R.M. Singgih Sanjaya
Dosen tetap Jurusan Musik, FSP ISI Yogyakarta.
Email: ss_pro2004@yahoo.com.
Abstract
This study discusses a music arrangement methodological approach that is based on research and
author’s ongoing experience run for more then twnry five years. The study is aimed at contributing a
methodic guidance for those who concern with music arrangement. The research output of this study
is a formulation of the five steps in music arrangement that encompass: arrangement concept, initial
arrangement, creating new idea, further arrangement, and evaluation as well as revision. The author
suggests that piano is the best instrument for arrangement and the arranger should actively hear the
arrangements of various musical genres.
Keywords: music arrangement, five steps, methodic guidance
Abstrak
Artikel ini membahas pendekatan metodologis dalam aransemen musik berdasarkan
penelitian dan pengalaman berkelanjutan selama lebih dari duapuluh lima tahun. Tujuan
studi ini ialah menyumbangkan pendekatan metodis bagi mereka yang ingin melakukan
aransemen. Studi ini menghasilkan lima langkah aransemen yaitu: Konsep aransemen,
aransemen awal, penciptaan ide baru, aransemen lanjut, dan evaluasi serta revisi. Penulis
berasumsi bahwa piano adalah instrumen terbaik untuk aransemen dan menyarankan agar
seorang aranjer banyak mendengarkan aransemen dari berbagai jenis musik.
Kata kunci: Aransemen musik, lima langkah, panduan metodis
Pendahuluan kesulitan pada saat awal belajar
Gagasan awal perancangan mengaransemen. Sehubungan de‐
metode lima langkah aransemen ini ngan itu penulis menyusun sebuah
telah ada sejak sekitar sepuluh tahun metode mengaransemen yang di‐
yang lalu. Selama lebih dari 25 tahun asumsikan akan mempermudah
terakhir dalam pengalaman penulis langkah‐langkah dalam menga‐
sebagai seorang arranger, belum ransemen serta menghasilkan karya
ditemui panduan metodis mengenai aransemen yang kreatif dan inovatif.
langkah‐langkah aransemen secara Artikel ini membahas rumusan
makro, dari langkah pertama hingga Metode Lima Langkah Aransemen
proses akhir. Dari pengalaman yaitu :(1) konsep aransemen, (2)
penulis sebagai pengajar aransemen, aransemen awal, (3) menciptakan ide‐
banyak mahasiswa yang mengalami ide baru, (4) aransemen lanjut (5)
33
34 | R.M. Singgih Sanjaya, Pembelajaran Komposisi untuk Konsentrasi Pop‐Jazz
evaluasi dan revisi. Selama ini belum intelegensi logika matematika, inte‐
ditemui panduan metodis mengenai legensi spatial, intelegensi kinestetik
langkah‐langkah aransemen secara tubuh, intelegensi musikal, intelegensi
makro dan praktis, sehingga hal ini interpersonal, intelegensi intr‐
relatif menyulitkan mahasiswa, siswa, apersonal dan intelegensi naturalistik.
atau siapa saja yang baru belajar Gie (2002) menguraikan tentang cara‐
aransemen untuk melangkah dan cara belajar yang efisien dan
mengembangkan kreatifitasnya. Pem‐ pemaparan secara tuntas semua segi
bahasan dalam artikel ini diharapkan dari studi di perguruan tinggi.
