitas yang telah ditentukan. Berikut ini adalah skema pengolahan air
PT Krakatau Tirta Industri sebelum air tersebut didistribusikan ke konsumen:

Gambar 2.2.1. Alur Proses Pengolahan Air

Proses Pegolahan
- Proses Pretreatment
- Proses Flokulasi dan koagulasi
- Proses Sedimentasi
- Proses Aerasi
- Proses Filtrasi
- Proses Desinfeksi
- Proses Netralisasi
Alur Proses
- Rumah Pompa (PSI) Cidanau
- Intake Air baku
- Sand trap
- By pass dan Sump Pump
- Pipa transmisi
- Surge tank
- Rumah venting
- Waduk Krenceng (PS II)

8
- Bangunan Pembagi
- Instalasi pengolahan Air
- Bak Distribusi
- Accelator Clarifier
- Green Leaf filter
- Backwash
- Instalasi Recycle Backwash
- Ground Reservoir
- Water tower
- Sludge Drying Bed
- Desinfeksi dan Netralisasi
2.2.2. Proses Pengolahan Air
1. Pretreatment
Karena air baku yang akan digunakan dalam proses pengolahan air berasal dari
sungai Cidanau maka sangat perlu di lakukan proses pretreatment. Pretreatment
dilakukan sebagai proses pengolahan air pendahuluan atau sebelum dilakukan
tahap koagulasi dan flokulasi, yang bertujuan untuk memisahkan bahan yang
mengapung. Pretreatmen yang dilakukan PT Krakatau Tirta Industri meliputi
screening dan Presedimentasi. Screening dilakukan jika air baku berasal dari
air permukaan yag banyak megandung bahan terapung dengan ukuran kecil
sampai besar. Sedangkan presedimentasi merupakan salah satu unit pada
bangunan pengolahan air minum yang umumnya digunakan sebagai
pengolahan pendahuluan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat proses
pengendapan partikel diskrit seperti pasir, lempung, dan zat-zat padat lainnya
yang bisa mengendap secara gravitasi.Prasedimentasi dilakukan untuk
menyisihkan padatan tersuspensi dengan diameter lebih dari 10-2 mm secara
gravitasi dengan penyisihan suspensi solid sebesar 40-70% pada bak tanpa
penggunaan koagulan. Tipe ini biasanya diletakkan di reservoir, grit basin,
debris dam, atau perangkap pasir pada awal proses pengolahan. Bentuk unit
prasedimentasi yang umum digunakan adalah rectangular dan circular serta
terdiri dari empat zona, yaitu zona inlet, zona pengendapan, outlet, dan zona
lumpur. Keempat zona ini akan mempengaruhi proses pengendapan yang
terjadi di zona pengendapan.
2. Flokulasi dan Koagulasi
Flokulasi merupakan proses terjadinya pembentukan flok. Peningkatan
jumlah flok semakin besar diakibatkan terjadinya ikatan antara partikel
-partikel dengan koagulan. Proses terbentuknya flokulasi dimulai dari

9
partikel colloid yang sudah de-stabil akan bergabung dengan koloid lain
sehingga membentuk flok yang besar. Lalu terjadi penurunan gradien
kecepatan secara perlahan yang akan mengakibatkan flok menjadi semakin
besar. Dalam kompartemen flokulasi, flok diusahakan untuk tidak
mengendap (akibat gradient kecepatan rendah) atau flok menjadi pecah
(akibat gradient kecepatan tinggi). Flok yang memiliki berat jenis lebih
dari 1 akan mengendap dalam bak sedimentasi.

Sedangkan proses koagulasi merupakan suatu proses de-stabilisasi muatan


listrik dari koloid (partikel kecil yang melayang didalam air dan tidak
mengalami pengendapan dengan sendirinya) sehingga memungkinkan untuk
bergabung satu sama lain. Pada proses koagulasi (destabilisasi) dibutuhkan
bahan kimia yang mampu merubah muatan partikel, perubahan muatan partikel
dapat dilakukan dengan berbagai bahan kimia tetapi bahan kimia yang
bervalensi 3 (trivalent) sepuluh kali lebih efektif dibanding dengan bervalensi 2
(divalent).
Proses koagulasi ini dimasukkan ke dalam sebuah chamber, dimana pada
proses ini terjadi proses pencampuran antara air baku dengan bahan koagulan
yaitu Alum atau Aluminiium Sulfat Al2(SO4)3 sebagai penyumbang ion positif
(Al3+). Kedua zat ini diaduk secara cepat agar terjadi pencampuran secara
merata sehingga terjadi konsentrasi yang sama. Dalam proses koagulasi-
flokulasi beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Konsentrasi padatan yang terkandung dalam air limbah. Konsentrasi
padatan atau zat terlarut dalam air limbah akan mempengaruhi kebutuhan
konsentrasi koagulan yang dibutuhkan dalam pengolahan air limbah, pada
umumnya jika konsentrasi padatan atau zat terlarutnya tinggi akan
dibutuhkan konsentrasi koagulan yang lebih kecil (diperlukan penelitian
pendahuluan) 
- Jenis koagulan yang dipergunakan. Jenis koagulan yang akan
diaplikasikan tergantung pada karakteristik air limbahnya, hal ini
disebabkan karena jenis koagulan tertentu akan bekerja baik pada derajat
keasaman (pH) air limbah tertentu.
- Kecepatan putaran pengaduk (jika menggunakan tangki berpengaduk).
Kecepatan putaran pengaduk pada pengolahan dengan tangki berpengaduk
berpengaruh terhadap ukuran flok yang terbentuk, kecepatan putaran
pengaduk dapat memecah flok yang sudah terbentuk. Untuk proses
koagulasi kecepatan putaran pengaduk sekitar 100 rpm, sedangkan pada
proses flokulasi lebih lambat sekitar 50 rpm.
- Kecepatan aliran air limbah masuk dalam tangki (jika kecepatan aliran
dimanfaatkan untuk pengadukan)

