Anda di halaman 1dari 8

 KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Ta’ala penguasa langit dan bumi beserta isinya.
Kepada-Nya segala ilmu pengetahuan bersumber  dan atas kehendak-Nya pula makalah ini
dapat disusun. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Statistika tentang Skala
Pengukuran Data Statistika.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kesalahan. Oleh karena otu, penulis mengharapakan saran yang bersifat
membangun agar penulisan makalah selanjutan bisa lebih baik.

Latar Belakang

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,


menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah
ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda
dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang
statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan
data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika
mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara
lain:populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.Statistika banyak diterapkan dalam
berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupunilmu-
ilmusosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi,
dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam
tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal.Statistika juga
mempelajari skala pengukuran.Skala pengukuran juga sangat menetukan tingkat
kepercayaan suatu data.

A.    Skala Pengukuran

Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala
yang  bervariasi. Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam
menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur. Dalam mengolah dan menganalisis
data, kita sangat berkepentingan dengan sifat dasar skala pengukuran yang digunakan.
Operasi-operasi matematik serta pilihan peralatan statistik yang digunakan dalam
pengolahan data, pada dasarnya memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala pengukuran
datanya. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi matematik/peralatan
statistik yang digunakan akan menghasilkan kesimpulan yang bias dan tidak tepat/relevan.
Ada empat skala pengukuran data, yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio.
B.     Skala Nominal

Merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara keempat skala


pengukuran.Skala ini hanya membedakan kategori berdasarkan jenis atau macamnya. Skala
ini tidak membedakan kategori berdasarkan urutan atau tingkatan. Misalnya adalah jenis
kelamin terbagi menjadi laki-laki dan perempuan.Sesuai dengan nama atau sebutannya,
skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan nama (predikat). Sebagai contoh, klasifikasi barang yang dihasilkan pada suatu
proses produksi dengan predikat cacat atau tidak cacat. Atau, bayi yang baru lahir bisa laki-
laki atau perempuan. Tidak jarang digunakan nomor-nomor yang dipilih sekehendak ahti
sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau
peristiwa-peristiwa berdasarkan beberapa karakteristik.. Skala nominal biasanya juga
digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke
dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering disebut data hitung (count
data) atau data frekuensi. Contoh lainnya yaitu misalnya jawaban dikotomi (ya, tidak); jenis
kelamin (pria, wanita); warna lampu lalu lintas (merah, kuning, hijau); nomor urut parpol
Pemilu 2004 (1, 2, ..., 44); dan lain-lain.
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang bersifat kualitatif. Dalam
ilmu statistika, data nominal merupakan data dengan level pengukuran yang paling rendah.
Contohnya:
Data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen Pendidikan, data siswa
dikategorikan menjadi “laki-laki” yang diwaliki angka 1 dan “perempuan” yang diwakili
angka 2. Konsekuensi dari data nominal adalah tidak mungkin seseorang memiliki dua
kategori sekaligus dan angka yang digunakan di sini hanya sebagai kode/simbol saja
sehingga tidak dapat dilakukan operasi matematika.

C.    Skala Ordinal

Dalam ilmu statistika, data berjenis ordinal mempunyai level pengukuran yang lebih
tinggi daripada data nominal dan termasuk data kualitatif. Skala Ordinal merupakan skala
yang membedakan kategori berdasarkan tingkat atau urutanPada data nominal semua data
dianggap bersifat kualitatif dan setara, sedangkan pada data ordinal terdapat klasifikasi data
berdasarkan tingkatannya.Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering
juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang
bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau
tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan
seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang
puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba,
pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya. Dalam skala ordinal, tidak seperti skala
nominal, ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari
besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak
puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dan
seterusnya.
Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat
menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan,
perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah
peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus,
distribusi frekuensi.
Contohnya:
Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi  “ SD ” yang diwakili angka
1, “SMP” yang diwakili angka 2, “SMA”  yang diwakili angka 3, “Diploma”  yang diwakili
angka 4, dan “Sarjana” yang diwakili angka 5. Sama halnya dengan data nominal, meskipun
tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak dapat dilakukan operasi matematika.
Angka yang digunakan hanya sebagai kode/simbol saja, dalam contoh tadi tingkat
pendidikan tertinggi adalah “Sarjana”dan terendah adalah “SD”  (Sarjana > Diploma > SMA
> SMP > SD).

