Anda di halaman 1dari 16

NAMA : WINDA NOVITASARI

NIM : 18121076

1. PEMERIKSAAN KECUKUPAN OKSIGEN DAN SIRKULASI


a. SOP PEMERIKSAAN KECUKUPAN SIRKULASI
Pengertian
Inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat adalah menghirup uap dengan /tanpa
obat melalui saluran pernafasan bagian atas.
Tujuan
1. Mengobati peradangan pada saluran pernafan bagian atas
2. Secret menjadi lebih encer dan mudah untuk di keluarkan
3. Pernafasan menjadi lebih lega
4. Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab
Persiapan Alat
1. Kain pengalas untuk baskom air panas
2. Baskom berisi air mendidih
3. Obat bila diperlukan,misalnya mentol,vick dll.
4. Handuk 2 buah
5. Bengkok 1 buah
6. Peniti 2 buah
7. Vaselin dengan sudip lidah
8. Kain kasa beberapa potong
Prosedur Tindakan
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Memberitahu mengenai tujuan dan menjelaskan prosedur kepada klien
2. Memasang sampiran
3. Membawa alat –alat kedekat klien
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi klien duduk dengan kaki menjuntai disisi tempat tidur/
meminta klien duduk diatas kursi
6. Menempatkan meja di depan klien
7. Mengoleskan vaselin disekitar mulut dan hidung klien
8. Memasang handuk pada dada klien,kemudian di penitikan ke punggung
9. Meletakkan baskom berisi air panas diatas meja klien yang suda diberi
pengalas
10. Memasukkan obat kedalam baskom (bila di perlukan)
11. Menutup baskom dengan handuk sedemikian rupa sehingga menyerupai
corong,kemudian mulut dan hidung klien dihadapkan ke baskom dan diminta
untuk menghirup uap air dari baskom tersebut selama kurang lebih 10 -15
menit
12. Setelah selesai,bersihkan sekitar mulut dan hidung dengan kertas tissue
13. Merapikan klien
14. Membereskan alat-alat
15. Memcuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat – alat
4. Mencuci tangan
Sumber:https://www.scribd.com/document/418430795/SOP-Pemeriksaan-
Kecukupan-Sirkulasi-siip-Copy-doc
b. SOP PEMERIKSAAN KECUKUPAN OKSIGEN
Pengertian
Suatu tindakan memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan
Tujuan
Tujuan umum : untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan
Tujuan khusus :untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari
90%
Persiapan Alat
1. Kanul
- Tabung oksigen dan flow meter
- Humidifier dengan cairan steril ,air distilasi/air matang sesuai dengan
peraturan RS
- Nasal kanul dan selang
- Kasa jika diperlukan
2. Masker wajah
- Tabung oksigen dan flow meter
- Humidifier dengan cairan
- Masker wajah dengan ukuran sesuai
- Elastik band (karet pengikat)
3. Tenda wajah
- Tabung oksigen dan flow meter
- Humidifier dengan cairan
- Tenda wajah sesuai ukuran
Prosedur Tindakan
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan /kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah
pengobatan
2. Siapkan klien dan keluarga
3. Atur posisi pasien dengan semi flower jika memungkinkan (posisi ini
memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan
bernafas).
4. Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan
diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea
5. Atur perlatan oksigen dan humidifier
6. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi
7. Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang.Seharusnya tidak ada
suara pada selang dan sambungan tidak bocor .Seharusnya ada gelembung
udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air.
8. Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6
L/min.
9. Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai.
a. Kanul
- Letakkan kanul pada wajah klien,dengan lubang kanul masuk ke
hidung dan elastik band melingkar ke kepala.Beberapa model yang
elastik band ditarik ke bawah dagu
- Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya,plester pada bagian