10
- Waktu pengadukan (waktu tinggal). Waktu pengadukan berkaitan dengan
mekanisme pembentukan flok, semakin lama waktu pengadukan
pembentukan floknya akan semakin sempurna dan mudah untuk
diendapkan, tetapi jika terlalu lama terkadang flok yang sudah terbentuk
akan pecah kembali.
- Jenis padatan (flok) yang dihasilkan. Jenis flok yang terbentuk tergantung
pada jenis air limbah dan koagulan yang dipergunakan, pada pemakain jenis
koagulan tertentu akan menghasilkan flok tertentu, kekuatan flok tertentu
dan berat jenis flok tertentu. Dalam proses pengolahan air limbah secara
kimia yang diharapkan adalah terbentuk flok yang kuat dan mudah untuk
diendapkan dan pengendapan membutuhkan waktu yang relatif cepat.
- Pengelolaan flok yang dihasilkan. Pada proses pengolahan air limbah
secara kimia dihasilkan padatan (flok), flok yang dihasilkan perlu dilakukan
pengelolaan sehingga tidak menghasilkan limbah padat meskipun
jumlahnya tidak banyak. Dalam pengelolaan flok yang perlu diperhatikan
adalah apakah flok dapat dioleh kembali menjadi bahan kimia baru, produk
baru dan sebagainya.  

3. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menghilangkan
materi tersuspensi atau flok kimia yang cukup besar dengan berat jenis
lebih dari satu yang akan mengendap secara gravitasi di bak pengendapan atau
yang dikenal dengan nama akselerator.

Proses terbentuknya sedimentasi dimulai dari flok-flok yang cukup besar dan
berat jenis lebih dari satu secara perlahan turun karena adanya pengaruh
gravitasi. Flok-flok yang berukuran halus akan terbawa aliran keluar, yang
selanjutnya akan mengalami pemisahan melalui proses filtrasi. Dalam bak

11
sedimentasi, flok diusahakan tidak mengalami pemecahan dikarenakan gradien
kecepatan yang tinggi.
4. Aerasi
Aerasi merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke udara.
Pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses absorpsi (penyerapan gas) dan
desorbsi (pelepasan gas). Sedangkan fungsi dari aerasi adalah:
- Penambahan julah oksigen
- Penurunan jumlah karbon dioksida
- Menghilangkan hidrogen sulfida (Hws), metana (CH 4), dan berbagai
senyawa organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan dengan
rasa dan bau.
Proses ini telah digunakan secara luas untuk pengolahan air yang mempunyai
kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi (mengurangi kandungan
konsentrasi zat terlarut). Zat-zat tersebut memberikan rasa pahit pada air,
menghitamkan pemasakan beras, dan memberikan noda hitam kecoklat-
coklatan pada pakaian yang dicuci.Proses Aerasi meliputi:
- Oksigen yang ada di udara, melalui proses aerasi akan bereaksi dengan
senyawa ferrous dan manganous terlarut merubahnya menjadi  ferri(FE) dan
manganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Selain itu dilanjutkan dengan
pengendapan (sedimentasi dan penyaringan (filtrasi). Oksigen terhadap
senyawa besi dan mangan di dalam air tidak selalu terjadi dalam waktu cepat.
Bila air mengandung zat organik, pembentukan endapan besi dan mangan
melalui aerasi terlihat sangat tidak efektif.
- Pada pengolahan air minum, kebanyakan dilakukan dengan  menyebarkan air
agar kontak dengan udara di atas lempengan tipis atau melaui tetesan-tetesan
air yang kecil (waterfall/ aerators? Aerator air terjun) atau debgan mencampur
air dengan gelembung-gelembung udara (bubble aerator). Dengan kedua cara
tersebut, oksigen pada air dapat dinaikkan sampai 60-80% (dari jumlah
oksigen tertinggi,yakni air yang mengandubg oksigen sampai jenuh. Pada
aeraor air terjun, dapat cukup besar menghilangkan gas-gas yang terdapat
dalam dan cukup berarti menurunkan karbon dioksida, tetapi tidak memadai
bila air yang diolah sangat korosif. Pengolahan selanjutnya seperti
pembubuhan kapur atau dengan saringan marmer atau dolomite yang dibakar.
5. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses penyaringan yang berfungsi untuk
memisahkan padatan tersuspensi dan flok-flok yang masih lolos dalam proses