akan dapat memberikan kontribusi Anjuran‐anjuran teknis dalam
bagi mahasiswa, siswa, atau siapa saja memahami musik secara umum
yang ingin mengaransemen, sebagai dijelaskan oleh Miller (1958) melalui
salah satu alternatif acuan. pengertian‐pengertian dasar tentang
Setidaknya ada delapan pus‐ unsur‐unsur musik dan apresiasinya
taka yang dijadikan rujukan dalam yang disertai contoh karya‐karya
penyusunan metode aransemen ini. musik yang direkomenda untuk
Bloom (1980) membahas tiga takso‐ didengarkan, sehingga pembacanya
nomi yang banyak membantu praktisi dapat memahami maksud dari teori‐
pendidikan untuk memformulasikan teori dan penjabaran dalam buku
tujuan‐tujuan belajar dalam bahasa tersebut. Sumber‐sumber yang secara
yang mudah dipahami, operasional langsung membahas aspek‐aspek
dan dapat diukur. Ketiga taksonomi teknis dalam proses aransemen ialah,
tersebut adalah Kognitif, Psikomotor Geinchi (1975) yang menguraikan
dan Afektif. Djohan (2003) membahas tentang varian aransemen, ornamen,
pengertian mendalam tentang hubu‐ filler dan fill in; Korsakof (1964) yang
ngan Musikologi dan Psikologi, yang mengupas teknik‐teknik instrumen‐
mengkaitkan antara musik dengan tasi dan orkestrasi dan juga Lowell
aspek‐aspek psikologi dan secara luas. dan Pulling (2003) yang mengupas
Sumber‐sumber lain yang terkait secara rinci teknik‐teknik voicing,
dengan tinjauan psikologis terhadap unisono, octave writing, dan background
potensi pengembangan bakat manusia writing.
ialah Gagne (1993) tentang perbedaan Secara garis besar, rumusan
antara domain kemampuan (anu‐ Metode Lima Langkah Aransemen
gerah) dan kinerja (bakat) dalam Musik dijelaskan sebagai berikut.
musik, Gardner (1983) teori 8 Langkah pertama, yaitu konsep
intelegensi manusia untuk reformasi aransemen yang meliputi Tujuan,
dalam bidang pendidikan dengan penentuan instrumen yang diguna‐
memberi tempat yang layak bagi kan, pendeteksian tingkat ketrampilan
pengembangan dan program pendi‐ musisi, Mmemahami ambitus (jang‐
dikan musik. Kedelapan intelegensi kauan) instrumen/ vocal dan karakter
tersebut adalah intelegensi linguistik, instrumen/ vocal, memahami lirik
Promusika, Vol. 1, No. 1, April 2013 | 35
Vokal lebih dari tiga (pria, wanita, 3. Tingkat Ketrampilan Pemain
atau campuran) dengan/tanpa Satu hal yang perlu diper‐
iringan musik timbangkan adalah kesesuaian tingkat
Susunan di atas merupakan ketrampilan musisi atau penyanyi
contoh yang dapat dikembangkan dengan tingkat ketrampilan yang
sesuai dengan keinginan aranjer. dituntut aransemen. Para pemain
Musik iringan juga tidak mutlak harus pemula akan kesulitan dan kesulitan
ada, dapat juga membuat aransemen jika mereka memainkan musik yang
untuk vokal solo tanpa iringan. menuntut ketrampilan diatas ketram‐
Format seperti ini memang tidak pilan meraka, apalagi terpautnya jauh,
lazim tetapi dapat dijumpai dalam sehingga hasil aransemen jauh dari
musik klasik, musik kontemporer, yang diharapkan. Sebaliknya, jika
atau musik tradisional. Untuk iringan para musisi atau penyanyi sudah
musik juga bersifat bebas sesuai mempunyai ketrampilan bermain/
keinginan aranjer. Contoh iringan: bernyanyi pada tingkat atas dan
piano, rhythm section (gitar, piano, mereka memainkan/ menyanyikan
bass gitar, dan drum set), ansambel, sebuah aransemen yang menuntuk
orkestra yang merupakan susunan ketrampilan jauh di bawah ketram‐
yang paling lengkap. Pada prinsipnya pilannya, bisa saja mereka akan bosan
instrumen pengiring yang digunakan dan kurang semangat, apalagi materi
bebas secara jumlah dan bebas secara musik cukup hanya dilatih maksimal
jenisnya. dua kali saja, tetapi mereka latihan
Salah satu susunan aransemen lebih dari lima kali.