wajah
- Alasi selang dengan kassa pada elastik band dan tulang pipi jika
dibutuhkan.
b. Masker wajah
- Tempatkan masker ke arah wajah pasien dan letakkan dari hidung
ke bawah
- Atur masker sesuai bentuk wajah.Masker harus menutup
wajah,sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata
/sekitar pipi dan dagu
- Ikatkan elastik band melingkar
Sumber:https://www.scribd.com/document/444890712/SOP-
Pemeriksaan-Kecukupan-Oksigen-siip
2. PEMERIKSAAN PERUBAHAN IRAMA NAFAS DAN IRAMA JANTUNG
a. PEMERIKSAAN PARU
Pengertian
Pemeriksaan fisik paru adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas system
pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Tujuan
1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan,ekspansi, keadaan kulit dinding dada.
2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernapasan.
3. Mengetahui adanya nyeri tekan, masa,peradangan,taktil frektus.
4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.
5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.
6. Mengkaji aliran udara melalui batang trachea bronchial
7. Mengetahui adanya sumbatan aliran udara.
Persiapan Alat
1. Stestokop
2. Penggaris sentimeter
3. Pensil penanda
Prosedur Tindakan
A. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi klien
4. Melakukan inspeksi untuk melihat
5. Melakukan palpasi dada:
a. Memeriksa pengembangan paru
b. Memeriksa taktil fremitus
6. Melakukan perkusi dengan membandingkan kanan dan kiri
7. Melakukan auskultasi pada 12 titik dengan memperhatikan pernafasan
klien
8. Mencuci tangan
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
Sumber :buku tools keperawatan medical
b. SOP PEMERIKSAAN JANTUNG
Pengertian
Pemeriksaan non-invasif yang digunakan untuk mengetahui keadaan jantung,
melalui pemeriksaan fisik terdiri dari Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi
Tujuan
1. Untuk mengetahui ketidaknormalan denyut jantung
2. Untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar
3. Untuk mengetahui bunyi jantung normal atau abnormal
Persiapan Alat
1. Stetoskop
2. Senter kecil
A.  Tahap Pra- interaksi   
 Cek kebutuhan pasien dan  kelengkapan
B. Tahap Kerja
1. Cuci Tangan
2. Mengucapkan salam
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Baringkan pasien dengan tenang di bed, tangan dan kaki tidak bersentuhan
7. INSPEKSI: Pemeriksaan dengan cara observasi (pengamatan)
- Melihat ada tidaknya bendungan vena pada dinding dada
- Melihat pulsasi iktus cordis
- Hasil :
Normal : pulsasi terlihat pada pasien yang kurus, tidak terlihat pada pasien
yang gemuk
Abnormal : pulsasi terlihat pada pasien yang gemuk
8. PALPASI: Pemeriksaan dengan cara sentuhan, rabaan dan tekanan
- Mencari pulsasi iktus cordis (secara normal : iktus cordis terletak di garis
midklavikula sinistra Intercostae V)
- Denyut jantung dapat dihitung pada iktus cordis (walaupun cara ini tidak
lazim dilakukan)
- Hasil :
Normal : pulsasi teraba pada pasien yang kurus, tidak teraba pada pasien
yang gemuk
Abnormal : pulsasi teraba pada pasien yang gemuk
9. PERKUSI: Pemeriksaan dengan cara mengetuk jari tengah tangan kiri
yang diletakkan pada tubuh pasien
- Menentukan batas kanan jantung
- Batas kanan jantung ditentukan setelah batas paru hepar ditemukan
- Menentukan batas kiri jantung
- Batas kiri jantung ditentukan setelah batas paru – lambung ditemukan
- Hasil :
Normal : bunyi pekak/ datar
Abnormal : bunyi pekak/ datar melebar karena cardiomegali
10. AUSKULTASI: Pemeriksaan dengan menggunakan stetoskope
- Mendengarkan bunyi jantung I (saat katup mitral dan trikuspidal menutup)
dan bunyi jantung 2 (saat katup aorta dan pulmonal menutup) pada masing
– masing katup jantung.
- NOTE :
a. Katup mitral terletak di garis midklavikula sinistra intercostae V