D.    Skala Interval

Merupakan skala yang membedakan kategori dengan selang atau jarak tertentu dengan


jarak antar kategorinya sama.Data berjenis interval termasuk dalam kelompok data
kuantitatif. Dalam ilmu statistika, data Interval mempunyai tingkat pengukuran yang lebih
tinggi daripada data nominal maupun ordinal. Angka yang digunakan dalam data ini, selain
menunjukkan urutan juga dapat dilakukan operasi matematika. Angka nol yang digunakan
pada data interval bukan merupakan nilai nol yang nyata.
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak
tersebut belum merupakan kelipatan.
Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa
skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada
tiga daerah dengan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15 oC dan daerah C=20oC. Kita bisa
mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, dan
selisih suhu daerah C dengan daerah B adalah 5oC (Ini menunjukkan pengukuran interval
sudah memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah C
dua kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Karena
dengan pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah
50oF, di daerah B = 59oF dan daerah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit,
daerah C tidak dua kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi karena dalam
derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada
0. Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan semua
operasi matematika serta peralatan statistik kecuali yang berdasarkan pada rasio seperti
koefisien variasi.
Contohnya:
Interval nilai pelajaran matematika siswa SMA 4 Surabaya adalah antara 0 sampai 100. Bila
siswa A dan B masing-masing mempunyai nilai 45 dan 90, bukan berarti tingkat kecerdasan
B dua kali A. Nilai 0 sampai 100 hanya merupakan rentang yang dibuat berdasarkan
kategori pelajaran matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lain.
E.     Skala Rasio

Merupakan penggabungan dari ketiga sifat skala sebelumnya. Skala rasio memiliki nilai
nol mutlak dan datanya dapat dikalikan atau dibagi. Akan tetapi, jarak antar kategorinya
tidak sama karena bukan dibuat dalam rentang interval. Data rasio merupakan tipe data
dengan level pengukuran yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe data lain. Data ini
termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka yang digunakan pada data ini
menunjukkan angka yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai symbol dan memiliki nilai nol
yang sesungguhnya. Pada data ini, dapat dilakukan berbagai operasi matematika.Skala rasio
adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua
karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol
yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah
meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran
sudah mempunyai nilaiperbandingan/rasio.Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang
sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg,
sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat
dibandingkan benda A.
VARIABEL
A. Pengertian variabel
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya
jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki –
perempuan; berat badan, karena ada berat badan 40 kg, dan sebagainya. Gejala
adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian
yang
bervariasi.
2
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek
ke subyek lain. Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu
subyek bukan subyek atau bendanya sendiri. Misalnya badan, kelamin, darah
atau hemoglobin bukan merupakan variabel; yang merupakan variabel adalah
tinggi atau berat badan, jenis kelamin, tekanan darah, atau kadar hemoglobin.
3

Macam-Macam Variabel dan Contohnya


Variabel terdiri dari beberapa macam antara lain sebagai berikut..
Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan
timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan,
kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat
dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Contoh Variabel Bebas
(Independen) seperti “Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan”.
Variabel Dependen
(Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan
sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas).
Variabel Despenden disebut juga dengan variabel terikat, variabel output, Konsekuen, variabel
tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel efek. Contoh Variabel Terikat (Despenden)
seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurun Tingkat Kecemasan

Variabel Moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi baik itu memperkuat atau memperlemah hubungan antara
Variabel bebas dan terikat. Variabel Moderator juga disebut dengan Variabel Independen Kedua.
Skema variabel moderator yaitu Variabel Bebas (Independen) – Moderator – Despenden. Contoh
Variabel Moderator adalah Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan
dosen dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan
dosen kurang baik dalam menciptakan lingkungan belajar.

Variabel Intervening
Adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat secara teoritis, tetapi tidak
dapat diamati dan diukur. Variabel intervening merupakan variabel antara/penyela pada variabel
bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi perubahan
variabel terikat. Contoh Variabel Intervening adalah Hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan
kepuasan konsumen dan Loyalitas (Dependen).

Baca Juga:   Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat tidak terpengaruh oleh faktor luat yang tidak telitit. Variabel kontrol sering digunakan
sebagai pemanding melalui penelitian eksperimental. Contoh Variabel Kontrol adalah Apakah
perbedaan tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan SI, maka terlebih dahulu harus ditetapkan
variabel kontrol contohnya berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, lingkungan kerja yang
sama. Jadi, variabel kontrol memudahkan dalam menentukan perbedaan.

Pengertian Data Berdasarkan Para Ahli


a. Menurut The Liang Gie
Mendefiniskan data dalam 2 pengertian, yaitu
→ Data merupakan hal, peristiwa atau kenyataan apapun yang mengandung sesuatu
pengetahuan
untuk dijadikan sebagai dasar untuk penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan
atau
penerapan keputusan.
→ Data merupakan sebuah ibarat mentah yang melalui pengolahan tertentu lalu menjadi
keterangan (informasi).
b. Menurut Gordon B Davis
Data merupakan bahan mentah bagi informasi yang dirumuskan sebagai kelompok
lambanglambang tidak acak yang menunjukkan tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya.
Data dibentuk
dari lambang grafis seperti * , $ , & . Data-data disusun untuk mengolah tujuan-tujuan
menjadi
susunan data, susunan kearsipan dan pusat data/landasan data.
c. Menurut Selamet Riyadi
Data merupakan kumpulan informasi yang diperoleh dari pengamatan dimana data bisa
berupa
angka-angka atau lembang-lambang.
d. Menurut Zulkifli A.M
Data merupakan keterangan, bukti atau fakta tentang suatu kenyataan yang masih
mentah (original)
yang belum diolah.
e. Menurut Haer Thalib
Data merupakan sekumpulan fakta yang tak lain adalah sebuah kejadian atau kenyataan.