yang sering dijumpai di masyarakat Ketrampilan bermain musik
adalah paduan suara dewasa. dapat dibedakan secara umum dan
Susunan yang umum untuk sebuah secara rinci. Secara umum tingkat
keompok paduan suara terdiri dari ketrampilan bermain seorang pemain
empat suara, yaitu: sopran (suara musik atau penyanyi dapat
wanita yang tinggi), mezzo sopran digolongkan menjadi tiga kategori,
(suara wanita sedikit lebih bawah dari yaitu pemain atau penyanyi yang
sopran), alto (suara wanita yang mempunyai tingkat ketrampilan
rendah), tenor (suara pria yang dasar, menengah, dan lanjut. Hal yang
tinggi), baritone (suara pria yang juga perlu dilihat adalah ketrampilan
sedikit lebih rendah dari tenor), bass membaca notasi. Untuk melihat
(suara pria yang rendah). Susunan ketrampilan bermain musik secara
yang biasa digunakan dalam paduan rinci dapat dilihat grade‐nya.
suara adalah: Sopran, Alto, Tenor, Lembaga‐lembaga pendidikan musik
Bass (sering ditulis SATB). yang sudah mapan mempunyai grades
berikut dengan silabinya (bahan ajar
yang disesuaikan dengan tingkat
ketrampilannya). Sebagai contoh
38 | R.M. Singgih Sanjaya, Pembelajaran Komposisi untuk Konsentrasi Pop‐Jazz
koda dapat mengulang melodi atau Unique, sebuah karya seni akan
nuansa bagian‐bagian akhir lagu, atau menarik jika di dalamnya terdapat
lain dengan lagu depannya tetapi unsur yang ‘unik’, sehingga
tetap menggunakan unsur‐unsur mempunyai ciri khas yang kuat
musikal pada bagian sebelumnya. dan berbeda dengan karya‐karya
Akan terasa janggal jika sebuah koda pada umumnya.
sama sekali tidak terkait dengan Complecivity, atau ‘kerumitan’
unsur musikal pada lagu tersebut. adalah simbol dari ‘karya besar’.
Koda yang ideal adalah mengem‐ Hampir dapat dipastikan bahwa
bangkan atau me‐modifikasi dari sebuah karya yang besar di
sebagian unsur‐unsur musikal pada dalamnya terdapat kerumitan‐
sebuah lagu. kerumitan
Reprecentative, bahwa sebuah karya
Langkah Ketiga: Memodifikasi dan seni yang mempunyai nilai
Menciptakan Ide‐Ide Baru estetika yang tinggi adalah
Garapan aransemen akan merepresentatifkan atau atau
menarik jika di dalamnya terdapat mewakilkan seniman penciptanya
ide‐ide musikal yang baru, unik secara pribadi.
ataupun garapan‐garapan dari modi‐ Walaupun langkah ‘mencari
fikasi berdasarkan materi yang sudah ide‐ide musikal baru’ tidak mudah
ada. Seorang aranjer tingkat lanjut bagi aranjer pemula, tetapi sebaiknya
jelas dituntuk untuk dapat memun‐ mempelajari dan memahami langkah
culkan gagasan‐gagasan musikal yang ini, sehingga lebih cepat akan mimicu
baru sehingga mempunyai gaya kreativitasnya. Langkah yang tepat
aransemen yang tidak dipunyai oleh dilakukan bagi aranjer pemula adalah
aranjer lain. Kepiawaian seorang ‘memodifikasi’ materi yang sudah
aranjer terlihat ketika ia dapat ada. Memodifikasi pada prinsipnya
memodifikasi materi yang sudah ada, mengubah sedikit, menambah, mem‐
atau bahkan menciptakan gagasan‐ beri variasi ataupun tindakan yang
gagasan musikal yang baru. lain untuk mendapatkan sesuatu yang
Ada dasar‐dasar estetika dari lebih menarik. cara yang efektif untuk
Jelantik yang kiranya perlu disimak mencari ide apa yang harus dirubah
sebagai bahan pertimbangan dalam adalah dengan melihat sebuah tema
menyusun sebuah karya aransemen. musikal (melodi, motif, kalimat,
Filosofi keindahan tersebut adalah: ataupun unsur musikal yang lain) dan
Unity, bahwa sebuah karya seni kita urai melalui ‘unsur‐unsur
yang tergolong estetis jika karya musikalnya’ (ritme, melodi, harmoni/
tersebut bersifat menyatu atau akor, timbre, dinamik, ekspresi, dan
secara keselurauhan merupakan sebagainya.