12
sedimentasi. Proses penyaringan ini menggunakan kerikil, pasir dan bahan-
bahan lainnya yang dapat digunakan berulang kali. Pada penerapannya filtrasi
digunakan untuk menghilangkan sisa padatan tersuspensi yang tidak
terendapkan pada proses sedimentasi.
6. Desinfeksi
Proses desinfeksi merupakan proses untuk menghilangkan mikroorganisme
pathogen agar air yang dihasilkan memenuhi syarat bakteriologis.
Desinfeksi dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain: dengan
penambahan zat kimia khlorinasi, penggunaan materi fisik berupa panas
dan cahaya serta penggunaan elektromegnetik, akustik, dan radiasi.
Desinfeksi yang digunakan harus bersifat toksik bagi mikr oorganisme
patogen tetapi tidak toksik bagi makhluk hidup kompleks seperti manusia.
7. Netralisasi
Proses netralisasi  bertujuan untuk melakukan perubahan derajat keasaman
(pH) air. Proses ini dilakukan pada awal proses (pengkondisian) air sebelum
dilakukan proses lanjutan atau pada akhir proses sebelum air di tampung dalam
reservoir dalam rangka memenuhi standar baku air. Pada air yang bersifat
asam, dibutuhkan basa untuk netralisasi dan sebaliknya. Pada netralisasi air
dapat pula terbentuk padatan sehingga dibutuhkan proses pemisahan padatan.
Netralisasi biasanya berupa pembubuhan alkali dimaksudkan untuk
menetralkan pH, karena pada umumnya pH akan turun setelah pembubuhan
koagulan yang bersifat asam. Pembubuhan alkali diperlukan bila air baku yang
diolah memiliki kadar alkalinitas rendah.
Alur Proses

Gambar 5. Alur Proses Pengolahan Air

13
Alur proses pengolahan air yang bermula dari pengambilan air baku yang
berasal dari sungai Cidanau yang akan ditampung dalam reservoir penampungan
waduk Krenceng sebelum diolah menjadi air bersih. Air yang telah dipompakan
dari sungai Cidanau dimasukkan terlebih dahulu ke dalam water intake. Water
intake adalah suatu tempat yang digunakan sebagai tempat pengambilan air
baku, dimana akan terjadi proses screening untuk memisahkan bahan terapung
dengan ukuran kecil sampai besar agar tidak masuk ke dalam pompa dan
treatment plant. Air dimasukkan ke dalam water intake dengan debit 0,6-0,72
m3/dt. Dari water intake air akan mengalami proses pretreatment sebagai proses
pendahuluan sebelum dilakukan koagulasi dan flokulasiyang bertujuan untuk
memisahkan bahan yang mengapung.
Pretreatmen dilakukan melalui proses presedimentasi dengan menggunakan
metode sand trap. Sand trap berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam air
yang akan dilairkan ke proses berikutnya yang bekerja berdasarkan gaya gravitasi,
yaitu mengendapkan padatan.Kemudian air akan di alirkan dengan menggunakan
pipa transmisi pada bypassdan sump pump yang merupakan wadah atau bak
penampungan air yang saling berhubungan. Air kemudian dipompa dan di atur
dengan pemasangan surge tank yang merupakan mengaman pipa terhadaptekanan
kejut atau tekanan mendadak yang bertekanan lebih tinggi, surge
tankakanmenyerapkenaikanmendadaktekanan, sertadengan cepat
memberikanairekstra selamapenurunansingkat dalamtekanan. Air yang dipompa
ke rumah venting atau rumah pompa lalu ditampung dalam bangunan pembagi
yang akan terjadi pembagian aliran air dimana sebagian air akan dipompa dan
disimpan di waduk krenceng sebagai cadangan pasokan air, sedangkan sebagian
lagi dapat langsung digunakan dalam proses penjernihan air. Air yang tertampung
dalam waduk jika dibutuhkan dapat dipompa untuk digunakan dalam proses
penjernihan air.

Gambar 6.Waduk Krenceng


Kemudian air yang akan diolah di dalam water treatment plant (WTP)
yang berlokasi di PT Krakatau Tirta Industri. Di dalam WTP ini terjadi
proses penjernihan air dari air baku menjadi air bersih. Proses penjernihan ini
terdiri dari proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan reservoir.

14
Sebelum masuk dalam unit koagulasi dan flokulasi air ditampung dalam bak
distribusi dengan penambahan klor dan Alum sulfat kemudian di distribusikan
pada Accelator clafier.Accelator clarifier merupakan unit pengolahan air yang
menggabungkan unit koagulasi-flokulasi dan sedimentasi dalam satu unit tunggal.
Lapangan sludge blanket terbentuk dipisahkan dari air olahan dalam zona
sedimentasi. Sebagian lumpur akan diresirkulasi ke zona reaksi. Pengadukan
dilakukan dengan cara mekanis.
Kelebihan penggunaan Accealator clafier yaitu desain yang kompak dan
ekonomis serta pembuangan lumpur yang sederhana. Accelerator baik untuk
proses pelunakan dan kekeruhan tingkat tertentu. Klarifer yang digunakan adalah
modern clarifier, dimana kogulasi, flokulasi dan sidimentasi terjadi pada satu
tempat Air yang dipompakan dari tangkipengendapan sebelum masuk ke klarifier
di masukan larutan aluminium(Al2(SO4)3).Klarifier berfungsi sebagai
tempatpembentukan flok denganpenambahan larutan Alumsebagai
bahan.Padaklarifier terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai alat
untukmempercepat pembentukan flok.Pada klarifier terjadi pemisahanantara air
bersih dan air kotor.Airbersih ini kemudian disalurkandengan menggunakan pipa
yangbesar untuk kemudian dipompakanke filter.