f. Menurut Arikunto

Data merupakan semua fakta dan angka-angka yang dapat dijadikan bahkan untuk menyusun

sebuah informasi.

g. Menurut Supriyanto dan Ahmad Muhsin

Data merupakan bahan baku dari informasi atau simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan

benda dan lain sebgainya.

h. Menurut Lia Kuswayatno

Data merupakan sebuah kejadian yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

i. Menurut Nuzulla Agustina

Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sedah sering terjadi dan berupa berupa

himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu

pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi.

II. 2. Pengertian Variabel Berdasarkan Para Ahli :

a. Pengertian Variabel Secara Umum

Variabel adalah objek penelitian atau media terfokus dari dalam suatu penelitian yang berbentuk

abstrak maupun real. Yang mana nilai dari variabel memiliki varian yang bersikap dapat
berubah-ubah. Sehingga menghasilkan pengertian variabel secara umum yaitu sebagai salah satu

objek yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh hasil informasi yang dapat

disimpulkan. Dengan berbagai objek, sifat, atribut atau nilai dari orang yang memiliki kegiatan

sebagai hal memperoleh hasil benang merah atau kesimpulan. Variabel juga merupakan konsep

yang mempunyai nilai bermacam-macam. Yang mana konsep tersebut dapat diubah menjadi

suatu variabel dengan aspek tertentu. Sementara itu Variabel sendiri dibagi menjadi dua, yaitu

variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Dan pada variabel kuantitatif diklasifikasikan kembali
menjadi dua kelompok, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Dari kedua variabel ini

memiliki kaitan yang berkesinambungan.

b. Pengertian Variabel Menurut Para Ahli

Jika diatas dijelaskan mengenai pengertian variabel secara umum. Maka, disini ada juga

pengertian variabel menurut beberapa para ahli. Yang mana para pakar ilmuan memberikan

definisi mengenai variabel secara berbeda. Untuk itu, berikut ini akan ada beberapa para ilmuan

yang memberikan pengertian variabel :

 F.N Kerlinger

Pengertian variabel menurut F.N Kerlinger merupakan suatu konsep yang memiliki macammacam
nilai dari suatu konsep yang dapat di rubah. Sehingga konsep tersebut akan

mendapatkan titik kesimpulan yang tepat dan terbaik.

 Sutrisno Hadi

Variabel merupakan variasi dari objek penelitian, seperti tinggi badan manusia yang

divariasikan dengan berat badan maupun usia yang dimiliki. Sehingga menghasilkan nilai

kuantitatif dari suatu penelitian yang diterapkan secara real atau nyata.

 Sugiono

Pengertian Variabel dari Sugiono merupakan segala sesuatu yang diproses melalui informasi

tentang suatu hal dari penelitian untuk dipelajari dan mendapatkan hasil dari penelitian

tersebut. Yang mana akan ada kesimpulan dari proses penelitiannya.

 Freddy Rankuti

Freddy Rankuti menerapkan variabel dengan artian suatu konsep yang memiliki nilai

bervariasi. Yang mana nilai tersebut dibagi menjadi 4 data yang berbeda. Seperti rasio,

skala, ordinal, nominal dan internal.

 Suharsimi Arikunto

Variabel merupakan objek penelitian yang menjadi perhatian pada suatu titik objek
penelitian. Yang nantinya akan mendapatkan nilai dari kesimpulan suatu proses.

 Bagja Waluya

Konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap eksperimen yang dilakukan oleh

seseorang. Dari eksperimen tersebut akan menghasilkan suatu data yang berguna sebagai

bukti otentik suatu penelitian.

 Moh. Nazir

Berikutnya, mengenai pengertiaan variabel menurut Moh. Nazir adalah suatu konsep yang

memiliki bermacam-macam nilai yang nyata. Dalam suatu penelitian yang menghasilkan

garis besar dari adanya nilai kualitas dan kuantitas.

II. 3. Pengertian Skala Pengukuran Menurut Para Ahli

Skala dapat diartikan garis atau titik tanda yang berderet-berderet dan sebagainya yang

sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur atau menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu

. Jadi skala merupakan prosedur pemberian angka-angka atau symbol lain kepada sejumlah ciri

dari suatu objek

Pengukuran adalah proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik dalam

menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur atau pemberian angka terhadap objek atau

fenomena menurut aturan tertentu. Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai