KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT , yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”konsep posyandu
di indonesia”. Dengan lancar dan selesai tepat waktu.
Oleh kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen
pengampu mata kuliah pengorganisasian dan pngemangan masyarakat yang telah
memberikan arahan, bimbingan,dan tema materi pokok bahasan yang akan di diskusikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan
dukungan, kritik,dan saran kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah
ini berisi tentang konsep posyandu di Indonesia.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan
maupun penyampaian materi. Dengan menyadari hal tersebut maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Penulis berharap
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi
berbagai pihak. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan
orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama antara
Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP)
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986.
Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain berisikan “Pedoman
Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta diaktifkannya kembali Kelompok
Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan.
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang me-
libatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya. Posyandu juga sebagai perpanjangan
tangan puskesmas memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan se-
cara terpadu. Kegiatan dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar (Di et al.,
2014) .
Posyandu sangat tergantung pada peran kader, kader-kader posyandu pada umumnya
adalah relawan yang berasal dari masyarakat yang dipandang memiliki kemampuan lebih
dibandingkan anggota masyarakat lainnya. Mereka yang memiliki andil besar dalam
memperlancar proses pelayanan kesehatan. Keberadaan kader relatif labil karena
partisipasinya bersifat sukarela sehingga tidak ada jaminan bahwa para kader akan tetap
menjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan. Jika ada kepentingan keluarga
atau kepentingan lainnya maka posyandu akan ditinggalkan (Yuwono, 2000).
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep posyandu di Indonesia
posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program
lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya
program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989). Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat
terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat
karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu
dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana erdapat perpaduan antara
pelayanan professional dan nonprofessional (oleh masyarakat)
b. Adanya kerja sama lintas program yang baik, kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), gizi imunisasi, penanggulangan diare maupun lintas sektoral
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu
hamil, pasangan usia subur (PUS)
e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan Pengembangan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD)/ Primary Health Care ) PHC.
Secara umum tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI,
2006):
a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka
kelahiran
b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.
Suatu posyandu seharusnya melayani sekitar 100 balita (120KK) atau sesuai dengan
kemampuan petugas dan keadaan setempat, seperti keadaan geografis, jarak antara kelompok
rumah, jumlah KK dalam suatu kelompok dan sebagainya (Syahlan, 2002).
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKBA).
1.) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB),
dan Angka Kematian Balita (AKBA).
2.) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).
c. Bagi puskesmas
1.) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita
(AKBA).
2.) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sector.
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan / pilihan.
Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011):
A. Kegiatan Utama
1.) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil, Pelayanan yang diberikan untuk ibu hamil mencakup:
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB
pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. Untuk lebih meningkatkan kesehatan
ibu hamil, perlu diselengarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada
hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegaiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai
berikut:
1.) Penyuluhan; tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui,
KB dan gizi.
2.) Perawatan payudara dan pemberian ASI
3.) Peragaan pola makan ibu hamil
4.) Perawatan bayi baru lahir
5.) Senam ibu hamil
b. Ibu Nifas dan Menyusui, Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
menyusui mencakup:
1.) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB Pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
dan ASI eksklusif dan gizi
2.) Pemberian kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah
melahirkan dan kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).
3.) Perawatan payudara
4.) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita, Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilakukan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak
digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan penagwasan orangtua di
bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu utnuk balita
mencakup:
1.) Penimbangan berat badan
2.) Penentuan status pertumbuhan
3.) Penyuluhan dan konseling .
4.) Jika ada tenaga kesehatan dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
B. Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan
baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut
misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan
nama Posyandu Terintegrasi. Penambahan kegiatan baru dilakukan apabila 5 kegiatan utama
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber
daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh
masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama
melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
BAB III
KESIMPULAN
Adapun fungsi dari posyandu Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih
informasi dan keterampilan dari petugas kepada masayarakat dan antar sesama masyarakat
dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA., dan juga Sebagai wadah
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB, dan AKABA.
Dapus
Di, S., Palasari, P., Subang, K., Sessions, H. C., In, S., Health, P., … Subang, O. F. (2014).
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(1), 73–79.
Ii, B. A. B., & Posyandu, A. (2007). Hubungan Pekerjaan Pengetahuan, EVIE PURWATI,
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016, 27–61.
Depkes, 2005. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu, Jakarta.
Yuwono Y, 2000. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Drop Out Kader di
Posyandu,Tesis, IKM UGM Yogyakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.