b. Katup trikuspidal terletak di garis parasternal sinistra intercostae IV
c. Katup aorta terletak di garis sternalis dextra intercostae II
d. Katup pulmonal terletak di garis sternalis sinistra intercostae II
- Hasil :
Normal : Lup-Dup (Bunyi Jantung 1/S1- bunyi jantung 2/S2)
Abnormal : bunyi tambahan ((Bunyi Jantung 3/S3 dan (Bunyi Jantung
4/S4, bunyi mur-mur, bunyi tapak kuda)
C. Tahap Terminasi
a. Membuka sampiran dan membawa peralatan ke tempat penyimpanan
b. Cuci tangan
c. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Sumber:Buku tools keperawatan dasar dan http://fmipa.umri.ac.id/?
p=7266
3. PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
Pengertian
pemeriksaan fisik pada anak yaitu pengkajian yang dilakukan pada anak yang
bertujuan untuk memperoleh data status kesehatan anak serta dapat dijadikan
sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis.
Tujuan
untuk memperoleh data status kesehatan anak serta dapat dijadikan sebagai
dasar dalam menegakkan diagnosis.
Persiapan Alat
1) Bengkok
2) Stetoskope
3) Garputala
4) Bak steril kecil
5) Tongue spatel
6) Meteran
7) Kassa/tissue
8) Stop watch
9) Pen light
10) Reflek hammer
11) Perlak dan alas
12) Otoskope
13) Specculum hidung
14) Snellen chart
15) Tes penciuman : minyak kayuputih, alkohol
16) Tes perasa : gula, garam, kopi
Persiapan Pasien
1) Menjelaskan prosedur dan tujuan tidakan pada anak/orangtua
2) Mengatur posisi anak
Persiapan Lingkungan
1) Pengaturan ruangan/tempat
2) Menutup sampiran untuk menjaga privacy anak
Prosedur Tindakan
1) Kulit : warna, texture, turgor, pigmentasi, temperatur, lesi, kelembaban,
edema.
2) Kuku : wara, bentukm keadaan kuku, CRT, Clubbing fingers.
3) Kepala
a. Rambut : Warna, kualitas, ketebalan, distribusi, kelembaban.
b. Kulit kepala : ketombe, seborrhea, pembengkakan, benjolan, lesi.
c. Bentuk kepala : simetris, ukur lingkar kepala pada anak < 1 tahun.
4) Wajah : asimetri, pembengkakan, lesi.
5) Mata
a. Alis : normal: ada diatas kedua mata, bergerak simetris, warna,
distribusi, lesi, rontok.
b. Bulu mata : warna, kondisi/distribusi, posisi, peradanga (hordeolum).
c. Kelopak mata : warna, edema, lesi, posisi, ectropion, entropion.
d. Bola mata : posisi (dalam/cekung, menonjol/exopthalmus,
tenggelam/enopthalmus).
e. Conjungtiva : warna (N : merah muda, lembab, bercahaya, ada
pembuluh darah kecil – kecil, jernih), peradangan.
f. Sclera : warna (N : putih dan jernih), benda asing, discharge, lesi.
g. Cornea dan iris : abrasi, kejernihan, ( normal : licin dan transparan,
sensitivitas kornea (test Nervous V)).
h. Pupil : bentuk (n: bulat), kesamaan ukuran, warna (gelap, keruh, dan
tidak berwarna, katarak), reflek pupil terhadap cahaya,consensual
reaction, refleks akomodai, kelenjar air mata.
i. Ketajaman penglihatan : snellen chart/ gambar.
j. Lapang pandang.
6) Hidung
a. Struktur luar : ukuran, bentuk nares, simetris (lurus tidaknya septum
hidung), flaring (pengembangan cuping hidung), discharge, oedema.
b. Struktur dalam : membran mukosa warna (N: merah muda), inflamasi,
alergi, septum (N: ditengah – tengah), warna, eksudat, edema, polip,
epistaksis.
c. Passage udara (menutup lubang hidung).
d. Palpasi sinus.
e. Penciuman.
7) Telinga
a. Struktur luar : warna, lesi, strumen, ukuran telinga, membran tympani
(warna N: abu – abu tua, intact : tidak ada perforasi/tidak tembus
cahaya), discharge. Bau, edema tulang mastoid.
b. Pendengaran : tes rine, tes webber, detik jam tangan, gesekan kertas,
dan bisikan suara.
8) Mulut dan pharing dan laring
a. Bibir : wara (N : merah muda), simetris (sudut dengan sudut sejajar),
kelembaban, lesi, ulkus, massa, labiapalastokizis.
b. Mukosa : warna, kelembaban, lesi.
c. Gigi : carries¸letak, wara, posisi, extractio sites ( daerah yang tidak ada
gigi).
d. Gusi : warna, edema, retracsi, perdarahan, lesi.
e. Lidah : warn, posisi, ukuran (macroglosia/microglosia), lesi, texture
permukaan, fisura/belahan, papila/bintil – bintil, pergerakan dan
hipersaliva.
f. Pharynx : mukosa membran, adanya edema, faring, hiperemia,
pseudomembrane, uvula, tonsil.
g. Bau mulut.
h. Reflex : GAG reflex, reflex menelan.
9) Laring : obtruksi laring.
10) Leher : adanya tekanan vena jugularis, ada tidaknya massa dalam leher,
kulit leher, ROM, trachea, kelenjar tyroid, kelenjar getah bening.
11) Dada
a. Inspeksi : bentuk dada, kesimetrisan, gerakan dada, adanya deformitas
atau tidak.
b. Palpasi : adanya penonjolan, pembengkakan.
c. Pemriksaan payudara : kaji ukuran, bentuk, lesi, adanya penonjolan,
pembegkakan, putting usu dan areola, adanya ginecomastia,
pengeluaran ASI (pada puttting neonatus).
12) Paru
a. Inspeksi : kesimetrisan pengembangan paru, diameter antero-posterior,
dan transversal, kelainan tulang belakang : lordosis, kiposis, dan
skoliosis.
b. Palpasi : pengembangan dada, adanya nyeri tekan, masa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi paru, tactil/vocal vremitus.
c. Perkusi : batas anterior dan posterior paru
d. Auskultasi : bunyi paru, suara nfas tambahan.
13) Jantung
a. Inspeksi : area perikordial
b. Palpasi : area aorta, area pulmonal, area trikuspid, area apikal.
c. Perkusi : batas jantung.
d. Aauskultasi : bunyi jantung, bunyi tambahan, murmur.
14) Abdomen
a. Inspeksi : kulit, umbilikus, bentuk, simetris, pembesaran organ, adanya
massa, adanya pulsasi.
b. Auskultasi : bising usus, desiran aorta, arteri renalis, arteri iliaka, arteri
femoralis, friction rubs.
c. Perkusi : timpani
d. Palpasi : adanya massa dan nyeri teka, palpasi hepar, palpasi limfa,
palpasi ginjal.
15) Ekstremitas atas dan bawah
a. Inspeksi : kulit, pembengkakan, simetrisitas, kuku, polidaktili,
sindaktili, pesequinovarus/vagus.
b. Palpasi : edema. Capilary Refill Time (CRT).
c. Refleks biseps, trisep, patela, babinski.
16) Genetalia wanita dan pria
a. Genetalia wanita
- Inspeksi : epispadia, labia, klitoris, orifisium uretra, introitus
vagina, keluarn/sekret.
- Palpasi : adanya pembesaran atau nyeri tekan.
b. Genetalia pria
- Penis
Inspeksi : Perkembangan penis, prepusium, adaya fimosis, gland penis,
metaus uretral, adanya hipospadia.
Palpasi : adanya lesi yang terlihat, korpus penis.
- Skrotum dan isinya
Inspeksi : kontur dari skrotum, kulit skrotum.
Palpasi : testis perhatikan adanya benjolan, adanya nyeri tekan, adabta
hidrocele.
17) Anus dan rectum
a. Inspeksi : jaringan perineal, atresia ani.
b. Palpasi : kulit sekitarnya.
18) Bereskan alat dan cuci tangan.
19) Rapikan pasien dan beri posisi yang nyaman.
20) Dokumentasikan hasil tindakan.
Sumber: https://www.scribd.com/document/373759126/Sop-Pemeriksaan-
Fisik-Pada-Anak
4. PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK DAN MOTORIK
Tujuan
1. Mengetahui keadaan umum system persyarafan
2. Memilai kelainan pada persyarafan terutama sensori, keseimbanagan dan
tanda meningeal
3. Untuk mendukung data yang diperoleh dari riwayat kesehatan
Indikasi
Dilakukan pada klien apapun terutama yang mengalami gangguan sistem
Persarafan Kontra Indikasi
Tidak ada kontra indikasi
Persiapan Alat
1. Reflek hammer/ jarum pentul/ peniti
2. Buku catatan
3. Bolpen
Persiapan Pasien
1. Jaga privacy klien
2. Bebaskan area dari pakaian terutama bagian yang akan dilakukan
pemeriksaan
Prosedur Tindakan
1. Fungsi Sensori
Alat yang dipakai dapat berupa jarum biasa, peniti, jarum pentul (ini yang
Ppaling praktis, karena ujung dan kepala atau pentul Jarum dapat
digunakan secara bergantian), atau jarum yang terdapat pada pangkal palu
reflek.
Cara Pemeriksaan :
a. Melakukan sambung rasa/ memberi salam pembuka pada klien
b. Menerangkan tujuan pemeriksaan
c. Memilih dengan benar alat yang digunakan
d. Meminta penderita untuk memejamkan mata
e. Pemeriksa terlebih dahulu mencoba jarum tadi terhadap diri sendiri
f. Melakukan rangsangan dengan intensitas minimal tanpa menimbulkan
perdarahan
g. Melakukan rangsangan ujung tajam dan tumpul secara bergantian
h. Meminta penderita untuk menyebutkan apakah rangsangan tajam atau
tumpul
2. Fungsi Motorik
a. Kaji tonus otot
b. Test Equalibrium coordination
1) Tes Romberg: Posisi berdiri kaki rapat, lengan disamping, kedua
mata tertutup dan terbuka, sambil melindungi keselamatan klien
berdiri disamping. Meski ada sedikit ayunan, klien normalnya tidak
berubah posisi/ cara berdirinya.
2) Minta klien menutup mata, dengan lengan lurus disamping dan
berdiri dengan satu kaki bergantian. Secara normal keseimbangan
dapat dipertahankan selama 5 detik
3) Minta klien untuk berjalan diatas garis lurus dengan menempatkan
tumit satu kaki langsung didepan jari dari kaki satunya dengan
mata terbuka
c. Test Non Equalibrium coordination
1) Finger to nose dengan mata terbuka & tertutup
2) Menepuk lutut dengan kedua tangan, secara bergantian memutar
telapak tangan dan bagian tangan sambil terus menepuk-nepuk
dengan mata terbuka kemudian ditutup
3) Finger to finger dengan mata terbuka & tertutup
4) Semua tindakan ini dilakukan semakin lama semakin cepat
3. Tanda meningiel
a. Rigiditas nukleal (kaku kuduk) : kepala pasien di fleksikan, raba
bagian leher adakah kekakuan atau tidak
b. Tanda Kernig positif : Ketika berbaring dengan paha difleksikan pada
abdomen, tungkai tidak dapat ekstensi sempurna.
c. Tanda Burdzinski 1 positif : saat leher fleksi , maka diikuti juga
dengan fleksi lutut dan panggul.
d. Tanda Burdzinski 1 positif : saat dilakukan fleksi salah satu
ekstremitas bawah secara positif, gerakan semula juga tampak pada
ekstremitas yang berlawanan
Sumber:https://www.scribd.com/document/384795054/PEMERIKSA
AN-FUNGSI-SENSORI
5. PEMERIKSAAN REFLEKS
Pengertian
Melakukan pemeriksaan fisik pada sistem persarafan yang meliputi : Fungsi
Cerebral, Fungsi Cerebellum, Fungsi Nervus Cranialis, Fungsi Sensorik,
Fungsi Motorik, Fungsi Refleks, Fungsi Kortikal dan Rangsang Selaput
Meningeal.
Tujuan
1. Mendapatkan data lengkap untuk menegakan diagnosa keperawatan yang
akurat
2. Membantu individu mengatasi perubahan kehidupan sehari-hari secara
efektif dan perawatan diri baik potensial maupun aktual yang disebabkan
oleh adanya masalah kesehatan atau penyakit
Persiapan Alat
1. Refleks Hammer
2. Peniti dan jarum pentul
3. Garpu Tala
4. Snellen Chart
5. Senter/penlight
6. Zat pengetes : kopi, teh, kina, gula, garam, jeruk dalam botol khusus
7. Otoskop dan optalmoskop
8. Pilinan Kapas
9. Spatel Lidah
10. Air panas dan dingin dalam tube atau botol
11. Uang logam, kunci, gelas, pinsil, sisir,sendok
12. Sarung tangan jika diperlukan
Prosedur Tindakan
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan perawat/medis tentang kondisi klien
2. Persiapan perawat dan lingkungan
3. Siapkan alat-alat

Tahap Kerja

1. Babinski (goresan pada telapak kaki, positif bila dorsoflkesi ibu jari dan
pemekaran jari2 lain
2. Chaddock (goresan lateral maleolus, babinski positif)
3. Gordon (cubit/tekan otot betis, babinski timbul)
4. Oppenheim (urut kuat tibia dan otot tibialis anterior dgn arah kebawah,
babinski akan timbul)
5. Gonda (tekan satu jari kaki dan lepaskan sekonyong-konyong, babinski
akan timbul)
6. Schaefer (tekan/cubit tendon achiles,akan timbul babinski)
7. Mencuci tangan

Tahap Terminasi

Evaluasi hasil yang dicapai dan jelaskan temuannya

Sumber : https://www.scribd.com/document/384405414/Sop-
Pemeriksaan-Refleks-Patologi

Anda mungkin juga menyukai