1 Zuhud
Sebagian ulama menyebutkan bahwa zuhud telah Allah jelaskan dalam al-Quran melalui
ayat-Nya,
(kami jelaskan yang sedemikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang
tidak kamu dapatkan, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggaka diri. (QS. Al-Hadid:23)
“Orang yang zuhud tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadisedih
karena kehilangan dunia. (Madarij as-Salikin).”
Zuhud adalah amal mati, sehingga yang bisa menilai hanya Allah. Kerena itu, kita
tidak bisa menilai status seseorang itu zuhud ataukah tidak zuhud, hanya semata dengan
melihat penampilan luar. Kekayaan dan harta dimiliki, bukan standar zuhud.d orang bisa
menjadi zuhud , sekaipun Allah memberikan banyak kekayaan kepadaya.
2.3 Wara’
Wara’ secara sederhan berarti meninggalkan perkara haram dan syubhat, itu
asalnya. Para ulama seringkali memaksudkan wara’ dalam hal meninggalkan perkara
syubhat dan perkara mubah yang berlebih-lebihan, juga meninggalkan perkara yang
masih samar hukumnya.
………………………..
“Keutamaan menuntut ilmu itu lebih dari keutamaanbanyak ibadah. Dan sebaik-baik
agama kalian adalah sifat wara’”(HR. Ath Thobroni dalam Al Awsath, Al Bazzar dengan
sanad yang hasan. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 68
mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi)
Sangat sederhana sekali apa yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim mengenai pengertian
wara’, beliau cukup mengartikan dengan dalil dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Ibnul Qayyim menjelaskan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghimpu makna wara’ dalam satu kalimat
yaitu dalam sabda beliau, “Diantar tanda kebaikan islam seseorang yang meninggalkan
hal yang tidak bermanfaat”. Hadits ini dimaksudkan untuk meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat yaitu mencakup perkataan, pandangan, mendengar, bertindak anarkis,
berjalan , berpikir dan aktivitas lainnya baik lahir maupun batin. Hadits tersebut sudah
mencukupi untuk memahami arti wara’”. (Madarijus Salikin)
2.3 Ikhlas
Ikhlas adalah seluruh ketaatan yang semata-mta di unjukkan karena Allah. Ykani
ketaatan seseorang kmin yang dinamakan taqarrub itu tertuju kepada Allah bukan
dibuat-buat untuk manusia, untuk mendapatkan pujian manusia atau untuk supaya
disayangi manusia, atau maksud apa saja selain taqarrub kepada Allah.
Firman Allah :
Contoh perilaku zuhud yaitu selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah Swt
kepada kita semua baik sedikit ataupun banyak, selalu beusaha untuk banyak-banyak
membelanjakan harta di jalan Allah, tidak bermewah-mewah secara berlebihan.
Contoh perilaku wara’ yaitu seperti sikap dari khalifah Umar bin Abdul Aziz dintaranya
kehati-hatiannya terhadap syubhat, tidak pernah menerima hadiah sama sekali dari para
pejabatnya maupun dari ahlu dzimmah karena takut hal itu termasuk suap.
Contoh perilaku yaitu membantu orangtua membersihkan rumah tanpa syarat seperti
meminta uang jajan lebih, tidak mengungkit-ungkit kebaikan yang pernahkita berikan
epada orag lain, ikhlas dalam beribadah semata-mata hanya karena ingin mengharap
Ridho Allah dan tidak karena ingin dianggap agamis oleh orang.
Contoh perilaku syukur yaitu mensedekahkan sebagian harta kita kepada orang yang
lebih membutuhkan, tidak mengeluh atas segala sesuatu yang didapat, menjaga
kesehatan tubuh kita sebagai bentuk rasa syukur kesehata yang diperoleh.
Contoh perilaku qana’ah yaitu giat dan rajin bekerja serta percaya akan memperoleh
hasil yang terbaik, selalu dan senantiasa bersyukur dengan apa saja hasil yang
diperolehnya, hidup sederhana dan tidak berlebihan.
Contoh perilaku ridha yaitu bersabar menerima dengan lapang dada apabila
mendapatkan cobaan dari Allah Swt, tidak memelihara perasan iri atau bahkan dengki
pada kenikmatan yang diberikan Allah Swt kepada manusia lain, ikhlas saat bersedekah
dan berinfaq keikhlasa ini adalah wujud nyata keridhaan seseorang.