Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Seringkali terdapat kerancuan dalam masyarakat untuk menyebut binatang
yang kecil, mengganggu manusia dan hewan peliharaan dengan satu sebutan
tunggal yaitu kutu. Padahal terdapat kemungkinan bahwa binatang pengganggu
tersebut dari kelompok yang berbeda. Kelompok hewan yang sering menimbulkan
kerancuan dalam penyebutan adalah tungau (mite), caplak (tick), kutu (lice) dan
pinjal (flea).
Tungau, caplak, kutu dan pinjal tergabung dalam satu filum yang sama yaitu
Arthropoda. Tungau dan caplak berada dibawah satu kelas (Arachnida) dan anak
kelas yang sama yaitu Acari, namun keduanya tergolong dalam suku yang
berbeda.  Caplak termasuk dalam golongan suku Ixodidae dan Argasidae
sedangkan suku yang lain disebut tungau saja (Krantz, 1978). Menurut Borror
dkk. (1996) kutu dan pinjal termasuk dalam kelas Insekta (serangga) namun
berbeda bangsa. Kutu seringkali dibagi menjadi dua bangsa yang terpisah yaitu
Mallophaga (kutu penggigit) dan Anoplura (kutu penghisap). Kutu penghisap
sering pula disebut “tuma” oleh masyarakat Indonesia. Ahli entomologi dari
Inggris, Jerman dan Australia hanya mengenali satu bangsa tunggal yaitu
Phthiráptera, dengan empat anak bangsa (salah satunya Anoplura).
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang Tungau “The Northern
Fowl Mite” ( Ornithonyssus sylviarum ) adalah parasit eksternal umum dari kedua
unggas domestik dan burung liar di seluruh daerah beriklim di dunia. Ini telah
ditunjukkan untuk menghasilkan kerusakan ekonomi dengan menyebabkan
anemia , menurunkan produksi telur ( sebanyak 10 % pada ayam yang sehat ) dan
berat badan , dan bahkan menyebabkan kematian burung . Meskipun infestasi
sedang tidak mempengaruhi produksi telur , tungau juga akan menggigit
manusia , menyebabkan gatal dan iritasi kulit .

iii
1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah


sebagai berikut:

1.2.1       Apakah yang dimaksud dengan Ornhitonyssus Sylviarum?


1.2.2       Bagaimana epidemiologi dan morfologi dari Ornhitonyssus
Sylviarum?
1.2.3       Bagaimana habitat dan siklus hidup dari Ornhitonyssus Sylviarum?
1.2.4        Bagaimana Kepentingan medis, Pengobatan, dan Pengendalian dari
Ornhitonyssus Sylviarum?

1.3  Tujuan

1.3.1.  Untuk mengetahui Ornhitonyssus Sylviarum serta epidemiologi dan


morfologinya.
1.3.2.  Untuk mengetahui habitat dan siklus hidup dari Ornhitonyssus Sylviarum.
1.3.3.  Untuk mengetahui Kepentingan medis, Pengobatan, dan Pengendalian dari
Ornhitonyssus Sylviarum.

iv

Anda mungkin juga menyukai