suatu kesatuan. Mencari ide‐ide baru dalam
dunia seni khususnya musik tidak
Promusika, Vol. 1, No. 1, April 2013 | 45
akan habis. Hal ini bukan merupakan 3. Variasi‐Variasi
benda yang berwujud, melainkan Menyusun/menciptakan
dunia angan‐angan atau benda yang Variasi‐variasi. Variasi adalah mem‐
bersifat imajinatif yang tidak terbatas. buat sesuatu (melodi, ritme,
Walaupun demikian hal ini tidaklah hrmoni/akor, atau unsur musik
mudah: “looking for something new can lainnya) berdasarkan pada materi
not be formulate” (King Palmer: 1964). yang sudah ada. Jadi variasi tidak
Berikut ini adalah langkah‐langkah meninggalkan unsur yang lama tetapi
yang ditawarkan untuk ‘memodi‐ menegembangkannya.
fikasi’ atau ‘mencari ide‐ide baru’
yaitu: 4. Perancangan fillers’ atau isian‐
isian
1. Memodifikasi motif Filler atau fill mempunyai arti
‘Modifikasi’, yaitu mengubah ‘isian’. Filler biasanya terdapat pada
sedikit banyak dari suatu unsur akhir sebuah frase atau kalimat yang
musikal supaya mendapatkan hasil berfungsi untuk mengisi sesuatu yang
yang lebih menarik sehingga aran‐ dirasa kosong dengan menyusun atau
semen tercermin kaya akan gagasan‐ menciptakan rangkaian‐rangkaian
gagasan baru. melodi yang tidak panjang. Isian‐isian
ini secara musikal dapat terkait secara
2. Alternatif akor yang berbeda langsung maupun tidak. Kepiawaian
Mencari alternatif akor yang seorang aranjer, salah satunya akan
berbeda, untuk menghadirkan nu‐ terlihat seberapa menarik dari filler‐
ansa‐nuansa yang berbeda. Langkah filler yang yang diciptakannya.
ini paling efektif apabila seorang
aranjer mencoba atau mengeksplorasi Langkah Keempat: Aransemen
akor dengan penjelajahan yang tidak Lanjut
terbatas. Untuk sebuah progresi Pada tahap ini pertama kali
bagian dari sebuah aransemen dapat yang dilakukan adalah menyusun
dicoba sampai berulang‐ulang bahkan materi‐materi aransemen yang sudah
puluhan kali, diharapkan akan digarap pada proses sebelumnya,
menemukan nuansa yang baru. Pada yaitu pada langkah kedua (aransemen
proses ini seorang aranjer dituntut awal) dan langkah ketiga (modifikasi/
untuk dapat berkonsentrasi dan mencari ide‐ide baru). Materi‐materi
merasakan dari penjelajahannya disusun secara global, sehingga
untuk mencari akor, dan jika pada aranjer melihat nuansa bagian‐bagian
suatu saat menemukan akor yang garapan secara menyeluruh.
sesuai dengan ‘taste’ atau rasa pribadi Sebelum penyusunan secara
aranjer maka segera mencatat dengan global itu dilakukan, perlu melihat
menulis notasi musik. kembali satu per satu semua hasil
materi yang telah dikerjakan secara
46 | R.M. Singgih Sanjaya, Pembelajaran Komposisi untuk Konsentrasi Pop‐Jazz