Gambar 7.Accelator clarifier


Filter yang digunakan yaitu Green Leaf Filter yang berupa plat dengan
daun-daun yang berfungsi untuk di memyimpan cake yang terbentuk pada bagian
dalam setiap sisi daun dan filtrat mengalir keluar melalui saluran dari saringan
pembuangan air yang kasar pada daun di antara cake, daun-daun tersebut
dibenamkan ke dalam suspensi.Selama penyaringan, bantuan filter yang
bercampur dengan bahan dalam silinder pencampuran kemudian ditransmisikan
oleh pompa ke layar filter untuk membentuk lapisan kue filter.

15
Gambar 8.Green Leaf Filter
Suspensi kotoran hasil pembuangan proses filtrasi kemudian mengalami
proses pencucian pada backwash. Backwash adalah pencucian yang dilakukan
untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode
aliran terbalik (dari bawah ke atas atau kebalikan system running).Air hasil
backwash langsung di buang melalui drain.Backwash biasanya di lakukan setiap
1-2 hari selama 30-60 menit (tergantung influent dan tingkat kekotoran media)
bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter.
Pengertian ‘backwash’ dalam water treatment adalah membalik arah masuknya air
ke dalam tabung filter air. Dengan berjalanya waktu dan karena pemakain dari
filter itu sendiri, media filter akan menjadi kotor oleh polutan–polutan dalam air
yang terperangkap di dalamnya.
Untuk mengembalikan kondisi filter media seperti semula maka di perlukan
pembersihan atau pencucian media filter secara berkala. Proses ini yang
dinamakan “backwashing” yaitu mencuci media filter tanpa harus mengeluarkan
media filter itu sendiri dari dalam tabung filter (vesell). Air yang telah mengalami
pencucian yang masih dapat digunakan dapat didaur ulang pada unit instalasi
Recycle Backwash.Suspensi kotoran setelah mengalami pencucian pada Backwash
kemudian ditampung dan dipisahkan lumpur yang bercampur dengan air
menggunakan metode sludge drying bed dengan cara proses penguapan
menggunakan energi penyinaran matahari. Lumpur yang dihasilkan merupakan
hasil akhir dari setiap instalasi pengolahan air.
Pada Instalasi pengolahan air yang menggunakan sistem lumpur aktif yang
dihasilkan dalam bak sedimentasi sebagai recycle dan sebagian lagi dipompakan
ke bak pengering lumpur (sludge drying bed) lumpur yang ditumpahkan ke bak
pengering lumpur biasanya mengandung kadar solid 10 % dan air 90 %. Air yang
meresap melewati lapisan penyaring, masuk ke pipa unser drain dan sebagian lagi
menguap ke udara. Waktu pengeringan lumpur biasanya 3-4 minggu dengan
ketebalan lapisan lumpur dalam bak pengering antara 15-25 cm. Semakin tebal
lapisan lumpur, waktu pengeringan semakin lama apalagi ke dalam bak pengering
lumpur yang sudah terisi lumpur masih dimasukkan lagi lumpur yang baru.
Keadaan cuaca juga sangat mempengaruhi lamanya waktu pengeringan lumpur.

16
Gambar 9.sludge drying bed
Hasil filtrasi kemudian mengalami proses disinfeksi untuk menghilangkan
mikroorganisme pathogen agar air yang dihasilkan memenuhi syarat
bakteriologis. Desinfeksi dilakukan dengan dengan penambahan zat kimia
khlorinasi. Selain itu air tersebut juga dinetralisasi untuk melakukan perubahan
derajat keasaman (pH) air.Netralisasi berfungsi untuk menetralkan air akibat
penambahan alum sehingga pHnya berkisar antara 6 sampai 8.Proses ini
dilakukan pada akhir proses sebelum air di tampung dalam reservoir dalam rangka
memenuhi standar baku air. Setelah semua proses dilakukan, air yang telah
bersih dialirkan ke dalam saluran tertutup (pipa), dimana pada proses
pengaliran ini dilakukan proses penambahan klorin lagi di dalam reservoir. Air
bersih yang dihasilkan kemudian ditampung dalam ground reservoir yaitu
bangunan penampung air bersih yang berada di bawah permukaan tanah.

Gambar 10.Ground Reservoir


Dari ground reservoir kemudian air di pompa ke water tower. Water tower
merupakan sebuah menara air atau sebuahkontainer penyimpanan air besar yang
ditinggikan yang dibangun untuk menampung persediaan air pada tinggi yang
cukup untuk memberi tekanan pada sistem distribusi air. Pemberian tekanan
terjadi melalui peninggian air; untuk setiap ketinggian
1.020 sentimeter (401.575 in), air memberi tekanan sebesar
1 kilopascal (0.145 psi). Ketinggian 30 m (98.43 kaki) menghasilkan tekanan
sebesar 300 kPa (43.511 psi), tekanan yang cukup untuk mengoperasikan dan
memenuhi persayaratan sistem distribusi dan tekanan air domestik.PT Krakatau

17
Tirta Industri memiliki 4 tempat penampungan air bersih yang siap untuk
didistribusikan yang terdiri dari tiga reservoir dan satu tower reservoir.

Gambar 11.Tower Reservoir di WRP PT Krakatau Tirta Industri


Ketiga reservoir ini berbeda-beda sistem pendistribusiannya. Reservoir 1
digunakan untuk mendistribusikan air ke wilayah industri Krakatau Steel,
reservoir 2 digunakan untuk mendistribusikan air ke PDAM Cilegon,
reservoir 3 merupakan reservoir baru yang sedang dalam tahap penyelesaian
yang rencananya akan digunakan untuk didistribusikan ke wilayah baru proyek
PT Krakatau Steel. Sedangkan untuk tower reservoir digunakan untuk
didistribusikan kepada konsumen dan perumahan di wilayah Cilegon dan
sekitarnya.
2.2.3. Distribusi Air
Air adalah suatu zat yang banyak terdapat dialam bebas.Sesuai dengan
tempat sumber air tersebut berasal, air mempunyai fungsi yang berlainan,
dengankarakteristik yang ada.Air banyak sekali diperlukan didalam kehidupan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Didalam pabrik ini , dibedakan menjadi 2 bagian utama dalam system
pengolahan air. Bagian pertama adalah unit pengolahan air sebagai unit penyedia
kebutuhan air dan unit pengolahan air buangan sebagai pengolah air buangan
pabrik sebelum dibuang ke badan penerima air.
Dalam pabrik ini sebagian besar air dimanfaatkan sebagai air proses
dansebagai media perpindahan energi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, air
harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sehingga pabrik dapat
befungsi dengan optimum, aman dan efisien.
Secara umum fungsi air di pabrik ini terbagi dalam beberapa system
pemakaian, masing-masing mempunyai persyaratan kualitas yang berbeda sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya. Sistem pemakaian tersebut antara lain adalah :
1. Sebagai air pengisi boiler (air umpan boiler)
2. Sebagai air sanitasi
3. Sebagai air pendingin

18
4. Sebagai air proses.
2.3. Pengolahan Air Umpan Boiler Dan Air Proses/Denim Water
Air ini dipergunakan untuk menghasilkan steam di dalam boiler. Air umpan
boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, karena kelangsungan
operasi boiler sangat bergantung pada kondisi air umpannya. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi antara lai :
a. Bebas dari zat penyebab korosi, seperti asam, gas-gas terlarut.
b. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang tinggi,
yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silika.
c. Bebas dari zat penyebab timbulnya buih (busa) seperti zat-zat organik,
anorganik dan minyak.
d. Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
Air ini digunakan sebagai umpan boiler yang akan memproduksi steam.
Untuk umpan boiler digunakan air bebas mineral yang akan diperoleh dengan cara
ion exchange (pertukaran ion). Jadi untuk keperluan ini diperlukan satu unit
tambahan water treatment berupa unit water softening dengan pertukaran ion. Ion
yang dipertukarkan adalah Mg2+, Ca2+ , Na2+ , HCO-3 , SO4-, CI- sebagai ion
penyebab kesadahan air. Efekdari kesadahan ini adalah timbulnya kerak (scale) di
sisi bagian dalam dinding waste heat boiler. Sebagai resin penukar kation dapat
digunakan asam kuat dan resin penukar anion dapat digunakan basa kuat.
Air umpan boiler tidak boleh mengandung zat yang dapat menyebabkan
korosi, kerak, dan foaming. Korosi dapat terjadi karena air mengandung larutan
asam dan gas-gas yang terlarut. Pembentukan kerak disebabkan karena adanya
kesadahan dan suhu tinggi yang biasanya berupa garam karbinat dan silika.
Sedangkan foaming timbul karena adanya zat-zat organic yang tak terlarut dalam
jumlah yang besar.Persyaratan umum untuk air sebagai air untuk umpan boiler
adalah :
a. Kandungan silika = 0,01 ppm maksimum
b. Konduktivitas = 1 ( s/cm )
c. O2 terlarut kurang dari 10 ppm
d. pH : 8,8 – 9,2
Untuk menghilangkan gas-gas terlarut seperti oksigen diperlukan unit deaerator
dengan carastripping dengan menggunakan steam tekanan rendah dan
diinjeksikan hydrazine ke dalamnya sebagai pengikat gas.Reaksi yang terjadi:
N2H4 + O2 2H2O + N2
Air Proses
Biasanya air proses digunakan untuk keperluan pengenceran, pelarutan atau
reaktan. Karena kegunaannya maka spesifikasi air proses perlu disesuaikan
dengan peruntkannya. Dengan memperhatikan spesifikasi dan jumlah
kebutuhannya yang cukup besar maka air proses yang disediakan perlu

19
disesuaikan dengan spesifikasi air proses tersebut dan sumber air bakunya.
Kebutuhan air proses tangki pelarut (M-111)= 20178,9451 kg/j = 44487 lb/j.
Kebutuhan air proses R D V F (H-240) = 348,7288 kg/j = 769 lb/j. Kebutuhan air
proses = 45256 lb/j. Kebutuhan air proses = 725 cuft/jam = 21 m3/jam = 504
m3/hari.

2.3.1. Kegunaan Denim Water


Dalam dunia industri petro kimia, penggunaan air bebas mineral
(DemineralWater) merupakan kebutuhan pokok, dimana air jenis ini di
pergunakan sebagai umpan ke boiler dalam menghasilkan steam sebagai
penggerak pompa turbin. 
Air demin memiliki peranan vital, karena steam dihasilkan melalui proses
perubahan fase air menjadi vapour atau uap air. Mengapa harus air demin?Air
merupakan salah satu senyawa yang bersifat korosif terhadap unsur logam
tertentu, karena air pada alam bebas banyak mengandung mineral-mineral dari
yang sedang hingga mineral berat, antara lain seperti Ca, Mg.Kandungan kalsium
dan magnesium yang tinggi dalam air berpengaruh pada nilai kesadahan air
dimana kesadahan ini bisa menyebabkan kerak di ketel uap (boiler) dan akhirnya
efisien energi akan rendah.Mineral-mineral tersebut adalah racun yang harus di
buang jika air akan di gunakan sebagai umpan boiler untuk menghasilkan steam
guna mencegah korosi pada peralatan, sudu-sudu kompresor, dan line-pipa
logam.Air demin dihasilkan dengan membuang mineral tersebut melalui beberapa
tahapan. Bahan baku air demin sendiri adalah air suling atau biasa di sebut Filter
Water di dunia industri.
2.3.2. Alur Proses Air Demin (Demineralized Water)
- Air masuk/mengalir dari RW (Raw Water), kemudian bakteri yang terkandung
pada air dihilangkan dengan cara melarutkan kaporit/Ca(Ocl)2pada air
menggunakan dozing pump. Bakteri tersebut harus dihilangkan karena dapat
menyebabkan/menimbulkan lumut pada sistim.
- Setelah proses pelarutan kaporit, air yang mengalir tersebut kemudian
dicampurkan bahan kimia yang bernama aluminium sulfat. Aluminium
sulfatberfungsi untuk mengikat/menyatukan partikel-partikel kotoran supaya
kotoran tersebut menggumpal.Kotoran-kotoran yang menggumpal
tersebutdinamakan Flokulan, sedangkan proses penggumpalannya
dinamakanflokulasi.
- Air yang mengalir bersama flokulan kemudian menuju Multiple Medium
Filter(MMF), MMF berfungsi untuk menyaringflokulan/gumpalan.
- Setelah disaring, air yang mengalir tadi direaksikan dengan bahan kima yang
bernama NBS (Natrium Bisulfat)/NaHSO3. Pencampuran
tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kadar Chlor  (Cl) pada kaporit.
Kadar Chlorharus dikurangi/dihilangkan karena zat tersebut dapat
menyebabkan karat. Proses tersebut dinamakan Reaksi Redoks. Dengan rumus
kimia:
NaHSO3 + Cl2 → NaHSO3 + Clˉ.

20
- Air tersebut kemudian mengalir ke Charcoal Filter. Pada charcoal
filterterdapat karbon aktif/granular. Karbon aktif tersebut berfungsi untuk
menyerap kandungan chlor yang masih tersisa pada air.
- Air terus mengalir menuju RO (Reverse Osmosis) untuk disaring. Sebelum air
sampai pada proses RO, air terlebih dahulu dicampurkan/dilarutkan dengan
bahan kimia anti kerak (anti scale) yang bernama Trisodium
Phosphate/Na3(PO)4. Setelah itu air mengalir menuju Safety Filter untuk
disaring.
- Setelah dari safety filter air kemudian dipompa oleh High Pressure Pumpyang
bertekanan 40 bar menuju RO. RO (Reverse Osmosis) adalah saringan yang
sangat kecil, jadi supaya air dapat melewatinya air tersebut harus mempunyai
tekanan yang besar, karena filter RO lebih kecil daripada molekul air.
- Di RO, bagian air yang dapat melewati proses RO disebut Permeable.
Sedangkan bagian air yang terbuang disebut Reject. Dan bagian air yang
menempel pada RO disebut Retentate. Pada saat RO tidak
bekerja,Retentate yang menempel di RO akan dibersihkan oleh Washing
Systemuntuk dibuang.
- Air kemudian mengalir menuju Decarbonator. Pada Decarbonator terjadi
suatu proses yang berfungsi untuk menghilangkan CO 2 dan O2 (karat) dengan
cara menyepraikan/menyemprotkan air dari atas pada
dinding decarbonatorsehingga air akan memisah dan membentuk butiran-
butiran yang akan jatuh ke bawah. Kemudian dari
bawah decarbonator dihembuskan udara oleh pompa, udara yang
dihembuskan tersebut berfungsi untuk memisahkan kandungan CO2,O2 dengan
air.
- Air dari decarbonator kemudian ditampung di pre-demineralized water tank.
- Air kemudian mengalir menuju mixed bed untuk dihilangkan
kandungansilica-nya. Silica harus dihilangkan karena dapat menyebabkan
kerak. Dalammixed bed terdapat  resin kation (R-SO3H) dan resin anion
(R=N-OH). Resin tersebut berfungsi untuk menyerap/menyaring
kandungan silica pada air.
- Pada mixed bed, apabila resin kation dan resin anion gagal
mencapai/memenuhi karakteristik air yang diinginkan, maka
prosesregenerasi akan terjadi pada mixed bed sampai karekteristik yang
diinginkan tercapai. Bahan kimia untuk proses regenerasi berasal dari acid
storage tank dan alkali storage tank.
- Setelah proses di mixed bed, air kemudian diteruskan menuju demineralized
water tank.
- Dari demineralized water tank, air kemudian diteruskan ke boiler. Sebelum
sampai di boiler, air terlebih dahulu dilarutkan dengan amonia yang berfungsi
untuk menaikkan Ph yang semula netral 7 menjadi 9.
Adapun tahapan proses air suling menjadi air demin adalah sebagai berikut
dengan berbagai macam proses :
A. Adsorpsi Carbon Filter
Fungsi dari Carbon Filter antara lain :
1. Menghilangkan bau, rasa, dan warna

21
2. Menjernihkan air
3. Membunuh bakteri-bakteri serta mikroba/protozoa
4. Menyerap H2S (Sulfida), dan NH4
Pada Saringan Karbon (Carbon Filter) air suling mengalami proses
penjernihan menggunakan Karbon Aktif. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan
akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Karbon Aktif
digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi,
katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di bidang pengolahan
air, karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti pengolahan/tambang
emas dengan berbagai ukuran mesh maupun iondine number.Juga digunakan
untuk dinding partisi, penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja.Di balik
legamnya, barang gosong itu ternyata sangat kaya manfaat.Karbon aktif dapat
digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan
polutan mikro misalnya zat organic maupun anorganik, detergen, bau, senyawa
phenol dan lain sebagainya.
Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses
penyerapan zat - zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif, termasuk
CaCo3 yang menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh permukaan arang aktif
sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas air yang
disaring sudah tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang
aktif yang baru.
Untuk mengurangi kesadahan (Hardness) pada air dapat digunakan filtrasi
(penyaringan) dengan media karbon aktif yang memiliki sifat kimia dan fisika, di
antaranya mampu menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai
penukar kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah
sejenis adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet
ataupun bubuk. Jenis karbon aktif tempurung kelapa ini sering digunakan dalam
proses penyerap rasa dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa-senyawa
organik dalam air.
Air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan
hidrogenkarbonat
Proses yang terjadi, Air masuk melalui celah bagian atas dari sebuah Vessel berisi
karbon aktif dengan tekanan tertentu dari pompa membuat air masuk kedalam
vessel dengan cepat sehingga air suling kontak dengan permukaan karbon aktif.
Terjadi proses penyerapan mineral dalam air tersebut selama melalui celah atas
menuju celah bawah Vessel menuju Cation Exchanger.. Adapun Mineral yang
dihilangkan dalam proses ini antara lain : Ca, Mg, Al, Na.
Karbon Aktif yang sudah jenuh akan mengurangi daya serap mineral,
sehingga berakibat lolos nya mineral-mineral tersebut pada proses selanjutnya.
Hal ini bisa di atasi dengan cara mengganti karbon aktif jenuh dengan yang baru,
namun tentu hal ini tidak ekonomis menimbang harga karbon aktif ini relative
mahal. Proses Regenerasi karbon aktif dapat menjadi pilihan bijak. Regenerasi
pada karbon filter dan peralatan lainnya akan kita bahas pada artikel lain .
B. Adsorpsi Cation Exchanger (Penukar ion positif dengan ion H+)

22
Pada Cation Exchanger, ion-ion positif / ion berat akan diserap dengan
bantuan Resin Cation Exchanger. Ion-ion yang akan di hilangakan pada proses ini
antara lain ; kapur (CaCO3), Magnesium (Mg), Calsium (Ca) . Resin kation biasa
digunakan untuk softener (pelembut) terhadap air dengan tingkat kesadahan tinggi
(total hardness). Air dengan kesadahan tinggi akan menyebabkan fungsi air untuk
proses pencucian atau pembersihan menjadi terganggu.
C. Adsorpsi Anion Exchanger
Air keluaran Cation Exchanger selanjutkan akan melalui Anion Exchanger
guna menukar ion Negatif  OH-. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan resin
adalah tingkat kejenuhannya. Karakter utama dari resin adalah cepat sekali terjadi
kejenuhan dalam hitungan hari atau minggu tergantung dari tingkat kesadahan air
bakunya. Nah jika resin tersebut sudah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi
menggunakan larutan HCl encer (33%) untuk resin kation yang difungsikan
sebagai kation exchanger (menukar semua kation dengan ion H+) atau
menggunakan larutan H2SO4 encer jika resin kation difungsikan sebagai softener
yang hanya menukar ion Ca dan Mg dengan ion Na+.
D. Adsorpsi Mix bed Exchanger
Mix bed Exchanger merupan gabungan antara Cation Exchanger dan Anion
Exchanger dalam satu vessel yang terdiri dari dua tingkat, yaitu Cation Exchanger
pada tingkat atas dan Anion Exchanger pada tingkat bawah.Bersama- sama
dengan resin kation  dan resin anion dalam mix bed exchanger untuk
menghasilkan air dengan tingkat mineral sangat minim yang selanjutnya disebut
dengan Air Demin.

Catatan, pada beberapa pabrik dalam industry petrokimia, ada kriteria


sehingga air demin bisa di pakai atau sesuai standard, yaitu nilai Conductivity <
25 PPM (part per million), dan nilai kandungan Silica (SiO2) < 0.5 PPM.
Manfaat :
Industrial water treatment bertujuan untuk optimalisasi proses seperti heating,
cooling, cleaning, rinsing dan untuk bahan baku proses produksi. Interaksi
permukaan pipa dan vesel dengan air berkualitas buruk menyebabkan scaling dan
korosi akan mempengaruhi efisiensi dan biaya operasi. Ion exchange dan revers
osmosisi diantaranya banyak dipakai untuk treatment air industri.
Untuk industri Softener banyak dipakai untuk treatment air umpan boiler, softener
dipakai untuk menghilangkan kandungan hardness (magnesium, Mg dan Calsium
Ca) dalam air dengan penukar ion menggunakan resin anion
Ukuran softener di rancang berdasakan kondisi air, adapun parameter yang
dibutuhkan adalah : 
1. Kadar Kapur atau Calsium, Ca (mg/l)
2. Kadar Mangan atau Manganese, Mn (mg/l)
3. Kadar Besi atau Ferrite, Fe (mg/l)
4. Flow rate air yang dibutuhkan, m3/jam

23
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
- Demineralisasi merupakan sebuah proses penghilanganmineral, setidaknya
menurunkan Total Disolved Solid ( TDS ) dalam air.
- Salah satu hal yang banyak orang tidak menyadari adalah bahwa air secara
alami memiliki banyak mineral di dalamnya. Ini termasuk air hujan, air asin,
dan air tawar. Banyak dari mineral dalam air yang berbahaya bagi manusia dan
hewan. Untuk menghindari cedera dari mengkonsumsi mineral berbahaya,
banyak orang menggunakan sebuah demineralizer.
- Fungsi demineralizer itu sendiri adalah kemampuan untuk membuat air murni
ultra, setidaknya TDS rendah yang dirancang tidak hanya untuk air yang akan
dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga untuk air yang akan digunakan dalam
mesin-mesin industri. Kadar mineral dalam air yang berlebih bergerak melalui
pipa, semakin lama semakin banyak mineral cenderung menempel pada
pipa, mengakibatkan korosi. Demineralizer membantu menghindari masalah
seperti ini pada pipa.
Jadi dengan kata lain ini merupakan alat untuk menghilangkan mineral
tertentu dari air, seperti kalsium dan magnesium. Mereka melakukan fungsi
ini dengan mengganti atom kalsium dan magnesium dengan ion natriumdengan
bantuan katalis. Hal ini tidak sepenuhnya menggunakan sistem demineralisasi,
meskipun kadang-kadang disebut seperti itu. Proses lain yang melibatkan
penggunaan ion untuk menghilangkan mineral dari air dapatmenghasilkan
air hampir murni tanpa mineral terlarut. Pabrik pengolahan air sering
menggunakan proses ini untuk menghilangkan mineral berbahaya dari air.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. Nusa Idaman Said, M.Eng., Teknologi Pengolahan


Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat
2. Eva Fathul Karamah, Pralakuan Koagulasi Dalam
Proses Pengolahan Air Dengan Membran, Teknik
Kimia, Departemen Teknik Gas & PetrokimiaFakultas
Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Pasymi, Perancangan Incline Tube Clarifier, Teknik
Kimia Universitas Bung Hatta
4. Farida Hanum, ST , Proses Pengolahan Air Sungai
Untuk Keperluan Air Minum, Fakultas Teknik Program
Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
5. Teknologi pengolahan limbah cair
6. Data survey, PDAM Padang

25
Proses
Pengolahan Air
Bersih Pada
PDAM Padang

Oleh:

H A F N I, ST MT

Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas


Teknologi Industri Institut Teknologi
Padang

Intisari

Air bersih (sanitation water) adalah air yang dapat dipergunakan untuk
berbagai keperluan pada sektor rumah tangga seperti untuk mandi, mencuci dan kakus.
Persyaratan air bersih antara lain adalah jernih, tidak bewarna, tidak berasa, tidak
berbau, tidak beracun, pH netral dan bebas mikroorganisme. Pengertian ini harus
dibedakan dengan pengertian air minum, yakni air yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan sehingga dapat langsung diminum. Pada umumnya masyarakat mendapatkan
air minum dengan cara memasak air bersih. Beberapa sumber air mentah yang lazim
digunakan/diolah masyarakat menjadi air bersih antara lain : Air permukaan seperti air
sumur dangkal, air sungai, air danau, air rawa; Air tanah seperti air mata air, air sumur
dalam dan lain-lain; Air hujan. Tidak semua sumber air tersebut dapat langsung
dipergunakan untuk itu perlu dilakukan pengolahan. Terutama pada daerah perkotaan.

PDAM (Perusahan Daerah Air Minum ) dengan sumber air Batang Kuranji
melakukan pengolahan. dengan tiga tahap :Tahap pengendapan alami (natural
sedimentation) ; Tahap penjernihan (clarification) ; Tahap penyaringan (filtration).
Proses penyaringan dilakukan dengan secara sidementasi.

Kata kunci : Sumber air.

26

Anda mungkin juga menyukai